Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN V-BELT PADA MESIN PENEPUNG

Ditujukan untuk memenuhi tugas Praktikum Desain Elemen Mesin 2

Oleh

Fabial Fahmi Alfinaldi NIM 2111161008

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia Nya atas terselesaikannya tugas praktikum Desain Elemen Mesin 2, Walaupun sekiranya
masih jauh dari tahap kesempurnaan.

Dalam tugas praktikum Desain Elemen Mesin 2 ini, Penulis mencoba menganalisis V-
Belt pada sebuah mesin penepung dengan daya motor dan putaran tertentu. Dalam analisis Belt
ini penulis mengambil literature dari berbagai buku-buku mesin, Mencari referensi lewat internet
dan masukan dari teman-teman serta Dosen.

Penulis hendak mengucapkan banyak terimakasih kepada yang sudah membantu serta
membimbing dalam penyusunan tugas praktikum Desain Elemen Mesin 2 ini. Akhir kata penulis
mengharapkan adanya sumbang saran yang bermanfaat bagi penulis untuk memperbaikin
analisis ini.

Cimahi, 16 Oktober 2018

(Fabial F Alfinaldi)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki komoditas pertanian yang cukup melimpah
sehingga komoditas ini cukup menjanjikan untuk masa depan mengingat pertanian merupakan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui, berbeda dengan sumber daya lain. Misalnya, minyak
bumi, batu bara dan bahan tambang lainya.

Walaupun komoditas disektor pertanian Indonesia cukup menjanjikan, namum pada


kenyataanya kekayaan tersebut tidak bisa dinikmati secara langsung oleh para petani. Sehingga
sebagian besar petani cukup kesulitan dalam masalah ekonomi. Penjualan hasil pertanian
terkadang tidak mampu menutupi besarnya kenaikan harga pupuk dan biaya pengolahan pertanian.
Salah satu teknologi tersebut ialah menjadikan hasil pertanian tersebut menjadi tepung (tepung
beras, tepung gandum, dan tepung kedelai).

Seiring dengan kemajuan teknologi tepat guna banyak ditemukan alat-alat teknologi yang
diciptakan untuk mengolah hasil pertanian, misalnya mesin penepung. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu para petani dalam mengolah hasil pertanian supaya lebih udah, cepat, murah dan harga
jual jauh lebih tinggi.

Dalam kehidupan di era modern ini, suatu alat-alat permesinan merupakan alat yang penting
dan vital untuk menunjang peralatan yang berbasis keteknikan. Dikarenakan v-belt merupakan
komponen mesin yang sangat vital dan berpengaruh besar terhadap kinerja suatu mesin penepung,
maka dalam hal perencanaan suatu v-belt pada mesin penepung haruslah tepat, ini dimaksudkan
untuk mendapatkan kinerja v-belt yang efektif, maksimal, ekonomis dan sesuai dengan standar
yang sudah ditetapkan. V-belt sangat dibutuhkan untuk mendukung kinerja suatu alat permesinan
oleh karena itu ide-ide pengembangan serta inovasi penggunaanya harus selalu ada, setidaknya
kalaupun itu sulit seorang engineer harus dapat merancang dan membuat v-belt supaya dapat
bekerja dengan efektif dan maksimal.
1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan v-belt?


2) Bagaimana agar mengetahui kekuatan v-belt?
3) Bagaimana keterkaitan v-belt dengan mesin penepung?

1.3 Tujuan Masalah

Dikarenakan dalam sebuah perencanaan suatu elemen mesin haruslah akurat dan teliti,maka
dalam analisis V-belt pada Mesin Penepung ini terdapat beberapa tujuan yanghendak dicapai,
antara lain:

a) Dapat mengetahui kekuatan belt


b) Dapat mengetahui material belt

1.4 Batasan Masalah

Dalam analisis suatu belt pada mesin penepung yang harus diketahui adalah :

a) Panjang Belt (L)


b) Kecepatan sabuk (V)
c) Sudut Kemiringan (α)
d) Sudut Kontak (θ)
e) Tegangan Maksimum Sabuk (F)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam makalah ini disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah dan batasan
masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori tentang pengertian belt, rangkain sabuk dan puli, dan
perencanaan
BAB III METODE PERHITUNGAN

Bab ini berisi tentang pembahasan untuk menentukan panjang belt, kecepatan sabuk,
sudut kemiringan, sudut kontak, daya yang di transmisikan, rasio tegangan, luas penampang
sabuk dan tegangan tarik sabuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil pembahasan dan perhitungan menentukan panjang belt,
kecepatan sabuk, sudut kemiringan, sudut kontrak, daya yang di transmisikan, rasio tegangan,
luas penampang sabuk dan tegangan tarik sabuk.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan v-belt terhadap mesin penepung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belt

Sabuk (Belt) adalah suatu elemen mesin yang terbuat dari bahan fleksibel yang dapat
digunakan dengan mudah untuk mentransmisikan torsi dan gerakan berputar dari suatu
komponen ke komponen lainnya, Dimana belt tersebut dililitkan dengan puli yang melekat
pada poros yang berputar. (http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/02/belt-
transmisi-sabuk)

Sabuk atau yang sering disebut Belt merupakan suatu komponen komponen mesin yang
termasuk vital, dimana belt ini nantinya akan meneruskan sebuah gaya yang diterima dari puli
untuk kemudian diteruskan pada gaya gerak mekanik. Dan apabila sebuah sabuk atau belt
mempunyai kualitas yang jelek dan tidak standart maka umur kerja dari sebuah belt atau sabuk
akan relativ pendek. (Ahmad Zaenuri, 2010)yjyg

Sabuk berfungsi untuk memindahkan tenaga melalui kontak antara belt dengan puli yang
digerakkan, Kemampuan belt untuk memindahkan tenaga tergantung pada fakor-faktor
berikut ini :

a. Tegangan Belt terhadap puli


b. Gesekan antara Belt dan puli
c. Sudut kontak anatara Puli dan Belt
d. Kecepatan Belt

Dan harus diperhatikan, untuk sabuk datar jarak maksimum anatara poros tidak boleh lebih
dari 10 meter dan jarak minimumnya tidak boleh kurang dari 3-5 kali diameter puli terbesar.
(mumu komaro, 2008)

- Macam-macam Belt
Sabuk disebut juga ban mesin (belt) dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Belt datar atau rata (Flat Belt)

Belt jenis ini biasanya terbuat dari leather rubberized fabric dan cord. Flat belt jarang
digunakan karena membutuhkan puli yang lebih besar, tempat yang luas dan kurang
fleksibel. Jenis belt ini umumnya digunakan diindustri dengan daya yang cukup besar dan
jarak antar puli pun biasanya sampai 10 m. (R.S khurmi & J.K. Gupta, 2005)

2. Belt bentuk v (V-Belt)

Banyak digunakan untuk memindahkan beban antar puli yang berjarak pendek. Gaya jepit
yang ditimbulkan oleh bentuk v mempengaruhi gaya tarik atau load yang lebih besar
sehingga menghasilkan gaya jepit belt yang kuat. Efisiensi jenis belt ini mampu mencapai
45%.

3. Belt bentuk bundar (Circular Belt)


Jenis belt ini paling jarang digunakan, biasanya dipakai mentransmisikan daya yang kecil,
dan jarak antar puli sampai 5 meter. Batas maksimum kecepatan sabuk gilir ( bentuk
bundar) kurang lebih 35 m/s dan daya yang dapat ditransmisikan sampai 60 Kw. (R.S
khurmi & J.K. Gupta, 2005)
Gb.2.1 jenis belt . (R.S khurmi & J.K. Gupta, 2005)

V-Belt ini adalah sabuk atau belt yang terbuat dari bahan karet dan mempunyai
penampang berbentuk trapesium , Tenunan teteron dan semacamnya yang terdapat
didalam kontruksi belt digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa atau menyalurkan
tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbebntuk V pula, Bagian
sabuk yang membelit akan mengalami lekngan sehingga lebar bagian dalamnya akan
bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk yang akan
menghasilkantransmisi daya yang besar pada tegangan yang relative rendah. Hal ini
merupakan salah satu keunggulan dari sabuk V ika dibandingkan dengan sabuk rata (flat
belt). (Sularso & Kiyokatsu suga 1979)

Berikut kelebihan transmisi belt jika digunaka dengan jenis transmisi lain (rantai dan roda gigi)
antara lain :

a) Harganya murah
b) Perawatannya mudah
c) Tidak berisik
Dengan beberapa kelebihan tersebut , V-Belt lebih banyak digunakan untuk mentransmisikan daya
yang tidak terlalu besar (±500 Kw) Dan ini sering kita jumpai dalam mesin-mesin industry rumah
tangga. Misal pada mesin penepung. ( Sularso & Kiyokatsu Suga 1979)

Gb 2.2 V-belt pada mesin penepung

Selain mempunyai kelebihan,, transmisi belt juga mempunyai kekurangan jika dibandingkan
dengan transmisi rantai dan roda gigi, diatantaranya :

a) Umurnya pendek ( mudah aus)


b) Sering terjadi sliding
c) Efisiensi rendah
d) Kapasitas daya kecil
e) Tidak bias mentransmisikan daya yang antar poros puli lebih dari 10 m (daya yang
ditransmisikan akan lebih kecil sehingga tidak efisien).
2.2 Rangkaian sabuk 2 puli

Puli belt merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi mengtransmisikan daya seperti halnya
sprocket rantai dan roda gigi. Bentuk puli adalah bulat dengan ketebalan tertentu, ditengan-
tengan puli terdapat lubang poros. Puli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabuFC 20 atau
FC 30, dan ada juga yang terbuat dari baja.

Secara umum rangkaian sabuk dan puli dapat digolongkan menjadi :

a) Sabuk terbuka
b) Sabuk silang
c) Sabuk seperempat putaran
d) Sabuk dengan puli pengencang
e) Sabuk komponen

 Sabuk Terbuka
Sabuk V terbuka ( open belt drive ) seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini
digunakan untuk menghubungkan 2 poros sejajar yang berputar dengan arah jarak yang
sama. Jarak kedua sumbu poros besar, sehingga sisi kencang sabuk harus ditematkan di
bagian bawah.
Gb 2.3 sabuk terbuka

 Sabuk Silang
Sabuk silang (cross or twist belt drive), disebut juga sabuk puntir digunakan untuk dua
poros yang sejajar dengan putaran berlawanan arah. Perlu diperhatikan, Bahwa terjadi
persinggungan sabuk yang akan menimbulkan pengikisan sabuk satu sama lainnya. Untuk
menghindari poros poros harus mempunyai jarak maksimum 20x lebar sabuk, dengan
kecepatan dibawah 15 m/s

 Sabuk Seperempat Putaran


Sabuk seperempat putaran (qualter turn belt drive) digunakan untuk poros tegak lurus dan
berputar pada satu arah tertentu. Jika dikendaki arah lain prlu dipasang puli pengarah
(guide pulley). Untuk mencegah lepasnya sabuk, lebar bidang singgung puli harus lebih
besar atau sama dengan 1,4 lebar sabuk.
Gb 2.4 sabuk sepermpat putaran dan sabuk silang

 Sabuk dengan puli pengencang

Sabuk dengan puli pengencang, digunakan pada poros sejajar dengan sudut kontak yang
kecil.
Gb 2.5 sabuk dengan puli pengencang

 Sabuk Bertingkat

Sabuk bertingkat digunakan jika dikehendaki perubahan kecepatan poros yang digerakkan
pada waktu poros penggerak berputar pada kecepatan konstan.
Gb 2.6 sabuk bertingkat

 Sabuk dengan puli pelepas

Sabuk dengan puli pelepas digunkan jika dikehendaki menjalankan atau menghentikan
poros mensin tanpa mempengaruhi puli penggerak.
Puli yang terpasang pada mesin disebut fast fulley, dan puli yang berputar bebas disebut
loose pulley.
Bentuk kontruksi bahan V-belt dan macam macam tipe V-belt :
BAB III

METODE PERHITUNGAN

3.1 Perencanaan

Gb 2.9 sistem terbuka

Keterangan :

X = Jarak antar poros (mm)

r₁,r₂ = Jari-jari puli 1 dan 2 (mm)


α = Sudut kemiringan

θ = Sudut kontak (Rad)

Panjang Belt keseluruhan :

L= [
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Analisis data dari mesin penepung (honda GX 160 H 1)

1. Daya (P) : 5,5 Hp (4101,35 Watt)


2. Putaran mesin : 360 Rpm
3. Diameter puli penggerak(d2) : 180 mm
4. Diameter puli penepung(d1) : 82 mm
5. Jarak poros antar puli(x) : 680 mm
6. Jari-jari puli(r₂) : 90 mm
7. Jari-jari puli(r₁) : 41 mm
8. Jenis belt : Mitsubhosi A-67

Anda mungkin juga menyukai