Anda di halaman 1dari 14

Analisa Desain Pondasi Open Drain Pit (Proyek PERTAMINA-EP)

Pondok Makmur –Bekasi,


Oleh: Kurnia Agus Widodo, Nim : 41111110076
Dosen Pembimbing : Ir. Desiana Vidayanti, MT.
Tahun 2015

Fungsi pondasi adalah meneruskan atau mentrasfer beban dari struktur diatasnya. Beban struktur
atas tersebut harus diteruskan ke lapisan tanah yang cukup keras agar pondasi mampu menahan
beban tersebut. Tugas akhir ini menganalisa tentang pondasi Open Drain Pit yang digunakan pada
proyek PERTAMINA-EP, Pondok Makmur-Bekasi. Dalam studi kasus akan dibahas mengenai
daya dukung pondasi, tekanan tanah lateral, tekanan tanah lateral akibat gempa, penurunan
konsolidasi serta waktu konsolidasi, beban yang bekerja merupakan beban static dan beban
dynamic dimana beban dynamic berasal dari pompa yang berputar (rotating) beban hidup pompa
dapat diabaikan apabila beban mati dari Open drain pit 5 kali lebih besar dari beban hidup pompa.
Dimana dalam kondisi lapangan pondasi tersebut dibangun diatas tanah ekspansif, yang mempunyai
nilai kembang susut besar. Dari semua hasil perhitungan diatas akan dianalisa apakah dari desain
sudah memenuhi syarat kestabilan dari pondasi tersebut.

Desain Open Drain pit menggunakan desain yang sudah ada yaitu dari PT.RPE engineering,
sedangkan data tanah yang dipakai menggunakan data dari PT. Tribina Wahana Cipta, setelah
proses perhitungan dan analisa pondasi memenuhi syarat stabilitas meliputi stabil terhadap daya
dukung, stabil terhadap penurunan pondasi, stabil terhadap gaya uplift, stabil terhadap gaya guling,
stabil terhadap gaya geser dan memenuhi syarat kekakuan struktur.

Kata kunci :
Pondasi dangkal, Tanah Ekspansif, Metoda kapasitas daya dukung, Cek stabilitas pondasi

PENDAHULUAN guna keperluan pengaliran cairan yang


tercemar minyak dari proses produksi tersebut
Latar Belakang maka dibutuhkan Open Drain pit dimana
Dalam lingkup pekerjaan teknik sipil dalam sistem pengalirannya menggunakan
tentunya sangat banyak item pekerjaan yang slooping pipa / kemiringan pipa.
ada antara lain pekerjaan geoteknik, pekerjaan Maka dalam hal ini dibutuhkan design
irigasi, pekerjaan insfrastruktur, pekerjaan Open Drain Pit / semacam bangunan berupa
struktrur bahkan dalam ilmu teknik sipil juga kolam dengan Elevasi -5.63 m guna kebutuhan
mempelajari pekerjaan manajement konstruksi. slooping. Tahapan selanjutnya setelah air yang
Pada proyek Pembangunan Fasilitas tercemar minyak bisa dipisahkan maka
Produksi Pondok Makmur terdapat salah satu dipompa ke Crude oil Storage Tank
pembangunan Open Drain pit dimana di dalam menggunakan pompa Open Oil Drain Pump.
Open Drain pit tersebut terdapat Open Drain Dalam hal ini penulis akan menganilisa
Vessel. berfungsi sebagai tempat apakah design Open Drain Pit dimana dalam
menampungnya air yang tercemar minyak dari desain engineering Open Drain pit tersebut
beberapa peralatan seperti Closed Drain sump berupa kolam dengan lebar : 9.35 meter,
pump, HP/LP Ko drum, Water Storage tank, panjang 13.35meter dan kedalaman 5.63 meter
Oil storage Tank dan minyak kotor atau air dengan konstruksi pondasi berupa raft
tercemar minyak dari aktifitas operasi dan foundation dengan dinding retaining wall.
perawatan alat, dan air yang tercemar tersebut
dikirim ke Open Drain Vessel guna pemisahan,
Tujuan Penelitian
1
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk: analisis dari parameter-parameter tanah antara
1. Mengetahui dan menganalisa kondisi tanah lain, batas-batas Atterberg dan aktivitas.
lokasi Proyek Pengembangan Fasilitas Beberapa cara identifikasi tanah
Produksi PERTAMINA-EP, Pondok ekspansif dengan cara tidak langsung antara
Makmur. lain sebagai berikut :
2. Dengan desain yang sudah ada dari PT.
RPE engineering, akan direview ulang Korelasi Plasticity indeks (ASTM D-1883)
apakah desain sudah memenuhi syarat Pengunaan batas-batas Atterberg untuk
stabilitas dari pondasi. memprediksi pengembangan telah banyak
dilakukan. Bebarapa prosedur melibatkan
Metode Penelitian kadar fraksi butiran lempung. Batas-batas
Dalam Penulisan Tugas akhir ini penulis Atterberg dan potensi pengembangan lempung
memiliki sumber–sumber atau pedoman– tergantung pada banyaknya air yang diserap
pedoman yang dapat dijadikan sebagai bahan lempung. Semakin besar Plasticity indeks,
penulisan yang diantaranya : semakin besar pula air yang dapat diserap oleh
Sumber Perpustakaan lempung, oleh sebab itu lebih besar pula
Penulis dapat menggunakan referensi dari potensi pengembangannya.
buku – buku panduan dan modul – modul PI Derajat %
kuliah yang sesuai dengan pembahasan pada (ASTM D-424) pengembangan pengembangan
tugas akhir ini. Data tanah yang digunakan (ASTM D-1883)
penulis dari PT. Tribina Wahana Cipta 0 – 10 Tidak ekspansif 2 atau kurang
Data pembebanan sesuai dengan desain 10 – 20 Agak ekspansif 2-4
engineering yaitu PT. RPE engineering, dan >20 Ekspansif tinggi >4
menggunakan kombinasi beban terfaktor
(LRFD) UBC 1997, volume 2. Cara Holz dan Gibbs (1956)
Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan Cara ini menyajikan kriteria untuk
metode tinjauan pustaka, yang membahas memperkirakan potensial pengembangan tanah
kerangka konseptual permasalahan, penentuan tak terganggu dengan pembebanan sebesar 6,9
tinjauan, kategori penulisan, metode dan kPa. Tabel dibawah menunjukan hubungan
prinsip-prinsip desain, perhitungan dan analisa, antara pengembangan dengan parameter
beserta cek stabilitas desain pondasi meliputi parameter tanah, antara lain Plasticity Index,
daya dukung, penurunan, guling, geser dan Shrinkage Limit, Colloid Content, dan
kekakuan struktur. Di samping itu, penulis kemungkinan perubahan volume.
membaca buku-buku yang relevan dan
sumber-sumber yang tertulis yang menunjang Data dari Indeks tests % Pengembangan
penyusunan ini. Col (%) PI (%) SL (%) Swell
>28 >35 <11 >30 Sangat tinggi
TINJAUAN PUSTAKA 20 - 31 25 - 41 7 - 12 20-23 Tinggi
13 - 23 15 - 28 10 - 16 10-20 Sedang
Identifikasi tanah ekspansif <15 <18 >15 <10 Rendah
Identifikasi tanah ini sangat berhubungan
dengan hasil pengujian laboratorium dan Cara Chen (1988)
pengujian lapangan serta tingkat Chen mempergunakan indeks tunggal,
pengembangannya. Untuk melakukan yaitu Plasticity Index (PI)
identifikasi dapat dilakukan dengan 2 cara, PI (%) Potensi Pengembangan
yaitu : cara tidak langsung dan cara langsung. 0 – 15 Rendah
Cara langsung adalah dengan mengukur 10 – 35 Sedang
susut dari contoh tanah yang ada, sedangkan 20 – 55 Tinggi
cara tidak langsung adalah dengan melakukan > 55 Sangat tinggi

2
Kapasitas daya dukung Pondasi Fcs, Fqs, Fs : Faktor bentuk
Kapasitas/daya dukung tanah (bearing Fcd, Fqd, Fd: Faktor kedalaman
capacity) adalah kekuatan tanah untuk Fci, Fqi, FI : Faktor kemiringan beban
menahan suatu beban yang bekerja padanya Nc, Nqm N : Faktor gaya dukung
yang biasanya disalurkan melalui pondasi.
Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu = qult Kapasitas daya dukung Hansen
= ultimate bearing capacity) adalah tekanan Qu=Sc.Dc.Ic.bc.gc.c.Nc+Sq.Dq.Iq.bc.gq.Po.N
maksimum yang dapat diterima oleh tanah q.+S�.D�.I�.b�.g�.0,5B.�.N�
akibat beban yang bekerja tanpa menimbulkan Dimana:
kelongsoran geser pada tanah pendukung tepat Qu : Beban vertikal ultimate
di bawah dan sekeliling pondasi. L,B : Panjang & lebar efektif pondasi
��
�� = � : berat volume tanah
�� C : kohesi tanah
Dimana : Po :tekanan overbudden diatas pondasi
qa : daya dukung izin (allowable) Sc, Sq, S : faktor bentuk pondasi
qu : daya dukung ultimate Dc, Dq, D : faktor kedalaman pondasi
sf : safety factor (sf = 2,5-3) Ic, Iq, I : faktor kemiringan beban
bc, bq, b : faktor kemiringan dasar
Kapasitas daya dukung Terzaghi gc, gq, g : faktor kemiringan permukaan
Kapasitas daya dukung pondasi menerus (strip Nc, Nq, N : faktor kapasitas daya dukung
foundation) Untuk perhitungan pondasi datar tanpa
qu = c Nc + b Df Nq + 1/2 b B N kemiringan :
Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran Qu=Sc.Dc.c.Nc+Sq.Dq.gq.Po.Nq+Sγ.Dγ.0.5B.γNγ
(circular foundation)
qu = 1,3 c Nc + b Df Nq + 0,6  R N Tekanan tanah lateral aktif
Kapasitas daya dukung pondasi persegi Koefisen tekanan tanah aktif, Ka adalah
(square foundation) �� = ���² (45 − � 2 )
qu = 1,3 c Nc + b Df Nq + 0,4 b B N Maka tekanan tanah lateral aktif adalah
Kapasitas daya dukung pondasi segi empat �� = ��. �� − 2� ��
(rectangular foundation) Dimana :
qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) + b Df Nq + 1/2 b B θ : sudut geser tanah
N (1-0,2 . B/L) c : kohesi tanah
Dimana :
qu : daya dukung ultimate Tekanan tanah lateral pasif
c : kohesi tanah Koefisien tekanan tanah aktif, Ka adalah
b : berat volume tanah �� = ���² (45 + � 2 )
Df : kedalaman pondasi
Maka tekanan tanah lateral aktif adalah
B : lebar pondasi
L : panjang pondasi �� = ��. �� + 2� ��
Nc,Nq,N: faktor gaya dukung Dimana :
θ : sudut geser tanah
Kapasitas daya dukung Mayerhoff c : kohesi tanah
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci +b.Df.Nq.Fqs.Fqd.Fqi
Tekanan tanah akibat gempa (mononobe-
+ ½.b.B.N.Fs.Fd.Fi
okabe)
dimana : qu : daya dukung ultimate
Pada tahun 1776, Coulomb
c : kohesi tanah
memperkenalkan persamaan tekanan tanah
B : lebar pondasi
aktif (PA) untuk dinding penahan tanah
b : berat volume tanah (retaining wall) pada tanah urugan kering tak
Df : kedalaman pondasi berkohesi, sebagai berikut:

3
PA= ½ γ H² KA � �

� = 1+� ���
�� +∆�

Dimana: � ��

PA :gaya aktif per satu satuan panjang dinding Apabila o+ > c :
� � � � � �� +∆�
γ : berat volume tanah � = � ��� � + � ���
1+�� �� 1+�� ��
H : tinggi retaining wall Dimana:
KA: koefisien tekanan aktif tanah S : konsolidasi pada tanah lempung
Cc : indeks pemampatan
Koefisien tekanan tanah aktif akibat gempa Cr : indeks pemampatan kembali
cos ² (Ø−�−�)
KAE= sin �+Ø sin (Ø−�−�)
H : tebal lapisan tanah yang terkonsolidasi
cos � ���²� cos (�+�+�) 1+ cos ²
�+�+� cos (�−�) Eo : angka pori awal
Dimana : o :tekanan overbudden awal sebelum
Ø : sudut geser tanah dibebani (kN/m2)
δ : sudut geser dinding  :penambahan tegangan akibat beban
β : kemiringan dinding bidang vertikal pondasi (kN/m2)
I : kemiringan dinding bidang horizontal
Waktu konsolidasi
Penurunan pondasi Pada elemen tanah yang berkedalaman z,
Dalam menganalisa penurunan struktur perkembangan proses konsolidasi akibat
pondasi ada 2 hal penurunan yang dianalisa kenaikan tegangan tertentu, dapat dinyatakan
yaitu penurunan elastis (elastic settlement) dan dalam persamaan:
penurunan konsolidasi (consolidation �= �

settlement) untuk tanah lempung lanau. �
Dimana:
Penurunan Elastic (se) St : Penurunan tanah lempung pada waktu t
Penurunan elastis (se) yaitu penurunan S : Penurunan akhir tanah lempung
yang terjadi bersamaan dengan beban kerja Selanjutnya, waktu t pada lapisan lempung
yang terjadi cepat rumus yang digunakan yang terkonsolidasi dapat dapat diperoleh
adalah: dengan perumusan sebagai berikut :
�2�� ��
Se = A1x A2xΔσx(B/E) �= ��
Dimana :
A1 : faktor kedalaman dasar telapak pondasi
Pengaruh muka air tanah / Gaya uplift
A2 : faktor daerah kedalaman yang ditinjau
Letak muka air tanah (m.a.t.) didalam
Δσ : tegangan pada telapak pondasi
perhitungan kapasitas daya dukung
B : lebar telapak pondasi
berpengaruh untuk penentuan besaran berat isi
E : nilai elastisitas tanah yang dibebani
 . Besaran  yang digunakan dapat berupa 
Penurunan Konsolidasi (sc) total,  terendam sepenuhnya =b atau  yang
Untuk lempung yang terkonsolidasi normal merupakan transisi dari  dan  total
(  o>  c) maka untuk menghitung penurunan
tanah dapat digunakan persamaan : Pengaruh Air Tanah terhadap Daya Dukung
�� � � +∆� Pondasi
� = 1+� ��� ��
� �
Untuk lempung yang terkonsolidasi lebih, Muka Air Tanah diatas telapak pondasi
digunakan Cr yang disebut juga indeks Bila muka air tanah terletak diatas atau sama
pemampatan kembali. Nilainya dapat diambil dengan pondasi, berat volume yang dipakai
sebesar 0.1 ~ 0.2 Cc. Persamaan yang dalam suku persamaan ke-3 harus berat
digunakan untuk menghitung penurunan volume efektif atau berat volume apung (γ’),
konsolidasi menjadi: karena zona geser yang terletak dibawah
Apabila o+ ≤ c : pondasi sepenuh terendam air pada kondisi ini,
nilai P0 pada suku persamaan ke-2, menjadi :

4
γ' (Df – dw) + γb dw pembangunan Fasilitas produksi Pondok
dengan γ’ = γsat – γw dan dw = kedalaman Makmur.
muka air tanah.
Jika muka air tanah dipermukaan atau dw = 0, Diagram alir Metodologi penelitian
maka γ pada suku persamaan ke-2 digantikan
dengan γ’, sedang γ pada suku persamaan ke-3
juga dipakai berat volume apung (γ’).

Muka Air Tanah dibawah telapak pondasi


Jika muka air sangat dalam dibandingkan
dengan lebar pondasi atau z > β, dengan z
adalah jarak muka air tanah dibawah datar
pondasi. Nilai γ dari suku ke-2 persamaan
kapasitas dukung yang dipakai adalah γb atau
γd, demikian pula dalam suku persamaan ke-3
dipakai nilai berat volume basah (γt) atau
kering ( γd ). Untuk kondisi ini, parameter kuat
geser yang digunakan dalam hitungan adalah
parameter kuat geser dalam tinjauan tegangan
efektif (c’dan φ’).
Jika muka air tanah terletak pada
kedalaman z dibawah dasar pondasi (z < β),
nilai γ pada suatu persamaan ke-2 digantikan
dengan γb atau γd, , karena massa tanah dalam
zona geser sebagian terendam air, berat
volume tanah yang diterapkan dalam
persamaan kapasitas dukung suku ke-3 dapat
didekati dengan :
γrt = γ’ + (Z/B) (γb-γ’)
γrt = γ rata-rata

PERHITUNGAN DAN ANALISA

Lokasi titik pengeboran di lapangan

Pengaruh muka air tanah


METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu
tahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan
guna mencari penyelesaian atas studi kasus
pembangunan Open Drain Pit dalam Proyek

5
Pekerjaan penyelidikan tanah lapangan D : Beban mati pit dalam keadaan kosong
antara lain: L : Beban hidup (Beban Pompa & Peralatan)
1. Bor dalam (deep boring) Lr : Beban Atap (dikerenakan konstruksi pit
Pemboran ini dilakukan sebanyak 2 titik maka Lr=0)
pemboran di area fasilitas produksi S : Beban salju (tidak ada salju di Indonesia
PT.Pertamina EP di Pondok Makmur, dengan maka S=0)
kedalaman pengeboran sampai kedalaman Maka kombinasi pembebanan menjadi
36,45 m (BH-05) dan kedalaman 32,45 (BH- P= 1.2D+1.6L+0.5 (Lr or S)
06) = (1.2x4522.08)+1.6x(94.43+13.29+12.75)
2. Pengambilan sampel tak terganggu =5619.248 kN
(undisturbed sample/UDS)
Pengambilan sampel tidak terganggu (UDS) PERHITUNGAN KAPASITAS DAYA
selama pemboran dalam dengan kedalaman 12 DUKUNG PONDASI
meter, pada masing-masing titik dimbil 3 1. Daya dukung Terzaghi
sampel tanah tidak terganggu.
3. Standard penetration test (SPT)
Standard penetration test (SPT) dilakukan
pada setiap titik pemboran dengan interval
pengujian setiap 2 m.
4. Pengujian sondir (Cone penetration
test/CPT) sebanyak 2 titik

Penyelidikan tanah laboratorium


Pengujian tanah dilaboratorium dilakukan
pada sampel pengambilan tanah tidak
terganggu (UDS) dalam pekerjaan pengujian Dikarenakan φ (sudut geser tanah) <36 maka
dilaboratorium antara lain: menggunakan keruntuhan geser lokal, dan
1. Water content / moisture content dalam nilainya sebagai berikut :
2. Specific gravity (Gs) Nc =11,325; Nq= 3.629; Nγ = 1.519
3. Atterberg limit (LL dan PL) Untuk perhitungan daya dukung tanah:
4. Analisa ayakan dan hydrometer qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) + Po Nq + 1/2 b B
5. Triaxial UU N (1-0,2 . B/L)
6. Triaxial CU qu = 126.340 + 17.577+ 4.214
7. Consolidation test qu = 148.131 kN/m²
8. Permebalility test dan Chemical content qu
maka Qall= SF (digunakan sf sebesar 3)
148.131
PERHITUNGAN PEMBEBANAN Qall= 3
= 49.377 kN/m²
Beban mati = Beban pondasi + Beban tangga
= (191,82 x 23,54)+6.64 2. Daya Dukung Mayerhoff
= 4522,08 kN Dengan φ (sudut geser tanah) =18,87 , faktor
Beban hidup = Beban vessel & Beban pompa daya dukung menurut mayerhoff didapat :
= 94,43+13,29+12.76=120,48 kN Nc =13,822; Nq= 5,729; Nγ = 2,348
Kombinasi pembebanan Faktor bentuk:
Dipakai kombinasi beban terfaktor Fcs=1+0.2
B
tg² 45 + φ/2
digunakan untuk merancang tulangan beton L
9.35
dengan metode Load and Resistance Factored =1+0.2 13.35
tg² 45 + 18.87/2 = 1.001
Design (LRFD) UBC,1997 Volume 2, Sections Fqs=Fγs=1+0.1
B
tg² 45 + φ/2
1612.2 9.35
L
P =1.2D+1.6L+0.5 (Lr or S) =1+0.1 13.35
tg² 45 + 18.87/2 = 1.000
Dimana:

6
Faktor kedalaman: Dalam perhitungan tekanan tanah lateral aktif,
Df
Fcd =1+0.2 B tg 45 + φ/2 diambil dari pengujian Triaxial CU pada bore
5.63
hole 5
=1+0.2 9.35
tg 45 + 18.87/2 =1.004 Besarnya tekanan tanah tersebut menurut
Fqd=Fγd=1+0.1
Df
tg 45 + φ/2 Rankine dapat ditentukan sebagai berikut:
5.63
B �� = �� ��� ² 45 − � 2 − 2� ��� 45 − � 2
=1+0.1 9.35 tg 45 + 18.87/2 =1.002 Dengan mengambil nilai koefisien tekanan
Faktor kemiringan beban; tanah aktif, Ka sebagai
Dikarenakan beban vertikal maka Fci, Fqi, Fγi �� = ���² (45 − � 2 )
=1 Maka tekanan tanah lateral aktif adalah untuk
Sehingga perhitungan kapasitas daya dukung tanah kohesif:
pondasi menurut mayerhoff menjadi σa = σv. Ka − 2c Ka
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + Po.Nq.Fqs.Fqd.Fqi
+ ½.b.B.N.Fs.Fd.Fi
qu =163,352 kN/m²
qu
maka Qall = SF (digunakan sf sebesar 3)
163,352
Qall = 3
= 54,451 kN/m²

3. Daya Dukung Hansen


Dengan φ (sudut geser tanah) =18,87 , faktor
daya dukung menurut mayerhoff didapat :
Nc =13,822; Nq= 5,729; Nγ = 2,428
Sehingga perhitungannya menjadi
Faktor bentuk pondasi:
Koefisien tekanan tanah aktif pada masing-
Sc =1+(B/L) (Nq/Nc)
masing lapisan:
=1+(9.35/13.35)x(5/11.63) = 1.261
Lapisan tanah 1 & 2
Sq =1+(B/L)tg
=1+(9.35/13.35) tg 15.95 = 1.200 Ka1,2 = tan² 45 − 29.19 2 =0.344
Sγ =1-0.4 (B/L) Lapisan tanah 3
=1-0.4 (9.35/13.35) = 0.719 Ka3 = tan² 45 − 24.09 2 =0.420
Faktor kedalaman fondasi : Dikarenakan ada muka air tanah maka
Dc =1+0.4 (D/B) perhitungan tekanan tanah lateral efektif dan
=1+0.4 (5.63/9.35) = 1.240 tekanan tanah hidrostatik dilakukan terpisah.
Dq =1+2(D/B)tg (1-sin )² Tegangan tanah lateral efektif adalah.
=1+2(5.63/9.35) tg 15.95 (1-sin 15.95)² Menentukan tegangan efektif horizontal tanah:
=1+62.107x0.150 =1.181
Dγ=1 Kedalaman 0 m
Sehingga daya dukung tanah menurut Hansen σv' = 0
adalah ; σa1 = σv1 x Ka1 − 2c Ka1
qu =Sc.Dc.c.Nc+Sq.Dq.Po.Nq+Sγ.Dγ.0.5B.γNγ
qu =237,424 kN/m² = 0 − 2x8.73 0.344= -1.024 kN/m²
qu Kedalaman 1.85 m (lapisan 1)
maka Qall = SF (digunakan sf sebesar 3)
σv' = γxd1
237,424
Qall = 3
= 79,141 kN/m² = 11.96x1.85 = 22.126 kN/m²
σa2 = σv1 Ka1 − 2c Ka1
PERHITUNGAN TEKANAN TANAH = 22.126x0.344 − 2x8.73 0.344
LATERAL = -2.629 kN/m²
1. Tekanan tanah aktif Rankine

7
Kedalaman 1.85 m (lapisan 2)
σv' = γxd1
= 11.96x1.85 = 22.126 kN/m²
σa3 = σv1 Ka1 − 2c Ka1
= 22.126x0.344 − 2x8.73 0.344
= -2.629 kN/m²
Kedalaman 4 m (lapisan 2)
σv' = γxd1 + γ' 1xd2
Jadi gaya tekan tanah aktif persatuan panjang
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15
dinding
= 36.466 kN/m² Pa = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8
σa4 = σv2xKa2 − 2c Ka2 =(1/2x1.85x-1.024) + (1.85x-2.269) +
= 36.466x0.344 − 2x8.73 0.344 (1/2x2.15x-2.269) + (2.15x2.034) +
= 2.304 kN/m² (1.63x6.035) + (1/2x1.63x10.663) +
Kedalaman 4 m (lapisan 3) (1/2x2.15x21.09) +(1/2x1.63x37.081)
σv' = γxd1 + γ' 1xd2 = 68.210 kN/m
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15
= 36.466 kN/m² 2. Tekanan tanah pasif
σa5 = σv2xKa3 − 2c Ka3 Koefisien tekanan tanah pasif pada masing-
= 36.466x0.420 − 2x7.16 0.420 masing lapisan:
= 6.035 kN/m² Lapisan tanah 1 & 2
Kedalaman 5.63 m Kp1,2 = tan² 45 + 29.19 2 =2.904
σv' = γxd1 + γ' 1xd2 + γ' 2xd3 Lapisan tanah 3
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15 + Kp3 = tan² 45 + 24.09 2 =2.379
6.76x1.63 Menentukan tekanan efektif tanah lateral pasif
= 47.485 kN/m² adalah :
σa6 = σv3xKa3 − 2c Ka3 Pada kedalaman 0
= 47.485x0.420 − 2x7.16 0.420 σv' = 0
= 10.663 kN/m² σp1 = σv' x Kp1 + 2c Kp1
= 0 + 2x8.73 2.904= 29.754 kN/m²
Dikarenakan tanah berkohesi terdapat
Pada kedalaman 1.85 m
kemungkinan Pa negatif yang berarti ada gaya
σv' = γxd1
tarik yang bekerja pada tanah. Pada tanah yang
= 11.96x1.85 = 22.126 kN/m²
menderita tarik tersebut tanah menjadi retak-
retak. Retakan bila terisi oleh air akan σp2 = σv' x Kp1 + 2c Kp1
mengakibatkan tekanan hidrostatis = 22.126x2.904 + 2x8.73 2.904
= 94.008 kN/m²
Perhitungan tekanan hidrostatik : Pada kedalaman 1.85 m
Pada kedalaman 0 σv' = γxd1
u=0 = 11.96x1.85 = 22.126 kN/m²
Pada kedalaman 1.85 σp3 = σv' x Kp2 + 2c Kp2
u=0 = 22.126x2.904 + 2x8.73 2.904
Pada kedalaman 4 = 94.008 kN/m²
u = γw.d2 = 9.81x2,15 = 21.09 kN/m² Pada kedalaman 4 m
Pada kedalaman 5.63
σv' = γxd1 + γ' 1xd2
u = γw.d2 + γw.d3
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15
= 9.81x2,15 + 9.81x1.63 = 37.081 kN/m²
= 36.466 kN/m²
Tekanan tanah aktif persatuan panjang dinding
σp4 = σv2xKp2 + 2c Kp2
= 36.466x2.904 + 2x8.73 2.904
8
= 135.651 kN/m² Perhitungan koefisien tekanan tanah aktif
Pada kedalaman 4 m akibat gempa, dalam perhitungan tekanan
σv' = γxd1 + γ' 1xd2 tanah aktif akibat gempa dihitung tiap lapisan
= 11.96x1.85 + 6.67x2.15 tanah yang mempunyai sudut geser yang
= 36.466 kN/m² berbeda.
σp5 = σv2xKp3 + 2c Kp3 Lapisan tanah 1 & 2 (sudut geser tanah lapisan
kedua lapisan ini sama)
= 36.466x2.379 + 2x7.16 2.379
=108.840 kN/m² KAE1,2 =
��� ²(29.19−8.79−0)
Pada kedalaman 5.63 m ��� 0+29.19 ��� 29.19−8.79−0
σv' = γxd1 + γ' 1xd2 + γ' 2xd3 ��� 8.79 ���²0 ���(0+0+8.79) 1+ ��� 0+0+8.79 ��� (0−0)
²

= 11.96x1.85 + 6.67x2.15 + KAE1,2 = 0.450


6.76x1.63 = 47.485 kN/m² Lapisan tanah 3
σp6 = σv3xKp3 + 2c Kp3 KAE3=
��� ²(24.09−8.79−0)
= 47.485x2.379 + 2x7.16 2.379 ��� 0+24.09 ��� (24.09−8.79−0)
��� 8.79 ���²0 ���(0+0+8.79) 1+ ²
= 135.054 kN/m² ��� 0+0+8.79 ��� (0−0)

KAE3 = 0.775
Perhitungan tekanan tanah aktif akibat gempa
tiap lapisan
Pada kedalaman 1.85 m (Lapisan tanah 1)
PA1 = ½ γ H² (1-Kv) KAE1
= ½x11.96x 1.852 x 1 − 0.03 x0.450
= 8.934 kN/m²
Pada kedalaman 4 m (Lapisan tanah 2)
PA2 = ½ γ H² (1-Kv) KAE2
Jadi gaya tekan tanah pasif persatuan panjang = ½x16.47x 2.152 x 1 − 0.03 x0.450
dinding = 16.615 kN/m²
Pp = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8 Pada kedalaman 5.63 m
=(1.85x29.754) + (1/2x1.85x94.008) + PA3 = ½ γ H² (1-Kv) KAE3
(2.15x94.008) + (1/2x2.15x135.651) + = ½x16.57x1.632 x 1 − 0.03 x0.775
(1.63x108.840) + (1/2x1.63x135.054) + = 16.547 kN/m²
(1/2x2.15x21.090) + (1/2x1.63x37.081) Perhitungan tekanan tanah aktif per satuan
= 830.315 kN/m panjang dinding :
PA1+PA2+PA3
TEKANAN TANAH AKIBAT GEMPA =8,934+16,615+16.547=42.097 kN/m
(MONONOBE-OKABE)
CEK STABILITAS PONDASI

1. PENURUNAN PONDASI

Penurunan Elastic (Se)


Penurunan elastis (se) yaitu penurunan yang
terjadi bersamaan dengan beban kerja yang
terjadi cepat rumus yang digunakan adalah :
Dalam penurunan elastis ditinjau 2 lapisan
tanah:

9
Penurunan lapisan lempung pada kedalaman -
10.00 ~ 14.00
L/B = 13.35/9.35= 1.427A1 =0.30
Df/B= 5.63/9.35= 0.621A2=0.95
H/B=8.37/9.35= 0.895
7.359 X 9.35
Se 2= 0.3x0.95x 4903 = 0.004 m
Se total = 0.002 + 0.004 =0.006 m= 0.6 cm

Penurunan Konsolidasi (sc)


penurunan konsolidasi ditinjau 2 lapisan tanah:
Nilai modulus elastisitas E = 2.5xqc (qc dari
data sondir kedalaman 5,6 m)
qc=20 kg/cm²
E = 2.5 Qc =2.5x20 = 50 kg/cm²= 4903 kN/m²
Perhitungan tegangan pada telapak pondasi
Δσ = q beban – q’
= 5619.248/(9.35x13.35) – (6.66x4 +
6.76x1.63)
= 7.359 kN/m²
Penurunan lapisan lempung pada kedalaman -
4.00 ~ 10.00 Lapisan tanah 3 (4-10 m)
L/B = 13.35/9.35= 1.427 ;A1 =0.15 σp’ =2.7 kg/cm² = 264.787 kN/m²
Df/B= 5.63/9.35= 0.621 ; A2 =0.95 Tegangan vertikal efektif sebelum
H/B=4.37/9.35= 0.467 pembebanan
σo1’=(1.85x1.22)+(2.15x0.68)+
(0.69x(1/2x4.37+1.63)
=6.351 =622.839 kN/m²
Jenis konsolidasi tanah
OCR= σp’/ σo’= 264,787 / 622.839
=0,425 ≤1 → NC clay
Tekanan luar akibat beban yang bekerja pada
elevasi ini
1=P/A1
=5619.248 / (9.35+2.185)x(13.35+2.185)
= 31.358 kN/m²
Maka dipakai rumus normally consolidated:
H σ '+∆σ1
Sc = cc log o σ '
1+eo o
4.37 622.839+31.358
Sc = 0.313 log 622.839
1+1.11
Sc = 1,4 cm

Lapisan tanah 4 (10-14 m)


σp’ =2.7 kg/cm² = 264.787 kN/m²
Tegangan vertikal efektif sebelum
pembebanan
σo2’=(1.85x1.22)+(2.15x0.68)+(0.69x6)+
(0.58x4/2)
7.359 X 9.35 =9.019 =884.488 kN/m²
Se 1 = 0.15x0.95x 4903
= 0.002 m Jenis konsolidasi tanah

10
OCR= σp’/ σo’= 264,787 / 884.488 t=
0,0016.6002
= 6.400.000 det
=0.299≤1 → NC clay 0,00009
Tekanan luar akibat beban yang bekerja pada = 0,202 tahun = 2.4 bulan
elevasi ini Jadi lamanya penurunan 2.4 bulan
2=P/A1 (1 tahun 365 hari =60x60x24x35=31.536.000
=5115.21 /(9.35+4.185)x(13.35+4.185) detik)
= 23.676 kN/m²
Maka dipakai rumus normally consolidated: 3. PENGARUH MUKA AIR TANAH /
H σ '+∆σ2 GAYA UPLIFT
Sc = cc log o σ '
1+eo o
4 884.488+23.676
Sc = 0.541 1+1.41 log 884.488
Sc = = 0.1 cm
Sc total =1.4 +0.1 = 1.5 cm

Batas penurunan izin untuk pondasi rakit 75-


300 mm
Penurunan total
St =Se+Sc = 0.6+1.5 = 2.1 cm
Jadi penurunan izin masih masuk yaitu 21 mm
< 75 mm…….. (ok)

2. WAKTU KONSOLIDASI
Sesuai dengan hokum buoyancy yang
berbunyi :
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya
atau sebagian dalam suatu fluida akan
mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama
besar dengan berat fluida yang dipindahkan.
Maka perhitungan gaya uplift adalah:
Up = H x B x γw x Df
Dimana :
H : Panjang telapak pondasi
B : Lebar telapak pondasi
γw : berat jenis air
Df : kedalaman muka air tanah ke dasar
Dikarenakan angka porositas lapisan 2
pondasi
n=0.500, lapisan 3 n=0.530 sedangkan lapisan
Jadi perhitungan gaya uplift menjadi
4 n=0.580, makan kemungkinan air mengalir
Up = 13.35x9.35x 9.81x 3.78
lebih banyak mengarah pada lapisan 4,
= 4628.643 kN
sehingga nilai Hdr=Hc
Beban titik berat uplift
St =2.1 cm
UP2 = 1/2xUp
U=2.1 / 100 =0,021 =2.1 %
=1/2x4628.643 =2314.321 kN/m²
Nilai u dalam tabel faktor waktu dan derajat
Lokasi titik resultant uplift
konsolidasi
Nilai z = (1/2314.321) x (2314.321x1/3x9.35)
U 0 → TV =0;U10 → TV=0,008
= 3.116 m
Maka untuk mencari nilai TV 2.1% dengan
Maka momen maksimum yang bekerja pada
cara interpolasi
pondasi adalah
TV =(2.1/10)x0,008 =0,0016
M max= -P.z + Q.1/2.L²
Sehingga waktu penurunan konsolidasi adalah
TV.Hdr²
= (-2314.321x3.116) +
t= (5619.248x ½ x9.35)
CV
= -7211.424 + 26269.984
11
=19058.984 kN
Dikerenakan gaya uplift yang bekerja masih 5. STABILITAS TERHADAP GAYA
lebih kecil dari beban pit dalam kondisi GESER
kosong maka aman terhadap potensi uplift & Dalam perhitungan tekanan tanah pasif
guling (hasil momen +) diperoleh hasil Pp = 830.315 kN
ΣV tan k1xϴ +Bxk2xC+Pp
Fs geser =
4. STABILITAS TERHADAP GAYA Ph
(k1 & k2 berkisar 1/2 sampai 2/3)
GULING
Maka perhitungan menjadi
2 2
224.776 tan x24.09 +9.35 x7.16+830.315
Fs geser= 3
110.306
3

939.654
Fs geser = 120.178 = 8.518 >1.5…………OK

6. STABILITAS TERHADAP DAYA


DUKUNG
Resume daya dukung pondasi dangkal
Terzaghi Mayerhoff Hansen
Tekanan tanah leteral aktif persatuan panjang Qu (kN/m²) 148.131 163.352 273.424
dinding adalah Qall (kN/m²) 49.377 54.451 79.141
Pa = tekanan tanah letaral aktif *Q all dipakai safety faktor = 3
Pae = tekanan tanah letaral aktif akibat gempa Dari kombinasi pembebanan didapatkan beban
PA =Pa +Pae sebesar 5619.248 kN, diasumsikan beban
= 68.209 + 42.097 =110.306 kN/m merata karena konstruksi berupa raft
Ph = PA cos α foundation, maka beban izin / m² adalah
=110.306 cos 0 = 110.306 kN/m P all= 5619,248 / (9.35x13,35)
Faktor keamanan terhadap gaya guling = 45.018 kN/m²
Σ Mr
Fs guling =Σ Mo Beban pondasi lebih kecil dari pada daya
Momen gaya yang menyebabkan guling pada dukung pondasi, maka tanah masih stabil
titik C untuk menerima beban yang bekerja dari
H pondasi.
ƩMo = Ph x 3
5.63
ƩMo = 110.306 x 3 = 207.008 kN 7. PERIKSA KEKAKUAN PLAT
Perhitungan momen penahan ƩMr (γ beton PONDASI RAKIT
=23.58 KN/m³) Menurut SK SNI T-15-1991-03 batas lendutan
maksimum adalah 1/480 bentang yang terjadi
(1) (2) (3) (4) (5)
akibat beban merata (Timoshenkok, 1998)
=γx2 =4x3
adalah:
1 2.665 62.840 8.85 556.141 α.Qult.B²
2 5.61 132.284 4.675 618.427 δ= D
3 1.257 29.652 9.225 273.540 D=
Ec.H³
ƩV= ƩMr = 12 1−μ2

224.776 1448.108 Dimana :


(1) : Penampang δ : Lendutan yang terjadi
(2) : Δ Penampang α : Koefisien lendutan
(3) : Berat/ satuan panjang dinding Pult: Beban ultimate
(4) : Lengan momen μ : Nilai poison rasio
(5) : Momen terhadap titik C D : Momen akibat lentur untuk plat
Faktor keamanan terhadap gaya guling Ec : Modulus elastisitas beton
Σ Mr H : Tebal plat
Fs guling =Σ Mo
B : Lebar plat
1448.108
Fs guling = 207.008 = 6.995 > 2……OK Diketahui :

12
Pult: 45.018 kN/m² Diambil data derajat kejenuhan pada tanah
Ec = 4700√28 lapisan 3 dengan derajat kejenuhan sebesar
= 24870.062 MPa = 24870062 kN/m² 97,41 % diperkirakan potensi pengembangan
μ = 0.3 tanah sebanyak 6,7%.
(nilai poison ratio untuk tanah lempung)
H = 0.6 m KESIMPULAN DAN SARAN
B = 9.35 m
Batas lendut maksimum berdasar SK SNI T- Kesimpulan
15-1991-03 tabel 3.2.5 (b) batasan lendutan Setelah identifikasi kondisi tanah lapangan
maksimum adalah 1/480 bentang maka sebagain besar merupakan tanah lempung
1
δ mak =480 x9.35 = 0.019 m dengan konsistensi yang berbeda, dan
Perhitungan momen lentur untuk plat mempunyai potensi ekspansifitas yang tinggi.
24870062 x 0.63 Hal tersebut terlihat dari resume hasil
D= 12 1−0.32
= 407371.621 kNm laboratorium untuk nilai atterberg limit
Perhitungan lendutan yang terjadi sebagai berikut.
δ=
α.Qult.B² Resume atterberg limit dari hasil laboratorium
D Bore Depth LL PL PI
0.2 x 45.018 x 9.352
δ = 407371.621 Hole Sample (m) (%) (%) (%)
= 0.0019 m<0.019 m…OK BH-05 1.5 - 2.0 SP SP SP
Dengan ketebalan 0.6 m pondasi aman 5.5 - 6.0 116.58 60.17 56.41
terhadap lendutan, sehingga pondasi mampu 9.5 - 10.0 155.15 66.17 88.98
menahan beban ultimate yang bekerja BH-06 3.5 - 4.0 118.53 53.24 65.29
7.5 - 8.0 115.63 50.61 65.02
Korelasi pengembangan tanah dan derajat 11.5 – 12.0 105.35 45.71 59.64
kejenuhan SP = sand poorly graded
Jika ditinjau dari segi prosentase Dengan adanya ekspansifitas tanah tersebut
pengembangan tanah dan derajat kejenuhan menurut grafik korelasi Chen, korelasi indeks
maka pengembangan tanah ekpansif masih pengembangan lempung ekspansif dengan
aman terhadap stabilitas pondasi. Dengan derajat kejenuhan Chen (1975), menghasilkan
prosentasi pengembangan tanah dari kolerasi indeks pengembangan tanah ekspansif sebesar
tabel maka potensi pengembangan tanah 6,7 %.
sebanyak. Setelah dilakukan perhitungan daya dukung
pondasi, tekanan lateral tanah, penurunan
konsolidasi, waktu konsolidasi dan check
stabilitas pondasi & kekakuan struktur maka
didapatkan resume sebagai berikut :
Stabilitas SF Ijin SF Pondasi
Guling 2 6,995
Geser 1.5 8.518
Daya dukung 45.018 kN/m² 49.377 kN/m²
Penurunan 75 – 300 mm 21 mm
pondasi
Lendutan 0,0019 m 0,019 m
Dari resume hasil perhitungan dan analisa
pondasi Open Drain Pit, maka disimpulkan
bahwa :
1. Pondasi cukup kaku, masih memenuhi
syarat daya dukung & stabilitas pondasi.

13
2. Struktur yang kaku terlihat dari besarnya Hakam, Abdul.2010.”Rekayasa Pondasi untuk
lendutan yang masih lebih kecil dari mahasiswa dan praktisi” Fakultas Teknik.
lendutan izin yang ada. Andalas
3. Dari segi stabilitas pondasi masih mampu Simatupang, Pintor. 2004. Modul Kuliah
menahan gaya guling, geser maupun Mekanika Tanah II. Teknik Sipil.
stabilitas dari daya dukung tanah yang Mercubuana.:Jakarta.
bekerja. Vidayanti, desiana.2007. Modul Kuliah
Dengan pengembangan & penyusutan tanah Mekanika Tanah II. Teknik Sipil. Mercubuana:
sebesar 6,7 % maka dapat diharapkan pondasi Jakarta.
masih memenuhi kriteria stabilitas, Vidayanti, desiana.2007. Modul Kuliah
dikarenakan selisih safety faktor dari pondasi Rekayasa Pondasi I. Teknik Sipil. Mercubuana:
dengan safety faktor ijin masih banyak. Jakarta.
Yuliet, Rina.2002. “Diktat kuliah Mekanika
Saran Tanah II.Fakultas Teknik”.Andalas
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan
antara lain:
1. Sebelum melakukan perhitungan dan
analisa harus mengetahui kondisi tanah
dan parameter-parameter yang akan
digunakan.
2. Dalam perhitungan harus memperhatikan
potensi ekspansifitas tanah, dikarenakan
potensi ekspansifitas tanah dapat
menimbulkan kerusakan struktur pondasi
akibat kembang susut tanah.
3. Sebagai cara mengatasi kondisi tanah
ekspansif dengan pembuatan struktur yang
kaku dan pembebanan yang cukup.
4. Dapat dilakukan optimasi desain
dikarenakan struktur cukup kaku dan
memenuhi syarat stabilitas dengan safety
faktor yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Arya S., O'Neill M., and Pincus G. – “Design
of Structures and Foundations for Vibrating
Machines” Houston, Texas
Bowles, J.E. (1996): “Foundation Analysis and
Design, Fifth Edition”, McGraw-Hill, New
York.
Das, Braja M. (1990) “Principle of
Geotechnical Engineering”. Terjemahan oleh
Noor Endah & Indra Surya Mochtar. Penerbit
Erlangga, 1995
Das, Braja M. (2007): “Principles of
Foundation Engineering, Sixth Edition”,
Thomson Canada Limited, United States.
Hardiyatmo Hary Christady, “Teknik Pondasi
II”, PT Gramedia Pustaka Utama, 2001

14

Anda mungkin juga menyukai