POWER SHOVEL
Disusun Oleh:
SUPRAPTO 41313320038
FAKULTAS TEKNIK
BEKASI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa proyek bangunan terdapat aktivitas yang memerlukan alat berat, baik itu
proyek transportasi (jalan, jembatan, bandara), bangunan air (waduk, bendung, bendungan,
pelabuhan), dan bangunan gedung bertingkat. Alat berat didalam suatu proyek bangunan
memiliki peran yang cukup penting dalam hal keberlangsungan dan kelancaran pengerjaan
proyek tersebut. Salah satu alat berat yang berperan dalam pembanunan proyek adalah Power
Shovel.
1.3 Tujuan
1. Mengetahu cara kerja Power Shovel.
2. Mengetahui produktivitas Power Shovel.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Alat ini dinamakan power shovel, yaitu alat yang berupa shovel attachment yang
dipasangkan pada excavator. Alat berat ini sangat baik digunakan untuk pekerjaan
menggali tanah tanpa bantuan alat lain, serta sekaligus memuatkan galiannya ke dalam
truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat timbunan
bahan persediaan (stock piling). Pada umunya power shovel dipasang di atas crawler
mounted, sehingga diperoleh keuntungan besar, yaitu stabilitas dan kemampuan floating.
Keutamaan power shovel digunakan untuk menggali tebing yang letaknya lebih tingi dari
kedudukan alat.
Macam shovel dibedakan dalam dua hal, yaitu shovel dengan kendali kabel
(cable controlled) dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled). Bagian-
bagian yang terpenting dari shovel adalah sebagai berikut :
Pemilihan shovel dengan ukuran yang lebih besar dipertimbangkan atas dasar
sebagai berikut :
a. Pengangkutan shovel merupakan usaha yang sulit, jadi harus dipertimbangkan
jalan angkut yang ada.
b. Pengausan bagian-bagian (spare parts) ukuran besar relatif besar pula, karena
pekerjaan yang dilakukan juga besar.
c. Pada pekerjaan di quarry, shovel besar tidak perlu terlebih dahulu menghancurkan
batu-batu.
d. Biaya untuk operator shovel besar relatif kecil, karena produksinya besar.
e. Shovel besar lebih mampu mengerjakan bahan-bahan yang keras karena
tenaganya lebih besar.
f. Waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat.
Ukuran besar/kecilnya suatu power shovel ditunjukkan oleh ukuran dipper
yang dinyatakan dalam cuyd (cubic yard). Besar atau kecilnya power shovel yang akan
dipergunakan pada suatu pekerjaan, pemindahan tanah mekanis atau pada suatu kegiatan
pertambangan disamping bergantung dan ditentukan oleh :
a. Ukuran kapasitas bak truck apabila kapasitas bak truck kecil, misalnya truck 3 cu
yd; maka lebih baik memakai power shovel cu yd; dibanding power shovel 1
cu yd. Sebaliknya bila dipergunakan truck 15 cu yd; maka power shovel yang
dipergunakan adalah yang berukuran dipper 2 cu yd (yang demikian ini, apabila
power shovel berfungsi utamanya sebagai alat muat).
b. Apabila power shovel utamanya berfungsi sebagai alat gali dan hasil galiannya
kemudian dimuatkan ke bak truck, maka untuk penggalian pada material keras,
sebaiknya dipilih power shovel berukuran besar, begitu pula sebaliknya.
2.6 Produktivitas
Dalam menghitung produksi shovel perlu diperhatikan cycle time selama operasi
berlangsung. Satu cycle time terdiri dari menggali/mengisi bucket, berputar (swing),
membuang (dump), dan berputar (swing) ke posisi semula. Faktor-faktor selama operasi,
keadaan medan, dan hambatan-hambatan lain perlu dipertimbangkan, karena akan
mempengaruhi produksi shovel.
a. Pengaruh tinggi tebing galian terhadap produksi shovel
Tinggi tebing galian yang paling baik ialah yang sedemikian besarnya,sehingga
pada waktu dipper/bucket mencapai titik tertinggi tebing sudah terisi penuh, dengan
tidak perlu memberikan beban yang berlebihan pada mesin. Tinggi tebing yang
demikian disebut dengan tinggi optimal, yang bagi shovel - shovel yang dibuat
menurut spesifikasi PCSA untuk masing masing ukuran shovel dan macam tanah
yang digali.
Angka-angka dalam tabel di atas tersebut adalah angka praktik, meskipun tidak
tepat benar dapat digunakan sebagai titik tolak perencanaan pekerjaan penggalian
tebing. Bila tinggi tebing kurang optimal, maka tidak mungkinmengisi bucket
sekaligus penuh dalam satu pass tanpa memberikan beban lebih pada mesin. Hal ini
akan menyebabkan lekas rusaknya mesin, maka operator dapat memilih dua
kemungkinan, ialah mengisi bucket penuh dalam beberapa kali pass atau
membiarkan bucket tidak terisi penuh langsung di dump, tentu sajakedua hal tersebut
akan mempengaruhi produksi shovel.
Sebaliknya bila tebing lebih tinggi dari optimal, operator harus hati-hati agar
tidak terjadi lubang-lubang dalam tebing, yang dapat mengakibatkan longsornya
tebing tersebut dan menimpa shovel. Operator dapat memilih menggali dengan
mengurangi tenaga tekan pada bucket ke dalam tebing, atau penggalian tidak dimulai
di dasar tebing, ataumenggali secara normal tetapi membiarkan tanah tumpah dari
bucket dan mengambil cycle berikutnya. Ketiga hal tersebut akan mengurangi
produksi shovel .
1) Pengaruh sudut putar (swing ) terhadap produksi shovel
Sudut putar shovel adalah sudut dalam bidang horizontal antara
kedudukandipper/ bucket pada waktu menggali dan pada waktu membuang
muatan, yangdinyatakan dalam derajat. Besarnya sudut putar ini
mempengaruhi cycle time pekerjaan, sehingga mempengaruhi produksi
shovel. Pada tabel di bawah inidiberikan faktor koreksi produksi shovel untuk
sudut putar dan persen tinggigalian optimal.
3.1 Kesimpulan
power shovel adalah alat yang berupa shovel attachment yang dipasangkan pada
excavator. Alat berat ini sangat baik digunakan untuk pekerjaan menggali tanah tanpa
bantuan alat lain, serta sekaligus memuatkan galiannya ke dalam truk atau alat angkut
lainnya.
Power Shovel pada umumnya digunakan untuk menggali tanah atau pun menutup
galian. Alat ini menggunakan dipper untuk menampung tanah yang digali ataupun
yang digunakan untuk menutup galian.
Beberapa factor dapat mempengaruhi jumlah produksi diantaranya Pengaruh
sudut putar, pengaruh manajemen dan ketinggian tebing galian.
DAFTAR PUSTAKA