Anda di halaman 1dari 6

Muhammad bimo prakoso

20170110275 f

PEMBAHASAN LATIHAN SOAL, DARI BUKU “REKAYASA JALAN KERETA


API. TINJAUAN STRUKTUR JALAN REL” (SRI ATMAJA P. ROSYIDI, Ph.D)

Pembahasan Latihan Soal hal 282

1. Persyaratan material untuk lapisan balas


a. Berdasarkan PD. No. 10 Tahun 1986 :
1) Material balas terdiri atas batuan pecah (crushed stones) yang keras dan
tahan lama, sertas bersudut.
2) Beberapa substansi yang merugikan tidak diperbolehkan ada dalam
material balas melebihi jumlah tertentu, diantaranya:
a) Material lunak dan mudah pecah harus < 3 %,
b) Material yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm) < 1 %
c) Gumpalan-gumpalan lempung < 0,5 %
3) Nilai keausan material pada pengujian abrasi mesinlos angeles < 40 %
4) Berat padat material per meter minimal 400 kg
5) Partikel yang tipis dan panjang ( partikel yang mempunyai panjang
sama atau lebih dari lima kali ketebalan rata-rata), diharuskan kurang
dari 5 %
6) Gradasi yang diperolehkan sebagaimana table 8.3

Ukuran Persen Lolos Saringan


Nominal 3" 2 1/2 " 2" 1 1/2 " 1" 3/4 " 1/2 " 3/8 '' No.4 No.8
2 2/1 " - 3/4 " 100 90 - 100 25 - 60 25 - 60 - 0 - 10 0 - 5 - - -
2" - 1" - 100 95 - 100 35 - 70 0 - 15 - 0-5 - - -
1 1/2 " - 3/4 " - - 100 90 - 100 20 - 15 0 - 15 - 0-5 - -

b. Berdasarkan PM No. 60 Tahun 2012


1) Balas harus terdiri dari batu pecah (25 – 60) mm dan memiliki kapasitas
ketahanan yang baik, kelahanan gesek yang tinggi dan mudah
dipadatkan
2) Material balas harus bersudut dan tajam, dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa material balas merupakan batuan pecah (crushed
stone) yang berasal dari hasil pengolahan pemecah batu
3) Porositas maksimum 3 %
4) Kuat tekan rata rata maksimum 1000kg/cm2
5) Berat jenis (specific gravity) minimum 2,6
6) Kandungan tanah, lumpur dan organic maksimum 0,5%
7) Kandungan minyak maksimum 0,2 %
8) Kausan balas sesuai dengan hasil pengujian los angeles tidak boleh
lebih dari 25 %
9) Kemiringan lereng lapisan balas atas tidak boleh lebih curam dari 1 : 2
10) Bahan balas atas dihampar hingga mencapai sama dengan elevasi
bantalan.

2. Fungsi utama lapisan balas dan sub-balas


a. Menyediakan suatu landasan bagi perletakan bantallan
b. Mendukung konstruksi bantalan dan rel yang bersifat kenyal
c. Mempertahankan konstruksi rel secara kokoh dan menjaga stabilitas
kedudukan bantalan-rel
d. Menyebarkan beban yang diterima dari bantalan
e. Memungkinkan untuk meloloskan air (fungsi drainasi)
f. Menyediakan media untuk pemeliharaan jalur
g. Memungkinkan dapat ditumbuhi tanaman pada lereng yang agak curam.

3. Jenis formasi batuan untuk material balas


a. Lapisan balas atas (Ballast), terdiri dari batu pecah yang keras dan bersudut
tajam.
b. Lapisan balas bawah (sub-balast), terdiri dari kerikil halus, kerikil sedang
atau pasir kasar.

4. Pengertian slag, komposis penyusun dan persyaratannya


Slag merupakan material yang disusun oleh pemisahan fluxstone, coke dan
partikel logam selama proses pembuatan bahan logam (metal). Secara umum,
slag terdiri dari dua bagian yaitu slag dari hasil pemanasan besi (iron blast
furnace) yang tersusun dari silica dan kapur alumina silica, dan slag dari proses
pemanasan baja (steel furnace slag) yang tersusun dari oxides dan silica.
Persyaratan untuk slag
5. Distribusi tekanan pada lapisan balas dan sub-balas, dan cara menghitungnya
Berdasarkan teori Boussinesq, mengasumsikan bahwa beban rel terdistribusi
seragam sebagai luasan lingkaran yang ekuivalen pada luas kontak asumsi antara
bantalan dan lapisan balas.

Pehitungannya :
a. Perubahan tegangan vertikal tepat dibawah beban titik
b. Perubahan tegangan geser radial tapat dibawah beban titik
Untuk luasan beban yang diasumsikan sebagai lingkaran, maka persamaan
dapat dituliskan :
a. Tegangan vertikal pada kedalama z
b. Tegangan horizontal pada kedalaman z
c. Tegangan geser maksimum pada kedalaman z

Berdasarkan teori Eisenmann, distribusi tekanan didasarkan dari pendekatan


lingkaran tegangan Mohr.
6. Pengujian fisik untuk bahan material balas
a. Metode Persampelan : Pengambilan sampel di lapangan
b. Analisis saringan : menguji gradasi material
c. Material halus yang lolos saringan no. 200 : menguji substansi material yang
lolos saringan No. 200
d. Berat jenis bulk dan absorpsi : menentukan nilai BJ Bulk dan prosentase
material yang terabsorpsi
e. Ketahanan terhadap degradasi : menguji nilai degradasi / kehancuran
material
f. Berat unit : menentukan nilai berat unit yang diisyaratkan

7. Menentukan gradasi sub-balas menurut AREA

Karakter material Rasio R50 Rasio R15


Distribusi ukuran butiran seragam (U = 3 hingga 4) 5 – 10 ---
Gradasi baik ke buruk (tidak seragam), butiran subrounded 12 – 58 12 – 40
Gradasi baik ke buruk (tidak seragam), butiran bersudut 9 - 30 6 - 18
R50 = D50 dari material penyaring
D50 material yang dijaga
R15 = D15 dari material penyaring
D15 material yang dijaga
Catatan :
Kurva ukuran butiran (semi-logaritmik) sub-balas dan subgrade harus diperkirakan sejajar
untuk wilayah ukuran butiran halus
Pada kondisi dimana subgrade mengalami piping, maksimum nilai prosen D untuk subgrade
harus lebih kecil dari 5 D85 tanah dasar.

8. Analisis kimia pada setiap jenis formasi batuan untuk lapisan balas
 Untuk material karbonat, dolomite limestone sebagai material yang
mengandung magnesium karbonat 28 – 36 %
 Steel furnace slag terdiri dari kandungan kalsium silika dan ferrites yang
dikombinasikan dengan fused oxides dari besi, aluminium, manganese,
calcium dan magnesium.
 Iron blast furnace slag terdiri dari kandungan silica dan aluminosilicates dan
kalsium dan bahan dasar lainnya.

9. Kualitas material sub-balas lebih rendah dari dari lapisan balas


 Kualitas material sub-balas didasarkan pada material penyusunnya berupa
kerikil sedang, kerikil halus atau pasir kasar. Dilihat dari segi ukurannya,
material sub-balas menjadi lebih rendah dari material penyusun balas
(lapisan diatas balas).
 Lapisan sub-balas merupakan penerima beban yang lebih kecil dari pada
yang dipikul oleh lapisan balas.

10. Jenis konstruksi penahan untuk kemiringan sisi lapisan sub-balas


 Pasangan batu
 Pasangan kawat
 Vegetasi yang cukup kokoh untuk menahan lereng

11. Proses terjadinya kantong balas


a. Akibat adanya gesekan antar partikel mengakibatkan berkurangnya volume
agregat pada lapisan balas sehingga terjadi penurunan elevasi balas. Pada
bagian balas dibawah bantalan akan terjadi rongga karena penurunan elevasi
balas tersebut
b. Apabila kereta api melewati bagian tersebut, maka bantalan akan seketika
turun mengikuti beban vertikal . udara di dalam rongga akan tertekan dan
masuk dalam rongga diantara agregat halus
c. Setelah beban kereta lewat, bantalan akan kembali pada kedudukan semula.
Kembalinya bantalan akan mengakibatkan adanya tekanan balik oleh udara
yang mengisi rongga di bawah bantalan. Tekanan balik akan membawa
partikel halus masuk ke dalam balas bahkan hingga ke permukaan bantalan.
d. Proses mud pumping yang berulang-ulang akan mengakibatkan rongga-
rongga antar agregat dipenuhi oleh partikel halus, sehingga balas tidak dapat
menahan beban kereta api yang melintas.

12. Definisi dan analogi mud pumping


Mud pumping merupakan peristiwa masuknya agregat halus ke dalam
rongga balas, yang dapat mengakibatkan hilangnya kekenyalan balas dan
menghilangnya sifat balas sebagai lapisan pengatus.

13. Cara pemeliharaan balas agar tidak kotor


Pemeliharaan balas agar tidak kotor dengan menggunakan alat Ballast
celeaner. Dengan cara kerja, balas akan diangkut oleh excavator dan ditaruh pada
peermukaan datar penggetar dimana akan terjadi pemisahan antara debu/kotoran
dengan agregat balasnya. Selanjutnya, kotoran dari balas akan ditampung ke
kereta khusus penampung sampan kotoran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai