Anda di halaman 1dari 31

RANCANGAN ELEMEN MESIN I

PERANCANGAN PULLEY PADA MESIN TRAKTOR

DAYA : 10 HP

TORSI : 2200 RPM

Disusun Oleh :

Nama : M. Ashri Mubin

NIM : 1705903010052

Dosen Pembimbing : Sulaiman Ali ST., MT.

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas Rancangan

Elemen Mesin I ini dengan baik dan lancar. Tugas ini merupakan salah satu syarat yang

harus dipenuhi untuk mencapai tingkat berikutnya dalam matakuliah prodi Teknik Mesin.

Selama melaksanakan Perancangan Elemen Mesin ini, Penulis sangat banyak

menerima bantuan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan

banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya terhadap Ayahanda dan Ibunda tercinta serta

keluarga dan Sahabat, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama

ini. Pada kesempatan ini, pula Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Syukarni Ali ST., MT, sebagai Ketua Jurusan teknik Mesin Universitas Teuku

Umar.

2. Bapak Sulaiman Ali ST., MT, sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Universitas

Teuku Umar. Sekaligus sebagai pembimbing penulis.

3. Rekan-rekan sesama kelompok matakuliah Perancangan Elemen mesin I.

4. Teman-teman Teknik Mesin, yang telah banyak membantu penulis serta memberi

dukungan penuh terhadap pembuatan Tugas Perancangan elemen mesin I.

I
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan. Oleh sebab itu, saran-saran dan kritik yang bersifat membangun selalu

penulis harapkan guna perbaikan untuk kedepan, dengan harapan, tugas ini dapat

bemanfaat bagi penulis sendiri dan teman-teman yang membacanya.

Meulaboh, 7 Februari 2019

M. Ashri Mubin

NIM : 1705903010052

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... I

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... III

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.3 Batasan Masalah ..................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Perancangan ................................................................................................ 2

1.5 Manfaat Perancangan .............................................................................................. 2

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................................... 3

2.1 Pengertian Pulley .................................................................................................... 3

2.2 Sistem Puli dengan menggunakan sabuk ................................................................ 3

2.3 Sistem Puli dengan menggunakan Talia tau Kabel................................................. 4

2.3.1 Puli Tetap......................................................................................................... 4

2.3.2 Puli Bergerak ................................................................................................... 4

2.3.3 Puli Gabungan ................................................................................................. 4

2.4 Poros ....................................................................................................................... 4

2.5 Macam-Macam Poros ............................................................................................. 5

2.5.1 Poros Transmisi ............................................................................................... 5

2.5.2 Spindel ............................................................................................................. 5

2.5.3 Gandar ............................................................................................................. 5

III
IV
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Traktor merupakan alat yang digunakan untuk mengolah/membajak tanah

yang biasanya menggunakan motor bakar sebagai penggerak utama. Sebelum

traktor dibuat, Para petani mengolah tanah persawaannya dengan bantuan tenaga

hewan seperti kerbau atau sapi yang dipasangkan alat untuk mengolah tanah.

Meskipun sekarang ini traktor telah menggantikan penggunaan hewan, tetapi

pada kenyataannya masih kita jumpai penggunaan hewan terutama didaerah

pegunungan tinggi . Penggunaan traktor untuk membajak lebih cepat

dibandingkan dengan menggunakan hewan. Apalagi jika digunakan di daerah

luas.

Seiring perkembangan teknologi yang semakin tinggi, traktor telah banyak

mengalami perubahan, yang tujuannya hanyalah untuk memudahkan

penggunanya dan meminimalisir cost atau efisiensi waktu dan energi.

Perancangan ini difokuskan pada untuk perencanaan puli pada traktor tangan

(Hand Tractor).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas ialah tentang bagaimana merancang

Pulley pada mesin traktor pada daya 10 hp dan torsi 2200 RPM.

1
1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan ini hanya membahas antara lain :

1) Perancangan ulang dan desain Pulley pada mesin traktor tangan dengan

daya 10 hp dan torsi 2200 rpm.

2) Perhitungan dikhususkan untuk sistem mekanis Pulley.

3) Perhitungan daya dan rasio transmisi.

4) Perhitungan perbandingan transmisi awal dan akhir.

5) Penentuan jarak Pulley dan ukuran sabuk.

1.4 Tujuan Perancangan

1) Untuk merancang ulang Pulley traktor dengan daya 10 hp dan torsi 2200

RPM.

2) Menentukan diameter pulley.

3) Menentukan daya yang diperlukan dan dihasilkan dari masing-masing

pulley.

1.5 Manfaat Perancangan

1) Mampu meningkatkan mutu kualitas produksi

2) Sebagai Informasi dan wawasan ilmu pengetahuan

3) Menjadikan mahasiswa yang kreatif dan inovatif dibidang Teknik Mesin

4) Sebagai sarana belajar aktif tentang inovasi teknologi.

2
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pulley

Sistem puli dengan sabuk terdiri dari dua atau lebih puli yang dihubungkan

dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan

daya, torsi dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat

meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat. (Sularso &

Kiyokatsu Suga, 2013)

Gambar 2.1 Pulley Pada Mesin Traktor Tangan

(Sumber : Penelitian 2019)

2.2 Sistem Puli dengan menggunakan sabuk

Selain menggunakan sabuk, puli juga dapat dihubungkan menggunakan tali

atau kabel. Sistem ini terdiri dari sebuah tali atau kabel yang memindahkan gaya

linier pada suatu beban melalui sebuah puli yang bertujuan untuk menarik beban

(melawan gravitasi). (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

3
2.3 Sistem Puli dengan menggunakan Tali atau Kabel

2.3.1 Puli Tetap

Puli tetap memilii poros yang tetap, yang berarti porosnya diam atau

dipasang pada suatu tempat. Puli tetap digunakan untuk merubah arah gaya

pada tali atau kabel.Pada sistem puli jenis ini tidak adanya penggandaan gaya

atau dengan kata lain, gaya pada kedua sisi memiliki besar yang sama.

(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

2.3.2 Puli Bergerak

Puli bergerak memiliki poros yang bebas, yang berarti porosnya bebas

bergerak pada suatu titik tertentu. Puli bergerak digunakan untuk

melipatgandakan gaya. Pada puli jenis ini, jika ujung tali diikat pada suatu

tempat, maka ujung tali yang lain akan melipatgandakan gaya beban yang

dipasang pada puli. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

2.3.3 Puli Gabungan

Puli gabungan adalah gabungan puli dari puli tetap dan puli bergerak.

Jenis puli ini terdiri dari minimal satu buah puli yang terpasang pada suatu

tempat dan satu puli lainnya. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

2.4 Poros

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin, Hampir

semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama

dalam transmisi seperti ini dipegang oleh poros. (Sularso & Kiyokatsu Suga,

2013)

4
Gambar 2.2 Poros Pada Traktor Tangan

(Sumber : Penelitian 2019)

2.5 Macam-Macam Poros

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya

sebagai berikut.

2.5.1 Poros Transmisi

Poros jenis ini mendapat beban punter murni atau punter lentur. Daya

ditransmisikan kepada poros jenis ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk

atau sprocket rantai, dll.

2.5.2 Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin

perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat

yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk

ukuran nya harus teliti.

2.5.3 Gandar

Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta banrang, dimana

tidak mendapat beban punter, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar,

5
disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika

digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.

Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,

poros engkol sebagai poros utama dari mesin totak, dll., poros luwes untuk

transmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah.

2.6 Hal- Hal Penting Dalam Perencanaan Poros

2.6.1 Kekuatan Poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau

gabungan antar keduanya. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau

Gabungan antar puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juga ada

Poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling atau

turbin, dll. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila

diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur

pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup

kuat untuk menahan beban-beban tersebut. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

2.6.2 Kekakuan Poros

Meskipun sebuah poros memiliki kekuatan yang cukup tetapi jika

lenturan atau defleksi puntiranya terlalu besar akan mengakibatkan

ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu,

disamping Kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan

disesuaikan dengan macam-mesin yang akan dilayani poros tersebut. (Sularso

& Kiyokatsu Suga, 2013)

6
2.6.3 Putaran Kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikan maka pada suatu harga putaran

tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut

Putaran Kritis. Dan dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-

bagian lainnya. Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa

hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya. (Sularso &

Kiyokatsu Suga, 2013)

2.6.4 Korosi

Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros

propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian

pula untuk poros-poros yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang

sering berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan

perlindungan terhadap korosi. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik

dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin ( disebut bahan S-C) yang

dihasilkan dari ingot yang di "kill (baja yang dideoksidasikan dengan

ferrosilikon dan dicor; kadar karbon terjamin) (JIS G3123). (Sularso &

Kiyokatsu Suga, 2013)

2.7 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi untu menumpu poros

berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-balik porosnya dapat berlangsung

secara halus, aman, dan awet. Bantalan juga harus cukup kokoh untuk

7
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. (Sularso &

Kiyokatsu Suga, 2013)

Prinsip kerja bantalan ialah apabila ada dua buah logam yang bersinggungan

satu dengan lainnya atau saling bergeseran maka timbul gesekan, panas, dan

keausan. Untuk itu pada kedua benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi

gesekan, panas dan keausan serta untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan

pelumasan untuk sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat

dihindari. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

 Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros

1) Bantalan Luncur

Pada bantalan ini, terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena

permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara

pelapisan pelumas. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

2) Bantalan Gelinding

Pada bantalan ini, terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar

dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau

jarum rol, dan rol bulat. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

 Atas Dasar Arah beban Terhadap Poros

1) Bantalan Radial

Arah beban yang ditumpu oleh bantalan ini adalah tegak lurus sumbu

poros.

8
2) Bantalan Aksial

Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

3) Bantalan Khusus

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus

sumbu poros. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

2.8 Sabuk (Belt)

Sabuk merupakan bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang

digunakan untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk

digunakan sebagai sumber penggerak, penyalur daya yang efisien atau untuk

memantau pergerakan relatif. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

Sabuk dihubungkan seperti layaknya katrol, dimana berfungsi untuk

penghubung antara 2 pulley atau lebih. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

Gambar 2.3 Sabuk Pada Traktor Tangan

(Sumber : Penelitian 2019)

Sabuk (Belt) memindahkan tenaga melalui kontak antara Belt dengan pulley

penggerak dan pulley yang digerakkan. Sabuk (Belt) digerakkan oleh gaya gesek

penggerak, kemampuan Belt untuk memindahkan tenaga bergantung pada kriteria

berikut :

9
 Tegangan Belt terhadap Pulley.

 Gesekan antara Belt dan Pulley.

 Sudut kontak antara Belt dan Pulley.

 Kecepatan Belt.

Gambar 2.4 Macam-Macam Belt

(Sumber : www.otopus.net diakses 05-04-2019)

2.8.1 Jenis-Jenis Belt

Sabuk disebut juga ban mesin (Belt) dibagi menjadi 3 macam yaitu:

a) Flat Belts

Belt jenis ini biasanya terbuat dari Leather Rubberized Fabric dan Cord.

Flat Belt jarang digunakan karena membutuhkan puli yang lebih besar,

tempat yang luas dan kurang fleksibel. Jenis belt ini umumnya digunakan

di industri dengan daya yang cukup besar dan jarak antar puli pun biasanya

sampai 10 m. (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

10
b) V-belts

Banyak digunakan untuk memindahkan beban antar puli yang berjarak

pendek. Gaya jepit yang ditimbulkan oleh bentuk alur V mempengaruhi

gaya tarik atau load yang lebih besar sehingga menghasilkan gaya jepit

belt yang kuat. Efisiensi jenis belt ini mampu mencapai 45%. (R.S. khurmi

& J.K. Gupta, 2005)

V-belts banyak digunakan untuk memindahkan beban antara pulley

yang berjarak pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V. Gaya

tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt yang kuat.

(Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

Keuntungan V-belts adalah seperti berikut.

 Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan

perbandingan kecepatan yang lebih tinggi.

 Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.

 Memiliki level vibrasi dan noise yang lebih rendah.

 Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.

 Efficiency transmisinya tinggi (mencapai 45%).

c) Belt Bentuk Bundar (Circular Belt/ Round Belt)

Jenis belt ini paling jarang digunakan, biasanya dipakai untuk

mentransmisikan daya yang kecil, dan jarak antar puli sampai 5 meter.

Batas maksimum kecepatan sabuk gilir (bentuk bundar) kurang lebih 35

m/s dan daya yang dapat ditransmisikan adalah sampai 60 Kw. (R.S.

khurmi & J.K. Gupta, 2005)

11
Gambar 2.5 : Jenis Belt

(Sumber : R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

d) Banded V-Belt

Banded V-Belt dibentuk dari multiple belt yang disusun saling

menyambung. Digunakan untuk penggerak-penggerak besar dengan

memiliki jarak center yang tetap, dimana terdapat kesulitan untuk

memastikan ukuran belt yang tetap. Link dapat ditambah atau dikurangi

untuk mendapatkan panjang belt yang tetap.

e) Timing Belt

Timing Belt merupakan aksi gabungan antara Chain dan Sproket pada

bentuk flat belt.Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi-gigi

berukuran sama pada permukaan kotak dengan gigi pulley. Sebagaimana

penggerak gear dan rantai, membutuhkan kelurusan pada perpasangan

pulley. Keuntungan Timing Belt yaitu :

 Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.

 perawatan yang ringan

 mampu digunakan pada range beban yang lebar

 memiliki efisiensi mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan atau

slip.

12
f) V-Ribbed Belt

V-Ribbed Belt merupakan gabungan alur luar berbentuk V-belt. Lapisan

inti penguat terdapat pada bagian daftar belt. Sebagaimana V-belt

berkemampuan memindahkan power tergantung pada aksi jepit antara alur

dan belt.

V-Belt adalah sabuk atau belt yang terbuat dari bahan karet dan

mempunyai penampang berbentuk Trapesium, tenunan teteron dan

semacamnya yang terdapat di dalam kontruksi belt digunakan sebagai inti

sabuk untuk membawa atau menyalurkan tarikan yang besar. Sabuk V

dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula, bagian sabuk yang membelit

akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah

besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk yang akan

menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah.

Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk V jika dibandingkan

dengan sabuk rata (flat belt). (Sularso & Kiyokatsu Suga 1979)

Berikut Kelebihan Transmisi Belt jika dibandingkan Dengan Jenis

Transmisi Lain (Rantai dan Roda Gigi) antara lain: (R.S. khurmi & J.K.

Gupta, 2005)

 Harganya murah

 Perawatan mudah

 Tidak berisik

13
Dengan beberapa kelebihan tersebut, V-Belt lebih banyak digunakan

untuk mentransmisikan daya yang tidak terlalu besar (± 500 Kw). Dan ini

sering kita jumpai dalam mesin-mesin industri rumah tangga. Misal pada

mesin penepung. (Sularso & Kiyokatsu Suga 1979)

2.9 Perencanaan

Gambar 2.6 : Sistem Terbuka

(Sumber : R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Dimana :

x = Jarak Antar Poros (mm)

d1, d2 = diameter pulley 1 dan 2 (mm)

α = Sudut Kemiringan ( o )

θ = Sudut Kontak (Rad)

14
Panjang Belt Keseluruhan

(𝑟1 −𝑟2 )2
𝐿 = [𝜋(𝑟2 + 𝑟1 ) + 2𝑥 + ] ………………………………………(2.1)
𝑥

Kecepatan Linear Sabuk

Panjang sabuk di abaikan dalam gerakan pengarah satu dalam gerakan satu menit.

𝜋𝑑 .𝑁
𝑉= ....……………………………………………………………..(2.2)
60

Sudut Kemiringan (Sin α) :


𝑟1 −𝑟2
𝑆𝑖𝑛 𝛼 = …………………………………………………………….(2.3)
𝑥

Sudut kontak (θ) :

(180−2𝛼)𝜋
∅= ……………………………………………………………(2.4)
180

Gambar 2.7 : Gaya Dan Sabuk Yang Bergerak

(Sumber : R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

15
Dimana :

T1 = Tegangan pada Sisi Kencang (kg)

T2 = Tegangan pada Sisi Kendor (kg)

V = Kecepatan Sabuk (m/s)

Daya Yang di Transmisikan :

(𝑇1 −𝑇2 ) 𝑉
𝑃= …………………………………………………………….(2.5)
75

Rasio Tegangan :
𝑇1
2,3 𝐿𝑜𝑔 =𝜇𝜃 ……………………………………………………….(2.6)
𝑇2

Dimana :

μ = Koefisien Gesek antara Puli dengan Belt

θ = Sudut Kontak (Rad)

Luas Penampang Sabuk :

𝑎+𝑏
𝐴 = 𝑡( ) …………………………………………………………….(2.7)
2

Tegangan Tarik Sabuk :


𝑇1
𝐹= ………………………………………………………………….(2.8)
𝐴

16
BAB 3

KOMPONEN PENGGERAK

3.1 Pulley

Sistem puli dengan sabuk terdiri dari dua atau lebih puli yang dihubungkan

dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan

daya, torsi dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat

meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat. (Sularso &

Kiyokatsu Suga, 2013)

3.2 Poros

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin, Hampir

semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama

dalam transmisi seperti ini dipegang oleh poros. (Sularso & Kiyokatsu Suga,

2013)

3.3 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi untu menumpu poros

berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-balik porosnya dapat berlangsung

secara halus, aman, dan awet. Bantalan juga harus cukup kokoh untuk

memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. (Sularso &

Kiyokatsu Suga, 2013)

17
3.4 Sabuk (Belt)

Sabuk merupakan bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang

digunakan untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk

digunakan sebagai sumber penggerak, penyalur daya yang efisien atau untuk

memantau pergerakan relatif. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 2013)

18
BAB 4

ANALISA DAN PERHITUNGAN

4.1 ANALISA DATA


1) Daya (P) : 10 hp

2) Putaran mesin (n) : 2200 rpm

3) Putaran pully motor (n1) : 2200 rpm

4) Diameter pully motor (d1) : 100 mm

5) Diameter pully yang digerakkan (d2) : 220 mm

6) Jarak poros antar pully (x) : 305 mm

4.2 Daya Yang Akan Ditransmisikan Dalam Satuan Kw

𝑵 = 𝟎, 𝟕𝟑𝟓 . 𝑷

= 0,735 . 10

= 7,35 kW

19
4.3 Daya Rencana
Karena pada poros terjadi kejutan ketika meneruskan daya, maka dibutuhkan

factor koreksi (fc) diambil sebesar (1,2).

Daya Yang Ditransmisikan fc

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya normal 1,0 – 1,5

𝑷𝒅 = 𝒇𝒄 . 𝑵

= 1,2 × 7,35

= 𝟖, 𝟖𝟐 𝒌𝑾

4.4 Penetapan Diameter Pulley

𝒏𝟏 𝒅𝟏
=
𝒏𝟐 𝒅𝟐

Maka untuk mencari putaran pully kedua menggunakan rumus :

𝒅𝟏. 𝒏𝟏
𝒏𝟐 =
𝒅𝟐

100 𝑥 2200
𝑛2 =
220

= 1000 rpm

20
4.5 Momen Rencana, T (kg.mm)
𝑷𝒅
𝑻𝟏 = 𝟗, 𝟕𝟒 × 𝟏𝟎𝟓
𝒏𝟏

8,82
= 9,74 × 105
2200

= 𝟑𝟗𝟎𝟒, 𝟖𝟓 kg.mm

𝑷𝒅
𝑻𝟐 = 𝟗, 𝟕𝟒 × 𝟏𝟎𝟓
𝒏𝟐

8,82
= 9,74 × 105
1000

= 𝟖𝟓𝟗𝟎, 𝟔𝟖 kg.mm

4.6 Panjang Belt


(𝑹𝟐 − 𝑹𝟏 )𝟐
𝑳 = 𝝅(𝑹𝟏 + 𝑹𝟐 ) + 𝟐𝑿
𝑿

(110 − 50)2
= 3,14(50 + 110) + 2(305) +
305

(60)2
= 3,14(160) + (610) +
305

= 502,4 + 610 + 11,8

= 1124,2 𝑚𝑚

= 𝟏𝟏𝟐, 𝟒𝟐 𝒄𝒎

21
4.7 Kecepatan Sabuk

𝝅. 𝑫𝟏 . 𝑵𝟏
𝑽𝒑 =
𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎
3,14 𝑥 100 𝑥 2200
=
60000

𝑽𝒑 = 𝟏𝟏, 𝟓 𝒎/𝒔

4.8 Sudut Kemiringan Sabuk

𝒓𝟏 − 𝒓𝟐
𝑺𝒊𝒏 𝜶 =
𝒙

50 − 110
=
305
−60
=
305

𝑆𝑖𝑛 𝛼 = −0,19

𝜶 = −𝟏𝟎, 𝟗𝟓°

4.9 Sudut kontak

(𝟏𝟖𝟎 − 𝟐𝜶)𝝅
∅=
𝟏𝟖𝟎

180 − 2(−10,95) 3,14


=
180

(180 − 21,9) 3,14


=
180

(158,1) 3,14
=
180
496,43
=
180

22
∅ = 𝟐, 𝟕𝟓 𝑹𝒂𝒅

4.10 Luas Penampang sabuk

𝑭
𝑨=
𝑲

65,35
=
21,6

65,35
=
21,6

= 𝟑, 𝟎𝟐 𝒄𝒎𝟐

4.11 Gaya Keliling Yang Timbul Pada Pulley Penggerak Frate (kg)

𝟏𝟎𝟐 × 𝑵
𝑭𝒓𝒂𝒕𝒆 =
𝑽𝒑

102 × 7,35 𝑘𝑊
=
11,5 𝑚/𝑠

= 𝟔𝟓, 𝟏𝟗 𝒌𝒈

4.12 Torsi Yang Terjadi Pada Pulley

𝒅𝟏
𝑻 = 𝑭( )
𝟐

100
= 65,19 ( )
2

6519
=
2

= 𝟑𝟐𝟓𝟗, 𝟓 𝒌𝒈. 𝒎𝒎

23
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasil perancangan mesin Hand Tractor dengan daya 10 hp dan torsi 2200 rpm

ini, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :

1. spesifikasi hand tractor yang digunakan berdasarkan data hasil

perhitungan yang telah dilakukan yaitu daya yang digunakan 10 hp

dengan putaran mesin sebesar 2200 rpm, diameter pulley 1 dan 2

sebesar 100 mm dan 220 mm, dengan jarak antar kedua pulley sebesar

305 mm.

2. Pada perhitungan yang telah dilakukan, maka didapat didapat output sebesar

1000 rpm, dengan kecepatan sebesar 11,5 m/s. Sedangkan panjang sabuk

yang digunakan sebesar 112,42 cm dengan sudut kemiringan sebesar 10, 95o.

3. Mesin yang dibuat berdasarkan modifikasi mesing yang sudah ada, namun

dirancang agar bersifat ekonomis tetapi tidak mengurangi efisiensi dan

efektifitas daya.

4. Melatih konsep ilmu pengetahuan mahasiswa tentang konsep dasar

perancangan suatu produk.

5.2 Saran

Saran yang diharapkan penulis yaitu :

1. Untuk perancangan ini, bisa dibuat dengan kapasitas yang lebih

efektif dan efisien serta lebih ekonomis.

24
2. Buatlah diagram assembly dan gambar bagian dari hasil perhitungan yang

telah dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

1. R.S. khurmi, J.K. Gupta, 2005, “Machine design (S.I. UNITS)”,

Eurasia Publishing House (Pvt.) Ltd.

Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin P.T.

Pradnya Paramita Jakarta: 2013

Darmanto, Buku Ajar Elemen Mesin 1 2007

Machine-Design-R-S-Kurmi.pdf

http://academia.edu/V-BELT_V-Belt, Diakses tanggal 06-03-2019, di Kampus

UTU)

Jenis-jenis Belt, www.otopus.net (Diakses tanggal 05-04-2019 di kampus UTU)

http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/02/belt-tramisi-sabuk.html (Diakses

tanggal 01-05-2019, di Peureumeue)

25

Anda mungkin juga menyukai