Anda di halaman 1dari 21

STUDI KASUS

PERANCANGAN ALAT TRANSPORTASI BAHAN

“Perencanaan Nut Elevator untuk Pabrik Kelapa Sawit dengan Kapasitas 35 Ton
TS/Jam PT Perkebunan Nusantara IV Unit Pabrik KElapa Sawit Pasir Mandoge”

Disusun Oleh :
Mutiara Syafarina Tahera (2022710450245)
Syifa Warda Hafizhni (2022710450268)

Dosen Pengampu :
Donna Imelda, S.T., M.Si

PROGRAM LANJUTAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS JAYABAYA
2023
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi
Kasus Perancangan Alat Transportasi Bahan” ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah kami menyampaikan rasa hormat
dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik bentuk,
maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu kritik yang bersifat membangun dari
berbagai pihak kami terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan.
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya dengan
semaksimal mungkin.

Bogor, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
PRAKATA..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1 Teori...................................................................................................................2
2.1.1 Belt Conveyor..……………………………………………………..……….2
2.1.2 Chain Conveyor………………………………...…………………..……….3
2.1.3 Screw Conveyor……………………………...……………………..……….5
2.1.4 Pneumatic Conveyor………………………………………………..……….6
2.2 Tinjauan Pustaka................................................................................................7
2.2.1 Pengolahan Kelapa Sawit................................................................................7
2.2.2 Pengertian Nut Elevator................................................................................11
2.3 Metode Pelaksanaan.........................................................................................11
2.3.1 Perhitungan Kapasitas Nut Elevator.............................................................11
2.3.2 Perhitungan Jarak Timba Nut Elevator.........................................................12
2.3.3 Perancangan Ukuran Timba..........................................................................13
BAB III PENUTUP..............................................................................................14

4.1 Analisis.............................................................................................................14
4.2 Simpulan..........................................................................................................15
BAB IV DAFTAR PUSTAKA............................................................................16

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
1. Belt Conveyor....................................................................................................3
2. Scraper Conveyor...............................................................................................3
3. Apron Conveyor.................................................................................................4
4. Bucket Convayer................................................................................................5
5. Bucket Elevator..................................................................................................5
6. Screw Conveyor.................................................................................................6
7. Pneumatic Conveyor..........................................................................................6

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi yang dicapai manusia
dewasa ini khususnya dalam bidang teknologi, maka dibutuhkan suatu
peningkatan di bidang sarana dan prasarana penunjang dalam meningkatkan
produksi dengan peralatan tepat guna dan efisien. Salah satu contoh penggunaan
pesawat angkat ini dapat dilihat pada pabrik pengolahan minyak kelapa sawit.
Penggunaan alat pemindah/pengangkat bahan pada pabrik kelapa sawit
merupakan bagian yang sangat penting pada keberlangsungan pengolahan TBS
hingga menjadi minyak, dimana penggunaannya disesuaikan baik dari segi
penggunaan jenis, kapasitas, dan kecepatan daya hantarnya. Pada pabrik
pengolahan kelapa sawit ini tentunya memerlukan pesawat angkat. Salah satu
pesawat angkat yang digunakan adalah “nut elevator”. Adapun arah dari
pemindahan dengan menggunakan alat pengangkut ini adalah arah vertical.
Nut elevator ini digunakan pada pabrik pengolahan kelapa sawit yang
berfungsi untuk mengangkut biji sawit dari mesin pemisah antara viber dengan
biji (destoner) ke mesin pemecah biji (ripple mill) dengan gerak ke atas (vertical)
menuju nut grading. Nut elevator merupakan bagian alat vital dari pabrik
pengolahan kelapa sawit ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas meliputi :
1. Apa yang dimaksud dengan Biji Kelapa Sawit ?
2. Apa saja proses pengolahan kelapa sawit ?
3. Apa saja komponen-komponen nut elevator ?
4. Bagaimana prinsip kerja nut elevator ?
5. Bagaimana merancang alat elevator pada pabrik kelapa sawit ?
6. Bagaimana memilih bahan untuk perancangan alat nut elevator pada
pabrik kelapa sawit ?
7. Bagaimana menghitung kapasitas alat elevator per jam ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori
Di dalam industri, diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan-bahan
mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas
bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu
jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah conveyor yang berfungsi
untuk mengangkut bahan-bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat
transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada :

1. Kapasitas material yang ditangani


2. Jarak perpindahan material
3. Kondisi pengangkutan (horizontal, vertikal atau inklinasi)
4. Ukuran, bentuk dan sifat material
5. Harga peralatan tersebut

Secara umum jenis Conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan


sebagai berikut :

1. Belt Conveyor

Belt Conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup


sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan
benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari
berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang
tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut
bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang
tahan terhadap panas.

Belt conveyor dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan


sudut maksimum sampai dengan 180 dan kecepatan maksimum sampai
dengan 600 ft/m. Sabuk conveyor disanggah oleh plat roller untuk membawa
bahan. Kapasitas conveyor tinggi dan dapat diatur serta dapat beroperasi
secara terus menerus.. Kelemahan dari belt conveyor diantaranya jaraknya
telah tertentu, biaya relatif mahal, dan sudut inklinasi terbatas.

2
Gambar 1. Belt Conveyor

2. Chain Conveyor
Conveyor jenis ini pada dasarnya menggunakan rantai sebagai alat bantu
untuk menggerakkan material. Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa
jenis conveyor, yaitu :

 Scraper Conveyor
Scraper conveyor merupakan conveyor yang sederhana dan paling
murah diantara jenis -jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat
digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan
untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah rusak,
seperti abu, kayu dan kepingan. Scaper conveyor dapat beroperasi dengan
kemiringan sampat 45° dan mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m.
Kelemahan scraper conveyor yaitu mempunyai jarak yang pendek,
tenaganya tidak konstan, dan beban yang diangkut ringan.

Gambar 2. Scraper Conveyor

3
 Apron Conveyor
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk
beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor yang
sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat
ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan. Bahan yang berat dan
pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat
tambahan A. Apron conveyor dapat beroperasi dengan kemiringan hingga
25° dan kecepatan maksimum 100 ft/m. Apron conveyor dapat digunakan
untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar. Kelemahan apron
konveyor kecepatan yang relatif rendah, kapasitas pengangkutan yang
kecil, dan hanya satu arah gerakan.

Gambar 3. Apron Conveyor

 Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai
conveyor apron yang dalam bucket conveyor digerakkan dengan rantai dan
rangkaian relatif sederhana. kecepatan sampai dengan 100 ft/m.
Kelemahan bucket conveyor yaitu ukuran partikel yang diangkut rendah
sekitar 2-3 inch dan kecepatan rendah.

4
Gambar 4. Bucket Conveyor

 Bucket Elevator
Bucket Elevalor digunakan untuk pengangkutan material dengan
kemiringan yang curam. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba -
timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak.

Gambar 5. Bucket Elevator

3. Screw Conveyor
Jenis konveyor ini digunakan untuk mengangkut bahan padat berbentuk
halus atau bubur. Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin
mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini
disebut flight.

5
Gambar 6. Screw Conveyor

4. Pneumatic Conveyor
Conveyor ini digunakan unluk mcngangkut bahan yang ringan atau
berbentuk bongkahan kecil. Pada jenis conveyor ini bahan dalam bentuk
suspensi diangkut oleh aliran udara. Sebuah pompa atau kipas angin untuk
menghasilkan aliran udara. Jenis conveyor ini terutama digunakan untuk
mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap terjaga baik seperti biji-
bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain. Kekurangan
menggunakan konveyor jenis ini adalah pemakaian energinya lebih besar
dibanding jenis konveyor lain untuk jumlah pengangkutan yang sama.

Gambar 7. Pneumatic Conveyor

6
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Pengolahan Kelapa Sawit
Proses pengolahan industri kelapa sawit sampai menjadi minyak kelepa sawit
(CPO) terdiri dari beberapa tahapan yang dimulai dari:

2.2.1.1 Jembatan Timbang

Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu kendaraan pengangkut buah sawit
melewati jembatan timbang lalu berhenti 5 menit, kemudian berat kendaraan
pengangkut buah sawit dicatat awal sebelum Tandan Buah Sawit dibongkar dan di
sortir, kemudian setelah dibongkar dari kendaraan pengangkut kembali ditimbang,
lalu selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima pabrik kelapa
sawit.

2.2.1.2 Penampungan Buah (Loading Ramp)

Fungsi utama dari loading ramp adalah tempat pembongkaran TBS yang
diterima pabrik untuk dilakukan penyortiran mutu tandan TBS ke dalam lori-lori
berdasarkan prinsip FIFO ( First In First Out ). Loading ramp juga berfungsi
untuk memudahkan pemasukan TBS ke dalam lori-lori dan juga sebagai tempat
penampungan sementara TBS yang diterima pabrik.

2.2.1.3 Lori

Fungsi lori adalah untuk memuat dan mengangkut TBS ketempat rebusan
(strerilizer). Lori dibuat dari plat-plat baja, dan pada sisi body samping dan sisi
bawahnya dibuat berlubang 0,5 inch yang berfungsi untuk mempertinggi penetrasi
uap pada buah dan penetesan yang terdapat di dalam lori pada saat perebusan.
Ukuran lobang yang semakin besar menunjukan proses sterilisasi buah yang lebih
baik, akan tetapi daya tahan lori akan berkurang.

2.2.1.4 Proses Perebusan Buah Sawit (Sterilizer)

Lori buah yang telah diisi tandan buah segar dimasukan ke dalam sterilizer
dengan memakai capstan. Sterilizer saat ini ada berbagai model:
 Sterizer Horizontal (konvensional )

7
 Vertical Sterilizer
 Continous Sterilizer (CS)
 Oblique Sterilizer

Tujuan perebusan:
 Mengurangi peningkatan asam lemak bebas ( ALB/FFA )
 Mempermudah proses pelepasan buah sawit pada threser
 Menurunkan kadar air buah sawit
 Melunakan daging buah sawit, sehingga daging buah sawit mudah lepas dari
biji (nut).

Bila poin ke-2 tercapai secara efektif, maka semua poin-poin akan tercapai
juga. Dalam proses perebusan minyak yang terbuang ± 0,8 %. Dalam melakukan
proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterlizer yang disalurkan dari
boiler. Uap yang masuk ke sterilizer 2,7-3kg/cm2, dengan suhu 140° C dan
direbus selama 90 menit.

2.2.1.5 Proses Penebah (Threser Process)

ada beberapa alat/mesin penting disini, yaitu :

 Hoisting Crane ( jika memakai rebusan horizontal )


Fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori buah sawit dan
menuangkan isi lori buah sawit dan menuangkan isi lori buah sawit ke bunch
feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi tandan buah sawit
yang sudah direbus.
 Thresing (Bantingan)
Fungsi dari thresing adalah untuk melepas buah sawit dari janjangannya
(tandan sawit) dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong
janjang kosong (tandan kosong sawit) ke empty conveyor (konveyor tandan
kosong sawit).
 Proses Pengempaan (Pressing Process)

8
Proses Kempa adalah dimulai dari pengambilan minyak dari buah kelapa
sawit dengan jalan pelumatan (di mesin digester) dan pengampaan (di mesin
screw press sawit). Baik buruknya pengoprasian peralatan mempengaruhi
efisiensi pengutipan minyak.

 Digester
Setelah buah pisah dari janjangan (tandan sawit ), lalu buah dikirim ke
Digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang berfungsi
untuk membawa buah sawit ke Fruit Elevator yang fungsinya untuk
mengangkat buah sawit keatas lalu masuk ke distribusi conveyor (distributing
conveyor) yang kemudian menyalurkan buah sawit masuk ke Digester. Di
dalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh, akan
diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau penganduk (stirring arm)
yang terpasang pada bagian pros II, sedangkan pisau bagian dasar sebagai
pelempar atau mengeluarkan buah sawit dari digester ke screw press.
Fungsi Digester:
o Melumatkan daging kelapa sawit
o Memisahkan daging buah sawit dengan biji (nut)
o Mempersiapkan Feeding ke dalam mesin Screw Press
o Mempermudah proses pengepresan minyak di mesin Screw Press PKS
o Proses pemanasan / melembutkan buah sawit

2.2.1.6 Screw Press (Mesin Kempa Ulir Sawit)

Fungsi dari mesin Screw Press dalam proses produksi kelapa sawit adalah
untuk memeras berondolan buah sawit yang telah dicincang, dilumat digester
untuk mendapatkan minyak kasar. Buah sawit yang telah diaduk secara bertahap
dengan bantuan pisau-pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor
dan mendorongnya masuk ke dalam mesin kempa ulir sawit (palm oil twinscrew
press). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, berondolan buah sawit
tersebut diperas sehingga melalui lubang-lubang press cage, minyak dipisahkan
dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun klarifikasi (clarifacation
station), sedangkan ampas (cake) biji (nut) masuk ke stasiun kernal.

9
2.2.1.7 Proses Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Setelah melewati proses Screw Press maka didapatkan minyak kasar / Crude
Oil dan amplas press yang terdiri dari fiber. Kemudian crude palm oil masuk ke
stasiun klarifikasi dimana proses pengolahannya sebagai berikut:
 Sand Trup Tank (Tangkih Pemisah Pasir)
 Vibro Separator / Vibrating Screen (Ayakan Getar)
 Oil Tank
 Oil Purifier ( Pemurni Minyak )
 Vacuum Dryer
 Sludge Tank ( Tangki Lumpur )
 Sand Cylone / Pre-cleaner
 Rotary Brush Strainer ( Saringan Berputar )
 Sludge Separato / Low Speed Sludge Centrifuge
 Storage Tank ( Tangki Timbun CPO )

2.2.1.8 Proses Pengolahan Biji (Kernel Station)

Sudah dijelaskan bahwa setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil


dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk ke stasiun kernel (alur proses pengolahan
pabrik kelapa sawit), dibawah ini beberapa alat dalam proses pengolahan biji
(salah satu pengolahan kelapa sawit menjadi CPO)
 Cake Breaker Conveyor (CBC)
 Depericarper
 Nut Silo
 Riplle Mill ( Nut Crecker )
 Hydro Cyclone
 Kernel Tray Dryer
 Kernel Storage

10
2.2.2 Pengertian Nut Elevator

Nut Elevator merupakan penghantar biji dengan arah gerak secara keatas
(Vertical) menuju Nuts Grading. Alat ini terdiri dari timba-timba yang di ikatkan
pada rantai dan digerakkan elektro motor dan berputar tegak.

2.2.2.1 Komponen – komponen Nut Elevator

Nut Elevator terdiri dari beberapa bagian utama yaitu :


 Motor penggerak
 Transmisi
 Rangka
 Timba biji

2.2.2.2 Prinsip Kerja Nut Elevator

Elevator timba bekerja dengan menggunakan timba. Jadi pemindahan


material yang dilakukan dengan timba secara menyekop melalui pintu masuk
(feed opening) pada tali casing atau langsung menyekop sambil bergerak, timba
diikatkan pada rantai atau sabuk dan bergerak secara bersirkulasi. Rantai
digerakkan oleh sprocket atau dengan pully bila memakai sabuk pengeluaran
material dilakukan melalui discharge opening atau dengan memanfaatkan gerakan
dari timba yang bersirkulasi. Penggerak utama dari pesawat pengangkut ini adalah
gear motor yang dihubungkan dengan transmisi dan dilanjutkan ke poros utama
sebagai penggerak timba.

2.3 Metode Pelaksanaan

2.3.1 Perhitungan Kapasitas Nut Elevator

Penggunaan alat pemindah bahan pada pabrik kelapa sawit merupakan bagian
yang sangat berperan penting dalam keberlangsungan pengolahan TBS hingga
menjadi minyak. Dimana penggunaan disesuaikan baik dari segi penggunaan
jenis, dan kecepatan daya hantarnya.

11
Kapasitas dalam perancangan nut elevator berperan sebagai pemasok
kebutuhan pengangkatan biji kelapa sawit untuk diproses selanjutnya, dimana
kapasitas nut elevator harus menyesuaikan kapasitas pabrik kelapa sawit.

Kapasitas nut elevator tergantung pada jumlah timba-timba yang ada pada
nut elevator tersebut. Untuk rancangan nut elevator ini akan dirancang dua unit
elevator dengan kapasitas yang sama, akan melayani pabrik kelapa sawit yang
berkapasitas 35 ton TBS / jam. Sesuai ketentuan pabrik dalam melakukan survey
lapangan untuk 100 kg TBS diketahui biji sawit yang diperoleh sebanyak 45 kg.

Maka untuk 35 ton = 35.000/ 100 x 45 kg = 15.750 kg

Maka kapasitas nut elevator dalam satu jam adalah 15.750 kg/jam.

Perancangan kapasitas nut elevator pada pabrik kelapa sawit mengangkat


jumlah biji kelapa sawit yang berkapasitas besar sehingga untuk menghemat
bahan dan energi, maka perancangan ini dirancang dua unit. Perancangan ini
dirancang dua unit nut elevator untuk melayani 15.750 kg / jam. Dimana masing-
masing nut elevator berkapasitas sebagai berikut :

Satu unit nut elevator = 15.750 / 2 = 7.875 ( kg / jam )

Maka kapasitas 1 unit elevator adalah 7.875 kg / jam.

2.3.2 Perhitungan Jumlah Timba Nut Elevator

Bucket conveyor atau biasa disebut Elevator adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan material dari bawah menuju ke atas dengan kemiringan
diatas 70⁰ dan tidak lebih dari 90⁰ . Bucket conveyor merupakan conveyor yang
bekerja secara continue yang termaksud kedalam jenis conveyor with pulling
member.

Maka jumlah timba :


(Z) = 2 x L / S
Dimana :
L = panjang Nut Elevator = 12 m
S = jarak timba = 100 cm

12
Z = jumlah timba
= 2 x 1.200 / 100
= 2 x 12
Z = 24 timba
Jumlah timba dalam perancangan tiap 1 unit Nut Elevator adalah 24 timba.
2.3.3 Perancangan Ukuran Timba

Timba biji merupakan bagian dari Nut Elevator, timba Nut Elevator ini
berfungsi untuk mengangkat biji kelapa sawit dari silo biji ke mesin pemecah biji,
timba-timba yang digunakan pada Nut Elevator ini ada beberapa jenis.
Jenis-jenis timba dapat dibagi tiga antara lain :
 Deep Bucket
 Shallow Bucket
 V Bucket

Pada perancangan Nut Elevator jenis timba yang dipakai jenis deep bucket
karena deep bucket mampu menampung lebih banyak isi dibandingkan dengan
timba lainnya. Dalam perancangan ini dalam satu jam 1 unit Nut Elevator
berputar 30 kali, maka kapasitas Nut Elevator untuk satu putaran :

9000 / 30 putaran = 300 kg/putaran

Sehingga untuk kapasitas dua Nut Elevator adalah 600 kg/putaran


Maka kapasitas satu timba adalah :

300 / 24 = 12.5kg/timba

Untuk 12,5 kg biji sawit membutuhkan volume timba adalah : Kapasitas timba /
berat jenis biji sawit
12.500 g / 1,1 g/cm3 = 11.363 cm3
Berat jenis biji sawit (nut) = 1,1 gr (survei dilapangan)
Untuk volume tiap 1 timba adalah :
Maka b = 20 cm3
L = 30 cm3
h = 20 cm3
V = b x L x h = 20 x 30 x 30 = 12.000 cm3
Diperoleh volume tiap satu timba adalah 12.000 cm3

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Analisis

Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan dapat


mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
 Kondisi pengangkutan (horizontal, vertikal, inklinasi)
 Jarak perpindahan material
 Kapasitas material yang ditangani
 Ukuran, bentuk, dan sifat material
 Harga peralatan tersebut

Dalam pengangkutan TBS pada pabrik kelapa sawit ini, pengangkutan


dilakukan secara vertikal yaitu dari bawah menuju ke atas sehingga digunakan
bucket elevator sebagai alat transportasi. Jarak pengangkutan pada pabrik kelapa
sawit pada jurnal adalah 12 m, sehingga dapat digunakan bucket elevator. Hal ini
sesuai dengan literatur dimana bucket elevator dapat digunakan untuk jarak
pengangkutan hingga 150 kaki (±45,72 m).
Jenis bucket yang digunakan yaitu deep bucket dimana jenis bucket ini
memiliki kapasitas yang besar dan dapat digunakan untuk mengangkut bahan
berbentuk bongkahan. Bucket yang digunakan terbuat dari baja karena sifatnya
yang kuat, tahan karat, dan mudah dibersihkan. Rangkaian bucket elevator juga
relatif sederhana sehingga biaya pembuatan lebih murah dan proses perawatan
lebih mudah.
Kekurangan dari penggunaan bucket elevator ini adalah kecepatan angkutnya
yang rendah, sehingga untuk menghemat bahan dan energi, serta untuk
menyesuaikan dengan kapasitas pabrik, bucket elevator pada jurnal ini dirancang
sebanyak dua unit.

14
3.2 Simpulan

Biji kelapa sawit pada pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 35 ton TBS/jam
diangkut dengan menggunakan nut / bucket elevator berkapasitas 7.875 kg/jam
dengan panjang lintasan 12 m dan jarak antar timba 100 cm. Jenis timba yang
digunakan yaitu Deep Bucket yang terbuat dari baja tahan karat dan memiliki
ukuran tinggi 20 cm.

15
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Irawan, D. 2017. “Perancangan Prototype Bucket Elevator”. Jurnal Ilmiah


Multitek Indonesia. 11 (1) : 1-5.

Seider, Warren D., Seader, J.D., Lewin, Daniel R. 2003. Product & Process
Design Principles. Second Edition. New York. John Wiley and Sons,
Inc.

Sitohang, Davit Christofel. Pardede, Saut P. 2022. “Perancangan Nut Elevator


untuk Pabrik Kelapa Sawit kapasitas 35 Ton TBS/Jam PT Perkebunan
Nusantara IV Unit Pabrik Kelapa Sawit Pasir Mandoge”. Jurnal
Teknologi Mesin UDA. 3 (1) : 117 – 127.

Suhendri, Ohen. Tamrin, Lanya, Budianto. 2014. “Rancang Bangun Bucket


Elevator Pengangkat Gabah. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 3 (1) :
17-18.

Sularso, Kiyokatsu S. 1978. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.


Jakarta. Pradnya Paramita.

16

Anda mungkin juga menyukai