Anda di halaman 1dari 6

9.1.

Teori dan Perhitungan Diameter Crank Shaft


Crankshaft merupakan bagian dari mesin yang berfungsi untuk mengubah gerak linear
piston menjadi gerakan rotasi pada poros dan juga mentransfer power dari piston menuju
propeller.

Gambar 9.4.
Komponen
Crankshaft
Komponen-
komponen
pada crankshaft :
 Poros Utama (main journal)
Adalah poros tempat berputarnya crankshaft pada block engine. Poros utama
berputar pada lapisan logam putih yang disebut Metal Duduk (main bearing
insert)
 Dudukan Engkol (Pin Bearing)
Adalah tempat duduknya batang pemutar, dudukan engkol berputar juga pada
lapisan logam putih yang disebut Metal Jalan.
 Pipi Engkol (crankweb)
Adalah untuk menghubungkan antara poros satu dengan poros yang lainnya.
 Roda gigi timing crankshaft (Crankshaft sprocket)
Berfungsi untuk memutarkan roda gila timing poros bubungan, roda idler dan
roda gigi pompa bahan bakar.
 Main bearing (Journal Bearing)
Berfungsi meneruskan gaya atau beban dari bagian yang bergerak kepada bagian
yang stationer sehingga mendukung bagian yang bergerak.
 Counterweight
Berfungsi untuk akselerasi, sebagai pemberat pada crankshaft untuk menambah
kecepatan.

9.1.1. Perhitungan Diameter Crankshaft


Pengukuran diameter crankshaft bertujuan untuk mengetahui diameter minimal yang
diizinkan jika suatu crankshaft harus dibubut karena tergores, atau ovality, atau
aus.Berdasarkan rules BKI Volume III Section 2, diameter minimal crankshaft dapat
dihitung berdasarkan formula :

dk  0,126  3 D2  Pc  C1  Cw  (2  H  1  L)

Dimana :
dk = diameter pin/journal minimum (mm)
D = Silinder bore untuk single-stage compressor (mm)
Pc = Tekanan desain PR, dapat dipakai hingga 40 bar (bar)
H = Piston stroke (mm)
L = Jarak antara pusat main bearing ketika satu crank dilokasikan diantara 2
bearings. L dapat digantikan dengan L1 = 0,85 L dimana dua crank pada angle
yang berbeda dilokasikan diantara 2 bearing (V type), atau oleh L2 = 0.95 L
dimana 2 atau 3 connecting rod dipasang pada satu crank.

Gambar 9.5 Pengukuran L

f = 1,0, dimana cylinder pada posisi in line


= 1,2, dimana cylinder pada posisi 90° untuk V type
= 1,5, dimana cylinder pada posisi 60° untuk V type
= 1,8, dimana cylinder pada posisi 45° untuk V type
C1 = Coefficient berdasarkan tabel 2.7
Z = Jumlah cylinder
Cw = Faktor material berdasarkan tabel 2.9 atau 2.10
Rm = Tensile strength minimum (N/mm2)
Tabel 9.1

9.1.2. Contoh Perhitungan Minimum Diameter Crankshaft Pada TB. MDO


Data Main Engine :
Merk : NIIGATA
Type : 6 L 25 BX
No. Seri : 15598
Tahun : 1996
Diketahui :
Doriginal : 210 mm
D : 250 mm
Pc : 40 Bar
H : 350 mm
L : 385 mm
f :1
Z : 6 cylinder

C1 : 1,3
Cw :Pada manual book nigata dijelaskan bahwa crankshaft dibuat dari
material forged steel. Berdasarkan BKI VOL V Sect. C.2 dijelaskan
bahwa crankshaft yang terbuat dari material forged steel, ketentuan
minimal dilihat pada tabel 6.5 dan 6.6, maka dipilih nilai Rm pada
forged steel adalah 400 N/mm2, sehingga didapatkan nilai Cw = 1,03

Jadi :

dk = 0,126  3 D2  Pc  C1  Cw  (2  H  1  L)

0,126  3 2502  40  1,3  0,77  (2  350  1  385)


=
= 193,68 mm

Sebelum melakukan gerinding, hal utama yang menjadi pertimbangan adalah


ketersediaan bearing di pasaran. Jika ketersediaan bearing di pasaran tidak ada, maka
dilakukan undersize bearing.
Bila crankshaft dibubut, maka yang sangat perlu diperhatikan para OS dan harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
• Ukur diameter dan ovality.
• Bersihkan semua lubang-lubang oli pelumas, dimana mungkin ada kotoran hasil
bubutan yang masuk ke dalam lubang dan ini sangat berbahaya karena dapat
merusak bearing dan poros.
• Laksanakan NDT sebelum dan setelah pembubutan, kemudian buat record.
• Setelah dilakukan pembubutan, pastikan kehalusan permukaan.
• Pada saat transportasi dari dan ke kapal atau workshop bubut dan sebagainya,
harus dilindungi agar tidak bengkok atau dengan memasang baut stud dan
bantalan palsu.
• Permukaan crankshaft harus dilindungi terhadap benturan dan pengkaratan.

9.1.3. Perawatan dan Pengujian Crankshaft


A. Perawatan Pada Crankshaft Di Kapal
1. Dilakukan crankweb deflection sesuai dengan manual book.
2. Perawatan pada oli dengan mengganti oli sesuai dengan running hours,
melakukan uji laboratorium pada oli dan merawat filter (1 x 4 jama atau sesuai
manual book ) agar gram-gram metal tidak masuk ke dalam sistem pelumasan
sehingga berpotensi untuk merusak bearing pada crankshaft dan menggores
crankshaft.
B. Perawatan Pada Crankshaft Di Workshop
Pada saat crankshaft dibawa ke workshop, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya :
1. Pada saat pengangkutan crankshaft ke workshop, crankshaft harus diangkut
dengan menggunakan peti dan diberikan bantalan palsu untuk menghindari
crankshaft melendut.
2. Pastikan crankweb diberi stud untuk menghindari perubahan bentuk pada
crankshaft (melendut). Sebelum dipasang stud, ukur pipi engkol untuk
menyesuaikan ukuran stud yang akan digunakan..
3. Tutup lubang oli dengan menggunakan baut yang berukuran lebih kecil, kemudian
baut dilapisi dengan majun untuk menghindari lubang oli tergores.
4. Crankshaft harus diletakkan pada tumpuan (bangku).
5. Saat diworkshop,lubang oli crankshaft dibersihkan dengan udara bertekanan.

Anda mungkin juga menyukai