Fungsi pondasi adalah meneruskan atau mentrasfer beban dari struktur diatasnya. Beban struktur
atas tersebut harus diteruskan ke lapisan tanah yang cukup keras agar pondasi mampu menahan
beban tersebut. Tugas akhir ini menganalisa tentang pondasi Open Drain Pit yang digunakan pada
proyek PERTAMINA-EP, Pondok Makmur-Bekasi. Dalam studi kasus akan dibahas mengenai
daya dukung pondasi, tekanan tanah lateral, tekanan tanah lateral akibat gempa, penurunan
konsolidasi serta waktu konsolidasi, beban yang bekerja merupakan beban static dan beban
dynamic dimana beban dynamic berasal dari pompa yang berputar (rotating) beban hidup pompa
dapat diabaikan apabila beban mati dari Open drain pit 5 kali lebih besar dari beban hidup pompa.
Dimana dalam kondisi lapangan pondasi tersebut dibangun diatas tanah ekspansif, yang mempunyai
nilai kembang susut besar. Dari semua hasil perhitungan diatas akan dianalisa apakah dari desain
sudah memenuhi syarat kestabilan dari pondasi tersebut.
Desain Open Drain pit menggunakan desain yang sudah ada yaitu dari PT.RPE engineering,
sedangkan data tanah yang dipakai menggunakan data dari PT. Tribina Wahana Cipta, setelah
proses perhitungan dan analisa pondasi memenuhi syarat stabilitas meliputi stabil terhadap daya
dukung, stabil terhadap penurunan pondasi, stabil terhadap gaya uplift, stabil terhadap gaya guling,
stabil terhadap gaya geser dan memenuhi syarat kekakuan struktur.
Kata kunci :
Pondasi dangkal, Tanah Ekspansif, Metoda kapasitas daya dukung, Cek stabilitas pondasi
2
Kapasitas daya dukung Pondasi Fcs, Fqs, Fs : Faktor bentuk
Kapasitas/daya dukung tanah (bearing Fcd, Fqd, Fd: Faktor kedalaman
capacity) adalah kekuatan tanah untuk Fci, Fqi, FI : Faktor kemiringan beban
menahan suatu beban yang bekerja padanya Nc, Nqm N : Faktor gaya dukung
yang biasanya disalurkan melalui pondasi.
Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu = qult Kapasitas daya dukung Hansen
= ultimate bearing capacity) adalah tekanan Qu=Sc.Dc.Ic.bc.gc.c.Nc+Sq.Dq.Iq.bc.gq.Po.N
maksimum yang dapat diterima oleh tanah q.+S�.D�.I�.b�.g�.0,5B.�.N�
akibat beban yang bekerja tanpa menimbulkan Dimana:
kelongsoran geser pada tanah pendukung tepat Qu : Beban vertikal ultimate
di bawah dan sekeliling pondasi. L,B : Panjang & lebar efektif pondasi
��
�� = � : berat volume tanah
�� C : kohesi tanah
Dimana : Po :tekanan overbudden diatas pondasi
qa : daya dukung izin (allowable) Sc, Sq, S : faktor bentuk pondasi
qu : daya dukung ultimate Dc, Dq, D : faktor kedalaman pondasi
sf : safety factor (sf = 2,5-3) Ic, Iq, I : faktor kemiringan beban
bc, bq, b : faktor kemiringan dasar
Kapasitas daya dukung Terzaghi gc, gq, g : faktor kemiringan permukaan
Kapasitas daya dukung pondasi menerus (strip Nc, Nq, N : faktor kapasitas daya dukung
foundation) Untuk perhitungan pondasi datar tanpa
qu = c Nc + b Df Nq + 1/2 b B N kemiringan :
Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran Qu=Sc.Dc.c.Nc+Sq.Dq.gq.Po.Nq+Sγ.Dγ.0.5B.γNγ
(circular foundation)
qu = 1,3 c Nc + b Df Nq + 0,6 R N Tekanan tanah lateral aktif
Kapasitas daya dukung pondasi persegi Koefisen tekanan tanah aktif, Ka adalah
(square foundation) �� = ���² (45 − � 2 )
qu = 1,3 c Nc + b Df Nq + 0,4 b B N Maka tekanan tanah lateral aktif adalah
Kapasitas daya dukung pondasi segi empat �� = ��. �� − 2� ��
(rectangular foundation) Dimana :
qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) + b Df Nq + 1/2 b B θ : sudut geser tanah
N (1-0,2 . B/L) c : kohesi tanah
Dimana :
qu : daya dukung ultimate Tekanan tanah lateral pasif
c : kohesi tanah Koefisien tekanan tanah aktif, Ka adalah
b : berat volume tanah �� = ���² (45 + � 2 )
Df : kedalaman pondasi
Maka tekanan tanah lateral aktif adalah
B : lebar pondasi
L : panjang pondasi �� = ��. �� + 2� ��
Nc,Nq,N: faktor gaya dukung Dimana :
θ : sudut geser tanah
Kapasitas daya dukung Mayerhoff c : kohesi tanah
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci +b.Df.Nq.Fqs.Fqd.Fqi
Tekanan tanah akibat gempa (mononobe-
+ ½.b.B.N.Fs.Fd.Fi
okabe)
dimana : qu : daya dukung ultimate
Pada tahun 1776, Coulomb
c : kohesi tanah
memperkenalkan persamaan tekanan tanah
B : lebar pondasi
aktif (PA) untuk dinding penahan tanah
b : berat volume tanah (retaining wall) pada tanah urugan kering tak
Df : kedalaman pondasi berkohesi, sebagai berikut:
3
PA= ½ γ H² KA � �
�
� = 1+� ���
�� +∆�
Dimana: � ��
PA :gaya aktif per satu satuan panjang dinding Apabila o+ > c :
� � � � � �� +∆�
γ : berat volume tanah � = � ��� � + � ���
1+�� �� 1+�� ��
H : tinggi retaining wall Dimana:
KA: koefisien tekanan aktif tanah S : konsolidasi pada tanah lempung
Cc : indeks pemampatan
Koefisien tekanan tanah aktif akibat gempa Cr : indeks pemampatan kembali
cos ² (Ø−�−�)
KAE= sin �+Ø sin (Ø−�−�)
H : tebal lapisan tanah yang terkonsolidasi
cos � ���²� cos (�+�+�) 1+ cos ²
�+�+� cos (�−�) Eo : angka pori awal
Dimana : o :tekanan overbudden awal sebelum
Ø : sudut geser tanah dibebani (kN/m2)
δ : sudut geser dinding :penambahan tegangan akibat beban
β : kemiringan dinding bidang vertikal pondasi (kN/m2)
I : kemiringan dinding bidang horizontal
Waktu konsolidasi
Penurunan pondasi Pada elemen tanah yang berkedalaman z,
Dalam menganalisa penurunan struktur perkembangan proses konsolidasi akibat
pondasi ada 2 hal penurunan yang dianalisa kenaikan tegangan tertentu, dapat dinyatakan
yaitu penurunan elastis (elastic settlement) dan dalam persamaan:
penurunan konsolidasi (consolidation �= �
�
settlement) untuk tanah lempung lanau. �
Dimana:
Penurunan Elastic (se) St : Penurunan tanah lempung pada waktu t
Penurunan elastis (se) yaitu penurunan S : Penurunan akhir tanah lempung
yang terjadi bersamaan dengan beban kerja Selanjutnya, waktu t pada lapisan lempung
yang terjadi cepat rumus yang digunakan yang terkonsolidasi dapat dapat diperoleh
adalah: dengan perumusan sebagai berikut :
�2�� ��
Se = A1x A2xΔσx(B/E) �= ��
Dimana :
A1 : faktor kedalaman dasar telapak pondasi
Pengaruh muka air tanah / Gaya uplift
A2 : faktor daerah kedalaman yang ditinjau
Letak muka air tanah (m.a.t.) didalam
Δσ : tegangan pada telapak pondasi
perhitungan kapasitas daya dukung
B : lebar telapak pondasi
berpengaruh untuk penentuan besaran berat isi
E : nilai elastisitas tanah yang dibebani
. Besaran yang digunakan dapat berupa
Penurunan Konsolidasi (sc) total, terendam sepenuhnya =b atau yang
Untuk lempung yang terkonsolidasi normal merupakan transisi dari dan total
( o> c) maka untuk menghitung penurunan
tanah dapat digunakan persamaan : Pengaruh Air Tanah terhadap Daya Dukung
�� � � +∆� Pondasi
� = 1+� ��� ��
� �
Untuk lempung yang terkonsolidasi lebih, Muka Air Tanah diatas telapak pondasi
digunakan Cr yang disebut juga indeks Bila muka air tanah terletak diatas atau sama
pemampatan kembali. Nilainya dapat diambil dengan pondasi, berat volume yang dipakai
sebesar 0.1 ~ 0.2 Cc. Persamaan yang dalam suku persamaan ke-3 harus berat
digunakan untuk menghitung penurunan volume efektif atau berat volume apung (γ’),
konsolidasi menjadi: karena zona geser yang terletak dibawah
Apabila o+ ≤ c : pondasi sepenuh terendam air pada kondisi ini,
nilai P0 pada suku persamaan ke-2, menjadi :
4
γ' (Df – dw) + γb dw pembangunan Fasilitas produksi Pondok
dengan γ’ = γsat – γw dan dw = kedalaman Makmur.
muka air tanah.
Jika muka air tanah dipermukaan atau dw = 0, Diagram alir Metodologi penelitian
maka γ pada suku persamaan ke-2 digantikan
dengan γ’, sedang γ pada suku persamaan ke-3
juga dipakai berat volume apung (γ’).
5
Pekerjaan penyelidikan tanah lapangan D : Beban mati pit dalam keadaan kosong
antara lain: L : Beban hidup (Beban Pompa & Peralatan)
1. Bor dalam (deep boring) Lr : Beban Atap (dikerenakan konstruksi pit
Pemboran ini dilakukan sebanyak 2 titik maka Lr=0)
pemboran di area fasilitas produksi S : Beban salju (tidak ada salju di Indonesia
PT.Pertamina EP di Pondok Makmur, dengan maka S=0)
kedalaman pengeboran sampai kedalaman Maka kombinasi pembebanan menjadi
36,45 m (BH-05) dan kedalaman 32,45 (BH- P= 1.2D+1.6L+0.5 (Lr or S)
06) = (1.2x4522.08)+1.6x(94.43+13.29+12.75)
2. Pengambilan sampel tak terganggu =5619.248 kN
(undisturbed sample/UDS)
Pengambilan sampel tidak terganggu (UDS) PERHITUNGAN KAPASITAS DAYA
selama pemboran dalam dengan kedalaman 12 DUKUNG PONDASI
meter, pada masing-masing titik dimbil 3 1. Daya dukung Terzaghi
sampel tanah tidak terganggu.
3. Standard penetration test (SPT)
Standard penetration test (SPT) dilakukan
pada setiap titik pemboran dengan interval
pengujian setiap 2 m.
4. Pengujian sondir (Cone penetration
test/CPT) sebanyak 2 titik
6
Faktor kedalaman: Dalam perhitungan tekanan tanah lateral aktif,
Df
Fcd =1+0.2 B tg 45 + φ/2 diambil dari pengujian Triaxial CU pada bore
5.63
hole 5
=1+0.2 9.35
tg 45 + 18.87/2 =1.004 Besarnya tekanan tanah tersebut menurut
Fqd=Fγd=1+0.1
Df
tg 45 + φ/2 Rankine dapat ditentukan sebagai berikut:
5.63
B �� = �� ��� ² 45 − � 2 − 2� ��� 45 − � 2
=1+0.1 9.35 tg 45 + 18.87/2 =1.002 Dengan mengambil nilai koefisien tekanan
Faktor kemiringan beban; tanah aktif, Ka sebagai
Dikarenakan beban vertikal maka Fci, Fqi, Fγi �� = ���² (45 − � 2 )
=1 Maka tekanan tanah lateral aktif adalah untuk
Sehingga perhitungan kapasitas daya dukung tanah kohesif:
pondasi menurut mayerhoff menjadi σa = σv. Ka − 2c Ka
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + Po.Nq.Fqs.Fqd.Fqi
+ ½.b.B.N.Fs.Fd.Fi
qu =163,352 kN/m²
qu
maka Qall = SF (digunakan sf sebesar 3)
163,352
Qall = 3
= 54,451 kN/m²
7
Kedalaman 1.85 m (lapisan 2)
σv' = γxd1
= 11.96x1.85 = 22.126 kN/m²
σa3 = σv1 Ka1 − 2c Ka1
= 22.126x0.344 − 2x8.73 0.344
= -2.629 kN/m²
Kedalaman 4 m (lapisan 2)
σv' = γxd1 + γ' 1xd2
Jadi gaya tekan tanah aktif persatuan panjang
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15
dinding
= 36.466 kN/m² Pa = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8
σa4 = σv2xKa2 − 2c Ka2 =(1/2x1.85x-1.024) + (1.85x-2.269) +
= 36.466x0.344 − 2x8.73 0.344 (1/2x2.15x-2.269) + (2.15x2.034) +
= 2.304 kN/m² (1.63x6.035) + (1/2x1.63x10.663) +
Kedalaman 4 m (lapisan 3) (1/2x2.15x21.09) +(1/2x1.63x37.081)
σv' = γxd1 + γ' 1xd2 = 68.210 kN/m
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15
= 36.466 kN/m² 2. Tekanan tanah pasif
σa5 = σv2xKa3 − 2c Ka3 Koefisien tekanan tanah pasif pada masing-
= 36.466x0.420 − 2x7.16 0.420 masing lapisan:
= 6.035 kN/m² Lapisan tanah 1 & 2
Kedalaman 5.63 m Kp1,2 = tan² 45 + 29.19 2 =2.904
σv' = γxd1 + γ' 1xd2 + γ' 2xd3 Lapisan tanah 3
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15 + Kp3 = tan² 45 + 24.09 2 =2.379
6.76x1.63 Menentukan tekanan efektif tanah lateral pasif
= 47.485 kN/m² adalah :
σa6 = σv3xKa3 − 2c Ka3 Pada kedalaman 0
= 47.485x0.420 − 2x7.16 0.420 σv' = 0
= 10.663 kN/m² σp1 = σv' x Kp1 + 2c Kp1
= 0 + 2x8.73 2.904= 29.754 kN/m²
Dikarenakan tanah berkohesi terdapat
Pada kedalaman 1.85 m
kemungkinan Pa negatif yang berarti ada gaya
σv' = γxd1
tarik yang bekerja pada tanah. Pada tanah yang
= 11.96x1.85 = 22.126 kN/m²
menderita tarik tersebut tanah menjadi retak-
retak. Retakan bila terisi oleh air akan σp2 = σv' x Kp1 + 2c Kp1
mengakibatkan tekanan hidrostatis = 22.126x2.904 + 2x8.73 2.904
= 94.008 kN/m²
Perhitungan tekanan hidrostatik : Pada kedalaman 1.85 m
Pada kedalaman 0 σv' = γxd1
u=0 = 11.96x1.85 = 22.126 kN/m²
Pada kedalaman 1.85 σp3 = σv' x Kp2 + 2c Kp2
u=0 = 22.126x2.904 + 2x8.73 2.904
Pada kedalaman 4 = 94.008 kN/m²
u = γw.d2 = 9.81x2,15 = 21.09 kN/m² Pada kedalaman 4 m
Pada kedalaman 5.63
σv' = γxd1 + γ' 1xd2
u = γw.d2 + γw.d3
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15
= 9.81x2,15 + 9.81x1.63 = 37.081 kN/m²
= 36.466 kN/m²
Tekanan tanah aktif persatuan panjang dinding
σp4 = σv2xKp2 + 2c Kp2
= 36.466x2.904 + 2x8.73 2.904
8
= 135.651 kN/m² Perhitungan koefisien tekanan tanah aktif
Pada kedalaman 4 m akibat gempa, dalam perhitungan tekanan
σv' = γxd1 + γ' 1xd2 tanah aktif akibat gempa dihitung tiap lapisan
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15 tanah yang mempunyai sudut geser yang
= 36.466 kN/m² berbeda.
σp5 = σv2xKp3 + 2c Kp3 Lapisan tanah 1 & 2 (sudut geser tanah lapisan
kedua lapisan ini sama)
= 36.466x2.379 + 2x7.16 2.379
=108.840 kN/m² KAE1,2 =
��� ²(29.19−8.79−0)
Pada kedalaman 5.63 m ��� 0+29.19 ��� 29.19−8.79−0
σv' = γxd1 + γ' 1xd2 + γ' 2xd3 ��� 8.79 ���²0 ���(0+0+8.79) 1+ ��� 0+0+8.79 ��� (0−0)
²
KAE3 = 0.775
Perhitungan tekanan tanah aktif akibat gempa
tiap lapisan
Pada kedalaman 1.85 m (Lapisan tanah 1)
PA1 = ½ γ H² (1-Kv) KAE1
= ½x11.96x 1.852 x 1 − 0.03 x0.450
= 8.934 kN/m²
Pada kedalaman 4 m (Lapisan tanah 2)
PA2 = ½ γ H² (1-Kv) KAE2
Jadi gaya tekan tanah pasif persatuan panjang = ½x16.47x 2.152 x 1 − 0.03 x0.450
dinding = 16.615 kN/m²
Pp = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8 Pada kedalaman 5.63 m
=(1.85x29.754) + (1/2x1.85x94.008) + PA3 = ½ γ H² (1-Kv) KAE3
(2.15x94.008) + (1/2x2.15x135.651) + = ½x16.57x1.632 x 1 − 0.03 x0.775
(1.63x108.840) + (1/2x1.63x135.054) + = 16.547 kN/m²
(1/2x2.15x21.090) + (1/2x1.63x37.081) Perhitungan tekanan tanah aktif per satuan
= 830.315 kN/m panjang dinding :
PA1+PA2+PA3
TEKANAN TANAH AKIBAT GEMPA =8,934+16,615+16.547=42.097 kN/m
(MONONOBE-OKABE)
CEK STABILITAS PONDASI
1. PENURUNAN PONDASI
9
Penurunan lapisan lempung pada kedalaman -
10.00 ~ 14.00
L/B = 13.35/9.35= 1.427A1 =0.30
Df/B= 5.63/9.35= 0.621A2=0.95
H/B=8.37/9.35= 0.895
7.359 X 9.35
Se 2= 0.3x0.95x 4903 = 0.004 m
Se total = 0.002 + 0.004 =0.006 m= 0.6 cm
10
OCR= σp’/ σo’= 264,787 / 884.488 t=
0,0016.6002
= 6.400.000 det
=0.299≤1 → NC clay 0,00009
Tekanan luar akibat beban yang bekerja pada = 0,202 tahun = 2.4 bulan
elevasi ini Jadi lamanya penurunan 2.4 bulan
2=P/A1 (1 tahun 365 hari =60x60x24x35=31.536.000
=5115.21 /(9.35+4.185)x(13.35+4.185) detik)
= 23.676 kN/m²
Maka dipakai rumus normally consolidated: 3. PENGARUH MUKA AIR TANAH /
H σ '+∆σ2 GAYA UPLIFT
Sc = cc log o σ '
1+eo o
4 884.488+23.676
Sc = 0.541 1+1.41 log 884.488
Sc = = 0.1 cm
Sc total =1.4 +0.1 = 1.5 cm
2. WAKTU KONSOLIDASI
Sesuai dengan hokum buoyancy yang
berbunyi :
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya
atau sebagian dalam suatu fluida akan
mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama
besar dengan berat fluida yang dipindahkan.
Maka perhitungan gaya uplift adalah:
Up = H x B x γw x Df
Dimana :
H : Panjang telapak pondasi
B : Lebar telapak pondasi
γw : berat jenis air
Df : kedalaman muka air tanah ke dasar
Dikarenakan angka porositas lapisan 2
pondasi
n=0.500, lapisan 3 n=0.530 sedangkan lapisan
Jadi perhitungan gaya uplift menjadi
4 n=0.580, makan kemungkinan air mengalir
Up = 13.35x9.35x 9.81x 3.78
lebih banyak mengarah pada lapisan 4,
= 4628.643 kN
sehingga nilai Hdr=Hc
Beban titik berat uplift
St =2.1 cm
UP2 = 1/2xUp
U=2.1 / 100 =0,021 =2.1 %
=1/2x4628.643 =2314.321 kN/m²
Nilai u dalam tabel faktor waktu dan derajat
Lokasi titik resultant uplift
konsolidasi
Nilai z = (1/2314.321) x (2314.321x1/3x9.35)
U 0 → TV =0;U10 → TV=0,008
= 3.116 m
Maka untuk mencari nilai TV 2.1% dengan
Maka momen maksimum yang bekerja pada
cara interpolasi
pondasi adalah
TV =(2.1/10)x0,008 =0,0016
M max= -P.z + Q.1/2.L²
Sehingga waktu penurunan konsolidasi adalah
TV.Hdr²
= (-2314.321x3.116) +
t= (5619.248x ½ x9.35)
CV
= -7211.424 + 26269.984
11
=19058.984 kN
Dikerenakan gaya uplift yang bekerja masih 5. STABILITAS TERHADAP GAYA
lebih kecil dari beban pit dalam kondisi GESER
kosong maka aman terhadap potensi uplift & Dalam perhitungan tekanan tanah pasif
guling (hasil momen +) diperoleh hasil Pp = 830.315 kN
ΣV tan k1xϴ +Bxk2xC+Pp
Fs geser =
4. STABILITAS TERHADAP GAYA Ph
(k1 & k2 berkisar 1/2 sampai 2/3)
GULING
Maka perhitungan menjadi
2 2
224.776 tan x24.09 +9.35 x7.16+830.315
Fs geser= 3
110.306
3
939.654
Fs geser = 120.178 = 8.518 >1.5…………OK
12
Pult: 45.018 kN/m² Diambil data derajat kejenuhan pada tanah
Ec = 4700√28 lapisan 3 dengan derajat kejenuhan sebesar
= 24870.062 MPa = 24870062 kN/m² 97,41 % diperkirakan potensi pengembangan
μ = 0.3 tanah sebanyak 6,7%.
(nilai poison ratio untuk tanah lempung)
H = 0.6 m KESIMPULAN DAN SARAN
B = 9.35 m
Batas lendut maksimum berdasar SK SNI T- Kesimpulan
15-1991-03 tabel 3.2.5 (b) batasan lendutan Setelah identifikasi kondisi tanah lapangan
maksimum adalah 1/480 bentang maka sebagain besar merupakan tanah lempung
1
δ mak =480 x9.35 = 0.019 m dengan konsistensi yang berbeda, dan
Perhitungan momen lentur untuk plat mempunyai potensi ekspansifitas yang tinggi.
24870062 x 0.63 Hal tersebut terlihat dari resume hasil
D= 12 1−0.32
= 407371.621 kNm laboratorium untuk nilai atterberg limit
Perhitungan lendutan yang terjadi sebagai berikut.
δ=
α.Qult.B² Resume atterberg limit dari hasil laboratorium
D Bore Depth LL PL PI
0.2 x 45.018 x 9.352
δ = 407371.621 Hole Sample (m) (%) (%) (%)
= 0.0019 m<0.019 m…OK BH-05 1.5 - 2.0 SP SP SP
Dengan ketebalan 0.6 m pondasi aman 5.5 - 6.0 116.58 60.17 56.41
terhadap lendutan, sehingga pondasi mampu 9.5 - 10.0 155.15 66.17 88.98
menahan beban ultimate yang bekerja BH-06 3.5 - 4.0 118.53 53.24 65.29
7.5 - 8.0 115.63 50.61 65.02
Korelasi pengembangan tanah dan derajat 11.5 – 12.0 105.35 45.71 59.64
kejenuhan SP = sand poorly graded
Jika ditinjau dari segi prosentase Dengan adanya ekspansifitas tanah tersebut
pengembangan tanah dan derajat kejenuhan menurut grafik korelasi Chen, korelasi indeks
maka pengembangan tanah ekpansif masih pengembangan lempung ekspansif dengan
aman terhadap stabilitas pondasi. Dengan derajat kejenuhan Chen (1975), menghasilkan
prosentasi pengembangan tanah dari kolerasi indeks pengembangan tanah ekspansif sebesar
tabel maka potensi pengembangan tanah 6,7 %.
sebanyak. Setelah dilakukan perhitungan daya dukung
pondasi, tekanan lateral tanah, penurunan
konsolidasi, waktu konsolidasi dan check
stabilitas pondasi & kekakuan struktur maka
didapatkan resume sebagai berikut :
Stabilitas SF Ijin SF Pondasi
Guling 2 6,995
Geser 1.5 8.518
Daya dukung 45.018 kN/m² 49.377 kN/m²
Penurunan 75 – 300 mm 21 mm
pondasi
Lendutan 0,0019 m 0,019 m
Dari resume hasil perhitungan dan analisa
pondasi Open Drain Pit, maka disimpulkan
bahwa :
1. Pondasi cukup kaku, masih memenuhi
syarat daya dukung & stabilitas pondasi.
13
2. Struktur yang kaku terlihat dari besarnya Hakam, Abdul.2010.”Rekayasa Pondasi untuk
lendutan yang masih lebih kecil dari mahasiswa dan praktisi” Fakultas Teknik.
lendutan izin yang ada. Andalas
3. Dari segi stabilitas pondasi masih mampu Simatupang, Pintor. 2004. Modul Kuliah
menahan gaya guling, geser maupun Mekanika Tanah II. Teknik Sipil.
stabilitas dari daya dukung tanah yang Mercubuana.:Jakarta.
bekerja. Vidayanti, desiana.2007. Modul Kuliah
Dengan pengembangan & penyusutan tanah Mekanika Tanah II. Teknik Sipil. Mercubuana:
sebesar 6,7 % maka dapat diharapkan pondasi Jakarta.
masih memenuhi kriteria stabilitas, Vidayanti, desiana.2007. Modul Kuliah
dikarenakan selisih safety faktor dari pondasi Rekayasa Pondasi I. Teknik Sipil. Mercubuana:
dengan safety faktor ijin masih banyak. Jakarta.
Yuliet, Rina.2002. “Diktat kuliah Mekanika
Saran Tanah II.Fakultas Teknik”.Andalas
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan
antara lain:
1. Sebelum melakukan perhitungan dan
analisa harus mengetahui kondisi tanah
dan parameter-parameter yang akan
digunakan.
2. Dalam perhitungan harus memperhatikan
potensi ekspansifitas tanah, dikarenakan
potensi ekspansifitas tanah dapat
menimbulkan kerusakan struktur pondasi
akibat kembang susut tanah.
3. Sebagai cara mengatasi kondisi tanah
ekspansif dengan pembuatan struktur yang
kaku dan pembebanan yang cukup.
4. Dapat dilakukan optimasi desain
dikarenakan struktur cukup kaku dan
memenuhi syarat stabilitas dengan safety
faktor yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Arya S., O'Neill M., and Pincus G. – “Design
of Structures and Foundations for Vibrating
Machines” Houston, Texas
Bowles, J.E. (1996): “Foundation Analysis and
Design, Fifth Edition”, McGraw-Hill, New
York.
Das, Braja M. (1990) “Principle of
Geotechnical Engineering”. Terjemahan oleh
Noor Endah & Indra Surya Mochtar. Penerbit
Erlangga, 1995
Das, Braja M. (2007): “Principles of
Foundation Engineering, Sixth Edition”,
Thomson Canada Limited, United States.
Hardiyatmo Hary Christady, “Teknik Pondasi
II”, PT Gramedia Pustaka Utama, 2001
14