Disusun oleh :
Kelompok 1
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan anugerahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dan kami juga tidak
lupa berterimakasih kepada bapak Romario A. Wicaksono, ST, M.Eng yang telah
memberikan tugas ini.
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................... 2
ii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga air sendiri dianggap sebagai salah satu sumber energi yang paling
penting dalam pembangkit energi berkelanjutan. Dari catatan terbesar produksi
listrik di seluruh dunia, produksi energi terbarukan terbesar berasal dari
pembangkit listrik tenaga air, yang juga mempertahankan salah satu efisiensi
tertinggi. Karena produksi listrik harus sesuai dengan permintaan setiap saat,
tenaga air telah menjadi salah satu kunci untuk menjaga stabilitas jaringan. Untuk
beradaptasi dengan skenario baru ini, perusahaan listrik tenaga air telah secara
progresif beralih dari beban dasar ke produksi listrik yang lebih fleksibel.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan turbin pelton?
2. Apa saja tipe-tipe turbin pelton?
3. Apa saja bagian dan komponen utama dari turbin pelton?
4. Bagaimana prinsip kerja dari turbin pelton?
5. Bagaimana teknik pemantaun kondisi pada turbin pelton?
6. Bagaimana strategi pemantauan pada kondisi turbin?
7. Apa saja jenis kerusakan dan gejala kerusakan pada turbin pelton?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan turbin pelton.
2. Untuk mengetahui tipe-tipe turbin pelton.
3. Untuk mengetahui apa saja bagian dan komponen utama dari turbin pelton.
4. Untuk mengetahui prinsip kerja dari turbin pelton.
5. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemantauan kondisi pada turbin pelton.
6. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemantauan pada kondisi turbin.
7. Untuk mengetahui apa saja jenis kerusakan dan gejala kerusakan pada turbin
pelton.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar kita dapat mengerti tentang
apa itu turbin pelton, mengetahui bagaimana prinsip kerja dari turbin pelton,
memahami cara pemantauan kondisi serta strategi pemantaun kondisi pada turbin
pelton dan saat terjadi suatu gejala kerusakan pada turbin pelton, kita dapat
mengetahui dan mengambil langkah tepat selanjutnya untuk meningkatkan
kembali efisiensi dari turbin pelton tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 1. grafik berbagai jenis turbin antara head dan ns-nya.
Dalam perancangan turbin pelton telah ada suatu ketentuan yang mengatur
dari desain/rancangan turbin pelton secara baku.intinya kita tinggal menggunakan
beberapa parameter utama untuk menghasilkan dimensi yang lain. Dalam grafik di
bawah ini akan ditunjukkan hubungan antara Head dengan ns juga jumlah nosel
dan kisaran jumlah mangkok (sudu).
Gambar 2. grafik hubungan antara Head dengan ns juga jumlah nosel dan
kisaran jumlah mangkok (sudut).
4
2.2.1 Tipe Turbin Pelton
a. Turbin Poros Horizontal ; turbin ini digunakan untuk head kecil hingga
menengah. Makin bayak aliran air yang dibagi dalam arti makin banyak nosel
yang digunakan, makin bisa dipertinggi pula pemilihan kecepatan turbin.
Sedangkan makin cepat putaran turbin makin murah harga generatornya. Untuk
dapat menghasilkan daya yang sama 1 group turbin dengan 2 roda akanlebih
murah daripada dengan dua buah turbin yang masing-masing dengan satu buah
roda.
5
Gambar 4. Turbin Poros Vertikal.
Turbin pelton biasanya berukuran besar. Hal ini dapat dimaklumi karena
dioperasikan pada tekananyang tinggi danperubahan momentum yang diterima
sudu-sudu sangat besar, dengan sendiri struktur turbin harus kuat.
Pada turbin pelton semua energi tinggi tempet dan tekanan ketika masuk kesudu
jalan turbin telah telah diubah menjadi energi kecepatan Seperti terlihat pada
gambar dibawah ini:
6
Gambar 5. Turbin Pelton.
Jarum yang berada pada nosel bertujuan untuk mengatur kapasitas dan
mengkonsentrasikan air yang terpancar di mulut nosel. Panjang jarum sangat
menentukan tingkat konsentrasi air, makin panjang jarum air makin
terkonsentrasi.
Untuk turbin pelton dengan daya kecil, debit bisa diatur dengan hanya menggeser
kedudukan jarum sudu. Untuk instalasi yang lebih besar harus menggunakan dua
buah sistem pengaturan atau lebih,
Tujuan pengaturan ini adalah untuk menghindari terjadinya tekanan
tumbukan yang besar dalam pipa pesat yang timbul akibat penumpukkan nosel
secara tiba-tiba ketika beban turbin berkurang dengan tiba-tiba.
Untuk mengurangi putaran turbin pada kondisi atas, pembelokkan pancaran
akan berayaun kedepan jarum nosel terlebih dahulu sehingga pancaran air dari
nosel berbelok sebagian.
Jumlah nosel tergantung pada bilangan-bilangan spesifik nq trubin pelton. Dimana
nq dirumuskan :
7
Roda jalan berbentuk pelek (rim) dengan sejumlah sudu di sekelilinnya.
Pelek ini dihubungkan dengan poros dan seterusnya menggerakkan generator.
Sudu turbin pelton berbentuk elipsoida yang dibuat dengan bucket (sudu) dan di
tengahnya mempunyai splitter (pemisah air). Bentuk sudu sedemikian
dimaksudkan supaya bisa membalikkan putaran air dengan baik dan
membebaskan sudut dari gaya samping.
8
Gambar 6. Komponen Utama Pada Turbin Pelton
Prinsip kerja turbin pelton adalah mengkonversi daya fluida dari air menjadi
daya poros untuk digunakan memutar generator listrik. Pada sudu- sudu turbin,
energi aliran air diubah menjadi energi mekanik yaitu putaran roda turbin. Apabila
roda turbin dihubungkan dengan poros generator listrik, maka energi mekanik
putaran roda turbin diubah menjadi energi listrik pada generator.
9
bantalan. Lokasi representatif ditunjukkan pada Gambar. 7 untuk mesin poros
horizontal. Sensor dipasang, sambungan diukur di semua lokasi secara berkala
dengan pengumpul data portabel.
a. Analisis getaran
10
Gambar 8. Spektrum getaran tipikal diukur dalam bantalan turbin.
Puncak dan getaran acak dapat diamati. Seperti pada semua mesin yang
berputar, puncak utamanya adalah pada frekuensi rotasi dan harmoniknya (getaran
sinkron). Getaran ini dihasilkan oleh gaya yang berasal dari mekanik (mis.
Ketidakseimbangan atau ketidaksejajaran antara runner dan generator) dan
kekuatan berasal dari hidrolik (mis. Dampak jet air pada bucket runner).
Frekuensi dimana jet menimpa struktur tergantung pada kecepatan putar runner
dan pada jumlah bucket, dan dapat didefinisikan dengan: = × × f n z fp b f
b. Pita spektral
11
frekuensi yang lebih tinggi. Amplitudo dari band spektral ini, level keseluruhan
dan ciri spektral telah menjadi tren dan disimpan dalam basis data.
12
eksperimental dan satu lagi mengenai pengembangan model teoritis turbin Pelton
yang sebenarnya. Untuk penelitian eksperimental, semua unit Pelton yang tersedia
dari perusahaan PLTA diklasifikasikan berdasarkan desain turbin (head, power,
jumlah jet dan jumlah bucket) dan karakteristik struktur. Setelah itu, basis data
dianalisis dengan memeriksa tanda-tanda getaran semua mesin yang dipantau, dan
dengan melihat kasus-kasus kerusakan historis. Untuk sebagian besar kasus
kegagalan ini, analisis rinci dilakukan untuk mengidentifikasi gejala kerusakan
pada tanda-tanda getaran.
13
Gambar 9. Prosedur untuk meningkatkan pemantauan kondisi
14
menghasilkan lubang di ember, terutama di ujung dan di bibir guntingan. Erosi
pasir meningkatkan kemungkinan kavitasi karena gelombang permukaan yang
tererosi meningkatkan turbulensi dinding, sehingga mengurangi tekanan lokal.
Namun demikian, kerusakan yang disebabkan oleh kelelahan material terbukti
menjadi yang paling berbahaya. Dampak periodik dari filter air limbah ini adalah
untuk mengurangi konsentrasi tekanan pada akar ember. Setelah waktu operasi
yang lama, tekanan ini mengakibatkan retaknya bahan dan menghancurkan ember
pelari. Untuk meminimalkan efek kelelahan, desain dan pembuatan turbin harus
dioptimalkan. Saat ini, pelari yang andal dibangun menggunakan balok stainless
steel yang ditempa karena sifat mekaniknya yang lebih baik dibandingkan dengan
baja cor, seperti kekuatan fatik dan ketangguhan retak. Meski begitu, kondisi
pemasangan dan pengoperasian dapat mengubah distribusi tegangan pada pelari
aktual, sehingga menyebabkan kegagalan yang tidak terduga.
15
ini selama beberapa waktu getarannya meningkat tiba-tiba. Ini adalah indikator
kerusakan yang nyata, sehingga mesin diperiksa dan salah satu ember ditemukan
rusak. Operasi lebih lanjut akan menyebabkan kegagalan bencana. Setelah
perbaikan, frekuensi antara 500 dan 600Hz tidak muncul lagi di tanda tangan.
Pada akhirnya, pengalaman ini memungkinkan mengidentifikasi gejala-gejala
yang terkait dengan jenis kerusakan spesifik ini.
Gambar 10. Beberapa jenis kerusakan ditemukan: (a) Kelelahan retak di dalam
ember; (b) erosi kavitasi; (c) Pelari dengan ember yang rusak; (d) Jarum patah.
Ciri Evolusi tersedia untuk semua turbin yang dipantau, sehingga korelasi
antara gejala dan kerusakan terjadi ditentukan untuk semua jenis kerusakan. Di
sini, terbukti bahwa dengan analisis data pemantauan, informasi berharga dapat
diperoleh tentang kondisi mesin. Namun, untuk melakukan pemantauan yang
efektif, setiap jenis kerusakan harus dideteksi pada tahap awal dan, jika demikian,
tingkat keparahannya ditentukan. Informasi yang diekstraksi dengan melihat
evolusi tanda tangan tidak cukup akurat untuk melakukannya.
16
Contoh sebelumnya telah membuktikan bahwa hanya mengandalkan data
lapangan tidak cukup untuk menyediakan pemantauan kondisi lanjutan. Untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang dinamika mesin, kita harus
menggunakan model numerik. Setelah ini terbukti mewakili mesin nyata andal,
mereka dapat digunakan untuk menentukan respon struktural di bawah gaya
eksitasi yang berbeda dan transmisibilitas ke titik-titik pengukuran.
Gambar 11. Air terjun spektrum getaran diukur pada tanggal yang berbeda.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Turbin pelton merupakan pengembangan dari turbin impuls yang
ditemukan oleh S.N. Knight (1872) dan N.J. Colena (1873) yang
merupakan suatu jenis turbin yang mengandalkan suatu reaksi impuls dari
suatu daya yang dihasilkan dari daya hidrolisis.
2. Terdapat 2 tipe turbin pelton yaitu turbin poros vertical dan turbin poros
horizontal.
3. Prinsip kerja turbin pelton adalah mengkonversi daya fluida dari air
menjadi daya poros untuk digunakan memutar generator listrik.
4. Ada 2 teknik pemantauan kondisi pada turbin pelton yaitu analisis getaran
dan pita spectral.
5. Strategi pemantauan kondisi pada turbin pelton dibagi menjadi 2 prosedur
yaitu theoretical analysis dan experimental research.
6. Terdapat beberapa jenis kerusakan yang sering terjadi pada Turbin Pelton.
Sebagian besar kasus disebabkan oleh erosi pasir, kelelahan atau kavitasi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Herninda Ayu Meylinda Sari. 2017. Turbin Pelton pada Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro hidro (PLTMH). Makalah. Dalam : menyelesaikan tugasa mata
kuliah Mesin Mekanika Fluida di jurusan Teknik Mesin Fakultas Universitas
Jamber, Agustus 2017.
19