Anda di halaman 1dari 38

Dasar Dasar Pemindahan Mekanis

1. Sifat sifat dan Jenis Tanah


Material yang ada ditanah pada umumnya
tidak homogen, tetapi merupakan material
campuran. Material juga bervariasi dari
jenis material yang berpori sampai yang
padat. Dengan keadaan yang bervariasi
seperti ini maka pada saat melakukan
pemilihan alat berat yang akan dipakai
didalam proyek konstruksi otomatis jenis
material di lapangan dan material yang
akan diperhatikan

DASAR-DASAR PEMINDAHAN MEKANIS


Sifat-sifat dan Jenis Tanah
Tanah adalah material yang terdiri dari butiran (agregat), mineralmineral padat yang mengikat secara alami satu sama lainnya dari
bahan-bahan organik yang telah lapuk, disertai dgn zat cair dan gas
yang mengisi ruang-ruang kosong diantara butiran-butiran tanah
tersebut.
Menurut Ukuran perbutiran tanah dapat dibagi menjadi:
1.
Kerikil (gravel) adalah kepingan-kepingan dari batuan yg terkadang
mengandung partikel-partikel mineral, ukuran antara 5 mm s/d 25
mm
2.
Pasir (sand) : kepingan-kepingan batuan yg hancur, ukuran 0,05 5
mm
3.
Lanau (lumpur = silt) : pasir yang sangat halus, ukuran 0,005 0,05
mm Lumpur adalah bahan yg kohesif, kekuatannya kecil dan sangat
sukar memadat.
4.
Lempung (Clay) adalah bahan yg kohesif, dengan partikel
mikroskopis, ukuran 0,005 mm. Kohesi antara butir-butir
memberikan kekuatan yang besar pada lempung ketika kering. Jika
mengalami suatu perubahan kelembaban volumenya juga berubahubah. Apabila lempung digabung dengan tanah berbutir kasar,
maka kekuatannya akan menjadi besar.
5.
Gambut : bahan organik yg berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan

Sifat-sifat Fisik Tanah


Kadar Air, adalah kandungan air dari butiran

tanah
Batas-batas Consistensi (Atterberg limit) :
penentuan batas-batas plastis, cair dan susut
tanah
Kepadatan (Density): berat butiran tanah per isi
Gradasi :ukuran butir penyusutan
Permeabilitas: daya rembes air pada tanah
Porositas: perbandingan antara isi pori dengan isi
butir tanah
Konsolidasi: sifat pemanfaatan tanah arah vertikal
Kohesi: kemampuan untuk saling mengikat antara
butir tanah
Kekerasan: Volume dan lain-lain

Karakteristik Tanah dalam Pemindahan

Keadaan Asli : kondisi material sebelum ada pengerjaan atau pengusikan,

atau ganguan di alam. Keadaan ini disebut dengan material asli atau Bank
Material (BM). Satuan : bank cubic maters (bcm)
Material Lepas/Loose material (LM): kondisi dimana satu bagian dari
material akan dipindahkan maka volume material yang dipindahkan
tersebut akan berubah menjadi lebih besar dari pada volume material di
tempat aslinya. Satuan; Loose cubic meters (lcm).
LM = BM + % Sweel x BM
Bertambahnya volume tanah asli akibat lepas, ini merupakan faktor
pengembangan (Sweel).
% Sweel = sw = (B L) . 100 %
L
= ( B - 1) . 100 % = 1 -1 x 100 %
L
LF
Load Factor = LF = Faktor Pengembangan
= BJ Tanah Gembur = Volume Loose
BJ Tanah Asli
Volume Bank
Shrinkage = Sh = Penyusutan ------ C - B
C

Karakteristik Tanah dalam


Pemindahan
Keadaan Asli : kondisi material sebelum ada

pengerjaan atau pengusikan, atau ganguan di


alam. Keadaan ini disebut dengan material asli
atau Bank Material (BM). Satuan : bank cubic
maters (bcm)
Material Lepas/Loose material (LM): kondisi
dimana satu bagian dari material akan
dipindahkan maka volume material yang
dipindahkan tersebut akan berubah menjadi lebih
besar dari pada volume material di tempat
aslinya. Satuan; Loose cubic meters (lcm)
Material Padat/Compacted material (CM) : Kondisi
ini adalah jika material yang telah dipindahkan
kemudian dipadatkan maka volume material akan
menyusut. Satuan: Compacted cubic meters
(ccm)

Pengenalan Visual Tanah

Tanah
Kerikil Pasir

Sifat
Lepas

Padat

Ciri-ciri

Uji Lapangan

Padat, coklat
kemerahan,
persegi,
gradasi baik

Dapat digali dgn sekop, pasak


kayu 5 cm mudah ditancapkan
Dapat digali dgn cangkol. pasak
kayu 5 cm sulit ditancapkan

Lanau

Lepas
Padat

Lunak
Keras

Mudah diremas jari


Dpt diremas dengan tekanan kuat
pd jari

Lempung

Sangat
lunak
Lunak
keras
Kaku

Plastisitas
rendah
Plastisitas
tinggi

Meleleh diantara jari tangan ketika


diperas
Mudah diremas, Dapat diremas
dgn tekanan jari yang kuat
Tidak dapat diremas, dapat
digencet dengan ibu jari

Gambut

Keras

Berserat

Serat-serat telah tertekan,sangat


kompresibel
Struktur terbuka

Berongga

Material terdiri dari 3 unsur yaitu air, udara dan


tanah.
Udara

Va
V

Wa = 0

Vu Vw

Air

Ww
Partikel

Vs

Ws

Properti Massa Tanah

Hubungan antara berat dan volume adalah :


1. Berat Jenis total (, bulk) :
W Wa Ww Ws

Va Vw Vs
V

W adalah berat total, Wa adalah berat udara,


Ww adalah berat air dan Ws adalah berat
tanah. V adalah volume total, Va adalah volume
udara, Vw adalah volume air dan Vs = adalah
volume tanah.
2. Berat Jenis Kering (d dry density)
Ws
Ws

Va Vw Vs 1
V
3. Kadar Air

Ww
Ws

Material di tempat asalnya disebut dengan


material asli atau material in-site atau bank
material. Bila suatu material akan dipindahkan
maka volume material yang akan dipindahkan
tersebut akan berubah menjadi lebih besar dari
pada volume material di tempat asalnya.
Material yang dipindahkan tersebut disebut
dengan material lepas atau loose material.
Demikian juga jika material yang telah
dipindahkan
kemudian
dipadatkan
maka
volume material akan menyusut. Material yang
dipadatkan tersebut sebagai material padat
atau compacted material.
Hampir semua material yang telah dipadatkan
mempunyai volume yang lebih kecil dari pada
volume tanah asli atau dari material ditempat

Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat


menghilangkan atau memperkecil ruang atau
pori di antara butiran material.
Volume tanah asli atau material yang masih
ditempat aslinya biasanya diberi satuan bank
cubic meters (bcm) atau bank cubic yards (bcy).
Material yang dipindahkan atau mengalami
perubahan bentuk, seperti batuan yang
diledakkan,
umumnya
dinamakan
loose
material (tanah lepas). Volume dari material
lepas diberi satuan loose cubic meters (lcm)
atau loose cubic yards (lcy). Sedangkan
material yang telah dipadatkan atau disebut
dengan compacted material, volumenya diberi
satuan compacted cubic meters (ccm) atau
compacted cubic yards (ccy)

Volume
material
pada
umumnya
akan
meningkat pada saat digali. Peningkatan ini
diakibatkan oleh lepasnya ikatan antarpartikel
tanah yang kemudian diisi udara. Perubahan ini
disebut
dengan
pengembangan
(swell).
Hubungan antara kondisi tanah asli dengan
tanah lepas ditentukan oleh faktor pemuatan
atau
load
factor
(LF)
dan
presentase
pengembangan swell percentage (Sw). LF
sangat 1bermanfaat dalam perhitungan volume
LF
material
yang akan diangkut dari suatu tempat
1 Sw
LF

V
b
(1)
VL

(2)

Pada rumus 1 dan 2 VI adalah volume lepas (satuan :


lcm, lcy) Vb adalah volume asli (satuan : bcm , bcy).
Nilai persentase pengembangan di dapat adalah :
Wb

SW
1 x100
WI

Sementara itu pada saat material dipadatkan, udara


didorong ke luar kosong antarpartikel tanah.
Akibatnya tanah memenuhi volume lebih kecil dari
saat kondisi asli maupun lepas. Hal ini disebut
penyusutan (shrinkage). Hubungan antara kondisi
tanah asli dengan tanah dipadatkan ditentukan oleh
faktor penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan
persentase penyusuta n atau shrinkage percentage
(Sh).

Rumus yang menghubungkan kedua kondisi


tersebut
adalah :
SF = 1 Sh
Vc
SF
Vb

Vc merupakan volume padat (satuan : ccm,


ccy) Nilai
WS h
S h 1 b x100
Didapat
dari
Wc :

Jenis Tanah

Persentase
Mengembang (%)

Faktor Pemuatan

Lempung Kering

35

0.74

Lempung Basah

35

0.74

Tanah Kering

25

0.80

Tanah Basah

25

0.80

Tanah dan Kerikil

20

0.83

Kerikil Kering

12

0.89

Kerikil Basah

14

0.88

Batu Kapur

60

0.63

Batu hasil
Peledakan

60

0.63

Pasir Kering

15

0.87

Pasir Basah

15

0.87

Batuan Sediman

40

0.71

Tabel Sw dan LF untuk beberapa jenis tanah

Contoh Soal

1. Jika sebanyak 2000 bcm tanah kering


dipindahkan maka berapa volume tanah
tersebut dalam kondisi lepas ? Dan berapa
volume tanah tersebut dalam kondisi padat
jika Sh = 10 %
Jawaban :
Dari tabel
Sw2000
dan Lf didapat Sw = 25 % =
1

0
.
25
VI
0.25
VI 2500 lcm
1 - 0.1

Vc
2000

Vc 1800 ccm

2. Waktu Siklus
Siklus kerja dalam pemindahan tanah mekanis
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang.
Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah
menggali, memuat , memindahkan, membongkar
muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Semua
kegiatan dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh
beberapa alat.
Waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan diatas
disebut waktu siklus atau cycle time (CT) . Waktu
siklus terdiri dari beberapa unsur.
Pertama adalah waktu muat atau loading time (LT).
Waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
suatu alat untuk memuat material kedalam alat
angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut

Nilai LT dapat ditentukan walaupun tergantung


dari jenis tanah, ukuran unit pengangkutan
(blade, bowl, bucket dll), metode dalam
pemuatan dan efisiensi alat
Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling
time (HT). Waktu angkit merupakan waktu yang
diperlukan oleh suatu alat , untuk bergerak dari
tempat pemuatan ke tempat pembongkaran.
Waktu angkut tergantung dari jarak angkut,
kondisi jalan, tenaga alat dan lain lain. Pada
saat alat kembali ke tempat pemuatan maka
waktu yang diperlukan untuk kembali disebut
waktu kembali atau time return (RT). Waktu
kembali lebih singkat dari pada waktu berangkat
karena kendaraan dalam keadaan kosong.

Waktu pembongkaran atau dumping time (DT)


juga merupakan unsur penting dari waktu
siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah,
jenis alat dan metode yang dipakai. Waktu
pembongkaran merupakan bagian terkecil
dari waktu siklus.
Unsur terakhir adalah waktu tunggu atau
spotting time (ST) . Pada saat alat kembali
ketempat pemuatan adakalanya alat tersebut
perlu antre dan menunggu sampai alat diisi
kembali. Saat mengantre dan menunggu ini
yang disebut waktu tunggu . Dengan
demikian :
CT = LT + HT + DT + RT + ST

3. Efisiensi Alat
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan
menggunakan alat berat terdapat faktor yang
mempengaruhi produktifitas alat yaitu : Efisiensi
alat. Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja
tergantung dari beberapa hal :
1. Kemampuan operator pemakai alat
2. Pemilihan dan pemeliharaan alat
3. Perencanaan dan pengaturan letak alat
4. Topografi dan volume pekerjaan
5. Kondisi cuaca
6. Metode Pelaksaan alat

Cara umum dipakai untuk menentukan


efisiensi alat adalah dengan menghitung
berapa menit alat tersebut bekerja secara
efektif dalam satu jam.
Contohnya jika dalam satu jam waktu efektif
alat bekerja adalah 45 menit maka dapat
dikatakan efisiensi alat adalah 45/60 atau
0.75

4. Pemotongan dan Penimbunan Tanah


Permukaan tanah pada umumnya tidak
merupakan tanah datar. Pada suatu proyek
akan dikerjakan maka permukaan tanah harus
diratakan.
Tanah yang ketinggiannya melebihi elevasi
yang diinginkan harus dipotong, sedangkan
tanah yang ketinggiannya kurang dari elevasi
yang diinginkan harus di timbun. Ada beberapa
cara untuk menentukan volume tanah yang
harus dibuang atau ditimbun. Untuk proyek
proyek bangunan umumnya menggunakan
metode grid, sedangkan untuk proyek jalan
umumnya metode yang dipakai adalah metode
ruas dan metode diagram massa.

a. Metode Grid

Pada metode ini, luas tanah dibagi menjadi


beberapa sektor dengan luas yang sama.
Semakin banyak pembagian sektor dalam
suatu luas tanah maka akurasi dari angka
yang dihasilkan akan semakin baik. Pada
titik titik persimpangan diukur ketinggian
tanah dititik itu dan ketinggian yang
diinginkan. Untuk menghitung volume tanah,
maka perbedaan angka ketinggian dikalikan
dengan luas yang dicakup oleh titik tersebut.
Dengan menjumlahkan volume pada setiap
titik maka akan didapat volume total tanah
yang harus dipotong dan yang harus
ditimbun.

Jika
dilakukan
penggambaran,
persimpangan titik dicatat data
dibutuhkan .
KETINGGIAN YANG DIINGINKAN

KEDALAMAN PENGGALIAN

maka
setiap
data yang

KETINGGIAN YANG SEBENARNYA

KEDALAMAN PENIMBUNAN

Data yang tercatat pada setiap persimpangan

Setelah itu dibuat tabel untuk menghitung volume


tanah galian dan timbunan.

1
2
3

Pembagian Sektor Untuk Setiap Titik

Sebagai contoh pada titik 1-A, luas area yang


ditentukan oleh titik tersebut adalah 0,25 kali
luas sektor atau 0,25 A (jika luas sektor
dinotasikan dengan A). Sedangkan 1-B adalah
2 0,25 A dan 2-B adalah 4 0,25A
A
B
C
Contoh :
1
2
3
4
5

4.2

6.5

2.3
4.4

4.4

5.1

4.6

3.6

4.8

1.9

5.0

2.9
5.0

3.0
2.0

5.2

3.0
1.6

3.2

4.8

1.4
1.0

4.8

4.6

0.6

0.7
4.6

5.0

2.8
2.0

2.0

5.0

2.8

0.3

4.0

5.2

1.0

3.0

3.8

5.4

1.4

1.0

5.3
8.2
6.4

Ttk

Elev.
Baru

Elev.
Lam
a

Tingg
i
Gali
(m)

Tingg Fre3 Luas


i
2
Teta
Timb. K
p
(m)
(m2)

Vol
Gali
(m3)

Vol.
Timb
.
(M3)

1A

4.2

6.5

2.3

0.0

32

73.6

0.00

1B

4.4

5.0

0.6

0.0

32

38.4

0.00

1C

4.6

3.0

0.0

1.6

32

0.0

51.2

2A

4.4

5.1

0.7

0.0

32

44.8

0.0

2B

4.6

3.2

0.0

1.4

32

0.0

179.2

2C

4.8

2.8

0.0

2.0

32

0.0

128

3A

4.6

3.6

0.0

1.0

32

0.0

64

3B

4.8

2.0

0.0

2.8

32

0.0

358.4

3C

5.0

5.3

0.3

0.0

32

19.2

0.0

4A

4.8

1.9

0.0

2.9

32

0.0

185.6

4B

5.0

4.0

0.0

1.0

32

0.0

128

4C

5.2

8.2

3.0

0.0

32

192

0.0

Ttk

Elev.
Baru

Elev.
Lam
a

Tingg
i
Gali
(m)

Tingg Fre3 Luas


i
2
Teta
Timb. K
p
(m)
(m2)

Vol
Gali
(m3)

Vol.
Timb
.
(M3)

5A

5.0

3.0

0.0

2.0

32

0.0

64

5B

5.2

3.8

0.0

1.4

32

0.0

89.6

5C

5.4

6.4

1.0

0.0

32

32

0.0

400

1248

b. Metode Ruas
Pada gambar rencana suatu proyek jalan, misalnya
terdapat suatu garis yang disebut garis as jalan.
Garis
as jalan tersebut merupakan garis tengah
dari suatu rencana jalan. Panjang garis as jalan
menentukan panjang dari jalan yang akan dibuat.
Untuk menghitung volume tanah galian dan
timbunan pada areal rencana jalan tersebut maka
garis as jalan harus dibagi menjadi beberapa ruas
yang sama panjang atau yang juga dikenal dengan
nama stasiun. Pada setiap titik pertemuan ruas
diadakan survei lapangan mengenai ketinggian
elevasi setiap sisi dari as jalan. Langkah
selanjutnya adalah dengan menggambarkan hasil
survei
yang
menunjukkan
elevasi
yang
sebenarnya dan yang
diinginkan pada titik
tersebut.

b. Karena

bentuk permukaan biasanya tidak


beraturan maka bentuk permukaan tersebut
dapat disederhanakan ke suatu bentuk lain
seperti segitiga, trapesium dan lain lain.
Kemudian hitung
luas daerah (Secara
vertikal) yang akan digali dan
akan timbul.
Dari hasil perhitungan dengan mengalikan,
jarak antara titik maka akan didapat volume
tanah galian dan timbunan
Contoh :
Jalan sepanjang 800 meter akan dibangun.
Pada setiap stasiun dilakukan survey lapangan
dengan hasil sebagai berikut :

STA

Luas Galian
(m2)

Luas Timbunan
(m2)

0.000

55

30

0.100

20

15

0.200

25

80

0.300

10

99

0.400

18

75

0.500

25

50

0.600

22

40

0.700

32

25

0.800

33

20

Tentukan volume tanah galian dan timbunan


pada rencana jalan tersebut ?

Untuk Memudahkan Perhitungan


Sta

Pjg
Ruas
(m)

0.000

Luas
Gal
(m2)

55
100

0.100

25

0.300

10

0.400

18

3750

2250

47.5

2250

4750

89.5

1750

8950

87

1400

8700

62.5

2150

6250

75
21.5

25

22.5

99
14

100

Vol
Tmb
(m3)

80
17.5

100

Vol Gal
(m3)

15
22.5

100

Rata
Rata
Timb
(m2)

30

20

0.200

Luas
Timb
(m2)

37.5

100

0.500

Rata
Rata
Gal
(m2)

50

Untuk Memudahkan Perhitungan


Sta

Pjg
Ruas
(m)

0.600

Luas
Gal
(m2)

22
100

0.700

Luas
Timb
(m2)

32

Vol Gal
(m3)

Vol
Tmb
(m3)

32.5

2700

3250

22.5

3250

2250

19600

4090
0

25
32.5

33

Rata
Rata
Timb
(m2)

40
27

100
0.800

Rata
Rata
Gal
(m2)

20

PERSIAPAN PEKERJAAN
1. INVENTARISASI PEKERJAAN
Pertama kali daerah pekerjaan dipelajari dan dikenali situasi dan kondisinya, kemudian
dipilih, sementara itu pengadaan peralatan ditentukan kemudian agar tidak
terjadi keselahan ataupun ketidakcocokan antara peralatan dan kondisi medan
kerja. Untuk ini dibentuk suatu tim kerja yang membuat daftar pekerjaan secara
keseluruhan, baik pekerjaan pada bidang teknik sipil ataupun diluarnya dan yang
menyangkut pekerjaan yang dikerjakan dengan peralatan atau tidak dengan
peralatan, anatara lain adalah:
a.
Lokasi daerah pekerjaan, berapa jauh dengan desa terdekat, kota terdekat, kota
kecamatan terdekat, kabupaten maupun propinsi terdekat.
b.
Hasil pekerjaan pemetaan atau peta tofografi, yang menunjukkan ketinggian dari
tempat-tempat tertentu di daerah pekerjaan tersebut
c.
Hasil pengukuran luas daerah, bila hal ini belum ada, maka pekerjaan
pengukuran harus dilakukan untuk menempatkan patok-patok terutama patokpatok batas, sekaligus mengghitung keliling dan luas daerah pekerjaan.
d.
Keadaan medan, apakah datar, berbukit-bukit, pengunungan, lembah, rawa dan
lain-lain
e.
Jenis pekerjaan meliputi : Pengerukan atau galian basah; Timbunan; Galian
biasa; Perataan; Pemadatan; dan lain-lain

f.
g.
h.
i.

j.

Jenis material yang akan dikerjakan antara lain tanah biasa, tanah liat, cadas,
batuan, pasir dan sebagainya
Volume pekerjaan yang akan dilaksanakan; Besar atau kecil; Terpencar atau
menyatu; Volume tambahan atau susulan; dan lain-lain
Keadaan prasarana yang ada, antara lain; Jalan masuk ke lokasi pekerjaan; Jalan
kabupaten; Jalan negara; Jembatan; Gorong-gorong; Drainase, dan lain-lain
Schadule pelaksanaan yaitu jangka waktu yang ditentukan untuk penyelesaian
pekerjaan yang tentunya akan diikuti dengan penyesuaian peralatan atau armada
peralatan yang dipakai
Rencana biaya pelaksanaan, apakah telah tersedia sebagaimana dengan yang
direncanakan.
Semua hal tersebut di atas biasanya dimasukkan dalam satu bundel laporan yang
lazim disebut FEASHIBILITY STUDY

2. ALOKASI PEKERJAAN
Dengan alokasi dimaksudkan adalah sebagian dari pekerjaan teknik sipil yang
khusus dikerjakan dengan menggunakan bantuan peralatan atau alat-alat
berat. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan
bagian-bagian pekerjaan yang akan dikerjakan dengan bantuan peralatan
adalah sebagai berikut;

a.
b.

c.

d.
e.

f.

g.

Macam atau jenis pekerjaan yang sesuai dan memenuhi syarat. Misalnya:
pemindahan tanah jarak dekat maupun jauh, pemadatan, galian, dan lain-lain
Volume pekerjaan; apakah relatif besar, sedang, atau kecil, yang dapat dijadikan
patokan bahwa investasi peralatan dapat dianggap cukup ekonomis dengan volume
pekerjaan yang ada, atau terjamin adanya pekerjaan tambahan atau susulan,
ataupun adanya pekerjaan lain pada masa yang akan datang
Tempat-tempat kerja, apakah terpusat atau terpencar. Pada umumnya pekerjaan
yang terpusat lebih menguntungkan, dan apabila pekerjaan berpencar-pencar maka
harus diperhatikan pemindahan peralatan dari satu tempat kerja ke tempat kerja
yang lainnya.
Tenaga manusia, terutama disekitar tempat kerja apakah tersedia dalam jumlah
yang cukup atau tidak.
Prasarana jalan dari gudang peralatan sampai ke tempat kerja sangat penting di
survey sebelum alokasi ditempatkan, hal ini akan menyangkut biaya mobilisasi dan
demobilisasi peralatan.
Fasilitas penunjang antara lain: penentuan letak base camp, termasuk gudang karja
dan perawatan; Gudang persediaan suku cadang (spare-parts), bahan makanan,
penyimpanan bahan bakar, pelumas dan lain-lain; Kru alat-alat berat seperti
operator, mekanik, dan foreman.
Kemampuan pelaksanaan dalam menyediakan peralatan yaitu: Kepunyaan sendiri;
Bersifat sewa beli; Bersifat sewa atau pinjaman.

h.

Schedule, perlu terlebih dahulu diterapkan, agar dapat ditentukan jumlah peralatan
atau armada yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut tepat pada
waktunya

i.

Hal-hal lain;
Apakah tempat kerja daerah banjir atau tidak
Peralatan yang dipakai apakah mengganggu rakyat atau penduduk setempat
Tempat kerja tersebut apakah bebas dari penyakit menular atau tidak
Hubungan kerja dengan PEMDA setempat.

3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Istilah ini di dalam prakteknya terkenal dengan Mob De Mob yaitu :
a.
Mobilisasi adalah perjalanan membawa, mengangkut, peralatan dari gudang
penyimpanan ke lokasi pekerjaan, ada sebagian peralatan yang dapat berjalan
sendiri dan sebagian lain harus diangkut dengan perantaraan peralatan seperti ;
Trailler, Trado, hihg-truck, dan lain-lain
b.
Demobilisasi dimaksudkan adalah perjalanan kembali peralatan dari lokasi
pekerjaan ke tempat gudang penyimpanan. Adakalanya demobilisasi ini kembali
menjadi mobilisasi karena peralatan diangkut kembali ke lokasi pekerjaan lain
yang terpencar-pencar atau ke lokasi pekerjaan dengan kontrak baru
Mob-de-Mob harus dibuat seteliti mungkin karena menyangkut biaya yang akan
dikeluarkan dgn tidak mempunyai ketentua yang khusus, tetapi bagi yang
berpengalaman menghitung biaya mob-de-mob ini adalah suatu hal yang biasa
atau dapat dengan mudah dihitung dan umumnya biaya ini adalah Lumpsum

PEMILIHAN PERALATAN
Jenis Alat dan Attachment (Perlengkapan)
Dalam pemilihan jenis alat, faktor yang sangat menentukan adalah faktor Teknis dan
Ekonomis. Jenis alat yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan, demikian
juga dengan perlengkapannya harus sesuai dengan tiap-tiap jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
Peralatan mekanis/berat untuk pekerjaan tanah harus mempertimbangkan: mesin
penggerak, model dan tipe alat. Disamping itu jenis pekerjaan dan kondisi medan
perlu diinventarisir untuk dapat menentukan jenis peralatan yang digunakan,
seperti:
1.
Pembersihan Lapangan (Land clearing)
Untuk jenis pekerjaan ini dibutuhkan Bulldozer. Bulldozer adalah alat-alat yang
menggunakan mesin penggerak utama jenis traktor, dilengkapi dengan
attachment berupa Blade untuk mendorong tanah ke depan atau kesamping.
Bulldozer dapat dibedakan:
- Crawler Tractor dozer ( dengan rada kelabang)
- Wheel Tractor dozer (dengan roda ban)
- Swamp bulldozer (untuk daerah rawa-rawa)
Bulldozer digunakan untuk pekerjaan : membersihkan medan dari kayu-kayuan, pohonpohonan, tonggak-tonggak, batu-batuan, pembukaan jalan kerja, menggusur
tanah sejauh kurang lebih 90 meter, menghampat tanah isian (fill), menarik
scrapper, memelihara jalan kerja dan membersihkan site.
Blade yang dipakai bulldozer terdiri dari beberapa tipe, antara lain:
1. Universal Blade (U-Blade). Blade ini memungkinkan bulldozer membawa
muatan lebih
banyak, karena kehilangan muatan relatif kecil dalam jarak yang sangat jauh,
Jenis blade
ini digunakan untuk reklamasi tanah dan penyediaan tanah.
2. Straigt blade (S-Blade), paling cocok untuk segala jenis lapangan, blade ini

Pemilihan peralatan

3. Angling blade (A-blade) : dibuat sedemikian rupa agar dapat berposisi


lurus
maupun menyudut. Blade ini digunakan untuk pembuangan kesamping,
pembukaan jalan (pionering road).
4. Cushion blade (C-blade), blade ini dilengkapi dengan rubber
cushion/bantalan
karet untuk meredam tumbukan. Selain untuk mendorong muatan juga
dipakai
untuk perawatan jalan.
5. Bowldozer: blade dibentuk sedemikian rupa untuk
membawa/mendorong material
untuk jumlah kehilangan yang sesedikit mungkin dalam jarak yang
cukup jauh,
dalam hal ini memungkinkan karena blade dilengkapi dinding-dinding
besi.

Anda mungkin juga menyukai