Anda di halaman 1dari 13

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN FISIK BANGUNAN

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
Bangunan yang dilaksanakan adalah Biaya Perencanaan Pengadaan Taman untuk Kantor Kejaksaan
Idi, Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, EE dan RKS
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

Alasan dibuat 3 kelompok kerja tersebut mengingat dan mepertimbangkan kerena alasan waktu yang
sangat sempit yaitu maksimal 120 hari kerja
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, EE dan RKS yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

2. Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan menikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Keppres No. 16 tahun 1994 dan no. 24 tahun 1995 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.
2.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming van openbare werken (AV) 1941
2.3. Surat Edaran bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 dan SE -
39/A/21/01997 tanggal 20 Januari 1997.
2.4. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal
1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.5. Pedoman Perencanaan Gedung Sekolah Mengengah Umum SNI 03-1730-1989
2.6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03
2.7. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995`
2.8. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
2.9. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995
2.10. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.11. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5
2.12. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
2.13. Mutu Sirap SNI 03-3527-1994
2.14. Peraturan Umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
2.15. Tata cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991
2.16. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.17. Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972
2.18. Perturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10
2.19. Peraturan Plumbing Indonesia
2.20. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
2.21. Tata cara Pengacatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
2.22. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
2.23. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.

1
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan
syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang
disebutkan diatas.

3. Pekerjaan Persiapan
3.1. Lingkup Pekerjaan
3.1.1. Pembersihan Lahan
3.1.2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
3.1.3. Administrasi dan Dokumentasi

3.2. Persyaratan bahan


3.2.1. Untuk direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau triplex dicat,
atap seng BJLS 030, lantai rabat beton.
3.2.2. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam PBI 1991.
3.2.3. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih.
3.2.4. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau sengon 5/5 dan papan meranti atau
sengon ukuran 2/20 cm.
3.2.5. Untuk lalat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
digunakan bahan kayu setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan


3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar pohon
yang terkena bangunan dan halaman sekolah disekeliling bangunan, termasuk
perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas
dibuang ke luar lokasi pekerjaan.Pembuatan Gudang,
3.3.2. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI 2.
3.3.3. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus pada sisi
atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

B. SPESIFIKASI TEKNIS

4. Pekerjaan Tanah/Urugan
4.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan
jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah
liat dan lain sebagainya, yaitu:

2
4.1.1. Galian Tanah Pondasi
4.1.2. Urugan Kembali
4.1.3. Urugan Pasir Bawah Lantai

4.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk timbunan
bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.

4.3. Pedoman Pelaksanaan


4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu
ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-
pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor
wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Galian-galian untuk
septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan
ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detai. Untuk kondisi tanah
yangmudah longsor Kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup
kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.
4.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam
gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang
disyarat dalam Site Plan.
4.3.3. Bila ternyata penggalian memebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar,
maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
4.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air hujan, saluran
air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut,
menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti
diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
4.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk
ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada
tiap-tiap lapis tersebut.
4.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan dan
pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk
dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan
Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
4.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan
dipadatkan.

5. Pekerjaan Paving Block


5.1. Lingkup Pekerjaan

3
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
5.1.1. urigan pasir
5.1.2. Pemasangan paving Block

5.2. Persyaratan Bahan


5.2.1. Tebal material adalah 8 cm untuk menampung beban kendaraan seberat 2,5 ton.
5.2.2. Contoh material harus mendapat persetujuan Arsitek/Pemberi Tugas.
5.2.3. Beban tekan batas rata-rata : + 300.000 kg
5.2.4 Kuat tekan rata-rata : + 200 kg/cm2

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Gali atau urug permukaan tanah 5 cm lebih dalam dari kedalaman setebal paving
blocks (8 cm) yang akan digunakan.
5.3.2 Padatkan area tanah yang akan dipasang paving blocks. Bersihkan dari seluruh
material seluruh tanah yang telah dimampatkan.
5.3.3 Tebarkan pasir kering dan padatkan hingga ketebalan + 5 cm untuk alas paving blocks.
Permukaan gelaran pasir kering tersebut harus rata dan tidak terusik sebelum
pemasangan paving blocks.
5.3.4 Pasang alat bantu/bekisting dari besi atau kayu untuk mengatur kerataan bidang
horisontal dan untuk kemiringan drainase.
5.3.5 Pasang paving blocks sesuai pola yang diinginkan. Paving blocks dipotong untuk
menyesuaikan bentuk yang diinginkan.
5.3.6 Taburkan pasir kering dan halus di atas permukaan paving blocks yang telah dipasang.
Sapu hingga mengisi/menutup semua celah-celah antara paving.
5.3.7 Tumbuk melalui kayu perata atau menggunakan powered vibrator bagi area yang luas
untuk meratakan permukaan dan pengkokohan dudukan paving.
5.3.8 Bersihkan permukaan paving

6. Pekerjaan Beton Bertulang


6.1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk :
6.1.1. Sloof 15/20 cm
6.1.2. Kolom 13/13 cm
6.1.3. Balok 13/15 cm

6.2. Bahan
6.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portlandia yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia
(NI 8 tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan

4
pengiriman.
6.2.2. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1991.
6.2.3. Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1991.
 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material
yang tepat.
6.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang diminum.
6.2.5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 2400kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh
diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
Harus ada persetujuan Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas).
Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi
tanggungjawab pemborong.
6.2.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil
akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditujukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal
5.1. SK SNI T-15.1919.03.
6.2.7. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

6.3. Pedoman Pelaksanaan


6.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
6.3.2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang
didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.

5
6.3.3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1919.03.
6.3.4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penuangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom,
adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
6.3.5. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton,
dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki
segera atas resiko pemborong.

7. Pekerjaan Dinding
7.1. Lingkup Pekerjaan
7.1.1. Dinding Bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh pembatas
ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan dan septicktank, seperti tertera
dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
7.1.2. Pasangan Batu Bata 1 : 2 (Trasram)

7.2. Persyaratan Bahan


7.2.1. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jeis klas I menurut NI 10 dengan bentuk standart batu
bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata
merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada
suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
7.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,

6
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat
7.2.3. Semen dan Air
Untuk persyartan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan
pada pasal beton bertulang.
7.2.4. Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk triplek digunakan
produksi dalam negeri.

7.3. Pedoman Pelaksanaan


7.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
 Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS)
 Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm diatas lantai
 Pasangan dinding saluran keliling bangunan
 Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan lantai
 Pasangan dinding septicktank
 Pasangan adukan 1 PC : 3 KPR : 10 PSR berada diatas pasangan kedap air
tersebut.
7.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
7.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat:
 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah selesai.
7.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata,
kecuali pasangan pada sudut.
7.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertanggamenurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat
tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom prkatis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
7.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
7.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah
terpasang harus deiberi perawatan dengan cara membasahi secara terus menerus
paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
7.3.8. Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya, dengan sambungan yang
ditentukan dalam gambar detail. Pasangan dinding triplek dilaksanakan dengan bentuk

7
dan ukuran sesuai gambar.
7.3.9. Dinding papan dipasang pada tiang pokok ukuran 10/10 cm dan tiang pembantu ukuran
5/10 cm, bahan dari kayu ulin berkualitas baik cukup tua dan tidak cacat. Untuk bagian
luar papan dipergunakan alur lidah dan diketam halus. Tiang pokok dan tiang
pembantu diketam halus dipasang sesuai gambar.

8. Pekerjaan Plesteran
8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, saluran keliling
bangunan dan septicktank.
8.1.1. Plesteran Batu Bata 1 : 2

8.2. Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang.

8.3. Pedoman Pelaksanaan


8.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
8.3.2. Adukan plesteran pasangann bata kedap air dipakai campuran 1 PC:3 PS, sedangkan
plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC:3 KPR:10 PSR.
8.3.3. Ketebalan pleseran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran
yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar
kayu panjang yang digerakan secara horisontal dan vertikal.
8.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya.
8.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
permulaan plesteran.
8.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai
dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

9. Pekerjaan Lantai
9.1.Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan luar ruangan, Pekerjaan
lantai terdiri dari :
9.1.1. Beton Tumbuk Bawah Lantai
9.1.2. Keramik kasar
9.2. Bahan Yang digunakan

8
9.2.1 Keramik anti licin Produksi setempat.
9.2.2. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr
9.3. Pedoman Pelaksanaan
9.3.1. Dasar lantai
Dilapisi cor lantai kerja setebal 10 cm dan
9.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,
saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
9.3.3. Adukan
 Adukan untuk tegel 1 Pc : 3 Pc
 Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps
 Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang
plastis.
9.3.4. Pemasangan
 Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 15 cm dan dipasang waremesh di
tengah tengah ketebalan cor, yang akan di cor dengan mutu k 225
 Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat
rongga-rongga dibawah ubin yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan
antara ubin dengan ubin harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air
semen yang warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan akhir harus rata
tidak bergelombang dan waterpass.
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat
lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus
dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan
sekitarnya.
 Permukaan lantai dimiringkan 1 % ke arah saluran eksisting

10. Pekerjaan Plat Penutup Saluran


10.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang
diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah:
10.1.1. Plat penutup saluran
10.2. Persyaratan Bahan
10.2.1. Untuk semua Panjang keseluruhan plat penutup saluran dibuat bekisting plat saluran
yang kokoh dan telah disetujui oleh direksi.
10.2.2. Untuk Besi tulangan menggunakan besi dia 10 kualitas terbaik
10.2.3 Pengecoran menggunakan mutu k 225

10.3 Pedoman Pelaksanaan


10.3.1 Pelaksanaan Pemasangan plat penutup saluran dilakukan pemasangan bekisting
terlebih dahulu dan pemasangan besi kemudian setelah disetui direksi di cor plat
penutup saluran tersebut sesuai dengan gambar bestek

9
11. Pekerjaan Plafond
11.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada atap taman. Termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit dan lis langit-langit
11.1.1. Rangka Furing Plafond PVC
11.1.2. Plafond PVC
11.1.3. List Plafond PVC
11.2 Persyaratan Bahan
11.2.1 Rangka langit-langit dipakai Furing double kualitas baik. Rangka pembagi digunakan
Furing tunggal kualitas baik
11.2.2. Untuk rangka langit-langit digunakan Furing yang di hubungkan Ke rangka atap.
11.2.3. Untuk langit-langit digunakan plafond PVC kualitas terbaik.
11.3 Pedoman pelaksanaan
11.3.1. Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dipakukan pada
gapit kuda-kuda (balok tarik). Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari papan
kualitas terbaik ke kiri kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk terpasang,
dilanjutkan pemasangan rangka pembagi.
11.3.2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass Kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.
11.3.3. Eternit super quality dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya menggunakan
paku eternit. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada plat eternit yang retak, pecah
harus diganti dengan plat eternit baru.

12. Pekerjaan Rangka Atap/Lisplank


Pekerjaan atap/rangka atap ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan lengkap
terpasang sampai berfungsi sesuai dengan gambar rencana/detail, serta memenuhi syarat-syarat
dalam buku ini dan mendapat persetujuan dari direksi/pengawas.
12.1 Lingkup Pekerjaan
12.1.1. Rangka Kuda-kuda Hollow
12.2 Syarat-syarat Umum dan Peraturan
12.2.1 Syarat-syarat umum Dokumen Tender menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
bagian ini.
12.2.2 Persyaratan-persyaratan konstruksi Baja dan istilah-istilah teknik menjadi suatu
kesatuan dalam bagian ini.
12.2.3 Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini, semua pekerjaan baja/kayu harus sesuai
dengan standar di bawah ini :
a. Peraturan Muatan Indonesia (PMI)
b. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI)
c. Peraturan Konstruksi baja Indonesia (PKKI)
d. Standard Industri Indonesia (SII)
e. Ketentuan-Ketentuan Yang Relevan

12.3 Bahan-bahan
Semua material/bahan harus baru sesuai dengan spesifikasi di bawah ini, kecuali tercantum
lain dalam gambar rencana. Seluruh jenis bahan sebelum didatangkan ke lapangan,
pelaksana harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan

10
direksi/pengawas.
13.3.1 Baja Hollow
Untuk semua pekerjaan kuda - kuda menggunakan rangka baja Hollow yang kualitas baik.
Ukuran kuda - kuda yang ada pada gambar merupakan ukuran yang harus lurus dan rapi.

13. Pekerjaan Penutup Atap


13.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.
14.1.1. Penutup Atap Seng Spandek
13.2. Bahan yang digunakan
13.2.1 Penutup atap menggunakan Seng Spandek atau sekualitas yang telah disetujui direksi.
13.2.2. Bumbungan menggunakan Seng Spandek sekualitas dipasang dengan rapi
13.3. Pedoman Pelaksanaan
13.3.1 Pasangan Seng Spandek disusun berlapis sesuai dengan bentuk gording yang ada.
Bubungan ditutup dengan bahan yang sejenis dengan bahan atap.
13.3.2 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

15. Pekerjaan Pengecatan


15.1. Lingkup Pekerjaan
15.1.1. Cat Tembok 2 x L/D
15.1.2. Cat Plafond dan List
15.1.3. Cat Mengkilat List Plank Kayu
15.1.4. Cat Mengkilat Kosen Pintu/Jendela
15.1.5. Cat Mengkilat Daun Pintu / Jendela/ Jalusi
15.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
15.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
15.2.2. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
15.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.
15.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur.
15.2.5. Politur sekulaitas Platon
15.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.

15.3. Pedoman Pelaksanaan


15.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
15.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal
2 (dua) kali.
15.3.3. Pekejaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan.
 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
15.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut

11
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu
dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
15.3.5 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
15.3.6. Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka
digunakan warna sebagai berikut :
 Dinding dalam/luar digunakan warna Primrose 302 dari daftar warna cat
superpolimyx.
 Plafond asbes warna putih (pear white)
 Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown 925 dari daftar warna
cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.
 Daun pintu Panel dan plafond lambrisering digunakan warna Candy Brown 925
dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.

16. Pekerjaan Finishing


16.1 Lingkup Pekerjaan
Sebelum pekerjaan diserahkan terimakan, Kontraktor diwajibkan menbongkar gudang,
bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang
ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam
keadaan bersih dan rapi.

16.2. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka Kontraktor harus menyerahkan :
 Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah daerah setempat
 Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut gambar pemasangan
instalasi dari pihak Instalateur/PLN setempat.
17. Pekerjaan Lain-Lain
17.1 Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya Keamanan/jaga
malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan
pada masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa :
(i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
(ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika
diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-
waktu dapat diserahkan.
(iii) Dokumen Foto :
KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai
sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan angsuran disertai
keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaskanaan pembangunan serta

12
disusun secara rapih dan diketahui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan
Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontrktor, Foto-foto tersebut harus dibuat
dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini, dibuat dalam
bentuk buku harian rangkap 5 (lima) didisi pada formulir yang telah disetujui oleh
DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di tempat pekerjaan.

17.2 KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.


As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan yang
harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan
17.3 Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran Kontraktor. Harga
taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini
berjalan dengan baik dan sempurna.
17.4 Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan
tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Bagian Proyek.
17.5 Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dan
Pemimpin Bagian Proyek dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Konsultan Perencana
Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur
CV. FIGEN
pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur


Deny Surya, ST
Direktur
Konsultan Perencana
SAFRIZAL, SH, M.Ap

13

Anda mungkin juga menyukai