Anda di halaman 1dari 66

ANALISA KERUSAKAN CYLINDER HEAD PADA

ENGINE C7 CATERPILLAR

Laporan Tugas Akhir ini Diajukan


Sebagai Persyaratan Unuk Menyelesaian
Program Pendidikan Diploma III

Oleh :
KISMAN
NIM : 15 610 091

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT
SAMARINDA
2017
ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Kisman

Nim : 15 160 091

Jurusan : Teknik Mesin

Program studi : Teknik Alat Berat

Jenjang : D III

Judul Tugas Akhir : Analisa Kerusakan Cylinder Head Pada Engine C7 Caterpillar

dengan ini menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri dan semua

sumber baik yang di kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam laporan tugas akhir ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Samarinda, 1 Agustus 2017

KISMAN
Nim : 15 610 091
iii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISA KERUSAKAN CYLINDER HEAD PADA

ENGINE C7 CATERPILLAR

Disusun Oleh:

NAMA : KISMAN

NIM : 15 610 091

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : TEKNIK ALAT BERAT

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan


Pada 1 Agustus 2017
Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Muhammad Taufik, ST.,M.Si H. Baso Cante, ST.,MT


NIP. 19710106 199702 1 001 NIP. 19691231 199512 1 001

Mengesahkan :
Direktur Politeknik Negeri Samarinda

Ir.H. Ibayasid, M.se,


NIP. 19590303 198903 1 002
iv

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

ANALISA KERUSAKAN CYLINDER HEAD PADA

ENGINE C7 CATERPILLAR

Disusun Oleh:

NAMA : KISMAN

NIM : 15 610 091

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : TEKNIK ALAT BERAT

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan


Pada 1 Agustus 2017

Dewan Penguji:

Penguji I
Nama : Darma Aviva, ST.,MT
NIP : 19700727 1995121 001

Penguji II
Nama : Molana Ariefuddin
NIP : -

Penguji III
Nama : Drs. Martin Surya Putra,Mpd
NIP : 19680317 199403 1 001

Mengetahui :

Ketua jueusan Ketua Progam Studi


Teknik Mesin Teknik Alat Berat

H. Baso Cante, ST.,MT Faisyal Umar, ST.,MT


NIP. 19691231 199512 1 001 NIP. 19690217 199802 1 001
v

ABSTRAK

Kisman. 2017. “ Analisa kerusakan pada cylinder head engine c7 caterpillar. tugas akhir
Teknik Alat Berat Diploma III Politeknik Negeri samarinda.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang kadang terjadi terhadap
cylinder head pada c7 motor grader Caterpillar, sehingga perlakuan pada cylinder head
lebih baik guna optimalisasi operasi engine dalam proses industri.
pengujian tanpa beban pada cylinder head dilakukan untuk mengetahui performa awal
sebelum melakuakan pekerjaan lainnya. penelitian ini mendapatkan kecepatan yaitu 5169
rpm atau dapat dikatakan low power . penelusuran terhadap permasalahan yang terjadi di
lanjutkan dengan melakukan pembongkaran cylinder head, dan untuk melengkapi data-
data pendukung, maka akan dilakukan pemeriksaan secara visual dan juga pengukuran
komponen cylinder head dengan mengacu pada spesifikasi, selain itu pemeriksaan
lainnya
hasil penelitian ini menunjukkan (1) keausan yang terjadi pada lubang intake dan exhaust.

Kata Kunci : Engine C7. Pengujian dan pemeriksaan , Cylinder Head


vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga sidang dan laporan tugas akhir ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan pengamatan dilapangan dan

pengambilan data yang dilakukan di politeknik negeri samarinda. Laporan tugas

akhir ini merupakan salah satu tugas yang harus ditempuh sebagai persyaratan

menyelesaikan Diploma-III (D3) di jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Samarinda.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada politeknik

negeri samarinda yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan

pengambilan data dan pemenjaman alat-alat yang digunakan untuk membongkar

komponen engine C7 Caterpillar. Selain itu penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Hajrahwati dan Bapak Ambo Dai, selaku orang tua penulis yang selalu

memberikan dukungan, do’a dan bantuan baik secara moral maupun materil

kepada penulis.

2. Bapak Faisyal Umar, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Alat

Berat

3. Bapak Muhammad Taufik, ST., M.Si selaku pembimbing I dan pendamping

sidang
vii

4. Bapak H. Baso Cante ST., MT sebagai pembimbing II dan selaku kepala

jurusan teknik mesin politeknik negeri samarinda

5. Bapak Darma Aviva , ST., MT selaku penguji pertama

6. Bapak Drs. Martin Surya Putra,Mpd selaku penguji ke dua

7. Bapak Molana selaku penguji ke tiga

8. Seluruh Staf Dosen Program Studi Alat Berat yang telah memberikan

arahan serta penjelasan dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini.

9. Teman-teman Teknik Alat Berat angkatan 2014 dan semua pihak yang

membantu terselesaikannya laporan ini.

Dalam hal ini penulis menyadari laporan tugas akhir ini masih terdapat

banyak kekurangan.Untuk itulah penulis mengharap kritik dan saran untuk dapat

menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang

membaca.

Samarinda, 1 Agustus 2017

Kisman
15 6100 91
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Macam-macam Engine Diesel Caterpillar ........................................ 6

Gambar 2.2 Siklus Empat Langkah Pada Engine Diesel ...................................... 6

Gambar 2.3 Cylinder head engine C7 Caterpillar................................................. 9

Gambar 2.4 cylinder head ohv .............................................................................. 9

Gambar 2.5 cylinder head ohc (over head camshaft............................................. 10

Gambar 2.7 Abrasive wear................................................................................... 16

Gambar 2.8 Adhesive wear ................................................................................... 16

Gambar 2.9 Erosive Wear .................................................................................... 17

Gambar 2.10 Cavitation Erosion .......................................................................... 18

Gambar 2.11 Contact Stress Fatigue .................................................................... 19

Gambar 2.12 Corrosion ........................................................................................ 20

Gambar 2.13 Fretting Corrosion .......................................................................... 21

Gambar 3.1 Spesifikasi Cylinder Head ................................................................ 22

Gambar 3.3 Diagram alur penelitian tugas akhir ................................................. 29

Gambar 4.1 Cylinder head .................................................................................... 30

Gambar 4.2 Engine C7 Caterpillar ........................................................................ 31


xii

Gambar 4.3 Engine C7 Caterpillar (2 sisi) ............................................................ 32

Gambar 4.4 Pelepasan Baut Cylinder Head .......................................................... 33

Gambar 4.5 pemasangan alat angkat..................................................................... 33

Gambar 4.6 lepas cylinder head gasket................................................................. 34

Gambar 4.7 cylinder head sebelum di bersihkan .................................................. 34

Gambar 4.8 cylinder head sudah di bersihkan ...................................................... 35

Gambar 4.9 ilustrasi pengukuran ketebalan cylinder head ................................... 37

Gambar 4.10 hasil pengukuran cylinder No.1 ...................................................... 38

Gambar 4.11 hasil pengukuran cylinder No.2 ...................................................... 39

Gambar 4.12 hasil pengukuran cylinder No.3 ...................................................... 39

Gambar 4.13 hasil pengukuran cylinder No.4 ...................................................... 39

Gambar 4.14 hasil pengukuran cylinder No.5 ...................................................... 40

Gambar 4.15 hasll pengukuran cylinder No.6 ...................................................... 40

Gambar 4.16 Hasil pengukuran kerataan cylinder No.1 ....................................... 41

Gambar 4.17 Hasil pengukuran kerataan cylinder No.2 ....................................... 42

Gambar 4.18 Hasil pengukuran kerataan cylinder No.3 ....................................... 42

Gambar 4.19 Hasil pengukuran kerataan cylinder No.4 ....................................... 43


xiii

Gambar 4.20 Hasil pengukuran kerataan cylinder No.5 ....................................... 43

Gambar 4.21 Hasil pengukuran kerataan cylinder No.6 ....................................... 44

Gambar 4.22 ilustrasi pemeriksaan kerusakan erosi ............................................ 45

Gambar 4.23 (A) Gambar erosi yang terjadi aktual .............................................. 45

Gambar 4.24 (B) Contoh erosi yang ada pada GRPTS ......................................... 46

Gambar 4.25 (A) gambar kerusakan yang terjadi aktual ...................................... 46

Gambar 4.26 (B) gambar kerusakan yang didapat pada GRPTS .......................... 46

Gambar 4.27 Mengukur diameter intake .............................................................. 47

Gambar 4.28 Mengukur diameter exhaust ............................................................ 47

Gambar 4.29 Pengukuran valve guide exhaust ..................................................... 48

Gambar 4.30 Pengukuran valve guide intake ...................................................... 48

Gambar 4.31 cylinder block .................................................................................. 49

Gambar 4.32 pemasangan alat angkat ................................................................... 50

Gambar 4.33 install bolt & rocker shaft bolt ........................................................ 50

Gambar 4.34 Install push rod................................................................................ 51

Gambar 4.35 prosedur urutan pengencangan baut cylinder head ......................... 51


xiiii
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 komponen – komponen cylinder head ................................................ 11

Table 2.2 masalah – masalah pada cylinder head ............................................... 12

Tabel 3.1 Komponen Cylinder Head ................................................................. 24

Table 3.2 Peralatan yang digunakan ................................................................... 25

Tabel 4.1 Spesifikasi tebal pada cylinder head ................................................... 37

Tabel 4.2 hasil pengukuran ketebalann cylinder head ........................................ 38

Tabel 4.3 Pengukuran diamerter intake dan exhaust valve seat .......................... 47

Tabel 4.4 pengukuran diameter valve guige ....................................................... 48


1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada mesin diesel terdapat serangkaian komponen yang saling bekerja


samauntuk mengubah energi panas menjadi energi mekanikal. Udara yang
dipanaskan, dikombinasikan dengan tenaga induksi dari bahan bakar yang
menghasilkan pembakaran, yang menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk
memutar engine. Udara yang berisikan oksigen, diperlukan untuk membakar
bahan bakar. Bahan bakar menghasilkan tenaga. Ketika dikabutkan, bahan bakar
diesel dapat menyala dengan mudah dan terbakar secara efisien. Bahan bakar
harus terbakar dengan cepat, hal ini dapat ditentukan dengan rumusan energi
panas berikut : Udara + Bahan Bakar + Panas = Pembakaran.
Pembakaran ditentukan oleh tiga faktor yaitu, volume udara, jenis bahan
bakar yang digunakan, banyaknya bahan bakar yang dicampurkan dengan udara.
Ruang pembakaran tersusun oleh cylinder liner, piston, intake valve, exhaust
valve, cylinder head.
Cylinder head adalah komponen yang sangat penting pada sebuah engine,
karena tanpa adanya kepala silinder sebuah engine tidak akan dapat hidup
sebagaimana mestinya. Cylinder head mempunyai fungsi diantaranya sebagai
berikut, sebagai penutup ruang bakar, tempat mekanisme katup, tempat
pemasangan injector/nozzle, sebagai saluran pendingin dan pelumasan pada
engine.
Untuk semua alasan tersebut diatas, maka dalam pembuatan tugas akhir ini
penulis mengangkat judul “Analisa Kerusakan Cylinder Head Pada Engine C7
Caterpillar”. Sehingga dengan adanya proses analisa ini diharapkan dapat
memudahkan mengetahui kerusakan – kerusakan apa saja yg sering terjadi pada
cylinder head dan cara mengatasinya.
2

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam penulisan tugas akhir ini dengan judul

“Analisa Kerusakan Cylinder Head Pada Engine C7 Caterpillar” adalah

untuk mengetahui lebih mendalam tentang cylinder head dan gangguan-gangguan

apa saja yang sering terjadi pada cylinder head.

1.3 Batasan Masalah

Agar dalam penyusunan laporan tugas akhir ini menjadi lebih terarah,

maka ruang lingkup pembahasan akan dibatasi, yaitu :

1. Melakukan disassembly dan assembly sesuai SIS ( Service information


system ) atau manual book.
2. Menganalisa kerusakan pada cylinder head engine C7 Caterpillar.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Mampu melakukan analisa kerusakan pada cylinder head dan

dampaknya terhadap performa engine.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan tentang proses analisa kerusakan

cylinder head pada engine C7 Caterpillar.

2. Dapat melakukan disassembly, assembly dan measuring cylinder

head pada engine C7 Caterpillar sesuai dengan prosedur

1.6 Metode Penulisan


3

Memperoleh hasil yang lebih baik dalam penulisan laporan tugas akhir ini,

maka penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

1. Studi Literature :

- Mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan

cylinder head.

- Mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan

Applied Failure Analysis (AFA).

- Melakukan browsing dan memepelajari referensi yang didapat dari

internet.

2. Studi Lapangan :

- Mengidentifikasi cylinder head.

- Melakukan pembongkaran, penelitian, dan pengukuran.

3. Melakukan Konsultasi :

- Dengan dosen pembimbing.

- Mendiskusikan dengan rekan-rekan mahasiswa.

- Bertanya dengan orang yang ahli di bidangnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir

ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, metode penulisan,

dan sistematika penulisan.


4

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang dasar diesel engine, pengertian cylinder

head, komponen pada cylinder head, beberapa masalah yang sering terjadi

pada cylinder head, dan contamination control pada cylinder head.

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metode penelitian, waktu dan lokasi

penelitian, data spesifikasi cylinder head, komponen pada cylinder head,

peralatan, spesifikasi pengukuran komponen dan diagram penelitian tugas

akhir.

BAB 4 PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang visual inspection, proses pembongkaran

cylinder head, proses inspeksi visual pada cylinder head, proses

pembersihan, proses pengukuran, analisa kerusakan, dan proses perakitan

cylinder head.

BAB 5 PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Engine

Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi
panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak. Berdasarkan fungsinya
maka terminologi Engine pada Caterpillar biasa digunakan sebagai sumber tenaga
atau penggerak utama (Prime Power) pada Machine, Generator-Set, Kapal (Marine)
ataupun berbagai macam peralatan industri lainnya.

Pemanasan udara, digabungkan dengan induksi bahan bakar menghasilkan


pembakaran, yang menciptakan gaya yang diperlukan untuk menjalankan engine.
Udara, yang berisi oksigen, diperlukan untuk membakar bahan bakar. Bahan bakar
menghasilkan tenaga. Saat dikabutkan, bahan bakar terbakar dengan mudah dan
dengan efisien.

Bahan bakar harus terbakar dengan cepat, dalam proses yang teratur untuk
menghasilkan tenaga panas.

Udara + Bahan Bakar + Panas = Pembakaran

Pembakaran ditentukan oleh tiga hal, yaitu:

 Volume udara
 Jenis bahan bakar yang digunakan
 Jumlah campuran bahan bakar dan udara
6

Gambar 2.1 Macam-macam Engine Diesel Caterpillar

Terdapat bermacam-macam Engine Diesel Caterpillar dari berbagai macam


bentuk dan juga ukuran (Gambar 2.1). Seluruh Engine Diesel Caterpillar
menggunakan sistem pembakaran dalam (Internal Combustion System) dengan
prinsip kerja empat langkah. Pengertian dari konsep empat langkah adalah untuk
menghasilkan satu kali kerja dibutuhkan empat kali langkah Piston dan dua kali
putaran Crankshaft yaitu : Langkah pemasukan (Intake Stroke), Langkah kompresi
(Compression Stroke), Langkah kerja (Power Stroke), dan Langkah pembuangan
(Exhaust Stroke).

1 2 3 4

Gambar 2.2 Siklus Empat Langkah Pada Engine Diesel


7

Keterangan (Gambar 2.2) :

1. Langkah hisap (intake)


Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju titik mati
bawah. Katup hisap/intake terbuka sehingga akibat kevakuman yang terjadi
dari ekspansi volume pada ruang bakar maka udara dari luar dapat masuk ke
dalam ruang bakar melalui katup hisap/intake yang terbuka.

2. Langkah kompresi (compression)


Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston akan
berbalik menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada langkah ini tidak
ada katup yang membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya volume ruang
bakar maka udara yang ada di dalam ruang bakar menjadi terkompresi.
Beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan bakar solar di-
injeksikan melalui nozzle ke dalam ruang bakar, penginjeksiannya harus
menggunakan tekanan yang tinggi sehingga solar yang di semprotkan ke
dalam ruang bakar berubah menjadi butiran-butiran cairan solar yang sangat
halus seperti kabut. Pada saat solar disemprotkan maka campuran antara solar
dan udara di dalam ruang bakar mulai terbakar akibat terkena panas yang
dihasilkan oleh heat compression.

3. Langkah kerja (power)


Proses pembakaran campuran solar dan udara terus berlangsung
sampai piston mencapai titik mati atas dan selanjutnya kembali berubah arah
kembali menuju titik mati bawah. Sebelum 10 derajat celsius piston sampai di
titik mati atas campuran udara dan bahan bakar akan terbakar sehingga
menghasilkan ledakan dan tekanan yang memaksa piston untuk bergerak
kebawah.
8

4. Langkah pembuangan (exhaust)


Setelah energi ledakan panas pada langkah power telah berubah bentuk
menjadi energi mekanis maka sisa proses pembakaran yang ada harus
dibuang. Proses ini terjadi ketika piston bergerak dari titik mati bawah menuju
titik mati atas dengan kondisi katup buang membuka. Gas sisa hasil
pembakaran di dorong keluar oleh piston melalui katup buang. Selanjutnya
melalui muffler gas tersebut akan dilepas ke udara bebas.

Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada diesel engine untuk
menghasilkan tenaga. Gambaran dari siklus empat langkah pada Engine Diesel dapat
dilihat pada gambar di atas (Gambar 2.2), dengan urutan gambar dari kiri ke kanan
memperlihatkan kondisi : Langkah pemasukan (intake), Langkah kompresi
(compression), Langkah kerja (power) , dan Langkah pembuangan (exhaust).

Untuk melakukan tugasnya Disel Engine beroperasi dengan didukung oleh


beberapa sistem, yaitu: sistem bahan bakar, sistem pendingin, sistem pelumasan,
sistem pemasukan udara dan pengeluaran gas buang, dan juga sistem elektrik.

2.2 Cylinder head

Cylinder head adalah komponen yang sangat penting pada sebuah engine
karena tanpa adanya silinder sebuah engine tidak akan dapat hidup sebagai mana
mestinya. Cylinder head adalah komponen yang di buat melalui proses pengecoran
besi cair yang dituang ke dalam cetakan dan setelah itu melewati proses pendinginan
dan finishing sehingga menjadi sebuah kepala silinder.
9

Gambar 2.3 Cylinder head engine C7 Caterpillar

Kepala silinder di pasangkan pada blok silinder, yang di ikat dengan baut –
baut dan terbuat dari besi tuang, dalam melepas baut ini ada urutan – urutan tertentu
dan di lakukan secara bertahap, lihat buku manual untuk lebih jelas lagi, tetapi pada
umumnya untuk melepas baut – baut kepala silinder adalah dari luar ke dalam secara
urut dan bertahap. Dan untuk pemasangan adalah kebalikan dari pelepasan.

Ada beberapa macam mekanisme katup yang di gunakan pada engine saat ini,
seperti ohv, ohc, dohc dan lain sebagainya.

Berikut pengertian dari istilah – istilah bahasa teknik diatas :

Gambar 2.4 cylinder head ohv

Cylinder head ohv (over head valve) adalah yang mekanisme katupnya
menggunakan komponen push rod, lifter, dan rocker arm assembly untuk
meneruskan gerak putar dari cam shaft menjadi gerak naik turun pada valve.
10

Gambar 2.5 cylinder head ohc (over head camshaft)

Camshaft di tempatkan di atas kepala cylinder dan cam, yang langsung


menggerakkan rocker arm tanpa melalui lifter dan push rod. Camshaft di gerakkan
oleh crankshaft melalui timing chain atau timing belt. Engine jenis ini sedikit lebih
rumit di bandingkan dengan OHV, namun tidak menggunakan lifter dan push rod
sehingga berat bagian yang bergerak menjadi berkurang.

Gambar 2.6 cylinder head dohc (double over head camshaft)

Double overhead camshaft. Atau dua camshaft pada cylinder head. Tiap
tonjolan pada camshaft langsung menekan satu mekanisme valve. Sistem DOHC
sudah tidak (perlu) lagi menggunakan rocker arm pada mekanisme kerjanya. Tujuan
utama lainnya agar penempatan posisi busi bisa berada tepat di tengah ruang bakar.
Dua camshaft di tempatkan pada kepala silinder, satu untuk menggerakkan katup
masuk dan yang lainnya untuk menggerakkan katup buang. Camshaft menbuka dan
menutup katup – katup secara langsung tanpa menggunakan rocker arm, sehingga
berat komponen menjadi berkurang, proses membuka dan menutup katup menjadi
lebih presisi pada putaran tinggi.
11

2.2.1 Fungsi cylinder head

Fungsi dari cylinder head adalah sebagai berikut :

1. Sebagai penutup ruang bakar


2. Tempat mekanisme katup
3. Tempat pemasangan injector
4. Sebagai saluran pendingin dan pelumasan pada engine

2.2.2 Komponen – komponen yang ada pada cylinder head

Pada cylinder head terdapat mekanisme valve yang mempunyai komponen –


komponen antara lain :

Tabel 2.1 komponen – komponen cylinder head

No Nama Komponen
1. Cylinder head cover
2. Cylinder head gasket
3. Nozzle
4. Retainer
5. Valve
6. Rotocoil
7. Valve spring
8. Spring seat
9. Valve seal
10. Rocker arm assembly
Sumber : Parts identification by SIS ( Service information system)
12

2.2.3 Beberapa masalah yang sering terjadi pada cylinder head

Berikut masalah yang umum terjadi pada cylinder head :

Table 2.2 masalah – masalah pada cylinder head.

No Masalah Indikasi Penyebab Cara mengatasi


.
1. Valve bocor Engine Valve yang aus Sekur valve atau ganti
susah atau valve seat valve dan setting dengan
running. yang sudah aus yang baru.
karena benturan
yang terjadi terus
menerus saat
engine running.
2. Cylinder head Air Engine yang Meratakan permukaan
memuai pendingin terlalu panas dan cylinder head dengan
bercampur mengakibatkan mesin bubut atau
dengan kebocoran antara mengganti cylinder head
oli mesin. cylinder head dan dengan yg baru.
block cylinder.
3. Gasket cylinder Air Gasket cylinder Ganti gasket dengan
head rusak pendingin head sudah rusak yang baru.
bercampur faktor pemakaian
dengan oli yang sudah lama
tetapi atau kesalahan
cylinder proses
head tidak pemasangan
memuai. sebelumnya.
13

4. Cylinder head Oli Panas berlebih Ganti cyilinder head


retak bercampur karena kurangnya dengan yang baru.
dengan air pendingin pada
atau engine.
kebocoran
kompresi
engine.
Sumber : GRPTS (guideline for reusable parts and salvage operation)by SIS ( Service information system)

2.3 Contamination Control

CC (ContaminationControl) adalah suatu kegiatan yang di lakukan untuk


mengontrol pencemaran yang di sebabkan oleh masuknya material asing yang
bersifat merusak ke dalam sistem, hal ini di lakukan untuk mencegah kerusakan yang
lebih fatal. Kebutuhan untuk mengontrol pencemaran di dasari oleh keinginan untuk
memuaskan kebutuhan costumer (pelanggan). Saat biaya naik dan bisnis memperoleh
lebih kompetitif, Alat – alat perlengkapan juga harus memberikan kinerja maksimal
untuk mempertahankan pelanggan seproduktif mungkin.

2.3.1 Partikel Kontaminan

Pencemaran dapat di definisikan sebagai material asing pada satu zat


cair tidak di inginkan. Hal ini meliputi zat – zat seperti debu, kotoran, pertikel
bekas pengelasan, cat, serpihan plastik dan partikel akibat keausan logam
kontaminasi dapat bersumber dari lingkungan tempat perbaikan, proses pembuatan
dan perbaikan, fluida baru, operasi unit dan dari dalam sistem engine, proses
kontaminasi dari dalam sistem engine di sebabkan oleh adanya panas, air udara
beserta zat tercemar, kombinasi unsur ini dapat memecah unsur kimia minyak
pelumas, membentuk oksidasi dan asam, unsur – unsur kimia tersebut dapat
merusak oli.
14

Oli yang di pergunakan pada mesin memiliki efektifitas yang tinggi


kecuali jika mengandung sejumlah partikel kontaminan. Pencemaran adalah
musuh paling utama pada sistem yang menggunakan oli. Oli tetap bersih, dingin
dan tertutup. Ada dua jenis pencemaran yang memerlukan strategi berbeda dan
pemahaman untuk mengurangi akibat kerusakaannya :

1. Partikel kontaminan yang tidak dapat di lihat dengan mata biasa, yang paling
sering menyebabkan kerusakan. Partikel kekecilan ini lebih susah untuk di
saring dan menyebabkan kerusakan pada area yang membutuhkan clearences
(celah) yang lebih kecil. ( contoh : keausan logam, silica, pecahan batuan,
pecahan batubara dan kotoran yang tidak terlihat oleh mata ). Kontaminasi
dapat bersumber dari mana saja contohnya dari tempat perbaikan unit, saat
proses pembuatan komponen, dari fluida baru yang di simpan, saat unit
beroperasi dan dari dalam sistem itu sendiri. Hal ini menyebabkan :

1. Umur komponen oli menjadi lebih pendek.


2. Performa alat dan produktifitasnya menurun.
3. Warranty dan redo job meningkat.
4. Terjadinya problem yang berulang ulang.
5. Downtime unit lama dan biaya operasi tinggi.
6. Kepercayaan customer (pelanggan) menurun dan hilangnya prospek
penjualan.

2.4 Macam – macam keausan

Sering di temukan keausan abnormal pada komponen – komponen engine


terjadi karena lingkungan kurang bersahabat. Pada sistem dimana cairan seperti pada
cooling system, hydraulic system, lubrication system air intake dan exhaust system
akan berinteraksi dengan permukaan logam.
15

Selain daripada itu contaminant juga sangat berpengaruh besar dalam proses
terjadinya keausan pada komponen engine.

Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya keausan adalah :

1. Material atau bahan yang di gunakan dari komponen..


2. Temperature daripada komponen saat bekerja.
3. Pressure yang melewati komponen atau bersinggungan dengan
komponen.
4. Kualitas dan kuantitas dari pelumasan.
5. Beban posisi dimana komponen itu di tempatkan.
6. Adanya contaminant dalam sistem.

Macam – macam tipe keausan yang terjadi pada komponen –


komponen engine :

1. Abrasive wear.
2. Adhesive wear.
3. Erosi.
4. Cavitation erosion.
5. Contact sterss fatigue.
6. Corrosion.
7. Fretting corrosion.
16

2.4.1 Abrasive Wear

Gambar 2.7 Abrasive wear

Abrasive wear (Keausan abrasive) diketahui merupakan jenis


keausan yang sering dijumpai. Keausan abrasive terjadi ketika terdapat
partikel-partikel keras yang berukuran lebih besar dari ketebalan film pelumas
diantara dua permukaan yang bergerak. Permukaan yang lebih lunak
terpotong, meninggalkan goresan yang dalam dan menghasilkan gram-gram.
Permukaan yang keras tidak akan mudah terpotong seperti permukaan yang
lunak, tetapi menimbulkan panas yang lebih banyak karena partikel keras
bergesekan terhadap permukaan keras yang lain

2.4.2 Adhesive Wear

Gambar 2.8 Adhesive wear


17

Adhesive wear (Keausan adhesive) adalah keusan yang paling cepat


mengernbang. Di dalam adhesive wear dua permukaan yang bergerak
membuat kontak tanpa lubrikasi atau pendingin yang cukup. Permukaan yang
bergerak ini menghasilkan friksi, menaikkan temperatur permukaan sampai
titik-lebur, dan menyebabkan permukaan menempel satu sama lain.

Tanda pertama keausan adhesive adalah polishing (gosokan) atau


smearing (tergesek) pada permukaan yang lebih lemah. Ketika smearing
terjadi, maka melting temperature (temperatur leleh) tejadi pada pada
permukaan. Walaupun temperature akan turun dengan cepat melalui konduksi
panas tapi menyisakan tanda-tanda lelehan pada permukaan.

2.4.3 Erosive Wear

Gambar 2.9 Erosive Wear

Erosi terjadi ketika partikel kecil yang keras yang terdapat di dalam
fluida mengalir menghantam komponen yang dilaluinya dengan kecepatan
tinggi dan menimbulkan impact (benturan) dan kerusakan yang abrasive.
Permukaan yang aus sering memperlihatkan tanda-tanda benturan-benturan
partikel kecil atau bintik-bintik kasar.

Erosive wear (keausan erosi) terjadi dalam semua sistem engine.


Filter dan interval penggantian filter dirancang untuk megontrol erosive wear
18

dan abrasive wear masih dalam batasan-batasan yang di ijinkan. Apabila


pelanggan menggunakan filter yang tidak tepat fungsi kontrol masuknya
kotoran tidak akan bekerja sehingga erosive wear dan abrasive wear terjadi
pada tingkatan yang tidak di ijinkan.

2.4.4 Cavitation Erosion

Gambar 2.10 Cavitation Erosion

Erosi kavitasi (Cavitation Erosion) terjadi ketika gelembung udara/


gelembung uap air pecah pada permukaan metal. Semua cairan berisi larutan
gas yang membentuk gelembung udara di area yang bertekanan rendah, dan
kondisi-kondisi sistem abnormal dapat memicu munculnya gelembung uap air
tambahan. Ketika gelembung ini masuk diarea bertekanan tinggi, mereka
meledak yang menghasilkan tekanan cairan dengan kecepatan sangat tinggi.
Cracks (retak) yang sangat kecil dan akan semakin banyak sampai
serpihan metal terjadi menghasilkan lubang-lubang kecil.
Gelembung udara dapat terbentuk karena kondisi-kondisi dibawah ini :
1. Ketika cairan mencapai titik didihnya.
2. Ketika cairan bergerak terlalu cepat melewati suatu celah (prinsip/hukum
Bernoully).
19

3. Ketika komponen bergerak pada daerah cairan yang bertekanan rendah


(seperti getaran liner).
4. Ketika tekanan sistem statis rendah (radiator cap yang jelek, operasi pada
daerah yang tinggi).
5. Ketika terjadi tahanan pada bagian inlet sehingga menimbulkan fluid
pump cavitation.
6. Ketika bocor pada suction line memicu timbulnya gelembung udara
Ketika level fluida menyebabkan fluid aeration.

2.4.5 Contact Stress Fatigue

Gambar 2.11 Contact Stress Fatigue

Contact stress fatigue terjadi ketika dua permukaan saling


bergesekan atau saling menekan terhadap bagian yang lain, menghasilkan
tekanan yang tinggi, pergerakan permukaan, dan retak fatik di salah satu atau
kedua permukaan. Tekanan tinggi dapat terjadi jika :
1. Beban terlalu besar.
2. Keausan permukaan karena misaligment (pemasangan yang tidak benar)
tekanan normal yang terkonsentrasi.
3. Kualitas atau kwantitas pelumas yang tidak tepat menyebabkan tidak
cukup pelumasan.
20

Pergerakan permukaan dapat terjadi jika tekanan yang diberikan


terlalu besar, atau jika part itu sendiri yang terlalu lemah dan tidak tahan
tehadap tekanan normal. Pergerakan permukaan yang terjadi terus menerus
dapat rnernicu terjadinya crack, pitting dan rnengelupas pada permukaan yang
disebut contact stress fatique.
Jika sliding (kontak sliding) terjadi, beban adalah kearah luncuran,
menciptakan suatu pergerakan “push-pull” pada permukaan. Jika pergerakan
adalah terlalu besar, akan terjadi crack (retak-retak) kecil pada permukaan dan
terus berkembang sampai terjadi pitting.

2.4.6 Corrosion

Gambar 2.12 Corrosion

Corrision (korosi) adalah perubahan kimia pada permukaan metal.


Semua karatan di alam merupakan proses electro chemical. Aktivitas
electrochemical terjadi apabila ada katoda (area metal yang kurang aktif) dan
anoda (area metal yang lebih aktif yang dikelilingi elektrolit. Anoda, katoda
dan elektrolit juga merupakan komponen dasar baterai.
Jenis-jenis korosi meliputi :
1. Korosi umum di mana suatu metal bertemu dengan larutan elektrolit-
korosi terjadi pada permukaan yang terbuka.
21

2. Korosi Galvanis, di mana dua metal yang berbeda berada dalam larutan
elektrolit.
3. Temperatur yang tinggi, di mana permukaan metal yang panas terbuka
terhadap udara dan terjadi oksidasi.

2.4.7 Fretting Corrosion

Gambar 2.13 Fretting Corrosion

Fretting Corrosion terjadi bila dua part yang seharusnya diikat


dengan ketat mengalami pergerakan/getaran sehingga membuat masing-
masing part saling menekan, mengakibatkan benturan-benturan kecil di
permukaan. Pergerakan yang berlanjut menyebabkan potongan potongan kecil
terlepas dan masing-masing permukaan. Potongan-potongan kecil ini berkarat
dan membentuk oksida coklat kemerah-merahan (butiran karat).

Adakalanya oksida akan bertumpuk dan mengeras pada satu


permukaan, dan polanya tidak beraturan. Tumpukan deposit ini akan
menyebabkan clearence lebih besar dan menyebabkan pitted pada area
tersebut. lnspeksi terhadap komponen yang mengalami fretting korrosi sangat
penting dilakukan sebelum komponen tersebut dipasang.
22

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif, yaitu studi
terlebih dahulu diadakan perbaikan terhadap suatu keadaan. Penelitian dilakukan
terhadap suatu permasalahan yang ada dengan tujuan untuk memperoleh hasil lebih
baik sebelumnya. Penelitian dilakukan dalam rangka untuk mencari dan
mengumpulkan data guna mendapatkan suatu gambaran fakta – fakta yang jelas
tentang kerusakan pada Cylinder head engine C7 Caterpillar.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di workshop Teknik Alat Berat Politeknik Negeri


Samarinda. Cylinder head yang digunakan untuk pengambilan data penelitian ini
adalah Engine C7 Caterpillar pada bulan Mei – Juli 2017.

Gambar 3.1 Spesifikasi Cylinder Head


23

3.3 Data Spesifikasi Cylinder Head

Adapun data-data yang diperoleh dari cylinder head yang digunakan pada
engine C7 Caterpillar adalah, sebagai berikut :

Data Spesifikasi Cylinder Head :

a. Unit model : Motor Grader


b. Engine model : C7 Caterpillar
c. Serial Number : KHX35184
d. Jenis cylinder head : OHV (Over Head Valve)
e. Jumlah cylinder : 6 Cylinder
f. Berat cyilinder head : 175 kg (385 lb)
g. Tipe ruang bakar : Direct Injeksion Combustion Chamber
h. Firing order : 1-5-3-6-2-4

3.4 Komponen Cylinder Head

Gambar 3.2 Komponen cylinder head


24

Tabel 3.1 Komponen Cylinder Head

No. Part Number Keterangan Qty

1 1W-2715 Lock Retainer (Inlet) 24

2 2A-4429 Lock Retainer (Exhaust) 12

3 137-6715 Seat Valve Spring 6

4 137-6718 Spring Valve (Exhaust) 6

5 140-6188 Spring Valve (Inlet) 12

6 147-8214 Seal Valve Stem (Inlet) 12

7 147-8220 Guide Valve (Exhaust) 6

8 163-2478 Seal Valve Stem Exhaust) 6

9. 252-7801 Valve Inlet 12

10 314-4184 Cylinder Head AS 1

11 134-4483 Retainer Spring ( Exhaust) 6

12 140-9670 Guide Valve (Inlet) 12

13 147-8211 Valve Exhaust 6

14 7E-7779 Retainer Spring (Inlet) 12

15 133-4995 Gasket Cylinder Head 1


25

3.5 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam proses pembongkaran, pengukuran, dan


pemasanagan adalah sebagai berikut :

Table 3.2 Peralatan yang digunakan

No Gambar Alat Nama Alat Keterangan


1
Untuk
membongkar dan
Combination Set
memasang
Wrench
komponen cylinder
head.

2
Untuk
membongkar dan
Socket Set Wrench memasang
komponen cylinder
head.

Digunakan untuk
Ball Pen Hammer memasang
komponen.
26

4
Untuk
membongkar dan
Soft Hammer memasang
komponen cylinder
head.

Digunakan untuk
mengeluarkan dan
Punch
memasukkan pin
ataupun shaft.

6
Untuk
mengencangkan
Torque Wrench baut sesuai torsi
yang telah
ditentukan.

Untuk mengukur
Vernier Caliper
komponen.
27

Untuk mengukur
Feeler Gauge
komponen.

9
Untuk
Majun membersihkan
komponen.

10

Untuk
Kuas membersihkan
komponen.

11

Sebagai tempat
Bak atau Container pencucian
komponen.

12
Untuk
membersihkan dan
Solar
mencuci
komponen.
28

13
Untuk
Wire Brush membersihkan
komponen.

3.6 Prosedur umum melakukan Cleaninng, visual inspection, dan measuring

Berikut adalah cara-cara melakukan cleaning, visual inspection dan


measuring cylinder head:

1. Bersihkan cylinder head dari sisa gasket yang menempel.


2. Ukur ketebalan cylinder head pada setiap ruang bakar.
3. Ukur kerataan permukaan area ruang bakar.
4. Periksa area pembakaran dari retakan atau kebocoran.
5. Periksa area pembakaran dari kerusakan dan erosi.
6. Rekondisi komponnen yang membutuhkan perbaikan dan ganti bagian-
bagian yang tidak memenuhi spesifikasi.
29

3.7 Diagram Alur Penelitian Tugas Akhir

Mulai

Studi Lapangan Studi Literatur /


SIS

Prepare Alat dan Bahan


Part Book GRPTS

Hand Alat Special


Tool Ukur Tool

Inspeksi

Clean
Component
Visual

Measuring
Analisa dan
Cylinder Head
Pembahasan

Ya

Tidak
Pembuatan Laporan dan
Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.3 Diagram alur penelitian tugas akhir


30

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa Kerusakan

Dari hasil penelitian yang saya lakukan pada cylinder head engine C7
Caterpillar menunjukkan bahwa cylinder head mengalami kerusakan pada bagian
permukaan ruang bakar, dikarenakan terjadinya erosi. Cylinder head adalah
komponen yang sangat vital pada sebuah engine. Karena terdapat beberapa sistem
yang sangat penting didalamnya.

Gambar 4.1 Cylinder head

Pada saat dilakukan proses pembongkaran cylinder head pada engine C7


Caterpillar, ditemukan bukti bahwa sebagian permukaan ruang bakar sudah
mengalami erosi. Karena itu cylinder head harus di bongkar kemudian di lakukan
inspeksi ulang untuk memastikan spesifikasi actual pada cylinder head yang
mengacu pada GRPTS.
31

4.2 Procedure Remove Cylinder Head

Sebelum melakukan prosedur pelepasan cylinder head pada engine C7 Caterpillar,


selalu utamakan prosedur keselamatan kerja. Gunakan APD (Alat Pelindung Diri)
yang tepat seperti safety shoes, safety glass, safety helmet dan safety gloves. Pasang
LOTO (Log Out and Tag Out) pada engine yang akan dikerjakan. Setelah semua
prosedur keamanan dilakukan, mulailah proses remove cylinder head sesuai urutan
pengerjaan dari SIS (Service Information System) atau manual book. Berikut langkah-
langkah remove cylinder head engine C7 CAT :

Gambar 4.2 Engine C7 Caterpillar

8
32

Gambar 4.3 Engine C7 Caterpillar (2 sisi)

1. Kuras coolant dari sistem pendingin


2. Remove fuel lines
3. Remove coolant tube
4. Remove water temperature regulator housing & heat exchanger
5. Remove after cooler
6. Remove cover atas cylinder head
7. Remove rocker arm
8. Remove turbocharge
9. Remove intake manifold
10. Remove exhaust manifold
11. Lepas baut 1 dan 2 yang mengikat cylinder head dan cylinder block. Berhati –
hatilah saat pelepasan cylinder head dari cylinder block.
33

Gambar 4.4 Pelepasan Baut Cylinder Head

12. Letakkan alat angkat pada posisi yang pas untuk proses pengangkatan.

Gambar 4.5 pemasangan alat angkat


34

13. Lepas cylinder head gasket

13
13

Gambar 4.6 lepas cylinder head gasket

4.3 Proses Pembersihan

Pada langkah ini cylinder head akan di bersihkan dari kotoran-kotoran yang
melekat pada komponen dan dibersihkan dari karat dan oli yang menempel pada
cylinder head. Karena kotoran sekecil apapun akan mempengaruhi hasil dari
pengukuran nanti.

Gambar 4.7 cylinder head sebelum di bersihkan

Pada proses ini dibutuhkan alat-alat seperti solar, kuas, amplas, kain majun,
sabun dan air untuk mempermudah proses pembersihan cylinder head. Setelah
dibersihkan cylinder head harus di keringkan menggunakan air compressor dan di
35

lumuri sedikit solar sebagai pelapis bagian luar untuk mencegah timbulnya karat pada
cylinder head.

Gambar 4.8 cylinder head sudah di bersihkan

Langkah pembersihan ini dilakukan untuk mempermudah proses pengukuran


agar mendapat hasil yang actual dari proses pengukuran.

4.4 Pengukuran Data Aktual Komponen

Langkah ini membutuhkan panduan seperti GRPTS untuk mengetahui


prosedur pengukuran dan spesifikasi komponen itu sendiri. Dalam proses ini
diperlukan beberapa alat ukur untuk mendapatkan hasil ukur yang maksimal.

Alat ukur yang di gunakan dalam pengukuran cylinder head adalah sebagai
berikut:

1. Cahaya
2. Vernier caliper
3. Steel ruler

Data actual komponen diambil dengan metode visual inspection dan


pengukuran komponen yang mengacu pada SIS (service information system). Metode
ini akan mengacu pada literature yaitu GRPTS (guideline for reusable parts and
36

salvage operation) dan specification yang sesuai di rekomendasikan. Yang mana


akan diuraikan sebagai berikut.

Prosedur umum pada GRPTS

Gunakan panduan berikut saat anda memeriksa dan rekondisi cylinder head.

1. Bersihkan cylinder head dari sisa gasket yang menempel.


2. Ukur ketebalan cylinder head pada setiap ruang bakar.
3. Kerataan area ruang bakar.
4. Periksa area ruang bakar dari retak dan kebocoran.
5. Memeriksa area pembakaran untuk kerusakan atau erosi.
6. Rekondisi komponnen yang membutuhkan perbaikan dan ganti bagian-
bagian yang tidak memenuhi spesifikasi.

4.4.1 Ketebalan Cylinder Head

Pengukuran ini di lakukan agar didapat hasil untuk perbandingan dengan


GRPTS dan untuk mengetahui kerusakan secara visual. Karena kerusakan pada area
ini bisa berdampak besar bagi kinerja engine. Dampak dari kerusakan pada area ini
antara lain bocornya kompresi, masuknya oli kedalam ruang bakar, yang
mengakibatkan pembakaran yang tidak sempurna.

Acuan dari pengukuran ini adalah GRPTS. Pada langkah pengukuran


digunakan alat ukur vernier caliper dengan ketelitian 0,5 mm. Hasil pengukuran
aktual dengan spesifikasi pada GRPTS menunjukan ketebalan dari setiap permukaan
ruang bakar tidak terjadi kerusakan yang parah.
37

Gambar 4.9 ilustrasi pengukuran ketebalan cylinder head

(2). Permukaan gasket valve cover

(8) Permukaan ruang bakar

(A) Ketebalan cylinder head

Berikut adalah tabel – tabel spesifikasi pengukuran pada cylinder head

Tabel 4.1 Spesifikasi tebal pada cylinder head

No. Jenis Pengukuran Spesifikasi

New head 158 ± 0.15 mm


1 Pengukuran tebal pada cylinder head
Minimum 157.60 mm
38

Tabel 4.2 hasil pengukuran ketebalann cylinder head

Model Thickness New Minimum Thickness (A) Actual Result Ket


Cylinder Head Cylinder Head

C7 1. 158.10 mm Good

CAT 2. 158.10 mm Good

158 ± 0.15 mm 157.60 mm 3. 158.10 mm Good

4. 158.10 mm Good

5. 158.10 mm Good

6. 158.10 mm Good

Berikut adalah hasil gambar pengukuran ketebalan cylinder head :

Gambar 4.10 hasil pengukuran cylinder No.1


39

Gambar 4.11 hasil pengukuran cylinder No.2

Gambar 4.12 hasil pengukuran cylinder No.3

Gambar 4.13 hasil pengukuran cylinder No.4


40

Gambar 4.14 hasil pengukuran cylinder No.5

Gambar 4.15 hasll pengukuran cylinder No.6

4.4.2 Pengukuran Kerataan Dan Kebengkokan Permukaan Cylinder Head

Pengukuran ini dilakukan karena hasil dari pengukuran nantinya akan


menentukan status cylinder head apakah reuse atau ganti. Karena kerataan dari setiap
ruang bakar pada cylinder head sangat berpengaruh terhadap umur dan kinerja engine
itu sendiri. Karena apabila terjadi lengkungan pada permukaan cylinder head yang
terjadi sudah terlalu jauh dari spesifikasi akan mengakibatkan kerusakan yang fatal
yaitu:
41

1. Coolant akan masuk kedalam sistem pelumasan sehingga pelumas tidak akan
bekerja secara benar sebagaimana mestinya.
2. Terjadi kebocoran kompresi sehingga udara yang di kompresikan akan masuk
kedalam cooling system atau sebaliknya yang bisa mengakibatkan terjadinya
hydraulic block pada ruang bakar dan mengakibatkan kerusakan yang lebih
parah.
3. Merusak komponen yang ada pada cylinder head karena adanya perubahan
posisi.

Pada langkah ini pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur berupa


cahaya dan mistar baja. Hasil pengukuran actual dengan spesifikasi pada GRPTS
menunjukan kerataan dari setiap permukaan ruang bakar tidak terjadi kerusakan yang
parah.

Gambar 4.16 Mengukur kerataan Cylinder Head 1


42

Gambar 4.17 Mengukur kerataan Cylinder Head 2

Gambar 4.18 Mengukur kerataan Cylinder Head 3


43

Gambar 4.19 Mengukur kerataan Cylinder Head 4

Gambar 4.20 Mengukur kerataan Cylinder Head 5


44

Gambar 4.21 Cylinder Head 6

4.5 Analisa Area Pembakaran Dari Kerusakan

Proses ini dilakukan untuk mengetahui jenis dari kerusakan dan penyebab
dari kerusakan yang terjadi. Pada saat langkah ini harus dilakukan inspeksi visual di
daerah pembakaran untuk memeriksa kerusakan dan erosi. Erosi pada daerah-daerah
tersebut akan memiliki efek negative pada kinerja engine.

Berikut ilustrasi pemeriksaan kerusakan erosi :

Periksa daerah diindikasikan untuk kerusakan dan erosi.

(16) Firering (area ruang bakar)

(17) Seat area

(18) Daerah antara lubang nozzle injector dan valve seat.

Erosi didaerah lain pada permukaan tidak akan mempengaruhi operasi


mesin.
45

Gambar 4.22 ilustrasi pemeriksaan kerusakan erosi

4.5.1 Ditemukannya Kerusakan

Pada saat dilakukan proses cleaning component ditemukan kerusakan di


setiap permukaan ruang bakar pada cylinder head. Ciri-ciri kerusakan tersebut
menunjukan bahwa telah terjadinya “erosi” pada permukaan ruang bakar, erosi
terjadi pada permukaan ruang bakar karena adanya gelembung udara yang pecah atau
meledak saat langkah usaha (power) pada siklus empat langkah engine. Erosi di
tandai dengan permukaan yang berlubang – lubang kecil.

Berikut gambar erosi yang terdapat pada permukaan ruang bakar di cylinder
head engine C7 CAT :

A
46

Gambar 4.23 (A) Gambar erosi yang terjadi aktual.

Gambar 4.24 (B) Contoh erosi yang ada pada GRPTS

Kerusakan pada valve seat.

B
47

Gambar 4.25 (A) gambar kerusakan yang terjadi aktual.

Gambar 4.26 (B) gambar kerusakan yang didapat pada GRPTS.

4.6 Mengukur diameter lubang Intake dan Exhaust Valve Seat

Tabel 4.3 pengukuran diameter intake dan exhaust

NO Diameter Visual Sesuai GRPTS Hasil pengukuran Keterangan


yang diukur
1 Intake Diamati 35.80 ± 0.13 35.80 mm Good
secara mm
langsung
2 Exhaust Diamati 42.00 ± 42.00 mm Good
secara 0.13mm
langsung

Gambar 4.27 Mengukur diameter intake

Gambar 4.28 Mengukur diameter exhaust


48

Tabel 4.4 pengukuran diameter valve guige

No Diameter yang Maksimum diameter Hasil ket


diukur lubang pengukuran
1 Intake 8.15 ± 0.13 mm 8.10 mm Good

2 Exhaust 9.60 ± 0.51 mm 9. 50 mm Good

Gambar 4.29 Pengukuran valve guide exhaust

Gambar 4.30 Pengukuran valve guide intake


49

4.7 Procedure Install Cylinder Head

Pada proses install cylinder head menjaga kontaminasi adalah hal yang paling
penting dan paling diutamakan. Sebelum melakukan kerja perhatikan area kerja yang
bersih dan tidak banyak kontaminan yang akan merusak komponen cylinder head.

Berikut adalah langkah-langkah assembly cylinder head :

Gambar 4.31 cylinder block

1. Bersihkan permukaan cylinder head yang bersentuhan dengan cylinder block.

2. Pastikan permukaan bersih dan kering.

3. Pasang gasket baru diatas cylinder block. (3)


50

Gambar 4.32 pemasangan alat angkat

4. Pasang alat angkat pada cylinder head.

5. Letakkan diatas cylinder block.

6. Kemudian lepas alat angkat.

7. Oleskan anti size compound di semua cylinder head bolt dan rocker shaft bolt.

Gambar 4.33 install bolt & rocker shaft bolt

8. Pasang bolt dan washer, jangan kencangkan bolt pada saat ini
51

Gambar 4.34 Install push rod

9. Install push rod & rocker shaft pada cylinder head, pastikan dowel pada bracket
assembly sejajar dengan cylinder head.

10. Install bolt dan washer rocker shaft assembly pada tempatnya.

11. Kencangkan head bolt seperti :

Gambar 4.35 prosedur urutan pengencangan baut cylinder head

a. Kencangkan baut sesuai nomor urutannya dengan torque 115 lb.ft (155
N.m).

b. Kencangkan baut kembali sesuai dengan nomor urutannya dengan


torque 185 3 lb.ft (250 17 N.m).
52

c. Kencangkan baut sesuai dengan urutan huruf yang ada pada gambar
4.31 dengan torque 32 5 lb.ft (43 7 N.m).

d. Kencangkan baut kembali sesuai dengan urutan huruf yg ada pada


gambar 4.31 dengan torque 32 5 lb.ft (43 7 N.m).

4.8 Solusi Pencegahan Dan Perbaikan

Pencegahan adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya


kerusakan atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan.

Pada saat proses pemasangan cylinder head harus diperhatikan posisi gasket
menempel di cylinder block dengan benar dan rata. Karena apabila posisi gasket tidak
sesuai akan menyebabkan kebocoran gas buag pada engine dan akan menyebabkan
engine menjadi low power. Kemudian pada saat proses pengencangan baut cylinder
head harus diperhatikan dan sesuai standart operasional prosedur (SOP). Apabila
tidak sesuai SOP maka cylinder head dapat mengalami bend (kebengkokan).

4.8.1 Manfaat Pencegahaan dan Perbaikan

1. Engine bekerja dengan efektif dan efisien.

2. Kerusakan engine menjadi minim.

3. Kesiapan engine beroperasi menjadi lebih tinggi.

4. Usia engine menjadi lebih tahan lama.

5. Keamanan kerja engine menjadi terjamin dan lebih baik.


53

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Cylinder head merupakan salah satu komponen Engine yang berfungsi


sebagai tempat kedudukan mekanisme valve, saluran masuknya udara bersih menuju
ruang bakar dan saluran keluarnya gas sisa dari hasil pembakaran. Cylinder head
dirancang dengan struktur yang memiliki kekakuan yang tinggi, karena pada dasarnya
komponen ini sangat berperan penting terhadap system pembakaran.

Oleh karena itu dalam proses assembly dan perawatan dari cylinder head
merupakan hal yang penting, dan dalam proses assembly harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan didalam manual book.

5.2 Saran

Dari hasil praktek lapangan OJT, bahwa betapa pentingnya mengutamakan


Safety dan menerapkan CC agar kualitas perusahaan dapat terjaga. Adapun beberapa
syarat penting sebelum melakukan suatu pekerjaan, antara lain :

a. Mengutamakan dan menerapkan SHE dan CC dalam proses assembly.


b. Preparation awal sebelum melakukan suatu pekerjaan.
c. Menyiapkan literature, baik SIS maupun manual book.
d. Mengetahui apa yang mau dikerjakan.
e. Pentingnya membuat main step, JSA dan reporting.
DAFTAR PUSTAKA

Dasar –dasar engine diesel, (2003) Learning Center Departement PT. Trakindo

Utama, Jakarta

Fundamental dieselengine, (2003) Asia pasifik Learning Caterpillar of Australia

Pty Ltd Melbourne, Australia

Cylinder Head, (2003) Asia pasific Learning Caterpillar of Australia Pty Ltd

Melbourne, Australia

SENR6456-10, (1981), System operation, service information system

Service information system, (2002) DVD-ROM COMPUTER File, United States

of America, caterpillarInc

Anda mungkin juga menyukai