Anda di halaman 1dari 73

Konsep dan Metodologi dalam

Preservasi Jalan
KOMPETENSI DASAR

Mahasiswa diharapkan mampu


memahami konsep dasar dan
metodologi penanganan preservasi
jalan.
INDIKATOR HASIL BELAJAR

1 2 3

• Mahasiswa • Mahasiswa • Mahasiswa


mampu mampu mampu
memahami latar memahami memahami
belakang dan konsep dasar Metodologi
tujuan dan peraturan pelaksanaan
dilaksanakannya perundang- preservasi jalan
Preservasi jalan undangan yang
terkait dengan
kegiatan
Preservasi Jalan
Materi PRESERVASI JALAN

MATERI

1 2 3

• LATAR • KONSEP DASAR • METODOLOGI


BELAKANG PRESERVASI PRESERVASI
PELAKSANAAN JALAN JALAN
PRESERVASI
JALAN
PRESERVASI JALAN

LATAR BELAKANG PELAKSANAAN


PRESERVASI JALAN 1
Definisi Preservasi Jalan

Preservasi Jalan adalah :


Kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan, dan perbaikan yang diperlukan untuk
mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu-lintas sehingga
umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.

Tujuan Preservasi Jalan adalah :


- Mempertahankan Kondisi Jalan
Pemeliharaan jalan (rutin dan periodik) diprioritaskan pada jalan Nasional yang berkondisi baik dan
sedang agar dapat memberikan pelayanan jasa transportasi yang optimal
- Menurunkan Biaya Transportasi
Kondisi jalan yang tetap terjaga dalam kondisi baik dapat memberikan manfaat bagi penurunan biaya
transportasi
- Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Pelayanan prasarana transportasi jalan yang baik , akan mempengaruhi pengembangan ekonomi
daerah melalui aktivitas-aktivitas ekonomi dan dapat meningkatkan iklim investasi
Kegiatan Preservasi Jalan

SEBAGAI UPAYA UNTUK :


1. Kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang
diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal
melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.
2. Pelaksanaan Preservasi jalan wajib memperhatikan keselamatan pengguna jalan
dan kelancaran lalu lintas dengan penempatan rambu lalu lintas secara jelas, aman,
dan stabil
3. Preservasi jalan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,
rehabilitasi jalan, dan rekonstruksi jalan
Jenis Preservasi Jalan

Pemeliharaan • memelihara rutin jalan secara reaktif


Korektif sepanjang umur rencana

Pemeliharaan • preservasi perkerasan,


mempertahankan kondisi kemantapan
Preventif jalan

• dilakukan ketika terjadi kerusakan


Rehabilitasi karena sebab khusus

• dilakukan ketika kondisi jalan rusak


Rekonstruksi berat
Elemen Jalan yang Harus Dilakukan
Pemeliharaan

A. PERKERASAN JALAN
Pekerjaan pemeliharaan pekerasan jalan dimaksudkan untuk
mempertahankan kondisi pelayanan mantap dilakukan sepanjang tahun.

B. BAHU JALAN DAN DRAINASE


Pekerjaan pemeliharaan bahu jalan bertujuan untuk memelihara atau
memperbaiki permukaan bahu jalan eksisting sehingga kemiringannya
tetap konsisten sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang
disyaratkan.
Pekerjaan pemeliharaan drainase jalan yang bertujuan agar sistem
drainase jalan eksisting berfungsi dengan baik dan lancar pada lokasi
yang termasuk dalam cakupan pekerjaan drainase, antara lain :
C. PERLENGKAPAN JALAN
Pekerjaan pemeliharaan perlengkapan jalan bertujuan supaya
perlengkapan jalan eksisting dapat dibaca dengan jelas oleh pengguna
jalan atau reflektifitas rambu terjaga dan berfungsi dengan baik.
D. JEMBATAN
Pekerjaan pemeliharaan jembatan untuk mempertahankan kondisi
jembatan tetap mantap dan menjamin agar penurunan kondisi jembatan
dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai kinerja yang
disyaratkan.
Tantangan Penyelenggara Jalan

1. Dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009, adanya


ancaman denda dan pidana untuk Penyelenggara Jalan, bila dalam
menyelenggarakan pemeliharaan jalan masih terdapat kerusakan
jalan yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
2. Upaya Penertiban Beban berlebih (overloading) harus ditingkatkan.
3. Kualifikasi Penyedia Jasa masih belum ada perbaikan terutama dari
segi mutu.
4. Global Warming.
Contoh Jalan yang Tidak Dipelihara Dengan Baik
Contoh Jalan dengan Beban Berlebih

Beban muatan yang


Beban muatan yang tidak terkendali
tidak terkendali

Bahu jalan tidak padat dan Pemeliharaan lapisan


tidak ada saluran drainase permukaan jalan tidak baik
Data Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia
10 Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia
Kecelakaan Lalu lintas 2.10% 1.90%
2.60%
2.70%

Kecelakaan lalu lintas menduduki


peringkat ke-8 pada 10 penyebab 4.90% 21.10%

kematian tertinggi di Indonesia.


5.30%
Tercatat, ada 107.968 kecelakaan
lalu lintas yang terjadi di Indonesia 5.70%

pada tahun 2018 dengan nilai rata- 12.90%


rata kematian adalah 30.000 orang. 6.70%

[berdasarkan data Korlantas Polisi] Stroke


Jantung&Pembuluh Darah
Diabetes Melitus dan Komplikasinya
Tuberkulosis Pernapasan
Hipertensi
Infeksi Saluran Pernapasan bawah
Liver
Paradigma Masalah Kecelakaan Lalu Lintas
Pada hakekatnya, kecelakaan lalu lintas dapat dihindari dengan
1 pendekatan rasional

Menurut WHO, ada 7


(tujuh) paradigma
yang dapat dijadikan 2 Keselamatan lalu lintas merupakan permasalahan multisektoral.
dasar untuk
merealisasikan
program Kesalahan pengemudi dan pengguna jalan lain yang bersifat
penanggulangan umum seharusnya tidak menyebabkan kecelakaan lalu lintas
kecelakaan lalu lintas,
3 yang berdampak kematian ataupun luka berat.
yaitu :
Batas parameter maksimal dalam perencanaan, perancangan, dan
pengendalian kecepatan kendaraan didasarkan pada kondisi paling
4 rentan (safe system)
Paradigma Masalah Kecelakaan Lalu Lintas

5 Kecelakaan lalu lintas harus dihadapkan dalam kesetaraan sosial.

Penggunaan teknologi negara berpenghasilan tinggi ke negara


berpenghasilan rendah harus diadopsi dengan memperhatikan kondisi
6 setempat dan seyogyanya berdasarkan hasil penelitian erbasis
kebutuhan setempat.

Pengetahuan setempat atau kearifan lokal harus dijadikan landasan


bertindak di dalam pengembangan dan implementasi solusi
7 penanggulangan kecelakaan lalu lintas.
Jalan Berkeselamatan

Jalan yang Lingkup Persyaratan Teknis Jalan yang Berkeselamatan


berkeselamatan
adalah suatu jalan No. Lingkup Persyaratan Teknis Jalan
yang didesain dan 1 Kecepatan Rencana
dioperasikan
2 Lebar Badan Jalan
sedemikian rupa
sehingga jalan 3 Kapasitas
tersebut dapat 4 Jalan Masuk
menginformasikan,
5 Persimpangan sebidang dan fasilitas
memperingatkan, dan
berputar balik
memandu pengemudi
melewati suatu 6 Bangunan pelengkap jalan dan
perlengkapan jalan
segmen jalan.
7 Penggunaan Jalan sesuai dengan fungsinya
dan ketidakterputusan jalan
Jalan Berkeselamatan
Lingkup Kriteria Perencanaan Teknis Jalan yang Berkeselamatan
No. Lingkup Persyaratan Teknis Jalan
1 Fungsi Jalan
2 Kelas Jalan
3 Bagian-bagian Jalan
4 Dimensi Jalan
5 Muatan sumbu terberat, volume lalulintas, dan kapasitas
jalan
6 Persyaratan geometrik Jalan
7 Konstruksi Jalan
8 Konstruksi bangunan pelengkap Jalan
9 Perlengkapan Jalan
10 Kelestarian Lingkungan Hidup
11 Ruang bebas
PRESERVASI JALAN

KONSEP DASAR PRESERVASI


JALAN 2
KONSEP DASAR PRESERVASI JALAN

Peraturan Perundangan Preservasi Jalan


1. UU RI No.38/2004 tentang JALAN
2. PP RI No. 34/2006 tentang JALAN
3. UU RI No. 22/2009 tentang LALULINTAS & ANGKUTAN JALAN
4. Peraturan Menteri PU No : 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan
Penilikan Jalan;
5. Manual Konstruksi dan Bangunan Ditjen Bina Marga No: 001-02/M/BM/2011 tentang
perbaikan standard untuk Pemeliharaan Rutin Jalan.
6. SE Dirjen Bina Marga No.02/M/BM/2013 : Manual Desain Perkerasan (MDP), draft
Revisi Januari 2016
7. Surat Dirjen Bina Marga, No.08/SE/Db/2015, tgl.28/08/2015 ttg Standar Dokumen
Pengadaan Pekerjaan Preservasi Jalan untuk Pemaketan Secara Long Segment.
Prioritas Penanganan Jalan

UU Jalan
No. 38
Tahun 2004
PERMEN
PP No. 34
PU No. 13
Tahun 2006
Tahun 2011

Preservasi
Jalan
Proses Penanganan Jalan
Hubungan Kondisi Jalan, Kemantapan Jalan, dan Penanganan Jalan
Penanganan Jalan

Pemeliharaan
Rutin

Rekonstruksi Preservasi Pemeliharaan


Jalan Jalan Berkala

Rehabilitasi Jalan
Pemeliharaan Rutin

☑Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya


terhadap lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas
berkendaraan (Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan
struktural, dan dilakukan sepanjang tahun.
☑Kegiatannya meliputi : pekerjaan perbaikan dan perawatan yang
dilaksanakan secara terus menerus sepanjang tahun pada ruas jalan
dlm kondisi mantap,
☑Seperti : Penambalan permukaan, Pemotongan rumput, Pembersihan
saluran dan Pekerjaan perbaikan guna menjaga agar jalan dalam
kondisi mantap, Bangunan pelengkap berfungsi dan Pelengkapan
jalan dapat bermanfaat/berguna.
Lingkup Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan/pembersihan bahu jalan

Pemeliharaan sistem drainase

Pemeliharaan/pembersihan rumaja

Pemeliharaan pemotongan tumbuhan/ tanaman liar

Pengisian celah/retak permukaan (sealing)


Lingkup Pemeliharaan Rutin

Laburan aspal

Penambalan lubang

Pemeliharaan bangunan pelengkap

Pemeliharaan perlengkapan jalan

Grading operation/Reshaping atau pembentukan kembali permukaan untuk perkerasan


jalan tanpa penutup dan jalan tanpa perkerasan
Pemeliharaan Berkala

☑ Pemeliharaan berkala jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya


kerusakan yang lebih luas dan setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain
agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai
dengan rencana.
Lingkup Pemeliharaan Berkala

Pelapisan ulang (overlay)

Perbaikan bahu jalan

Pelapisan aspal tipis

Pengasaran permukaan (regrooving)

Pengisian celah/retak permukaan (sealing)


Lingkup Pemeliharaan Rutin

Perbaikan bangunan pelengkap

Penggantian/perbaikan perlengkapan jalan yang hilang/rusak

Pemarkaan (marking) ulang

Pembentukan kembali permukaan untuk perkerasan jalan tanpa penutup

Pemeliharaan/Pembersihan Rumaja
Rehabilitasi Jalan

Rehabilitasi jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya kerusakan yang


luas dan setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat
menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan
dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat
dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.
Lingkup Rehabilitasi Jalan

Pelapisan Ulang

Perbaikan Bahu Jalan

Perbaikan Bangunan Pelengkap

Perbaikan/penggantian perlengkapan jalan

Penambalan lubang

Penggantian Dowel/Tie Bar pada perkerasan kaku


Rekonstruksi Jalan

Rekonstruksi jalan adalah peningkatan struktur yang merupakan kegiatan penanganan


untuk dapat meningkatkan kemampuan bagian ruas jalan yang dalam kondisi rusak berat
agar bagian jalan tersebut mempunyai kondisi mantap kembali sesuai dengan umur
rencana yang ditetapkan.
Lingkup Rekonstruksi Jalan

Perbaikan seluruh struktur

Peningkatan kekuatan struktur

Perbaikan Bangunan Pelengkap

Perbaikan perlengkapan jalan

Pemeliharaan/Pembersihan Rumaja

Regraveling
Lingkup Rekonstruksi Jalan

Pekerjaan Galian dan Timbunan

Penyiapan tanah dasar

Pekerjaan Struktur perkerasan

Perbaikan/pembuatan drainase

Pemarkaan
UU RI No. 38/2004 Tentang Jalan

Pasal 30 ayat (1) b, c, dan d


☑ Penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan
pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan
sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.
☑ Pembiayaan pembangunan jalan umum menjadi tanggung jawab Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah.
☑ Dalam hal pemda belum mampu membiayai pembangunan jalan yang menjadi
tanggung jawabnya, Pemerintah dapat membantu sesuai peraturan per-uu-an.
PP No. 34/2006 Tentang Jalan

Paragraf 6 : Pengoperasian dan Pemeliharaan


☑ Penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab untuk
memelihara jalan yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. (Pasal 97
ayat 1)
☑ Pemeliharaan jalan merupakan prioritas tertinggi dari semua jenis penanganan
jalan. (Pasal 97 ayat 3)
☑ Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud meliputi pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi. (Pasal 97 ayat 3)
☑ Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan
rencana pemeliharaan jalan. (Pasal 97 ayat 4)
Laik Fungsi Jalan (Pasal 102)

Jalan umum dioperasikan setelah ditetapkan memenuhi persyaratan laik fungsi


jalan secara teknis dan administratif.
Uji kelaikan fungsi jalan dilakukan sebelum pengoperasian untuk jalan yang belum
beroperasi, serta secara berkala dan/atau sesuai kebutuhan selama
pengoperasian untuk jalan yang sudah beroperasi.
Suatu ruas jalan umum dinyatakan laik fungsi apabila memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
☑teknis struktur perkerasan jalan;
☑teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
☑teknis geometri jalan;
☑teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
☑teknis pengoperasian lalu lintas; dan
☑administrasi penyelenggaraan jalan.
Laik Fungsi Jalan (Pasal 102)

Prosedur pelaksanaaan uji kelaikan fungsi jalan dilaksanakan oleh tim uji laik fungsi
yang dibentuk oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan terdiri dari unsur
penyelenggara jalan, instansi yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang lalu
lintas dan angkutan jalan.

Penetapan laik fungsi jalan suatu ruas dilakukan oleh penyelenggara jalan yang
bersangkutan berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh tim uji laik fungsi.
Penilikan (Pasal 103 – 106)

Penyelenggara jalan berwenang mengadakan penilikan jalan yang ada di


bawah wewenangnya.
Menteri mengatur tata cara penilikan ruang manfaat jalan, ruang milik
jalan, dan ruang pengawasan jalan.

Pelaksanaan penilikan penyelenggara jalan berwenang mengangkat


orang sebagai penilik jalan di ruas-ruas jalan yang menjadi tanggung
jawab penyelenggara jalan yang bersangkutan.
Penilikan (Pasal 103 – 106)

Penilik Jalan Bertugas :


✓ setiap hari mengamati pemanfaatan dan kondisi bagian-bagian jalan;

✓ menyampaikan laporan hasil pengamatannya secara tertulis kepada


penyelenggara jalan setiap bulan sekurang-kurangnya satu kali; dan

✓ menyampaikan usul tindakan turun tangan kepada penyelenggara jalan atau


instansi yang berwenang.
Konsep Penanganan Jalan dengan Swakelola

Penyelenggara Swakelola sebagaimana terdiri atas Tim


Persiapan, Tim Pelaksana, dan/atau Tim Pengawas.

Tim Persiapan memiliki tugas menyusun sasaran, rencana


kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.

Tim Pelaksana memiliki tugas melaksanakan, mencatat,


mengevaluasi, dan melaporkan secara berkala kemajuan
pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.

Tim Pengawas memiliki tugas mengawasi persiapan dan


pelaksanaan fisik maupun administrasi Swakelola.
Tipe Swakelola

Swakelola yang direncanakan dan diawasi


Tipe Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, Tipe oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
dan diawasi oleh Kementerian/ Lembaga/
I Perangkat Daerah penanggung jawab II Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga/
anggaran
Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola

Swakelola yang direncanakan oleh


Swakelola yang direncanakan dan diawasi
Tipe oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Tipe Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah
penanggung jawab anggaran dan/atau
III Daerah penanggung jawab anggaran dan IV berdasarkan usulan Kelompok Masyarakat,
dilaksanakan oleh Ormas pelaksana
dan dilaksanakan serta diawasi oleh
Swakelola
Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola
KONSEP DASAR PRESERVASI JALAN

Konsep Penanganan Jalan dengan Long Segment


Sistem delivery yang memungkinkan satu paket kontrak dengan
beberapa output penanganan (pelebaran, rekonstruksi, rehabilitasi,
pemeliharaan)

Panjang paket ± 100 km; dapat terdiri dari beberapa ruas jalan

Metode kontrak untuk mencapai kegiatan pemeliharaan yang bersifat


preservasi (asset management)

Meningkatkan efektivitas penanganan pemeliharaan jalan

Meningkatkan kemampuan mitra kerja/penyedia jasa untuk investasi


alat dan personil
Long Segment

Satu Paket Kontrak Beberapa Lingkup Kegiatan Mengakibatkan adanya


dua jenis belanja, yaitu :
✓ Belanja Barang
✓ Belanja Modal
Beberapa Output

Disyaratkan Kinerja

Sharing Resiko Ke Penyedia Jasa

Volume Base
Barang Milik Negara

Belanja Barang adalah pengeluaran untuk pembelian barang dan/atau jasa yang
habis pakai untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan maupun
yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat di luar kriteria belanja bantuan sosial serta belanja
perjalanan.
Belanja Modal adalah pengeluaran untuk pembayaran perolehan asset dan/atau
menambah nilai asset tetap/asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi asset tetap/asset lainnya
yang ditetapkan pemerintah

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.02/2011 TENTANG KLASIFIKASI ANGGARAN


Belanja Barang

Pembelian barang Belanja


Belanja dan/atau jasa yang habis
Pembelian barang
Barang dan/atau jasa yang habis
Barang pakai yang dipergunakan
Non- pakai dikaitkan dengan
Operasional dalam rangka pemenuhan strategi pencapaian target
kebutuhan dasar suatu Operasional
kinerja suatu satuan kerja
satuan kerja dan dan umumnya pelayanan
umumnya pelayanan yang yang bersifat eksternal
bersifat internal.

Contoh : Belanja keperluan perkantoran, Contoh : Belanja jasa konsultan, Honor


Belanja pengadaan bahan makanan, yang terkait dengan output kegiatan,
Belanja penambah daya tahan tubuh, dll. Belanja perjalanan, Belanja jasa profesi,
dll.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.02/2011 TENTANG KLASIFIKASI ANGGARAN


Belanja Modal
Kriteria kapitalisasi dalam pengadaan/pemeliharaan barang/asset merupakan suatu
tahap validasi untuk penetapan belanja modal atau bukan dan merupakan syarat
wajib dalam penetapan kapitalisasi atas pengadaan barang/asset:
1) Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya asset
dan/atau bertambahnya masa manfaat/umur ekonomis asset berkenaan
2) Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya
kapasitas, peningkatan standar kinerja, atau volume asset

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.02/2011 TENTANG KLASIFIKASI ANGGARAN


Belanja Modal
3) Memenuhi nilai minimum kapitalisasi dengan rincian sebagai berikut:
➢ Untuk pengadaan peralatan dan mesin, batas minimal harga pasar per unit
barang adalah sebesar Rp300.000,-
➢ Untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan gedung dan bangunan per paket
pekerjaan adalah sebesar Rp10.000.000,-
4) Pengadaan barang tersebut tidak dimaksudkan untuk diserahkan/dipasarkan
kepada masyarakat atau entitas lain di luar pemerintah

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.02/2011 TENTANG KLASIFIKASI ANGGARAN


Belanja Modal
Belanja Modal Tanah

Seluruh pengeluaran untuk pengadaan/pembelian/pembebasan/ penyelesaian,


balik nama, pengosongan, penimbunan, perataan, pematangan tanah,
pembuatan sertifikat tanah serta pengeluaran-pengeluaran lain yang bersifat
administratif sehubungan dengan perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada
saat pembebasan/pembayaran ganti rugi sampai tanah tersebut siap
digunakan/dipakai.

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Pengeluaran untuk pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam


pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian, biaya pengangkutan, biaya
instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan
sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.02/2011 TENTANG KLASIFIKASI ANGGARAN


KONSEP DASAR PRESERVASI JALAN

Belanja Modal
Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Pengeluaran untuk memperoleh gedung dan bangunan secara kontraktual


sampai dengan gedung dan bangunan siap digunakan meliputi biaya
pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan
pajak (kontraktual).

Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Pengeluaran untuk memperoleh jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan sampai
siap pakai meliputi biaya perolehan atau biaya kontruksi dan biaya-biaya lain
yang dikeluarkan sampai jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan tersebut siap
pakai. Dalam belanja ini termasuk biaya untuk penambahan dan penggantian
yang meningkatkan masa manfaat, menambah nilai aset, dan di atas batas
minimal nilai kapitalisasi jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.02/2011 TENTANG KLASIFIKASI ANGGARAN


PELATIHAN PRESERVASI JALAN (2019)
Belanja Modal
Belanja Modal Lainnya

Pengeluaran yang diperlukan dalam kegiatan pembentukan modal untuk


pengadaan/pembangunan belanja modal lainnya yang tidak dapat
diklasifikasikan dalam perkiraan kriteria belanja modal Tanah, Peralatan dan
Mesin, Gedung dan Bangunan, Jaringan (Jalan, Irigasi dan lain-lain). Termasuk
dalam belanja modal ini: kontrak sewa beli (leasehold), pengadaan/pembelian
barang-barang kesenian (art pieces), barang-barang purbakala dan barang-
barang untuk museum, serta hewan ternak, buku-buku dan jurnal ilmiah
sepanjang tidak dimaksudkan untuk dijual dan diserahkan kepada masyarakat.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.02/2011 TENTANG KLASIFIKASI ANGGARAN


Pengelompokan Jenis Belanja pada Pelaksanaan
Preservasi Jalan

MASA PELAKSANAAN
No RUANG LINGKUP MASA PEMELIHARAAN
(JANGKA WAKTU PELAKSANAAN)

1. Pelebaran Jalan
2. Rekonstruksi Jalan
3. Rehabilitasi Jalan
4. Pemeliharaan Preventif Jalan
5. Pemeliharaan Rutin Jalan
6. Rehabilitasi Jembatan
7. Pemeliharaan Berkala Jembatan
8. Pemeliharaan Rutin Jembatan
Pemenuhan Tingkat Layanan Jalan dan Jembatan diberlakukan
mulai ..... (................) hari kalender sejak tanggal SPMK,
atau selambat - lambatnya 90 hari sejak tanggal SPMK. FHO
PHO

Ruang Lingkup :
No 1, 2, 3, 4, 6, & 7 : MAK Belanja Modal
No 5 & 8 : MAK Belanja Barang
PRESERVASI JALAN

METODOLOGI PRESERVASI JALAN


3
Proses Penanganan Jalan

Metode pemeliharaan jalan tidak lepas dari lingkup pengaturan tata


cara pemeliharaan jalan, meliputi antara lain :
➢ rencana umum pemeliharaan ➢ penilikan jalan;
jalan; ➢ pengawasan termasuk
➢ survey pemeliharaan jalan; pemantauan dan evaluasi,
➢ pemrograman pemeliharaan serta pelaporan kegiatan
jalan; pemeliharaan jalan nasional,
➢ pembiayaan pemeliharaan jalan provinsi dan jalan
jalan; kabupaten/kota; dan
➢ perencanaan teknis ➢ peran masyarakat dalam
pemeliharaan jalan; pemeliharaan jalan
➢ pelaksanaan pemeliharaan
jalan;
Rencana Umum Preservasi Jalan

SISTEM SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN ASET

RENCANA PENANGANAN
PEMELIHARAAN JALAN
Survey Preservasi Jalan

SURVEY INVENTARISASI JALAN

SURVEY KONDISI

Diperoleh: DATA ADMINISTRASI


DAN DATA KONDISI
Pengujian Kondisi Perkerasan Jalan

• Kondisi
Kondisi Permukaan
Fungsional
Perkerasan • Nilai Kekasaran
Permukaan
Kondisi
Perkerasan
Jalan

Kondisi • Modulus
Struktural Elastisitas
Perkerasan
• Modulus Resilien
Sumber : Agus Taufik Mulyono, Materi 3 Diklat PISK Bidang Jalan dan Jembatan, Makassar (2019)
Kondisi Fungsional Perkerasan Jalan

Kondisi permukaan jalan diukur dengan Road Condition Survey (RCS) :


❖ Subjective Measurement : Pemberian rating (klasifikasi) kerusakan
berat/sedang/ringan bedasarkan pengamatan.
❖ Objective Measurement : penggunaan automatic devices, dapat mendeteksi,
merekam dan menganalisis kerusakan jalan.

Sumber : Agus Taufik Mulyono, Materi 3 Diklat PISK Bidang Jalan dan Jembatan, Makassar (2019)
Pengukuran Analisis Data
Kondisi Kerusakan
Permukaan Jalan Permukaan

Subjective
RCI, PCI, SDI,
Kondisi Measurement
Fungsional
Permukaan Objective
IRI
Measurement

Sumber : Agus Taufik Mulyono, Materi 3 Diklat PISK Bidang Jalan dan Jembatan, Makassar (2019)
Survey Kondisi
Visual → SDI

NAASRA
Roughometer
→ IRI
Kondisi Struktural Perkerasan Jalan

Evaluasi kondisi struktural jalan berguna untuk mengetahui daya


dukung/kapasitas struktural perkerasan dalam menahan beban lalu
lintas.
❖ Destructive Testing seperti core drill, test pit.
❖ Non-Destructive Testing : seperti cara lendutan (deflection) dan
gelombang (spectral analysis of surface wave).

Sumber : Agus Taufik Mulyono, Materi 3 Diklat PISK Bidang Jalan dan Jembatan, Makassar (2019)
METODOLOGI PRESERVASI JALAN

Pengukuran Analisis Data


Kondisi Kerusakan
Permukaan Jalan Permukaan

Destructive Testing

Kondisi Struktural
Permukaan
Aplikasi
Non-Destructive
Perhitungan Balik,
Testing
Indeks Lendutan

Sumber : Agus Taufik Mulyono, Materi 3 Diklat PISK Bidang Jalan dan Jembatan, Makassar (2019)
METODOLOGI PRESERVASI JALAN

Pemrograman Preservasi Jalan

Mencakup penetapan lokasi, waktu penanganan,


dan jenis penanganan yang tepat.

Kegiatan menentukan ruas/segmen ruas jalan yang


masuk dalam penanganan pekerjaan pemelihaaan
rutin, berkala, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

Pemeliharaan bangunan pelengkap dan


perlengkapan jalan.
Peran Masyarakat dalam Pemeliharaan Jalan

Peran Masyarakat dalam Pengaturan

Antara lain dalam penyusunan kebijakan perencanaan dan perencanaan


umum melalui pemberian usulan, saran, masukan, informasi dan
sebagainya. Sebagai contoh, masyarakat terlibat dalam pemberian usulan
atau masukan dalam penyusunan regulasi yang terkait dengan jalan.

Peran Masyarakat dalam Pembinaan

Antara lain dalam pelayanan, pemberdayaan, serta penelitian dan


pengembangan melalui pemberian usulan, saran, informasi, atau melakukan
sendiri. Sebagai contoh, masyarakat ikut serta dalam bentuk penelitian,
studi, pembinaan, atau pengembangan hal-hal yang terkait dengan jalan.
Peran Masyarakat dalam Pemeliharaan Jalan

Peran Masyarakat dalam Pembangunan

Antara lain dalam penyusunan program, penganggaran, perencanaan teknis,


pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan melalui pemberian
usulan, saran, informasi, dana, atau melakukan secara langsung. Sebagai contoh,
masyarakat ikut terlibat dalam proses penyusunan anggaran tentang jalan,
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan pekerjaan jalan, atau masyarakat
ikut dalam perbaikan dan pembangunan jalan secara langsung.

Peran Masyarakat dalam Pengawasan

Antara lain dalam pengawasan fungsi dan manfaat jalan, serta pengendalian fungsi
dan manfaat jalan melalui pemberian usulan, saran, laporan, atau informasi. Sebagai
contoh, masyarakat ikut memberikan saran, informasi, laporan tentang kerusakan
jalan, pelaksanaan pekerjaan jalan, atau penggunaan jalan yang tidak sesuai.
Peran Masyarakat dalam Pemeliharaan Jalan

Peran Masyarakat sebagai Pengguna Jalan

Peran masyarakat sebagai pengguna jalan yang paling


penting adalah masyarakat dapat bersikap tertib dan
teratur dalam menggunakan jalan sehingga dapat
menurunkan/meminimalisir kerusakan
Foto Perbaikan
Jalan

Foto Badan Jalan


yang
Diharapkan
PRESERVASI JALAN

TERIMA KASIH
PRESERVASI JALAN

TUGAS
ATURAN NORMATIF PEMELIHARAAN JALAN

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara


Pemeliharaan dan Penilikan Jalan

PRESERVASI JALAN

1. Secara PREVENTIF
PEMELIHARAAN JALAN REKONSTRUKSI JALAN
2. Secara REAKTIF

1. Pemeliharaan Rutin
2. Pemeliharaan Berkala
3. Rehabilitasi Jalan

71
PENANGANAN PEMELIHARAAN JALAN
A. Pemeliharaan secara preventif bertujuan untuk :
✓ membatasi jenis, tingkat, sebaran kerusakan;
✓ menunda kerusakan lebih lanjut;
✓ mengurangi jumlah kegiatan pemeliharaan rutin;
✓ melindungi perkerasan dari pengaruh beban dan lingkungan;
✓ mempertahankan kondisi jalan dalam tingkatan baik dan sedang sesuai rencana.

B. Pemeliharaan secara reaktif bertujuan untuk :


☑ memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan untuk
mengembalikan ke kondisi sesuai rencana.

72
JENIS – JENIS PEKERJAAN PEMELIHARAAN

PREVENTIF
• Sealing
• Buras, Burda, Burtu
• Slurry Seal
• Patching Module,
• Pembersihan Saluran
• Perbaikan bahu jalan

REAKTIF
• Tambal lubang
• Pembersihan saluran tersumbat
• Pembersihan longsoran
• Penimbunan agregat
• Dan lain - lain
73

Anda mungkin juga menyukai