i
Daftar Isi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Siklus daya Brayton...............................................................................................3
2.1.1 Proses Kompresi Isentropik...........................................................................5
2.1.2 Proses Pembakaran Isobarik..........................................................................5
2.1.3 Proses Ekspansi Isentropik.............................................................................5
2.1.4 Proses Pembuangan Panas.............................................................................6
2.2 Penerapan Siklus Brayton dalam Teknik.............................................................7
2.2.1 Sejarah Turbin Gas pada PLTGU.................................................................7
2.3 Turbin Gas Siklus Terbuka...................................................................................9
2.4 Cara Kerja PLTG................................................................................................10
2.5 Kelemahan dan Solusinya....................................................................................12
2.6 Pesawat Turbo Jet................................................................................................15
BAB III...........................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................21
3.2 Saran.....................................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diperlukan, karena terdapat persamaan keadaan yang berhubungan dengan
variabel-variabel ini.
Siklus termodinamika terdiri dari urutan operasi/proses termodinamika,
yang berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada
akhir proses. Jika operasi atau proses dilukiskan pada diagram p-v, akan
membentuk lintasan tertutup. Karena daerah dibawah setiap kurva merupakan
kerja yang dilakukan, sehingga kerja netto dalam satu siklus diberikan oleh
daerah yang ditutupi oleh lintasan.
Pengetahuan mengenai siklus termodinamika adalah penting di dalam
sistem pembangkit tenaga (seperti mesin bensin, diesel, turbin gas, dll).
Mesin-mesin ini menggunakan campuran bahan bakar dan udara untuk
operasinya. Karena massa bahan bakar yang digunakan sangat kecil bila
dibandingkan dengan massa udara, sehingga campuran diasumsikan mengikuti
sifat-sifat gas sempurna.
Maka dari itu, dalam makalah ini dibahas salah satu siklus dari siklus
termodinamika yaitu siklus Brayton dan penerapannya dalam dunia teknik.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan siklus daya Brayton.
2. Untuk mengetahui penerapan siklus daya Brayton dalam dunia teknik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus daya Brayton
Siklus daya Brayton dikembangkan pertama kali oleh John Barber pada
tahun 1791, dan disempurnakan lebih lanjut oleh George Brayton. Pada awal
penerapan siklus ini, Brayton dan ilmuwan lainnya mengembangkan mesin
reciprocating dikombinasikan dengan kompresor. Mesin tersebut
berdampingan dengan mesin Otto diaplikasikan pertama kali ke otomotif roda
empat. Namun mesin Brayton kalah pamor dengan mesin Otto empat silinder
yang dikembangkan oleh Henry Ford. Pada perkembangan selanjutnya, siklus
Brayton lebih diaplikasikan khusus ke mesin-mesin turbojet dan turbin gas.
3
Sehingga untuk menganalisa siklus Brayton pada mesin turbojet menjadi lebih
mudah.
4
Siklus Brayton melibatkan tiga komponen utama yakni kompresor, ruang
bakar (combustion chamber), dan turbin. Media kerja udara atmosfer masuk
melalui sisi inlet kompresor, melewati ruang bakar, dan keluar kembali ke
atmosfer setelah melewati turbin. Fenomena-fenomena termodinamika yang
terjadi pada siklus Brayton ideal adalah sebagai berikut:
2.1.1 Proses Kompresi Isentropik
Udara atmosfer masuk ke dalam sistem turbin gas melalui sisi inlet
kompresor. Oleh kompresor, udara dikompresikan sampai tekanan tertentu
diikuti dengan volume ruang yang menyempit. Proses ini tidak diikuti dengan
perubahan entropi, sehingga disebut proses isentropik. Proses ini ditunjukan
dengan angka 1-2 pada kurva di atas.
5
2.1.4 Proses Pembuangan Panas
Tahap selanjutnya adalah pembuangan udara kembali ke atmosfer. Pada
siklus Brayton ideal, udara yang keluar dari turbin ini masih menyisakan
sejumlah energi panas. Panas ini diserap oleh udara bebas, sehingga secara
siklus udara tersebut siap untuk kembali masuk ke tahap 1-2 lagi.
Keterangan :
1-2 : Kompresi secara isentropis
2-3 : Penambahan panas pada tekanan konstan
3-4 : Ekspansi secara isentropis
4-1 : Penurunan kalor pada tekanan konsstan
Karena siklus berputar kea rah kanan maka fungsi dari siklus tersebut
adalah mengubah energi panas menjadi energi mekanis. Penjabaran dari
efisiensi siklus di atas adalah:
T4
T1(−1)
W Q¿ −Qout Qout T 4−T 1 T1
ηbrayton = = =1− =1− =1−
Q Q¿ Q¿ T 3−T 2 T
(
T 2 3 −1
T2 )
Karena proses 1-2 merupakan proses isetropik, maka:
T k1 P1−k k 1−k
1 =T 2 P2
1−k
T 2 P1
= ( )
T 1 P2
k
6
K
T 2 P2
= ( )
T 1 P1
K−1
1−k
T4 P
T3 ( )
= 3
P4
k
K
T4 P
T3 ( )
= 4
P3
K−1
ηbrayton =1−
T1 ( T2
−1 ) =1−
T1 1
=1− =1−
1
T3 T2 T2 K
P2 K−1
T2
( T2
−1
) T1 ( )
P1
7
Turbin gas digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang berdiri
sendiri (simple cycle) atau bergandengan dengan turbin uap (combined
cycle) pada sisi suhu tingginya. Turbin uap (combined cycle)
memanfaatkan gas buang turbin gas sebagai sumber panasnya. Turbin uap
dianggap sebagai mesin pembakaran luar (external combustion), dimana
pembakaran terjadi diluar mesin. Energi termal dipindah ke uap sebagai
panas.
Turbin gas pertama kali berhasil dioperasikan pada pameran nasional
Swiss (Swiss National Exhibition) tahun 1939 di Zurich. Turbin gas yang
dibangun antara tahun 1940-an hingga tahun 1950-an efisiensinya hanya
sekitar 17 persen; hal ini disebabkan oleh rendahnya efisiensi kompresor
dan turbin dan suhu masuk turbin yang rendah karena keterbatasan
teknologi metalurgi pada saat itu. Turbin gas terpadu dengan turbin uap
(combined cycle) yang pertama kali dipasang pada tahun 1949 di
Oklahoma oleh General Electric menghasilkan daya 3,5 MW.
Sebelum ini, pembangkit daya ukuran besar berbahan bakar batu bara
ataupun bertenaga nuklir telah mendominasi pembangkitan tenaga listrik.
Tetapi sekarang, turbin gas berbahan baker gas alam yang telah
mendominasinya karena kemampuan start (black start) yang cepat,
efisiensi yang tinggi, biaya awal yang lebih rendah, waktu pemasangan
yang lebih cepat, karakter gas buang yang lebih baik dan berlimpahnya
persediaan gas alam. Biaya pembangunan pembangkit tenaga turbin gas
kira-kira setengah kali biaya pembangunan pembangkit tenaga turbin uap
berbahan bakar fosil yang merupakan pembangkit tenaga utama hingga
awal tahun 1980-an. Lebih dari separoh dari seluruh pembangkit daya
yang akan dipasang dimasa akan datang diperkirakan akan merupakan
pembangkit daya turbin gas ataupun dikombinasikan dengan turbin uap
(combined cycle).
Di awal tahun 1990-an, General Electric telah memasarkan turbin gas
dengan ciri perbandingan tekanan (pressure ratio) 13,5 menghasilkan daya
net 135,7 MW dengan efisiensi termal 33 persen pada operasi sendiri
(simple cycle operation). Turbin gas terbaru yang dibuat General Electric
8
bersuhu masuk 1425 OC (2600 OF) menghasilkan daya hingga 282 MW
dengan efisiensi termal mencapai 39.5 persen pada operasi sendiri (simple
cycle operation).
Bahan bakar minyak ringan seperti minyak diesel, minyak tanah,
minyak mesin jet, dan bahan bakar gas yang bersih (seperti gas alam)
paling cocok untuk turbin gas. Bagaimanapun , bahan bakar tersebut diatas
akan menjadi lebih mahal dan pasti akan habis. Oleh karena itu, pemikiran
kemasa depan harus dilakukan untuk menggunakan bahan bakar alternatif
lain.
9
generator. Gas buang (exhaust gases) yang meninggalkan turbin siklus
terbuka tidak digunakan kembali.
Siklus Brayton
10
2.4 Cara Kerja PLTG
Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut:
Pertama, turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk
memutar kompresor dan rotor generator yang terpasang satu poros, tetapi
pada saat start up fungsi ini terlebih dahulu dijalankan oleh penggerak
mula (prime mover).
Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau
generator turbin gas itu sendiri yang menjadi motor melalui
mekanisme SFC (Static frequency Converter). Setelah kompresor
berputar secara kontinu, maka udara luar terhisap hingga dihasilkan
udara bertekanan pada sisi discharge (tekan) kemudian masuk ke ruang
bakar.
Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up
menggunakan bahan bakar cair (fuel oil) maka terjadi proses
pengkabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses pembakaran dengan
penyala awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api dan gas panas
bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin sehingga turbin
dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran. Selanjutnya gas
panas dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi.
Proses seperti tersebut diatas merupakan siklus turbin gas, yang
merupakan penerapan Siklus Brayton. Siklus tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
Diagram P-v dan T-s
11
Siklus seperti gambar, terdapat empat langkah:
Langkah 1-2 : Udara luar dihisap dan ditekan di dalam kompresor,
menghasilkan udara bertekanan (langkah
kompresi)
Langkah 2-3 : Udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan
bahan bakar, terjadi reaksi pembakaran yang
menghasilkan gas panas (langkah pemberian
panas)
Langkah 3-4 : Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk
memutar turbin (langkah ekspansi)
Langkah 4-1 : Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar
(langkah pembuangan)
12
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU.
Siklus PLTG menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU
menerapkan siklus ideal Rankine seperti gambar :
13
Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biayaoperasi (Rp/kWh) lebih
rendah dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
a. Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) lebih rendah
b. Pembangunannya relatif cepat
c. Kapasitas dayanya bervariasi dari kecil hingga besar
d. Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan
e. Fleksibilitasnya tinggi
f. Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi
lahan lebih sedikit.
g. Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi
memudahkan pengoperasian.
h. Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum
1 blok PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit.
i. Prosedur pemeiliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya
fasilitas sistem diagnosa.
Skema siklus PLTGU dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
14
Gambar 9 Combined Cycle Power Plant (PLTGU)
15
Mesin turbojet menjadi salah satu jenis mesin penggerak pesawat
terbang. Mesin penggerak pesawat terbang yang juga banyak digunakan
pada saat ini selain turbojet yaitu turboprop dan turbofan. Mesin turbojet
sangat umum digunakan pada pesawat-pesawat tempur yang
membutuhkan kecepatan tinggi. Dan sekalipun mesin ini tidak lazim
digunakan pada kendaraan darat, namun kendaraan untuk pemecahan
rekor kecepatan darat menggunakan mesin ini.
16
Gamba 11 Skema Mesin Turbojet
17
Gambar 12 Potongan Penampang Combustor dan Bagian-bagiannya
18
Berbeda dengan mesin turbin gas pada PLTG yang keseluruhan
energi panas udara hasil pembakaran dikonversikan menjadi putaran
poros, pada mesin turbojet sebagian besar energi panas justru tidak
digunakan untuk memutar turbin. Sebagian besar energi panas ini
dikonversikan menjadi daya dorong (thrust) mesin yang dibutuhkan untuk
penggerak pesawat terbang. Untuk mengkonversi energi panas udara
menjadi daya dorong, pada sisi keluaran turbin mesin jet terdapat nozzle
besar dengan penampang selebar mesin jet itu sendiri. Nozzle besar ini
berfungsi untuk merubah energi panas udara menjadi kecepatan tinggi
sebagai komponen daya dorong.
Gambar 13 Prinsip Nozzel Konvergen-Divergen
19
atmosfer. Ekspansi ini diakibatkan oleh bentuk nozzle divergen setelah
bagian cekiknya. Ekspansi cepat hingga mencapai tekanan atmosfer inilah
yang mengkonversikan energi panas udara menjadi daya dorong pesawat.
Gambar 14 Exhaust Nozzle Dengan Sistem Vektor Fleksibel
20
Efisiensi dari proses ekspansi. Efisiensi ini meliputi kerugian atas
adanya gesekan, atau adanya kemungkinan kebocoran pada nozzle.
Berikut adalah rumus perhitungan gaya dorong netto mesin turbojet:
F N =( ṁair + ṁ fluel ) v e− ṁ air v
Dimana :
ṁ air = laju massa aliran udara di dalam mesin jet.
ṁfluel = laju massa aliran bahan bakar di dalam mesin jet.
v e = kecepatan keluaran fluida jet.
v = kecepatan udara masuk ke inlet mesin jet.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Siklus Brayton melibatkan tiga komponen utama yakni kompresor, ruang
bakar (combustion chamber), dan turbin. Media kerja udara atmosfer masuk
melalui sisi inlet kompresor, melewati ruang bakar, dan keluar kembali ke
atmosfer setelah melewati turbin. siklus Brayton, yang terdiri dari empat
proses dalam dapat balik (internally reversible):
1–2 Kompresi isentropik (isentropic compression) di kompresor
2–3 Penambahan panas tekanan tetap (constant pressure heat addition)
3–4 Expansi isentropik (isentropic expansion) di turbin
4–1 Pembuangan panas tekanan tetap (constant pressure heat rejection)
Penjabaran dari efisiensi siklus Brayton adalah:
T4
T1(
−1)
W Q¿ −Qout Qout T 4−T 1 T1
ηbrayton = = =1− =1− =1−
Q Q¿ Q¿ T 3−T 2 T
T 2 3 −1
T2 ( )
Karena proses 1-2 merupakan proses isetropik, maka:
T k1 P1−k k 1−k
1 =T 2 P2
1−k
T 2 P1
= ( )
T 1 P2
k
K
T 2 P2
= ( )
T 1 P1
K−1
1−k
T4 P
T3 ( )
= 3
P4
k
K
T4 P
T3 ( )
= 4
P3
K−1
22
P 2 P3 T2 T3
= maka =
P 1 P4 T1 T4
Apabila T 4 dipindah ke ruas kiri dam dikurang satu, maka persamaan menjadi:
T4 T
−1= 3 −1
T1 T2
Maka persamaan efisiensi brayton di atas dapat diubah menjadi
T3
ηbrayton =1−
T1
( T2
−1
) =1−
T1 1
=1− =1−
1
T3 T2 T2 K
P2 K−1
T2
( T2
−1
) T1 ( )
P1
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah hendaknya mencari sumber yang lebih
banyak dari sumber yang bias dipercaya, agar pemahaman mengenai siklus
Brayton dapat dipahami dengan jelas.
23
DAFTAR PUSTAKA
24