Anda di halaman 1dari 18

Cement Transport (equipment 591)

Cement transport (material handling), mempunyai peranan penting dalam


berbagai aktivitas industri saat ini. Dimana suatu alat pemindah material dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi waktu. Dengan kata lain jika suatu
industri tidak mengatur perancangan alat pemindah material dengan baik maka
aktivitas - aktivitas proses produksinya juga dapat terganggu dan tidak berjalan
dengan baik. Maka oleh karena itu pemilihan jenis alat pemindah material yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang meliputi
kapasitas yang diinginkan dan daerah pemindahan material. Beberapa alat
pemindah bahan yang diguanakn di PT. Semen Bosowa Banyuwangi.
1. Bucket elevator
Bucket elevator merupakan alat pengangkut material curah yang ditarik
oleh belt atau rantai tanpa ujung dengan arah lintasan yang biasanya vertikal,
serta pada umumnya ditopang oleh casing atau rangka.

Bucket elevator merupakan jenis alat pengangkut yang memanfaatkan


bucket yang tersusun dengan jarak antar timba yang seragam dan beraturan.
Dalam melakukan kerjanya bucket elevator memiliki 2 sistem kerja, sistem
pemasukan dan sistem pengeluaran yang ditunjukan pada gambar dibawah ini :

a. Sistem pemasukan
Sistem pemasukan pada Bucket elevator pada umumnya dirancang
tergantung pada material yang diangkut. Pada umumnya sistem yang
dipakai yaitu penyekopan material pada bucket.

b. Sistem pengeluaran
Sistem pengeluaran pada bucket elevator pada umumnya menggunakan
prinsip sentrifugal, dimana material tersebut akan terlempar keluar ke
tempat yang telah diperhitungkan. Melalui gaya gravitasi material akan
jatuh pada wadah penampungan yang telah disiapkan.

Bucket elevator dapat digunakan untuk menaikan material dengan


ketinggian sampai 50 meter, kapasitasnya dapat mencapai 50 m3/jam, dan
kontruksi dapat mencapai posisi vertikal. Bucket elevator dapat di kelompokkan
menjadi 2 yang digunakan pada PT. Semen Bosowa Banyuwangi, yakni :
a. Berdasarkan sistem transmisi
Berdasarkan sistem transmisi bucket elevator dibedakan menjadi dua macam :
1) Menggunakan transmisi belt, hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Faktor material yang diangkut. Bila material terlalu tinggi ( > 150
Celcius), belt akan mengalami pemuaian panjang sehingga kekuatanya
menurun.

b) Faktor transmisi yang dihantarkan. Jika material yang diangkut berupa


serbuk maka ada kemungkinan serbuk halus masuk ke sisi permikaan
pully penggerak sehingga dapat terjadi slip pada pully dan belt
c) Faktor perawatan. Belt lebih banyak memerlukan perawatan akibat
robek dan suhu operasi yang tinggi .
2) Menggunakan transmisi rantai ,hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Kemungkinan terjadi muai panjang akibat suhu tinggi material relatif
kecil.
b) Kemungkinan terjadi slip pada sistem transmisi sangat kecil karena
roda pengerak menggunakan sproket sehingga daya motor diteruskan
dengan baik.
c) Perawatan lebih sedikit karena kemungkinan terjadi kerusakan pada
rantai relatif kecil
d) Usia pakai lebih lama.
b. Berdasarkan sistem Discharge-nya

Types of Bucket elevator


Berdasarkan sistem discharge, bucket elevator dibedakan menjadi:
1.

Centrifugal Discharge Elevator


Merupakan sistem discharge yang memanfaatkan gaya sentrifugal.
Jarak transportasi dapat mencapai 75 feet (22.86 m) dengan kecepatan
mencapai 70 sampai 125 m/min. Bucket elevator tipe ini memiliki bucket
yang terpasang pada belt dengan jarak tertentu. Alat ini cocok untuk

mengangkut material bersifat free flowing, fine or small lump material seperti
grain, pasir atau zat kimia yang kering.
2.

Positive Discharge Elevator


Bucket elevator jenis ini sama dengan centrifugal discharge elevator,
hanya saja jenis ini memiliki puli atau roda gigi tambahan di bagian bawah
discharge spout yang berfungsi untuk membantu pengeluaran bahan.
Kecepatan putar relatif lebih kecil bila dibandingkan yang lain sehingga
untuk kapasitas yang sama maka diperlukan ukuran ember yang lebih besar
atau jarak ember diperkecil, kecepatannya mencapai 35 sampai 40 m / min.
Bucket jenis ini digunakan untuk mengangkut bahan yang cenderung
mudah mengalir atau yang berukuran agak kasar.

3.

Continuous Discharge Elevator


Untuk bucket elevator jenis ini, bucket disusun saling berimpitan satu
sama lain. Hal ini berguna untuk mendapatkan discharge yang kontinyu.
Bucket yang digunakan untuk jenis ini diberi bentuk sehingga ketika belt atau
rantai melewati head pulley, ujung flens dari bucket dapat bertindak sebagai
saluran yang mengarahkan material ke discharge spout. Bucket elevator jenis
ini memiliki kecepatan 30 sampai 50 m / min lebih lambat dibandingkan jenis
centrifugal discharge elevator.

Komponen Utama Bucket elevator Beserta Fungsinya


Komponen utama dari Bucket elevator adalah
a. Sprocket dan Chain
Sprocket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai, track,
atau benda panjang yang bergerigi lainnya. Sproket berbeda dengan roda gigi;
sproket tidak pernah bersinggungan dengan sprocket lainnya dan tidak pernah
cocok. Sproket juga berbeda dengan puli di mana sproket memiliki gigi
sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi.
Sedangkan chain (rantai) adalah sejumlah link kaku yang berengsel dan
disambung oleh pin yang berfungsi untuk meneruskan daya dari motor
melalui perputaran sprocket pada saat yang sama.

Sprocket Dan Chain


b. Bucket
Bucket adalah alat yang berfungsi mengangkut material dari feed hopper
untuk kemudian didistribusikan dengan menggunakan belt menuju discharge
spout. Secara umum bucket elevator terdiri dari bucket yang dibawa oleh
rantai atau belt yang bergerak. Bucket yang digunakan memiliki beberapa
bentuk sesuai dengan fungsinya masing masing yakni :
1) Minneapolis Type ( Deep bucket )
Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk
mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat.

Minneapolis Type
2) Shallow bucket
Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material
yang cenderung lengket.

Shallow Bucket
3) V-type Bucket
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan
material yang berat.

V-Type Bucket
c. Motor listrik
Motor listrik adalah sebuah alat yang terdiri dari kumparan dan magnet
dan memiliki fungsi untuk mengubah energy listrik menjadi energy mekanik.

Motor Listrik
Motor listrik terbagi menjadi dua yakni :
1) Motor DC
Motor listrik DC adalah motor yang penggeraknya berdasarkan
sumber tegangan DC (Direct Current) seperti battery dan accu. Namun
secara prinsip masih sama dengan motor AC. Motor DC digunakan pada
penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
2) Motor AC
Motor listrik AC adalah sebuah motor yang mengubah arus listrik
menjadi energi gerak maupun mekanik daripada rotor yang ada di
dalamnya. Motor listrik AC tidak terpengaruh kutub positif maupun
negatif, dan bersumber tenaga listrik.
d. Feed hopper
Feed hopper adalah sebuah corong dimana material seperti biji kakao
masuk untuk kenudian di angkut oleh bucket menuju discharge spout.

Feed Hopper

e. Discharge spout
Merupakan tujuan akhir dari bucket. Dimana, melalui corong ini
material akan keluar menuju ke proses produksi selanjutnya.

Discharge Spout
f. Belt

Belt adalah salah satu dari sistem transmisi selain transmisi rantai.
Berfungsi untuk menghubungkan dua poros yang berjauhan. Menurut Larry dkk
(1994),Belt memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Mereka bisa dipakai untuk jarak sumbu yang panjang
2. Karena slip dan gerakan belt yang lambat, perbandingan kecepatan sudut
antara Bila menggunakan belt yang datar, aksi klos bias didapat dengan
menggeser belt dari puli yang bebas ke puli yang ketat
3. Bila belt V dipakai, beberapa variasi dalam perbandingan kecepatan sudut bias
didapat dengan menggunakan puli kecil dengan sisi yang dibebani pegas.
Diameter puli kemudian merupakan fungsi dari tegangan belt dan dapat di
ubah-ubah dengan merubah jarak sumbunya
4. Sedikit penyetelan atas jarak sumbu biasanya diperlukan sewaktu belt sedang
dipakai
5. Dengan menggunakan puli yang bertingkat, suatu alat pengubah perbandingan
kecepatan yang ekonomis bias didapat.
Belt dibagi menjadi tiga macam, yaitu : belt rata, belt-V, dan belt bulat
(tali). Belt dbuat dari bahan yang kuat, fleksibel,dan tahan lama (durable).
Penggolongan belt menurut bahannya adalah belt kulit, belt katun,belt karet, dan
belt balata (Suryanto, 1995).

Penampang Belt
a. BELT DATAR/ RATA
Menurut Elemen Mesin II, Ir.I Made Rasta,2005,hal 50, belt
penggerak datar memberikan fleksibel, menyerap hentakan, pemindahan
kekuatan yang efisien pada kecepatan tinggi, tahan tehadap kikisan panas

dan harganya murah. Selain itu belt datar ini juga dapat dipakai pada puli
yang kecil. Kelemahan dari belt ini adalah karena belt ditentukan untuk
tekanan yang tinggi, maka menyebabkan beban yang besar bagi batalan .
Adapun tipe dari belt penggerak datar ini yaitu :
1. Belt terbuka
Belt ini digunakan untuk menghubungkan dua poros sejajar dan
berputar dengan arah yang sama. Jika jarak diantara kedua sumbu besar, maka
sisi kencang belt ditempatkan pada bagian bawah.
2. Belt silang

Belt ini digunakan untuk dua poros sejajar dengan putaran berlawanan
arah. Untuk menghindari sobekan keausan, jarak kedua poros maksimum 20b,
dimana b adalah lebar belt dengan kecepatan di bawah 15 (m/s2)
3. Belt perempat putaran
Digunakan pada poros yang tegak lurus dan berputar pada satu arah
tertentu. Jika dikehendaki arah lain maka perlu puli pengarah. Untuk mencegah
lepasnya belt, lebar bidang singgung puli harus lebih besar atau sama dengan 1,4
lebar belt.
4. Belt dengan puli pengencang
Belt ini digunakan pada poros sejajar dengan sudut kontak kecil pada puli
kecil.

5.

Belt kompon
Digunakan untuk meneruskan daya dari poros satu ke poros lainnya melalui

beberapa puli.
6. Belt bertingkat
Digunakan jika dikehendaki perubahan kecepatan poros yang digerakkan
pada waktu poros penggerak berputar pada kecepatan konstan.
7. Belt dengan puli pelepas
Digunakan jika dikehendaki menjalankan atau menghentikan poros mesin
tanpa mempengaruhi puli penggerak. Puli yang terpasang pada mesin disebut Fast
Pulley, dan puli yang berputar bebas disebut Loose Pulley
b. BELT-V
Belt-V terbuat dari karet dengan penampang trapezium, yang di dalamnya
terdapat tenunan tetoron atau sejenisnya sebagai inti untuk memberikan
kekuatan tarik yang besar. bentuk trapesium ini memberikan gaya gesekan
yang besar, yang semakin besar lagi pada pelengkungan belt waktu melilit
puli. Jenis dan ukuran belt V digolongkan menjadi tipe A, B, C, D, dan Eyang
menunjukkkan ukuran dan kegunaan sesuai dengan daya belt yang
direncanakan.
Keuntungan menggunakan belt penggerak V adalah :
i.
ii.
iii.
iv.
v.

Rasio kecepatannya besar


Tahan lama (3-5 tahun)
Mudah memasang dan melepas
Tidak bersuara
Dilengkapi dengan penyerap hentakan antara poros penggerak dengan
poros yang digerakkan

Spesifikasi Belt-V
3.3 Prinsip Kerja Bucket elevator
Ketika motor berputar, putaran dari poros akan terdistribusikan ke sprocket
pada bucket elevator head melalui rantai. Sehingga menggerakkan poros dan
puli yang ada di bucket elevator head yang menyebabkan belt ( belt ) akan
berputar menuju feed hopper yang terdapat pada bagian bawah bucket elevator
( boot ) untuk mengambil material curah yang masuk dari feed hopper.
Kemudian material tersebut ditangkap oleh bucket untuk kemudian di angkut
hingga mencapai bucket elevator head dan material di buang ke discharge spout
untuk di simpan di tanki ( silo ) atau di distribusikan ke mesin produksi yang lain
seperti winnower , micronizing, camas, scalparator, classifier,dll.
2. Screw conveyor
Screw conveyor merupakan salah satu perlengkapan produksi pada
suatu pabrik kelapa sawit. Alat ini memiliki ulir dan arah putaran searah jarum
jam. Dimana masing-masing ulir antara satu dengan yang lainnya mempunyai
jarak yang sama. Dimana fungsinya adalah untuk memindahkan atau
mentransfer buah maupun ampas kelapa sawit.

Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi
suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.
Macam-macam flight adalah Sectional flight, Helicoid flight, dan Special
flight. Ketiga itu terbagi atas cast iron flight, ribbon flight, dan cut flight.
Konveyor berflight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan tiap
pisau berpilin satu putaran penuh dengan cara disambung tepat pada tiap ujung
sebuah pisau dengan dilas sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan
yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin
mengelilingi suatu poros. Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu
disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan
berikutnya. Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi
adalah flight cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah
konveyor. Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight. Untuk
mengaduk digunakan cut flight. Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa,

yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan


potongannya ke berbagai arah.
Prinsip kerja
Alat ini terdiri dari baja yang memiliki spiral atau helical fin yang tertancap pada
shaft dan terputar dalam suatu saluran berebentuk U (through) tanpa
menyentuhnya sehingga helical fin mendorong material ke trough. Shaft
digerakkan oleh motor gear. Conveyor dibuat dengan ukuran panjang 8-12 ft yang
dapat bersatu untuk memperoleh panjang tertentu. Diameternya bervariasi dari 3
sampai 24 in. Saluran (through) berbentuk setengah lingkaran dan disangga oleh
kayu atau baja. Pada akhir ulir biasanya dibuat lubang untuk penempatan as dan
drive end yang kemudian dihubungkan dengan alat penggerak.
Elemen screw conveyor disebut flight . bentuknya helical atau dengan modifikasi
tertentu. Untuk helicoids flight bentuknya berupa pita memanjang dan dengan alat
penyangga pada masing-masing belitan dan berakhir pada as sentral.
Screw conveyor memerlukan sedikit ruangan dan tidak membutuhkan mekanik
serta membutuhkan biaya yang sedikit. Material bercampur saat melewati
conveyor. Pada umumnya srew conveyor dipakai untuk mengangkut bahan secara
horizontal. Namun bila diinginkan dengan elevasi tertentu bisa juga dipakai
dengan mengalami penurunan kapasitas 25-45% dari kapasitas horisontalnya.
Elevasi 100 terjadi penurunan kapasitas 15%, Elevasi 150 terjadi penurunan
kapasitas 20% dan Elevasi 200 terjadi penurunan kapasitas 40%

Komponen Screw Conveyor

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Screw conveyor drive, motor mount, V belt drive dan guard.


End plate untuk screw conveyor drive.
Palung dengan fitted discharge spout.
Trough / Palung atau palung berfungsi sepenuhnya sebagai wadah/rumah
yang menyertakan bahan dan disampaikan dengan bagian-bagian yang

berputar (screw conveyor).


5. End plate untuk ball bearing.
6. Seal plate, flanged ball bearing unit dan tail shaft.
7. Screw berputar dengan halus memutar materi kesamping didalam palung
atau troughs (U).
8. Screw dengan bare pipe at discharge end. Hanger dengan bearing dan
coupling shaft menghubungkan dan mengirimkan motion untuk screw
conveyors berikutnya.
9. memberikan dukungan, mempertahankan allignment dan bertindak
sebagai permukaan bantalan.
10. Flanged cover with inlet.
11. Flanged covers with buttstrap.
Fungsi Screw Conveyor
Bahan yang dapat dipindahkan dengan screw conveyor terbatas pada bahan curah
yang ukurannya tidak terlalu besar (butiran kecil) sampai bahan yang berbentuk
serbuk maupun cair. Screw conveyor tidak dapat digunakan untuk pemindahan
bahan bongkah besar (large-lumped), mudah hancur (easily-Screw Conveyor
crushed), abrasive, dan material mudah menempel (sticking materials). Beban
yang berlebihan akan mengakibatkan kemacetan, merusak poros, dan screw
berhenti. Screw conveyor digunakan untuk memindahkan material kecil seperti

butiran, aspal, batubara, abu, kerikil dan pasir. Tipe khusus yaitu ribbon conveyor
dimana tidak ada pusat helical fin, cocok digunakan untuk lem, cairan kental
seperti molasses, tas panas dan gula. Screw conveyor banyak dipakai pada indutri
seperti :
i. Industry kimia seperti Titanium dioxide, carbon black, calcium carbonate,
powdered lime, rubber, detergent powders and sulphur dan lain-lain.
ii. Makanan seperti Cake mixes, soup mixes, gravy mixes, cocoa powder, keju,
permen, susu bubuk, frozen or raw vegetables, fruits and nuts.
iii. Kosmetik dan obat-obatan seperti bedak, titanium dioxide, zinc oxide, clay,
calcium carbonate.
1.

Kelebihan Screw conveyor


Adapun kelebihan dari screw conveyor adalah sebagai berikut:
a. Dapat digunakan sebagai pencampur bahan disamping fungsi
utamanya sebagai pemindah bahan
b. Dapat mengeluarkan material pada beberapa titik yang dikehendaki.
Hal ini penting bagi material yang berdebu (dusty) dan material panas,
material yang berbau.

2. Kekurangan Screw conveyor


Adapun kekurangan screw conveyor adalah sebagai berikut:
a. Tidak dapat digunakan untuk pemindahan bahan bongkah besar (largelumped), mudah hancur (easily-crushed), abrasive, dan material mudah
menempel

(sticking

materials).

Beban

yang

berlebihan

akan

mengakibatkan kemacetan, merusak poros, dan screw berhenti.


Screw Conveyor
c. Screw pada conveyor ini mengakibatkan adanya gesekan material terhadap screw
dan through yang berakibat pada konsumsi daya yang tinggi. Oleh karena itu
screw conveyor digunakan untuk kapasitas rendah sampai sedang (sampai 100
m3/jam) dan panjang biasanya 30 sampai 40 m.
3. Air Slide
Fungsi Air Slide

Air slide atau pneumatic gravity conveyor sangat hemat dalam pengoperasiannya,
yaitu dengan cara mentransport material ke arah menurun saja (sekitar 6 14
derajat), sehingga udara yang dibutuhkan juga lebih sedikit. Air slide sampai saat
ini masih digunakan dan sangat efisien untuk material powder.
B. Prinsip Kerja dan Bagian Utama
Material yang diransport dalam bentuk powder kering dengan suhu terbatas sesuai
dengan bahan canvas, maksimum sampai 340 O C. Material yang ditransport
diumpankan ke atas bagian PGC melalui sebuah inlet. Blower akan meniupkan
udara melalui kamar bagian bawah dan menembus canvas sehingga material akan
terfluidisasi. Air slide terdiri dari box memanjang dengan sekat 27 mendatar oleh
bahan porous yang terbuat dari canvas atau keramik, dimana pada ruang bawah
diberi udara bertekanan sehingga menghembus melalui pori-pori bahan porous
menuju material yang berakibat material bergelembung seolah terangkat dan
menjadikan efek fluidization yang memudahkan mengalir secara gravitasi seperti
aliran air.
C. Air Slide Box
Box air slide biasanya terbuat dari plat baja memanjang dan ditopang pada jarak
tertentu dilengkapi dedusting system agar memberikan efek negatif pada ruangan,
sehingga memudahkan material mengalir. Udara yang diberikan pada ruang udara
air slide sekitar 1.3 1.6 m3/min dan tekanannya relatif rendah, yaitu 0.1 0.4
kg/cm2. Ini dapat diperoleh dari blower atau centrifugal fan.
D. Air Slide Canvas
Untuk bahan canvas ada beberapa macam dan disesuaikan dengan suhu aplikasi,
diantaranya :
Cotton fabric tahan temp. 135O C.
Polyester fabric tahan temp. 175O C.
Fiberglass fabric tahan temp. 340O C.
Air supply secara umum dihasilkan oleh centrifugal Fan berdasarkan konsumsi
udara yang dibutuhkan untuk sistem transport.
Keuntungan

Gaya konsumsi rendah


Volumenya besar
Tanpa lubrikasi
Sedikit debu
Kebisingan redah
Operasi Aman
Spare parts sedikit
Kerugian
Tidak cocok untuk ukuran partikel kasar atau besar
Tidak cocok untuk pengangkutan vertikal
Dibutuhkan kemiringan

Anda mungkin juga menyukai