BELT CONVEYOR
Belt Conveyor adalah rangkaian ban berjalan yang dapat digunakan untuk
mengangkut material baik secara mendatar maupun secara miring (incline).
Fungsi dari belt conveyor adalah untuk mengangkut dan mencurahkan material
dengan kapasitas yang cukup besar. Belt conveyor dapat digunakan untuk
mengangkut material yang berupa unit load atau bulk material. Yang
dimaksud dengan unit load adalah benda yang biasanya dapat dihitung jumlahnya
satu per satu, misalnya kotak, kantong, balok, dll. Sedangkan bulk material adalah
yanng berupa butir, serbuk, seperti pasir, semen, dll.
lintasa, sedangkan kerugian penggunaan belt conveyor adalah belt tidak tahan
pada teperature di atas 200oC, jaraknya tergantung panjangnya, biaya relatif
mahal, sudut inklinasi terbatas.
Beberapa karakteristik dari belt conveyor adalah sebagai berikut ;
1. Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
hingga 18o.
Sabuk (bel) disanggah dengan plat roller untuk membawa bahan
Kapasitas tinggi
Multifungsi
Dapat beroperasi secara kontinu
Kapasitas dapat di atur
Kecepatannya hingga 600 ft/m
1. Drive System, drive system adalah bagian penggerak head pulley dengan
menggunakan motor listrik yang diteruskan ke gear reducer dengan coupling
diteruskan kembali ke head pulley. Kelengkapan alat ini ada yang dipasangi
dengan holdback untuk mencegah belt mundur saat berhenti ketika ada muatan,
ini digunakan pada belt conveyor yang menanjak. Pada bagian bawah head
pulley dilengkapi dengan belt cleaner, untuk membersihkan material yang
menempel pada belt setelah material dituangkan.
2. Conveying Component, conveying component terdiri dari head pulley, tail
pulley, take up pulley, idler roller dan rubber belt. Head pulley berguna untuk
menarik belt, sedangkan tail pulley untuk memutar balik belt dan take aup
pulley sebagai beban tetap yang menjaga ketegangan pulley agar didapatkan
friksi yang cukup sehingga tidak slip. Untuk idler yang terdiri dari carry roller,
return roller dan training roller. Carry roller untuk menahan material transport
di sisi atas sedang return roller untuk menahan belt yang kembali dari head
pulley dan training roller berfungsi sebagai self alignment roller yang bertujuan
agar belt tetap berada di tengah lintasannya. Rubber belt adalah komponen
utama untuk membawa material, dimana kekuatannya tergantung kepada
kapasitas material yang diangkutnya. Rubber belt terbuat dari karet yang
diperkuat oleh carcas. Carcas adalah rajutan dari benang nilon atau lainnya
yang sangat kuat, sedangkan untuk berlt dengan lintasan yang cukup jauh
dibutuhkan belt dengan kekuatan tarik yang cukup besar, sehingga belt ini
diperkuat dengan anyaman kawat baja. Rubber belt ini dibuat dengan panjang
tertentu, sehingga diperlukan sambungan, baik dengan sistem mechanical
ataupun vulcanized
60 . A. S . W
2000
Keterangan :
T
= Energi (ft.lb/menit)
= Faktor Friksi
Diameter idler
Faktor friksi
4 in
0.0375
5 in
0.036
LOKOMOTIF
6 in
0.030
7 in
0.025
Jenis alat angkut ini digunakan pada daerah yang relatif mendatar dengan
kemiringan maksimum 5% dengan jarak angkut sedang. Alat ini terdiri dari
lokomotif yang berfungsi sebagai penggerak untuk menarik rangkaian lori yang
berisi material yang bergerak di atas rel. Umumnya alat ini digunakan pada
tambang dengan tonase yang besar dan umur tambang yang lama.
Gambar 4. Lokomotif
Pemilihan penggunaan lori dan lokomotif didasarkan pada pertimbangan
pertimbangan berikut :
1.
2.
3.
4.
atau turbin dan selanjutnya disalurkan ke roda. Bahan bakar lokomotif uap
biasanya dari kayu bakar atau batubara.
2. Lokomotif diesel mekanis, menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga
yang kemudian ditransfer ke roda melalui tansmisi mekanis. Lokomotif ini
biasanya bertenaga kecul dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan
dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.
3. Lokomotif diesel elektrik, pada lokomotif ini mesin diesel dipakai untuk
memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai
untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda.
4. Lokomotif diesel hidraulik, lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel
untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidraulik untuk
menggerakkan roda.
5. Lokomotif listrik. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel
elektrik, tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel
transmisi di atas jallur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada
jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga
Berdasarkan cara mengosongkan muatan, lori dibedakan menjadi rear dumper,
bottom dumper, side dumper, dan overtunner dumper.
Hambatan hambatan yang terjadi pada pengangkutan dengan lokomotif menurut
daris formula adalah ;
1. Tram Resistance
29
0.0024
1.3+ +0.03 v+
w
wN
Hambatan untuk Gerbong
29
0.0034 A v 2
1.3+ +0.03 v+
w
wN
Hambatan untuk Gerbong Barang
29
0.085 A v 2
1.3+ +0.045 v+
w
wN
Dimana :
w = berat rata rata/as roda (ton)
N = Jumlah as roda
v = Kecepatan (mph)
A = Luas Area
2. Gradian Resistance = 20 lb/ton
3. Curve Resistance = 0.8 lb/ton per 1 derajat kelengkungan
Gaya Traksi Lokomotif (Tractive Effort of Locomotive), adalah gaya yang bekerja
pada batang penarik pada waktu lori ditarik oleh lokomotif. Untuk menghitungnya
digunakan rumus :
T =n ( W + L ) ( f . cos sin )+G( e . cos sin )
Dimana :
T = Tractive Effort (kg)
n = Jumlah Gerbong
W = Berat Gerbong Kosong (kg)
L = Berat Isi Gerbong (kg)
f = Koef. Gesek Gerbong (0.005-0.2)
e = Koef. Gesek Lokomotif (0.005-0.2)
G = Berat Lokomotif (kg)
= kemiringan jalan (naik maka sin +, turun maka sin -)
Daya Lokomotif (Horse Power of Locomotive), adalah daya (HP) yang
diperlukan untuk menjalankan lokomotif. Dapat dihitung dengan rumus :
N=
T .v
75.
Dimana :
N = Daya Lokomotif (HP)
T = Tractive Effort (kg)
= Efisiensi motor (0.8-0.9)
III.
HOISTING SYSTEM
Pada umumnya hoisting system adalah cara pengangkutan yang dilakukan
Gambar 6. Drum
ini
sangat
membutuhkan
energi
yang
untensif
mampu menarik berat skip atau cage, menarik berat muatan, mengatasi friksi pada
wheel dan drum, menahan berat wire rope sepanjang kedalaman shaft. Motor
untuk menggerakkan drumnya ditentukan dayanya berdasarkan kemiringan dan
kedalaman shaft, berat cage, jarak hoisting, kecepatan, dimensi drim, berat wire
rope.
Untuk menghitung berat muatan yang dapat diangkut cage dapat dihitung
dengan rumus :
D
+0.4 v +12
V
SI =
3600
TPH
Dimana
SI
TPH
d=
Dimana
SL
SW
= jumlah rope
SF
= Safety Factor
K1
41.8
46.0
61.6
Tabel 2. Faktor Rope
K2
0.00084
0.00040
0.00122
Pemilihan wire rope pada sistem hoisting bergantung pada harga SF yang akan
diambil, setiap wire rope memiliki Breaking Strength dan wire rope tersebut
mampu mengatasi beban yang ditarik. Kemampuan wire rope untuk menarik
beban dinamakan Rope Pull Static (RPS). Untuk menghitung RPS menggunakan
rumus :
RPS=[ ( x + y + z ) sin ]+ [ ( y + z ) cos 0.025 ] + [ 0.1 x . cos ]
Dimana
Breaking Strength
RPS