DJUMARO PRATAMA
KONTRAKTOR & LEVERANSIR
SPESIFIKASI TEKNIS
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. LINGKUP PEKERJAAN PERSIAPAN.
a. Letak titik duga pokok (titik nol) akan akan ditentukan oleh Konsultan di
Lapangan bersama -sama pemborong.
b. Pondasi menerus ini harus ditetapkan perrnanen dan dibuat dari pasangan
batu belah/kali kedalam tanah sedalarn 0,95 meter sehingga Tidak dapat
berubah / berpindah tempat.
c. Ketidakcocokan yang mungkin ada diantara garnbar dan kenyataan harus
segera dilaporkan pada Konsultan pengawas.
d. Penqukuran sudut - sudut 90 derajat atau bukanhanya boleh dilakukan
denqan alat ukur optik.
e. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiea phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian - bagian ruang kecil saja.
f. Patok bouwvplank dan papannya boleh menggunakan kayu local, tebal
minimum 2.5 cm, lebar 20 cm, sisi atasnya harus diketam halus dan rata.
g. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendakinya harus
dibicarakan dahulu dan disetujui Konsultan Pengawas.
h. Papan bouwplank dipasang disekeliling luar bangunan dengan jarak 200 cm
dari tepi luar bangunan.
i. Pemasangan bouwplank harus kokoh, kuat dan tidak berubah oleh cuaca
serta harus rata air. Permukaan harus diukur dengan alat water pass.
j. Setelah selesai pemasangan bouwplank harus dilaporkan Konsultan
Pengawas untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilakukan.
k. Air untuk bekerja harus disediakan pemborong dengan membuat sumur
lengkap dengan pornpa dilokasi proyek atau mengambil dari luar, air hanrs
bersih, bebas dari lurnpur, minyak dan bahan-bahan lainnya yang dapat
merusak struktur bangunan.
l. Reservoir / bak penampungan air untuk kerja berukuran minimum 4 (empat)
m3 dan harus selaiu terisi penuh.
m. Listrik untuk keperluan kerja harus disediakan pemborong dan diperoleh dari
sambungan sernentara PLN setempat selama masa pembangunan dengan
dava sekurang-kuranenya 6 KVA. Penggunaan diesel untuk pembangkit
tenaga listrik Hanya diperkenankan untuk pemggunaan sementara atas
persetujuan Konsultan Pengawas lapangan.
n. Barak Kerja dan gudang material pemborong di Lapangan merupakan
bangunan sementara dengan kontruksi rangka kap, dinding multiplek/Triplex
tebal 6 mm dicat, penutup atap seng gelombang, lantai beton tumbuk
diplester, diberi pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan.
o. Letak Barak Kerja dan gudang material pemborong di Lapangan harus cukup
dekat dengan kantor Pemborong tetapi terpisah dengan tegas.
p. Ukuran luas kantor pemborong, los kerja serta tempal penyimpanan bahan,
diseralikan pada pemborong dengan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan dan bahaya kebakaran.
q. Khusus untuk penempatan baltan-bahan seperti : pasir. krikil. Harus dibuatkan
kotak sirnpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat sehiirgga
masing-masing bahan tidak tercampur.
r. Pemborong harus membuat gudang tempat peralatan dan rnaterial yang
harus bebas dari hujan.
s. Pemborong harus membuat drainase sementara selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, baik untuk pengeringan air hujan maupun untuk
pengeringan air tanah, sehingga dapat menjamin terhindarnya proyek dari
kernungkinan genangan air yang mengganggu kelancaran pekerjaan maupun
lingkungan sekitar daerah kerja.
t. Pemborong harus menjamin keamanan proyek, baik untuk barang-barang
milik pemborong sendiri maupun milik pemberi tugas. Pemborong harus
menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam setiap harinya.
3. Pekerjaan Persiapan
a. Pengukuran
Ukuran titik duga patok (titik nol) akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas
bersama-sama pemborong. Selanjutnya titik ini harus ditetapkan permanen
dengan tugu beton sedemikian sehingga tidak bias berubah ubah dan
digerak-gerakkan, diberi tanda jelas, tugu tersebut harus menjadi dasar bagi
setiap ukuran dan kedalaman.
Ketidak cocokan yang mungkin ada antara gambar dan kenyataan harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.
B. PEKERJAAN TANAH
1. Pengupasan tanah (stripping) Dan Penyebarannya Kembali
a. Sebelum penggalian untuk grading dimulai harus dilakukan galian tanah
sadalam 70 cm. Hasil galian tanah ini apabila dianggap cukup baik untuk
lapisan harus ditimbun ditempat-tempat penimbunan yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas lapangan, untuk ditimbunkan kembali pada daerah
rencana pertanaman.
f. Selama pekerjaan pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak
lebih besar dari2% kadar air optimum.
g. Dasar galian harus mencapai tanah keras, apabila ternyata tidak sesuai
dengan rencana gambar pondasi, maka pemborong diharuskan melapor
kepada Konsultan Pengawas Lapangan dan diminta keputusannya;
h. Jika ada galian tempat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian
tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis demi
lapis dan apabila dimungkinkan disiram dengan air tiap lapis sampai jenuh,
sehingga mencapai permukaan yang diinginkan;
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dibatasi dengan pasir urug setebal
minimum 5 cm
c. Setelah pasangan pondasi cukup kuat atas ijin Konsultan Pengawas, lubang-
lubang galian dapat diurug kembali. Pada bagian dalam bangunan diurug
dengan pasir urug, sedangkan untuk bagian luar bangunan cukup diurug
dengan tanah galian;
d. Pengurugan harus lapis demi lapis, dan bila memungkinkan disiram dengan air
untuk mendapatkan kepadatan atau dengan cara lain yang disetujui. Tebal
setiap lapis maximum 10 cm;
e. Tanah bekas galian harus dibuang atau ditimbun diluar Bowplank dengan
penempatan yang rapi. Tanah antara Bouwplank dan galian harus tetap bebas
dari timbunan tanah;
g. Pemborong wajib membuat parit-parit buangan air dari galian pondasi, agar
pada saat hujan, air tanah tidak menggenangi lobang galian.
b. Tanah yang akan diurug dan tanah urugnya harus bebas dari segala bahan-
bahan yang dapat membusuk atau mempengaruhi kemantapan urugan yang
akan dilaksanakan.
C. BAHAN DASAR BANGUNAN
d. Air Kerja.
Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak, asam, alcohol, garam-
garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan, bersih dan dapat lanjut;
Jika ada keragu-raguan dalam penentuan kualitas maka pemborong diminta
untuk mengirim sampel air ke laboratorium resmi yang ditunjuk guna diselidiki
lebih lanjut;
Selama air di lokasi bangunan belum mendapat persetujuan untuk digunakan
sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat mengadakan air dari
sumber lain yang disetujui.
e. Batu Tela
Semua batu tela yang dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna
merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain, lurus dan rapi serta mempunyai
ukuran/bentuk yang sama pejal dan relative utuh;
Menggunakan batu telah berkualitas baik dari campuran semen, pasir dan
kerikil;
Dimensi (8x25x15) cm3 atau sesuai produksi setempat dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
f. Batu Belah
Bahan batu belah kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan PUBB
1977, NI-3;
Batu belah yang dipakai adalah batu belah minimum 3 sisi;
Ukuran batu belah maksimum 30 cm, dan strukturnya harus cukup keras dan
awet. Pengujian terhadap kekerasan apabila diperlukan harus dapat memenuhi
ketentuan pada pengujian abrasi.
g. Kayu.
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat
dan kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan merusak
atau mengurangi nilai konstruksi;
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak
ditentukan lain maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan PKKI NI – 5;
Kayu ini harus mempunyai kelembapan kurang dari 12% untuk bahan yang
mempunyai ketebalan. Kurang dari 15% untuk ketebalan lebih 24.4 mm (1
inchi);
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain berupa putih kayu, pecah-
pecah, mata kayu melintang. Syarat-syarat kelembapan kayu yang dipakai
harus memenuhi syarat PKKI. Untuk kayu kamfer Kalimantan kelembapannya
tidak dibenarkan melebihi 12%;
Toleransi terhadap ukuran kayu yang tertera pada gambar hanya diperkenanan
berbeda tidak lebih dari 3 mm.
h. Baja tulangan.
Tulangan beton yang digunakan adalah batang-batang baja baru dan harus
mempunyai tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2 dan tegangan maksimum
3600 kg/cm2. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan PBI
1971;
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
yang ditentukan oleh SII dan PBI 1971;
Sebelum baja tulangan dipasang, harus bersih dari karat, minyak, gemuk dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurai daya lekat terhadap beton;
Batang tulangan dapat berupa batang polos atau batang yang diprofilkan,
tergantung kepada kebutuhan disesuaikan dengan gambar pelaksanaan
pekerjaan;
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
dan tidak bersepuh seng.
i. Baja Ringan.
Mutu baja ringan yang digunakan sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat
yang ditentukan peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3,
PUBB, dan PKBI;
Baja Ringan harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah ada
dilokasi/lapangan dan harus bebas dari puntiran, tekukan dan tegangan-
tegangan yang mengakibatkan menurunnya kekuatan baja dari persyaratan
yang telah ditentukan.
j. Kaca
Kaca yang digunakan adalah kaca bening yang berukuran tebal 5mm untuk
jendela.
k. Bahan-bahan bangunan.
Yang disebut dengan bahan bangunan adalah : semua bahan yang
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai tercantum dalam rencana
kerja dan syarat-syarat ini beserta gambar-gambarnya;
Semua bahan bangunan harus berkualitas baik, dan mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas;
Dalam jangka waktu 2 x 24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak
oelh Konsultan Pengawas supaya dikeluarkan dari proyek, dan apabila ternya
bahan-bahan tersebut masih di gunakan oleh pemborong, maka Konsultan
Pengawas berhak memerintahkan untuk membongkar kembali dan segala
kerugian menjadi tanggungjawab pemborong sepenuhnya.
Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini, harus disetujui olek
Konsultan Pengawas sebelum dipergunakan;
Pada perselisihan dengan pemborong tentang pemeriksaan barang-barang,
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada pemborong untuk meminta
contoh bahan-bahan yang telah didatangkan untuk diperiksa di Laboratorium;
Selama itu pemborong dapat melanjutkan pekerjaan tetapi sama sekali atas
tanggungan sendiri, dengan kemungkinan bahwa bahan-bahan yang ternyata
tidak baik atau tidak memenuhi syarat maka bahan-bahan tersebut harus
disingkirkan;
Semua biaya pemeriksaan oleh Laboratorium tersebut di tanggung oleh
pemborong;
h. Permukaan beton harus dilindungi dari pengeringan yang terlalu cepat atau
tidak merata, antara lain dibungkus atau ditutup dengan SCAKPAFT 310
(reintorced building paper);
l. Besi beton yang digunakan dengan mutu sesuai dengan gambar kerja dan uji
laboratorium uji bahan yang ditunjuk sebelum pekerjaan dimulai. Pengujian
dilakukan atas semua ukuran dari setiap pabrik;
p. Takaran untuk semen, aggregate dan air harus disetujui terlebih dahulu oleh
pengawas ahli;
q. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat seperti sudah mengeras sebagian,
tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh digunakan;
2. Bekisting
b. Penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi bahan-
bahan bekisting. Bekisting beserta sambungannya harus rapat sehingga dapat
mencegah kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang pembukaan
sementara harus disediakan didalam bekisting untuk memungkinkan
pembersihan bekisting;
d. Bekisting untuk beton cor ditempat biasa bahan dapat dibuat dari kayu jenis
‘meranti’ atau jenis lain yang setara yang disetujui oleh Ahli;
e. Bekisting untuk beton pracetak. Bahan bekisting terbuat dari metal ‘slip form’
ataupun bahan-bahan lain yang disetujui oleh ahli;
Untuk kolom.
Untuk Balok.
g. Form Ties” untuk beton ‘exposed’ harus dari jenis yang mudah dilepas, dapat
terkunci dengan baik dan tidak berubah pada waktu pengecoran dan
penggonjoran dilaksanakan. Pemborong harus mendapatkan ijin terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas lapangan sebelum dapat menggunakan
‘Form Ties’;
h. ‘chamfer strips’ dibuat dari jenis kayu yang baik dan dibentuk menurut ukuran
Tahan terhadap getaran Vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting;
j. Bekisting harus di bongkar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dalam
menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang di cetak dengan
memperhatikan persyaratan minimum;
l. Bagian struktur beton yang disangga dengan menumpu tidak boleh dibongkar
sebelum betonnya mencapai kekuatan yang minimal untuk meyangga beratnya
sendiri dan beban-beban pelaksanaan dan atau beban bahan yang akan
menimpa bagian struktur bagian beton tersebut;
m.Dalam hal apapun pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum
berumur 7 (tujuh) hari, demikian juga bekisting-bekisting yang dipakai untuk
emamatangkan (curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum dianggap
matang;
b. Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan
yang tertera dalam syarat dan ketentuan bahan pokok kayu. Pada umumnya
pekerjaan ini digunakan kayu mutu B dan kelas II;
b. Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan
yang tertera dalam syarat dengan ketentuan bahan pokok kayu. Pada
umumnya untuk pekerjaan ini disunakan kayu mutu A kelas II :
Kayu yang dipakai harus lurus, dan penampang harus segi empat yang
sudutnya saling menyiku;
Daun pintu yang terdiri dari rangka kayu yang dilapis dengan Plywood 4
mm kedua sisinya memakai perekat kedap air dan tidak menimbulkan
bercak-bercak pada bidang Plywood. Jenis perekat yang dipakai adalah
yang setara dengan mutu Herterin
Semen
Pasir
Air Kerja
Celah-celah besar antara batu dengan batu harus diisi dengan batu kricak
dan dikocok padat, kemudian diplester kasar dikedua sisi;
Batu tela;
Semen;
Pasir;
Air kerja
b. Kualitas bahan yang dipakai harus memenuhi syarat seperti yang ditentukan
dalam persyaratan bahan pokok;
c. Batu merah yang akan dipasang harus direndam air hingga menjadi jenuh;
e. Jarak spesi maksimum 1 cm. Tiap-tiap spesi harus dibuat seling dan rapi.
Semen
Pasir Beton
Koral/batu pecah
Air kerja
c. Adukan beton tumbuk dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terlalu lembek
ataupun terlalu pekat.
8. Listrik.
b. Standar dan referensi yang digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik disini
adalah mengikuti peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 dan standar
dari Negara Lain seperti VDE, BS, NEC, DIN, NEMA;
b. Sebelum kusen dipasang, agar diperhatikan dan diteliti kembali letak-letak dan
ukuran lubang pintu maupun jendela serta type jendela maupun pintu yang
akan dipasang;
c. Ukuran kusen adalah 4/8 (ukuran jadi) atau disesuaikan dengan gambar;
e. Rangka daun pintu dari Alumunium ukuran disesuaikan dengan gambar detail
untuk rangka Almunium yang mendatar diberi lubang hawa;
f. Formika dan kaca digunakan sebagai panil, untuk ditemplkan pada rangka
dengan menggunakan perekat lem dan silikon;
g. Untuk panil kaca diperhatikan detail-detail dan ukuran dari loot yang dipasang;
3. Pekerjaan Plesteran
a. Plesteran tembok baru boleh dilakukan setelah selesainya pemasangan pipa-
pipa saluran air dan pipa listrik;
b. Untuk tembok pasangan bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu sampai jenuh. Siar-siar dibersihkan, dikeruk sampai masuk
dalam 1 cm;
d. Bagian beton yang akan diplester terlebih dahulu harus dikasarkan dengan
pahat sebelum diplester dibasahi dulu dengan air semen ancer;
h. Listplank yang dipakai dari bahan kayu dengan ketebalan 2,5cm dari bahan
papan kayu besi.
1. Rangka Langit-Langit.
a. Rangka plafon dibuat dari kau ukuran 5/7 yang di sambung sesuai dengan
gambar rencana
b. Pola pemasangan rangka langit-langit sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah rangka langit-langit terpasang, bidang permukaan harus rata, lurus,
waterpass dan tidak ada bagian-bagian yang bergelombang;
c. Pada pertemuan dengan dinding, maka dipasangi profil kayu dengan sisi-sisi
sesuai dengan gambar.
Dibuat Oleh :
CV. DJUMARO PRATAMA
OBED DASINAPA
Direktur