Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN

SILINDER LINER

A. Teori Dasar
Dial Bore Gauge adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
keolengan diameter bagian dalam atau bagian luar suatu benda seperti Cilinder.
Pengelompokan dial bore gauge memiliki dial gauge yang tertera dalam satuan
Inggris atau metrik, sebuah rod yang dihubungkan ke dial gauge, tip yang
dioperasikan oleh pegas pada ujung rod, dan perlengkapan pada tip. Perlengkapan
digunakan untuk mengukur banyak ukuran lubang. Lubang yang berulir drat pada
tip digunakan untuk menghubungkan perlengkapan. Panjang perlengkapan
berubah ketika ukuran lubang yang akan diukur berubah. Pada bagian pinggir dial
digunakan cap screw untuk meletakkan jarum indikator pada angka nol.
Seperangkat master gauge digunakan dengan kelompok dial bore gauge. Pada
umumnya, dial bore gauge digunakan untuk mengukur valve guide dan ukuran
diameter dalam pada lubang
Fungsi dari bore gauge adalah mengukur diameter silinder dan komponen
sejenisnya secara teliti dan dari hasil pengukuran mampu menyimpulakan
keovalan, ketirusan. Pada ujungnya terdapat dial gauge dan pada sisi lainnya
terdapat measuring point. Cylinder gauge adalah alat ukur yang mempunyai
ketelitian 0,01 mm
Measuring point ini dapat bergerak bebas, dan jumlah gerakannya ditunjukkan
oleh dial gauge. Jarak antara measuring point dan replacement rod adalah sama
dengan diameter benda yang diukur.

a. Fungsi dari tiap bagian :


1. Dial Gauge : adalah bagian yang digunakan untuk melihat hasil dari
pengukuran
2. Dial Securing Position : adalah bagian yang seperti mur yang mengikat dial
gauge
3. Grip : adalah bagian yang berguna sebagai pegangan.
4. Replacement rod / anvil : adalah bagian yang akan menyentuh bidang ukur
pada silinder yang panjangnya sesuai kebutuhan.
5. Replacement washer : adalah bagian untuk menambah panjang replacement
rod.
6. Measuring point : adalah titik point pengukuran akan bergerak bila ditekan.
b. Prosedur Penggunaan
1. Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak
lurus measuring point. Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira
setengah dari langkahnya.
2. Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan
measuring point.
3. Pilihlah replacement rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan
diameter benda yang akan diukur.
B. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang dibutuhkan untuk pengukuran diameter liner ini adalah
sebagai berikut :
1. Dial Indicator
2. Bore Gauge
3. Vinear Caliper
4. Micrometer
5. Liner Cylinder
C. Proses Pengerjaan
1. Penyiapan JHA
2. Sosialisasi hasil JHA.
3. Menyiapkan Tools.
4. Mempersiapkan Benda kerja (Silinder Liner).
5. Ukur diameter silinder liner menggunakan vernier caliper, hasil
pengukuran (137 mm).
6. Siapkan mikrometer 125 mm – 150 mm, kalibrasi dan seting mikrometer
dengan nilai dari hasil pengukuran menggunakan vernier caliper.
7. Siapkan dial bore guage, setting anvil + extention + spacer hingga
mendapatkan nilai diatas 137 mm agar dapat terbaca jika ada nilai kurang
dari nol atau pun sebaliknya.
8. Masukan anvil dial bore guage ke micrometer yang telah di setting sesuai
ukuran vernier caliper lalu setting nol pada dial.
9. Masukan dial bore guage ke dalam silinder liner lalu goyang-goyangkan
untuk mencari nilai tertinggi.

Gambar 1.1 Pengukuran Silinder Liner

10. Lakukan pengukuran pada 6 titik yaitu :


Titik X top, medium, dan bottom
Titik Y top, medium, dan bottom
Gambar 1.2 Titik Pengukuran pada Silinder Liner

11. Catat hasil dari pengukuran dan buat laporan.


12. Lepaskan tools yang digunakan untuk pengukuran lalu bersihkan tools
yang telah digunakan menggunakan wipol dan kembali masukan kedalam
kotaknya.
13. Bersihkan benda kerja, lalu lakukan wrapping.
14. Simpan kembali tools dan benda kerja.
15. Lakukan housekeeping.

D. Hasil Pengukuran
Tabel Pengukuran Pada Dial Bore Guage
Hasil Pembacaan Dial Bore Guage
  A B C
X -28 -24 -15
Y 32 33 35
KET:
Tanda (-) menunjukan hasil
pengukuran dari titik Nol kearah kiri.
Hasil:
 Hasil pengukuran vernier caliper 137 mm.
 Anvil 85 mm + extention 50 mm + spacer 2 mm + spacer 0,5 mm = 137,5
mm
 Perhitungan
Xa. 137 mm + 0,28 mm = 137, 28 mm
Xb. 137 mm + 0,24 mm = 137, 24 mm
Xc. 137 mm + 0,15 mm = 137, 15 mm
Ya. 137 mm ─ 0,32 mm = 136, 68 mm
Yb. 137 mm ─ 0,33 mm = 136, 67 mm
Yc. 137 mm ─ 0,35 mm = 136, 65 mm

Tabel Hasil pengukuran

Hasil Pengukuran
  A B C
X 137,28 137,24 137,15
Y 136,68 136,67 136,65

E. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa terjadi keovalan pada clylinder
linear tersebut yang terdapat pada hasil pengukuran antar X dan Y yang memiliki
selisih angka yang cukup signifikan terhadap cylinder tersebut.

Anda mungkin juga menyukai