Pemboran inpit atau inpit drilling adalah kegiatan pemboran yang dilakukan di area
penambangan setelah area tersebut selesai proses development. Kegiatan development yaitu
penggusuran pohon, land clearing dan pengupasn over Burden.
b. Kecepatan Pemboran
Kecepatan pemboran adalah perbandingan antara kedalaman dan cycle time.
Perhitungan kecepatan pemboran dapat dihitung dengan rumus :
Produtivitas Alat
Dalam memenuhi taerget produksi terdapat banyak hal yang berkontribusi dalam
mempengaruhi upaya pencapaian target produksi tersebut, aktivitas alat mekanis yang
beroperasi dalam proses penambangan merupakan perhitungan utama dalam pencapaian
target produksi itu mengenai waktu edar tiap-tiap alat, keserasian aktifitas alat dan operator
dan juga keadaan lingkungan material yang ditambang.
a. Topografi
Keadaan topografi sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi dikarenakan jika
terdapat blok pada jalur angkut maka dapat menyebabkan sebagian cadangan akan
terbuang sehingga tonase dan kadar berkurang.
b. Posisi waste dan cuaca
Daerah lokasi penggalian bijih yang rendah akan mengakibatkan dilusi jika terdapat
air yang mengalir dan membuat material terbawa oleh air.
c. Keahlian operator
Operator harus memiliki kemampuan dalam memilih bijih yang berkadar tinggi
maupun yang berkadar rendah walaupun hanya dengan penglihatan mata visual
sehingga target dapat tercapai, namun hal tersebut masih harus dibawah kontrol
pengawas.
d. Alat Muat angkut
Kegiatan pemuatan dan pengangkutan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memindahkan material hasil penggalian ketempat penimbunan, kondisi lapangan
mempengaruhi produksi alat muat dan angkut. Dalam menentukan kemampuan
produksi alat muat dan alat angkut material bijih dipengaruhi oleh faktor berikut :
Tipe Pemuatan
Terdapat dua tipe yang digunakan dalam kegiatan memuat alat angkut yakni :
1. Top Loading, yaitu kondisi dimana alat muat akan lebih tiinggi dari bak dump truck.
2. Bottom Loading, yaitu dimana posisi alat muat berada sejajar dengan dump truck.
Proses pemuatan pada operasi penambangan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu ;
1. Frontal cut
Dimana pada kondisi ini Excovator berada pada posisi berhadapan dengan muka
jenjang atau front penggalian. Pada pola ini excavator memuat pertama pada dump
truck sebelah kanan sampai penuh kemudian dump truck berangkat maka operasi
dilanjutkan ke dump truck sebelah kiri.
2. Pararel Cut with Drive-by
Dimana pada kondisi ini excavator akan bergerak secara melingkar dengan posisi
sejajar dengan front penggalian. Pola seperti ini diterapkan ketika lokasi pemuatan
memiliki dua akses berdekatan dengan lokasi penimbunan,
3. Pararel cut with turn and back
Pada pola pararel cut turn and back terdapat dua metode pemuatan :
a. Single spotting
Dump truck kedua akan menunggu saat Excavator melakukan pemuatan terhadap
dump truck pertama, setelah pemuatan selesai pada dump truck pertama maka
dump truck yang kedua akan memutar dan mundur. Saat dump truck kedua sudah
terisi maka dump truck ketiga akan datang dan menunggu untuk menuver dan
begitu seterusnya.
b. Double Spotting
Dump truck memutar dan mundur ke salah satu sisi excavator memuati dump
truck pertama. Ketika dump truck pertama berangkat maka excavator akan
mengisi dunp truck kedua. Begitu seterusnya.
Vnyata
FP x 100 %
Vteoritis
Faktor pengembangan perlu diperhatikan karena akan berpengaruh pada kapasitas alat
muat dan alat angkut. Material yang terdapat di alam adalah dalam keadaan padan dan
terkonsolidasi dengan baik sehingga hanya sebagian yang terisi udara di antara butir-butirnya,
tetapi apabila digali dari tempat asalnya atau dalam keadaan insitu, maka akan terjadi
penambahan volume (swell). Hal ini diesbabkan oleh butiran yang semakin besar sehingga
rongga-rongga yang ada terisi oleh udara.
Swell factor adalah perbandingan antara densitas dari material sesudah digali (loose)
dan material sebelum digali (insitu) yang dinyatakan dalam persen.
Densitas loose (ton / m 3 )
SF x 100%
Densitas insitu (ton / m 3 )
3.4.2. Waktu edar
Adalah waktu yang yang diperlukan oleh suatu alat untuk melakukan kegiatan
tertentu dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai lagi.
Pada setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis, alat-alat mekanis bekerja menurut
pola tertentu yang pada prinsipnya terdiri dari beberapa komponnen waktu, yaitun :
1. Waktu edar alat gali muat
Terdiri dari menggali, mengisi mangkuk (bucket), berputar dengan mangkuk isi,
menumpahkan material, dan berputar dengan mangkuk kosong.
2. Waktu edar alat angkut
Terdiri dari waktu diisi hingga penuh oleh alat muat, mengangkut dengan bak penuh
menuju areal dumpingan, mengambil posisi untuk penumpahan, menumpahkan material,
kembali ke front dengan muatan kosong, dan mengambil posisi untuk diisi kembali.
Sedangkan yang mempengaruhi waktu edar adalah :
1. Kondisi tempat kerja
Tempat kerja yang luas dan sempit tentunya akan mempengaruhi waktu edar dari alat
muat dan alat angkut itu sendiri yang tentunya akan berpengaruh pada peningkatan
effisiensi dan produktifitas kerja.
2. Keadaan alat muat dan alat angkut
Keadaan alat muat dan alat angkut sangat mempengaruhi kinerja alat itu sendiri. Keadaan
alat yang baik juga akan membuat kinerja alat itu baik sehingga waktu edar dapat sesuai
dengan yang diharapkan. Namun bila kondisi alat tersebut kurang baik atau sering
mengalami kerusakan, tentunya kinerja alat tersebut akan menurun sehingga waktu edar
dari alat yang diharapkan tidk tercapai.
3. Keadaan iklim/cuaca
Kondisi kerja pada waktu hujan dan pada waktu kemarau tentunya berbeda sehingga akan
mempengaruhi kinerja dari alat muat dan alat angkut dan juga akan mempengaruhi waktu
edarnya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas alat muat dan angkut adalah
waktu edar alat muat dan alat angkut, ukuran bucket alat muat dan ukuran bak alat angkut,
bucket fill factor, efesiensi kerja dan sewll factor. Rumusan produksi adalaha sebagai berikut
Keserasian Kerja
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali-muat dan alat
angkut, maka produksi alat gali-muat harus sesuai dengan produksi alat angkut.
Faktor keserasian alat gali-muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat gali-
muat dan produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF). Secara
perhitungan teoritis, produksi alat gali-muat haruslah sama dengan produksi alat
angkut, yaitu
Sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat gali-muat mempunyai nilai satu.
Produksialat angkut
1 =
Produksialat gali muat
60
x n x Cb x Ff x Sf x MA x EU x Na
1 = Cta
60
x Cb x Ff x Sf x MA x EU x Nm
Ctm
n Ctm x Na
1 =
Cta x Nm
n Ctm merupakan waktu yang dibutuhkan oleh alat gali-muat untuk mengisi penuh
satu unit alat angkut (CTm). Sehingga persamaan untuk match factor menjadi
CTm x Na
MF =
Cta x Nm
Sedangkan untuk dump truck dengan kapasitas angkut yang berbeda persamaannya
adalah:
MF = [ Cta2 x ( CTm1 ) x Na1 ] [Cta1 x ( CTm2 ) x Na2 ]
Cta1.2 x Nm
Keterangan :
CTm = Lamanya pemuatan ke alat angkut, yang besarnya adalah jumlah pemuatan
a. MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu
b.MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehingga tidak terjadi waktu
c. MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang dari
Apabila MF < 1, berarti alat angkut bekerja 100% atau keadaan sibuk
sedangkan alat gali-muat bekerja kurang dari 100% atau terdapat waktu menunggu.
Nilai keserasian kerja (MF) yang kurang dari 1 (satu) akan menyebabkan waktu tunggu
dari alat gali-muat (backhoe). Untuk mengetahui besarnya waktu tunggu (Wtm) yang
Cta x Nm
Wtm CTm
Na
Dimana :
a. Crusher
Alat ini berfungsi untuk menggiling sampel yang masih dalam bentuk kasar, Crusher
yang digunakan pada preparasi sample yaitu :
1. Jaw Crusher
Jaw Crusher adalah alat penghancur pertama yang menghancurkan batuan
berbentuk bungkahan besar yang diterima dari tambang menjadi berukuran 20
mm.
2. Roll Crusher
3. Alat ini memiliki fungsi sebagai penghancur kedua setelah jaw crusher yang
mampu memperkecil ukuran batuan. Ukuran yang lolos dari roll crusher adalah 3
mm.
b. Ayakan
Alat ayakan memiliki fungsi untuk memisahkan ukuran dan butiran yang halus
dengan yang kasr. Ayakan yang digunakan yaitu ayakan dengan ukuran :
1. 20 mm
2. 10 mm
3. 3 mm
4. 100 mesh
c. Oven
Alat oven berukuran besar ini memiliki fungsi untuk menghilangka kadar mousture
atau mengeringkan sampel yang telah lolos pengayakan ukuran mm agar tidak
menyatu atau lengket saat proses pengayakan ukuran 100 mesh.
d. Top Grinder
Alat top grinder memiliki fungsi untuk menggiling sampel menjadi butiran-butiran
halus. Ukuran lolos dari alat ini berukuran 100 mesh partikel hingga didapat ukuran
yang dianggap mewakili seluruh partikel tersebut. Hasil akhir preparasi sampel
berupa 3 kantung plastik sampel dengan berat masing-masing 160 gram, yang
diserahkan pada ;
1. Laboratorium Instrument dengan kode (A)
2. Laboratorium Kimia dengan Kode (B)
3. Arsip yang disimpan oleh preparasi sampel dengan kode (C)
Lingkungan tambang
Kemudian dalam pendekatan pengelolaan lingkungan yang paling popular adalah AMDAL
atau yang dikenal dengan analisis masalah dampak lingkungan yaitu:
AMDAL merupakan suatu studi yang dilaksanakan secara sadar dan berencana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup dan menjaga
keserasian hubungan antar berbagai kegiatan. AMDAL itu sendiri terdiri dari:
Peraturan Perundang-undangan