untuk pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truck atau membuat timbunan material, dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Loader menggunakan traktor sebagai prime mover, berupa crawler dan ban. Berat traktor kira-kira 3 kali berat bucket dalam keadaan penuh. Ukuran bucket berkisar antara 0,15 – 15 m3, dan yang sangat umum digunakan adalah 6 m3. Teknik pengoperasian loader terdiri dari: 1. Pemuatan bucket loader, Ujung bucket menyentuh permukaan tanah Loader maju secara perlahan sampai material masuk dan bucket bergerak turun Saat material masuk angkat bucket agar material tidak keluar. 2. Pembongkaran muatan bucket loader, Sambil begerak maju, arm serta bucket diangkat Bila bucket telah berada di atas truk, maka bucket diputar perlahan-lahan ke bawah Setelah kosong, putar bucket ke atas dan mundur perlahan Sebaiknya pembongkaran dilakukan di sisi pengemudi truk. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas loader: Kondisi material Tipe bucket dan kapasitasnya Area untuk pergerakan loader Waktu siklus loader Waktu efisien loader Produktivitas loader dapat dihitung dengan rumus: 60 Produktivitas = q x x BFF x E (m3 /jam) CT dimana: q = Kapasitas Bucket (m3 – Tabel 20) CT = Waktu Siklus (menit) Waktu Muat (LT – menit) Tabel 21 Waktu Buang (DT – menit) Tabel 22 Waktu Angkut (HT - menit) dan Kembali (RT – menit) Grafik 4 Faktor Penambahan & Pengurangan CT (Tabel 23) BFF = Faktor Pemuatan Bucket (Tabel 24) E = Efisiensi Truk merupakan alat angkut material yang sangat efisien untuk pengangkutan jarak jauh, karena: Kecepatan lebih tinggi Kapasitas besar Biaya operasional kecil Kebutuhannya dapat disesuaikan dengan kapasitas alat gali atau pemuat lainnya. Kelemahan penggunaan truk sebagai alat angkut adalah bahwa truk masih memerlukan alat lain untuk pemuatan. Pemilihan ukuran dan konfigurasi truk dipengaruhi oleh: Material yang akan diangkut Excavator atau loader pemuat Agar truk dapat bekerja secara efektif diperlukan jalan kerja yang keras dan rata, namun ada juga truk yang didesain berjalan di luar jalan biasa. Karena sangat tergantung pada alat lain, maka untuk pengisian material tanah perlu diperhatikan: Excavator merupakan penentu utama jumlah truk, sehingga harus ditentukan jumlah truk agar excavator tidak idle (menganggur) Jumlah truk yang menunggu jangan sampai lebih dari 2 (dua) unit Isi truk sampai kapasitas maksimumnya Untuk mengangkut material yang beragam, material paling berat diletakkan di belakang untuk menghindari terjadinya kerusakan pada kendali hidrolis Ganjal ban saat pengisian Truk dapat diklasifikasikan berdasarkan: ukuran, tipe mesin, dan bahan bakar; jumlah roda, as, dan cara penyetiran; metode pembongkaran muatan; kapasitas; sistem pembongkaran. Berdasarkan metode pembongkarannya, terdapat 3 (tiga) jenis truk, yaitu: 1. Rear Dump, material dibongkar dengan cara menaikkan bak bagian depan dengan sistem hidrolis, umumnya digunakan untuk mengangkut material lepas dengan kapasitas 25 – 250 ton. 2. Side Dump, material dibongkar dengan cara menaikkan salah satu sisi bak ke samping yang sangat efektif digunakan pada tempat yang sempit dan panjang 3. Bottom Dump, material dibongkar melalui bagian bawah bak yang dapat dibuka di bagian tengahnya secara hidrolis. Mengangkut material lepas dan dibongkar saat kendaraan bergerak. Kapasitas bak penampung dari truk terdiri dari: 1. Struck capacity (kapasitas peres), kapasitas dimana muatan mencapai ketinggian dari bak penampung, digunakan untuk material lepas dengan daya rekat rendah. 2. Heaped capacity (kapasitas munjung), kapasitas dimana muatan melebihi ketinggian dari bak penampung, digunakan untuk material dengan daya lekat antar butir cukup kuat seperti tanah liat. Pemilihan kapasitas truk umumnya 4 – 5 kali kapasitas alat pemuat. Keuntungan dan kerugian truk kecil: KEUNTUNGAN KERUGIAN Bergerak lebih leluasa Kesulitan bagi alat dan kecepatan lebih pemuat dalam memuat tinggi material Kerugian dalam Jumlah truk banyak, produktivitas lebih kecil sehingga waktu antrean jika ada satu yang tidak bertambah beroperasi Lebih banyak sopir Kemudahan dalam Investasi meningkat memperhitungkan karena jumlah truk yang jumlah truk untuk setiap semakin banyak alat pemuat Keuntungan dan kerugian truk besar: KEUNTUNGAN KERUGIAN Jumlah truk sedikit Bila alat pemuat kecil sehingga investasi akan menambah waktu berkurang muat (LT) Kebutuhan sopir sedikit Beban yang besar dari Memudahkan alat truk dan muatannya pemuat memuat material akan mempercepat Waktu antre (ST) akan kerusakan jalan berkurang Jumlah truk yang seimbang dengan alat pemuat akan sulit dicapai Larangan pengangkutan di jalan raya Produktivitas truk dapat dihitung dengan rumus: 60 Produktivitas = q x x E (m3 /jam) CT dimana: q = Kapasitas Truk (m3 – Tabel 25) CT = Waktu Siklus (menit) E = Efisiensi Waktu siklus (CT) sangat mempengaruhi produktivitas dari truk, yang terdiri dari: 1. Waktu muat (LT), tergantung pada: Ukuran dan jenis alat pemuat Jenis dan kondisi material yang dimuat Kapasitas alat pengangkut Operator 2. Waktu berangkat atau pengangkutan (HT), tergantung pada: Jarak tempuh alat angkut Kondisi jalan yang dilalui yang diperoleh secara teoritis melalui grafik jika TR > 0 gunakan Grafik 5 dan jika TR < 0 gunakan Grafik 6 3. Waktu pembongkaran muatan (DT), tergantung pada: Jenis dan kondisi material Cara pembongkaran Jenis alat 4. Waktu kembali (RT), tergantung pada hal yang sama dengan waktu pengangkutan 5. Waktu antre (ST), tergantung pada: Jenis alat pemuat Posisi alat pemuat Kemampuan alat pengangkut untuk berputar. Sraper adalah alat yang berfungsi untuk mengeruk, 3 1 mengangkut, dan menaburkan 2 tanah hasil pengerukan secara 4 berlapis. Scraper digunakan sebagai alat angkut material yang relatif jauh (+ 2000 m). Bagian-bagian scraper terdiri dari: 1. Taligate/ejector, merupakan dinding di belakang bowl yang fungsinya untuk mendorong material keluar saat pembongkaran. 2. Bowl, merupakan bak penampung muatan. 3. Apron, merupakan dinding lengkung bowl yang dapat diangkat saat pengerukan dan pembongkaran. 4. Cutting Edge, merupakan pisau baja di depan bowl untuk penetrasi ke dalam tanah. Tipe-tipe scraper terdiri dari, Towed scraper (scraper yang ditarik), cirinya: Ditarik crawler traktor/dozer berkekuatan 300 HP Bekerja dengan kecepatan lamban Mengangkut heavy load Berputar pada radius kecil Menyebarkan material secara merata tanpa memerlukan alat lain Ekonomis pada pekerjaan pembukaan lahan Namun dapat menampung material 8 – 30 m3 Motorized scraper (scraper bermotor), cirinya: Memiliki kekuatan 500 HP Kecepatan 60 km/jam Menggunakan ban Memerlukan bantuan crawler traktor yang dilengkapi dengan pisau atau scraper lain Memiliki daya tampung 15 – 30 m3. Self loading scraper (scraper yang mengisi sendiri), cirinya: Cocok untuk mengeruk top soil 10 – 30 cm dengan luas sedang Dilengkapi semcam conveyor untuk memuat tanah Berat alat bertambah 10 – 15% Pengoperasian alat bantu untuk scraper dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Push-loaded, alat bantu dipakai hanya pada saat pengerukan dan pengisian, saat bak penuh, scraper dapat bekerja sendiri, alat bantu melayani scraper yang lain. 2. Push-pull, dua buah scraper dioperasikan dan saling membantu dalam pengerukan. Cara kerja scraper: Pada saat pemuatan, Ejector berada di belakang Bowl diturunkan sampai cutting edge mengenai tanah (menentukan kedalaman penetrasi) Apron dibuka lebar Alat bergerak maju secara perlahan, sehingga tanah masuk ke dalam bowl Ketika pemuatan selesai, bowl dinaikkan perlahan Apron diturunkan agar material tidak keluar Pada saat pengangkutan, Bowl, apron, ejector tidak melakukan gerakan Bowl harus tetap berada di atas agar cutting edge tidak menyentuh tanah. Pada saat pembongkaran, Menaikkan apron Menurunkan bowl sampai material dalam bowl keluar dengan ketebalan tertentu Apron diangkat setingginya dan ejector maju untuk mendorong material yang tersisa. Pada saat pembongkaran selesai, Apron diturunkan Bowl dinaikkan Ejector ditarik kembali ke posisi semula Penggunaan scraper: Stripping top soil Perataan kontur sekeliling “building site” Penggalian untuk saluran drainase dan irigasi Penggalian dan pengurukan untuk badan jalan Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan, dan efisiensi alat, yang dapat dihitung dengan rumus: 60 Produktivitas = q x x E (m3 /jam) CTs dimana: q = Kapasitas Scraper (m3) CTs = Waktu Siklus Scraper (menit) E = Efisiensi Waktu siklus (CT) scraper, terdiri dari: Waktu muat (LT) Waktu pengangkutan (HT) Waktu pembongkaran muatan (DT) Waktu kembali (RT) Waktu antre (ST) Waktu berputar/turning time (TT) Waktu percepatan, perlambatan, pengereman (ADBT) LT, DT, ST, TT, ADBT konsisten, maka dikategorikan sebagai waktu tetap (FT), dimana: FT = LT + DT + ST + TT + ADBT ….. (Tabel 26) Waktu pengangkutan (HT) dan kembali (RT) tergantung dari grafik yang dikeluarkan oleh perusahaan alat berat. Jika TR > 0, gunakan Grafik Rimpull Speed Gradeability Grafik 7 Jika TR < 0, gunakan Grafik Continuous Grade Retarding Grafik 8 CT = HT + RT + FT Waktu siklus akan mempengaruhi jumlah pengangkutan per jam, sedangkan volume material akan mempengaruhi kapasitas scraper yang dipilih. PUSHER (ALAT PENDORONG) Pemakaian alat bantu (pusher) pada scraper sangat membantu produktivitasnya. Umumnya sebuah pusher dapat membantu beberapa scraper dalam melakukan pekerjaannya. Waktu siklus pusher (CTp) adalah waktu yang diperlukan untuk memuat material dan waktu untuk bergerak dari scraper satu ke scraper lainnya. Waktu siklus pusher (CTp) dalam menit, dapat dicari dengan rumusan: CTp = 140% x LTs + 0,25 Jumlah scraper (N) yang dapat dibantu oleh sebuah pusher dapat dihitung dengan membagi waktu siklus scraper (CTs) dan waktu siklus pusher (CTp) DUMP WAGON Untuk pengangkutan material khusus dan dalam jumlah besar, serta dapat menggunakan penarik tersendiri. Pembongkaran muatan dengan cara rear dump, side dump dan bottom dump.
TRAILER Umumnya digunakan untuk pengangkut alat berat dan barang lainnya yang berat dan dalam jumlah besar. Trailer umumnya terbagi menjadi semi trailer dan full trailer.