Anda di halaman 1dari 18

MID OPERASI TEKNIK KIMIA 1

JENIS TRANSPORTASI PADATAN “APRON CONVEYOR”

FEBRIYANTI NANNA SAMPE TONDOK (4521044007)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di dalam industri, bahan-bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan


yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi
untuk mengangkut bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga
manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan
kerja dari karyawan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang
berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan
alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada :
 Kapasitas material yang ditangani
Setiap conveyor memiliki kapasitasnya masing-masing dan memiliki jenis
material apa yang mampu dan sesuai untuk masing-masing conveyor.
 Jarak perpindahan material
Jarak daripada pemindahan Material juga merupakan hal yang penting dan
diperhitungkan. Karena tidak semua conveyor di desain untuk jarak yang jauh.
Disamping itu setiap pabrik juga mempertimbangakan atas biaya yang
dikeluarkan.
 Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi
Sebelum menggunakan/memilih jenis conveyor apa yang akan digunakan,
tentunya harus terlebih dahulu mengetahui medan yang ada di lapangan, sehingga
saat penentuan penggunaan jenis conveyor tidak salah guna agar diperoleh hasil
yang efektif dan efisien.
 Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties)
Ada klafikasi tersendiri bagi tiap tiap jenis conveyor sesuai kapasitas dan
kemampuanya masing-masing.
 Harga peralatan tersebut.
Mengenai harga adalah keputusan pabrik setelah didiskusikan dengan matang .
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah ini akan di bahas tentang sistem
kerja Apron Conveyor, komponen - komponen Apron Conveyor, fungsi dan juga
keuntungan dan kerugian dari Apron Conveyor.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem kerja dari Apron Conveyor?
2. Apa saja komponen dari Apron Conveyor?
3. Apa fungsi dari setiap komponen Apron Conveyor?
4. Keuntungan dari kerugian apa saja bila memakai Apron Conveyor?
5. Bagaimana pemanfaatan pengaplikasian apron conveyor pada suatu industri?

1.3 Tujuan
1. Memahami sistem kerja Apron Conveyor.
2. Mengatahui komponen yang ada di Apron Conveyor.
3. Memahami fungsi dari setiap komponen Apron Conveyor.
4. Mengatahui keuntungan dan kerugian dari Apron Conveyor.
5. Mengetahui pemanfaatan pengaplikasian apron conveyor pada suatu industri.

1.4 Manfaat
1. Mengerti sistem kerja Apron Conveyor.
2. Mengerti komponen Apron Conveyor.
3. Dapat mengerti fingsi Apron Conveyor.
4. Bisa mengoptimalkan kerja dari Apron Conveyor
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Apron Conveyor

Apron conveyor adalah jenis banyang terbuat dari individu pelat apron yang
dihubungkan bersama dengan engsel di bagian bawahnya, sehingga menciptakan
suatu alat yang permukaan di lingkarkan di mana bahan dapat ditempatkan. Hal ini
memainkanperan penting dalam beberapa industri dengan yang digunakan untuk
memindahkan bahan yang berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain. Jenis conveyor
digunakan untuk memberikan sejumlah besar bahan di beberapa tahap produksi dan
sangat berguna untuk transportasi bahan besar dan berat.

Conveyor ini digunakan untuk memindahkan berbagai macam muatan curah dan
satuan secara horizontal maupun membentuk sudut inklinasi. Conveyor ini secara
luas digunakan di industri kimia, metalurgi, pertambangan batu bara, industri
permesinan dan banyak industri lainnya. Berbeda dengan belt conveyor, apron
conveyor lebih di tujukan untuk memindahkan material berat, bongkah besar,
abrasive, dan material panas (bahan cor, tempa, foundry sand). Apron conveyor
memiliki kapasitas pemindahan besar, yaitu 2000 ton/jam atau lebih karena
dilengkapi dengan papan peluncur dan rantai penarik yang kuat.

Geometri apron conveyor tidak jauh berbeda dengan belt conveyor, kecuali
bahwa susut inklinasinya dapat mencapai 45 derajat atau lebih, jika apron dilengkapi
dengan tranverse cleats atau stop dan transisi dari horizontal ke inklinasi dengan
radius kecil (5m-8m).Banyak industri menganggap konveyor apron menjadi garis
hidup dalam industri mereka, termasuk manufaktur, industri pertanian dan kimia.
Dalam industri manufaktur, konveyorini digunakan untuk menggerakkan bahan di
bagian yang berbeda dalam proses manufaktur; dalam industri pertanian, mereka
digunakan untuk menyampaikan butir. Sabuk apron dapat dibuat untuk memiliki
dinding yang bisa ideal untuk bahan bergerak tanpa wadah, seperti pakandan kerikil.
Dalam industri kimia, sabuk apron yang digunakan untuk memindahkan bahan
berbahaya yang mencegah pekerja dari penanganan mereka.

Gambar Apron Conveyor

2.2 Cara Kerja Apron Konveyor

Conveyor apron bekerja seperti trek dari tank tempur. Piring apron tungga l
tumpang tindih dan dihubungkan bersama untuk membentuk sabuk tertutup atau
rantai. Mekanisme, biasanya terdiri dari beberapa rol logam, ditempatkan di
dalam ban. Beberapa rol berisi pin atau gigi yang menghubungkan ke dalam
lubang atau alur yang dibangun di bawah piring apron. Ketika rol putar, gigi yang
terhubung ke lempen bergerak, yang kemudian bergerak apron conveyor belt
sepanjang rol. Tindakan ini mirip dengan ketika sprocket yang bergerak rantai
sepeda ketika pedal didorong. Operator dapat mengatur kecepatan dan arah
conveyor melalui mekanisme. Karena beltnya apron conveyor membentuk
lingkaran, dapat bekerja terus menerus selama mekanisme rol berubah.
2.3 Komponen dan Fungsinya

A. Bagian Mekanik

1) Drove Sprocket
Berfungsi untuk mentransmisikan daya dari motor penggerak ke roda gigi
penggerak melalui rantai conveyor sehingga apron/pan dapat bergerak.

Gambar Drive Sprocket

2) Pillow Block Bearing


Berfungsi sebagai rumah bearing yang mana ketebalan 1 in jack screw
agar akurasi poros bisa presisi.

Gambar Pillow Block Bearing


3) Drive and Tail Shaft
Berfungsi sebagai poros yang menghubungkan motor penggerak dengan
roda gigi yang menggerakkan belt dari apron conveyor.

Gambar Drive and Tail Shaft

4) Take up – Frames
Menggunakan bantalan bantal blok standar dan jack hidrolik tunggal
untuk kemudahan menyelaraskan bagian ekor poros dan pengumpan
tegangan rantai (untuk mengatur kekencangan rantai).

Gambar Take up – Frames


5) Pans
Berfungsi sebagai bagian untuk tempat meletakkan barang atau material
yang akan dipindahkan.

Gambar Pans
6) Drive Feeder
Sebagai reducer atau mengurangi dari kecepatan motor tetapi dapat
meninggatkan torsi yang besar.

Gambar Drive Freeder

7) Chains
Berfungsi untuk mentransmisikan daya dari motor ke drive sprocket
sehingga dapat menggerakkan pans.

Gambar Chains

8) Rollers
Berfungsi untuk menahan pans agar tidak bergerak ke arah yang
berlawanan sekaligus membantu menggerakkan pans pada saat ada
material.

Gambar Rollers

9) Tail Wheel
Berfungsi seperti sprocket untuk mentransmisikan daya dari motor
penggerak ke roda gigi penggerak melalui rantai conveyor sehingga
apron/pan dapat bergerak.

Gambar Tail Wheel

10) Main Frame


Kerangka utama yang menyangga apron conveyor, berbentuk cross-
bracing memberikan struktur yang sangat kaku mampu menahan tinggi
beban dan rentang panjang yang lebih besar.

Gambar Main Frame

11) Inlet Chute


Bagian untuk menuangkan material atau bahan sebelum dituangkan ke
pans atau wadah untuk menuangkan material ke conveyor.
Gambar Inlet Chute

12) Share Gate


Berfungsi mengatur besar kecil ukuran Inlet Chute sesuai dengan material
yang akan dipindahkan.

Gambar Share Gate

13) Croos Member


Kontruksi yang berfungsi untuk membantu menopang frame roller agar
tidak melengkung karena jarak yang panjang dan beban material yang
akan dipindahkan.

Gambar Croos Member

14) Frame Roller


Kerangka untuk menopang dari roller

Gambar Frame Roller


15) Head Chute
Sebagai tempat atau wadah untuk menampung material yang telah
dipindahkan.

Gambar Head Chute

16) Side Skirt


Dibuat dari pelat berat dengan mangan atau AR baja paduan liners pakai,
yang didukung oleh kolom vertical di ambang utama balok dan dapat
memiliki pelat penutup untuk melampirkan bahan.

17) Maintenance Doors


Untuk jalur akses ke semua rol di bagian dalam rangka utama jika
memerlukan perbaikan.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Apron Conveyor


 Kelebihan :
1) Dapat digunakan untuk material kasar, material berat, bongkah besar
dan abrasive.
2) Dapat untuk memindahkan material panas (bahan cor, tempa,
foundry sand).
3) Perawatan murah.
4) Dapat digunakan untuk kemiringan 25˚
5) Kapasitas pengangkutan hingga 100 ton/jam.
6) Kecepatan maksimum 100 ft/m.
7) Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang
besar.
 Kekurangan :
1) Kapasitas pengangkutan kecil.
2) Bekerja searah saja.
3) Kecepatan rendah.
4) Pembuatan rumit.
5) Biaya tinggi.
6) Konstruksi apron dan rantai yang berat.
PENGGUNAAN ALAT APRON CONVEYOR PADA PT INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA TBK

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (PT ITP) merupakan salah satu industri
yang bergerak di sektor industri proses, yang cakupannya dalam proses produksi
menerapkan ilmu-ilmu proses kimia dan fisika. Industri ini berkecimpung dalam
bisnis penyediaan bahan baku konstruksi yaitu semen, dengan kapasitas produksi
mencapai 22,8 juta ton semen/tahun (PT ITP, 2010).

Industri semen adalah salah satu industri yang dalam prosesnya membutuhkan
energi dalam jumlah besar. Pabrik semen yang menggunakan sistem proses kering
seperti plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Salah satu material yang
memiliki peranan sangat besar pada pabrik semen karena digunakan sebagai sumber
energi adalah batu bara. Pada PT ITP selain digunakan sebagai sumber bahan bakar
untuk sistem pembangkit listrik, batu bara juga digunakan sebagai bahan bakar pada
proses klinkerisasi maupun proses suspension preheater yang merupakan proses
utama dalam produksi semen (Sifiani & Sekar, 2010).

I. Proses Pembuatan Semen


Proses pembuatan semen pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 11
ini secara garis besar melibatkan beberapa unit proses, seperti pada gambar berikut :
Skema Proses Pembuatan Semen (PT, ITP 2010)

1. Mining Unit
Mining unit merupakan unit yang bertugas untuk mempersiapkan bahan baku
dalam pembuatan semen. Proses persiapan bahan baku ini dilakukan oleh
Mining Division yang meliputi tahapan penyediaan limestone, sandy clay, silica
sand, pyrite cinder, gypsum dan bahan additif lainnya. Penyediaan bahan baku
limestone dan clay diperoleh dari hasil penambangan yang berada di daerah
perbukitan sedangkan bahan baku silika, pasir besi dan gypsum didatangkan
dari luar pabrik atau selain dari hasil tambang juga digunakan limbah dari
pabrik sebagai contoh fly ash hasil pembakaran dari coal/batu bara (PT ITP,
2010).

2. Unit Produksi
Bahan baku semen terdiri dari batu kapur (limestone) sebesar 80%, tanah liat
sebesar 10%, pasir silica sebesar 9%, dan pasir besi sebanyak 1%. Pada proses
produksi semen dibutuhkan bahan baku yang kering, homogen dan
proporsional sebelum dikirim ke tanur pembakaran. Hasil pencampuran
tersebut dikenal dengan penggilingan semen untuk menghasilkan semen OPC
atau dicampur dengan additive lainnya untuk menghasilkan tipe semen lain.
Berikut proses pembuatan semen (PT ITP, 2010) :
a. Unit raw mill
Bahan baku yang diperoleh dari mining unit akan diolah pada raw mill
section untuk mendapatkan standar tepung baku (raw meal) yang
memenuhi persyaratan untuk dimasukkan ke dalam silo raw meal.
Diagram alir proses dari proses di raw mill dapat dilihat pada gambar
berikut :

Flow Diagram Raw Mill (PT ITP,2010)

b. Unit Burning and Cooling


Pada bagian ini bahan-bahan direaksikan sehingga membentuk klinker,
material yang sudah halus dikirim ke tempat pembakaran rotary kiln
dengan temperatur 14000 C. Sehingga menjadi klinker yang kemudian
didinginkan dan dikirim ke tempat penyimpanan. Proses homogenisasi
bertujuan untuk menghomogenkan campuran material sehingga proses
di rotary kiln tidak terlalu berat. Proses pendinginan dalam grate cooler
dilakukan dengan cepat agar komposisi tidak berubah. Pendinginan
yang lambat mendorong bertumbuhnya mineral klinker.
Proses pendinginan terbagi menjadi dua yaitu dari suhu 14000 C
menjadi 850 0 C-9000 C, dan pendinginan lebih lanjut sehingga suhu
klinker turun menjadi 750 C-1500 C. Klinker yang sudah melalui grate
cooler masuk ke apron conveyor dan bergabung dengan dust clinker
yang berasal dari electrostatis precipitator cooler dan bersama-sama
masuk ke bucket elevator kemudian melalui apron conveyor masuk ke
clinker silo.
c. Unit finish mill
Unit ini dilakukan agar mendapat semen dengan tingkat kehalusan
tertentu, memiliki kekuatan awal yang tinggi serta peningkatan kekuatan
beton pada tahap berikutnya. Klinker dibawa menuju hopper clinker
dengan bucket elevator, gypsum dan bahan additive diangkut dengan
belt konveyor menuju hopper masing-masing dan dalam perjalanan
klinker ditambah etilen glycol dengan perbandingan 1:6 yang berfungsi
untuk mencegah terjadinya ball coating. klinker dan bahan additive
keluar dari hopper kemudian ditimbang dengan weighing feeder dan
dibawa dengan belt conveyor menuju cement mill, pada cement mill
ketiga material tersebut mengalami penggilingan dengan bola-bola baja
sehingga suhunya menjadi naik dan suhunya tidak boleh melebihi 1200
C, agar fungsi retarder pada gypsum tidak hilang.
d. Unit packing
Dari cement silo diangkut dan dibawa dimasukkan kedalam vibrating
screen untuk memisahkan produk dari pengotor atau sampah yang
mungkin terbawa dalam semen. Produk semen hasil screening akan
masuk ke dalam bin kemudian dialirkan ke inline packer, untuk
mengurangi jumlah semen yang terbuang saat proses maka dipasang
screw conveyor pada masing-masing packer kemudian dialirkan ke
bucket elevator, semen yang telah dikemas dalam kantong akan
diangkut menuju truk pengangkutan melalui belt conveyor. Selain
dipacking dengan ukuran 40 kg, 50 kg terdapat juga kemasan dalam
kapasitas 1 ton, 1,5 ton, dan semen curah berkapasitas 15-20 ton.
DAFTAR PUSTAKA

Link diakses :

https://123dok.com/document/q20l1w6z-apron-conveyor.html

https://www.academia.edu/35641759/Apron_Conveyor

https://dupakdosen.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1358/tkimia-syahrul3.pdf?
sequence=1

https://sisformik.atim.ac.id/media/filejudul/604NURUL%20UMAMI.pdf

Anda mungkin juga menyukai