Mata Kuliah
TEKNOLOGI PENGGERAK
Dosen Ir. Soedjatmiko, M.Sc.
Disusun Oleh :
ZUFRI HASRUDY SIREGAR
NIM. 07/262281/PTK/4446
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................... i
PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1) Conveyor....................................................................................................... 1
2) Belt Conveyor...............................................................................................
2
2. Motor AC .......................................................................................................
8
2.1 Motor sinkron ........................................................................................ 8
2.2 Motor induksi ......................................................................................... 9
i
PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGGERAK ................................................... 38
A. Motor DC Servo ................................................................................................ 38
DAFTARPUSTAKA ……………………………………………………………… 45
1.Conveyor
2.Klasifikasi Conveyor
Secara umum jenis/type Conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Belt Conveyor
Chain Conveyor :
• Scraper Conveyor
• Apron Conveyor
• Bucket Conveyor
• Bucket Elevator
Screw Conveyor
Pneumatic Conveyor
TUGAS TEKNOLOGI PENGGERAK 1
ZUFRI HASRUDY SIREGAR
Dosen Ir. Soedjatmiko, M.Sc
ALAT TRANSPORTASI
Belt Conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana. Alat
tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang
digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet,
plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut.
Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam
yang tahan terhadap panas.
Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :
• Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai
dengan 18.
• Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.
• Kapasitas tinggi.
• Serba guna.
• Dapat beroperasi secara continiue.
• Kapasitas dapat diatur.
• Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.
• Dapat naik turun.
• Perawatan mudah.
Ketiga jenis bucket tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
• Sectional flight
• Helicoid flight
• Special flight,
• terbagi:
• cast iron flight
• ribbon flight
• cut flight
Konveyor berfiight section (Gambar 2.6-a) dibuat dari pisau-pisau pendek yang
disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap
ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah
pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin
mengelilingi suatu poros (Gambar 2.6-b). Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight
itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan
berikutnya. Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah
flight cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor
(Gambar 2.6-c). Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar 2.6-d).
Untuk mengaduk digunakan cut flight (Gambar 2.6-e). Flight pengaduk ini dibuat dari flight
biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan
potongannya ke berbagai arah.
Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya
konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek
disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan
pilinannya.
9
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan
konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah
konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi (Gambar 2.7).
Gambar 2.6 Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut
Flight
Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja (Gambar 2.8), Panjang sebuah
wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana (Gambar 2.8-a) hanya
bagian dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-
sisi lurus lainnya terbuat dari kayu.
Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun
sehingga sesuai dengan panjang konveyor. Gambar 2.8-b menunjukkan wadah yang
lebih rumit yang konstruksinya semuanya terbuat dari besi.
10
Perlu diketahui bahwa poros konveyor harus digantung pada persambungan yang
tetap sejajar. Dua buah persambungan dibuat pada ujung wadah, dan sepanjang wadah
harus tetap ada hanger atau penahan, Biasanya ada sebuah hanger untuk tiap bagian.
Gambar 2.9 menunjukkan beberapa tipe hanger. Gbr 2.9-a menunjukkan tipe paling
sederhana dan paling murah. Gbr 2.9-b menunjukkan tipe yang mempunyai persambungan
terpisah dan ditempatkan di wadah baja. Bentuk yang lebih rumit mempunyai
persambungan yang dapat disetel dan juga dengan cara meminyaki yang lehih baik.
Jika bahan yang diangkut konveyor bersentuhan dengan persambungan hanger,
seringkali minyak atau pelumas tidak dapat dipakai karena akan mencemari bahan
tersebut, dan wadah kayu akan basah oleh minyak. 0leh karena itu, wadah dalam hanger
dibuat dari besi putih cor (Gbr 2. 9-c) sehingga tempat bergerak dapat digunakan walaupun
tanpa pelumas.
Ujung dari wadah konveyor disebut box ends . Umumnya box ends awal berbeda
konstruksinya dengan box ends akhir. Box ends awal memiliki roda gigi (gears)
bevel untuk memutar poros konveyor.
11
12
2.4 Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk
bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis
konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara.
Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain:
• Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.
• Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar.
• Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu.
Pada tipe yang sederhana (Gambar 2.11), sebuah pompa cycloida akan
menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem
pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat dipindahpindahkan
ujungnya.
Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk
suspensi akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa.
Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa
dan debu ini juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu
adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan
diantara siklon dan pompa.
Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang
kebersihannya harus tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti
soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak mengandung zat-zat
beracun seperti timbal dan arsen.
Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang
berbentuk bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang
sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelok- kelok atau
jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor lainnya
menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi.
Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada
kecepatan tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk
mengangkut tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat
bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain.
13
Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar
dibanding jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-
perhitungan pada konveyor pneumatik sama sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang
tidak terdapat di luar data-data peralatan pabrik.
14
BAN KONVEYOR KONVEYOR KONVEYOR
PERJALAN APRON FLIGHT SEKRUP
Kapasitas pengankutan
9ton/jam) jika berat 2160 100 360 150
bahan 50 lb/ft3
15
PEMBAHASAN MOTOR LISTRIK
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama (Gambar 1):
• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan
mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok (BEE India, 2004):
• Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa
displacement konstan.
• Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah
pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
16
• Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
Komponen motor listrik bervariasi untuk berbagai jenis motor, dalam bab 2 dijelaskan
untuk masing-masing motor.
Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: DC dan motor.
Dafar para pemasok motor listrik tersedia di www.directindustry.com/find/electric-
motor.html.
17
1. Motor DC
18
Gambar 3. Sebuah motor DC (Direct Industry, 2005)
19
Gambar 4: Karakteristik Motor DC Shunt
(Rodwell International Corporation, 1999)
20
Gambar 5: Karakteristik Motor Seri DC
(Rodwell International Corporation, 1999)
21
2 Motor AC
a. Komponen
• Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor .Rotor kandang tupai
terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-
petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada
kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek. Lingkaran rotor
yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi.
Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat
pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin
kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel
padanya.
• Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar
120 derajat
23
• Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan
stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah
rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan
motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin,
mesin cuci dan engering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai
4 Hp.
• Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan
daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor
(walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan
sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri
menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor,
jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan
Hp.
% Slip = N s - N b x 100
Ns
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
24
d. Hubungan antara beban, kecepatan dan torque
Gambar 9 menunjukan grafik torque-kecepatan motor induksi AC tiga fase
dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003):
• Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan
torque yang rendah ("pull-up torque").
• Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada tingkat tertinggi
("pull-out torque") dan arus mulai turun.
• Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator
turun ke nol.
Motor mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk melayani beban
tertentu. Pada proses ini, kehilangan energi ditunjukkan dalam Gambar 11.
25
Gambar 10 . Kehilangan Motor (US DOE)
Efisiensi motor ditentukan oleh kehilangan dasar yang dapat dikurangi hanya
oleh perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi. Kehilangan dapat
bervariasi dari kurang lebih dua persen hingga 20 persen. Tabel 1
memperlihatkan jenis kehilangan untuk motor induksi.
Persentase kehilangan
Jenis kehilangan total
(100%)
Kehilangan tetap atau kehilangan inti 25
Kehilangan variabel: kehilangan stator I R2 34
Kehilangan variabel: kehilangan rotor I R 21
Kehilangan gesekan & penggulungan ulang 15
Kehilangan beban yang menyimpang 5
26
Motor Listrik
Penggulungan ulang motor dapat mengakibatkan penurunan efisiensi
beban, seperti yang dijelaskan dibawah .Terdapat hubungan yang jelas antara
efisiensi motor dan beban. Pabrik motor membuat rancangan motor untuk
beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien pada beban 75%.
Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi turun dengan cepat seperti
ditunjukkan pada Gambar 11. Mengoperasikan motor dibawah laju beban
50% memiliki dampak pada faktor dayanya. Efisiensi motor yang tinggi
dan faktor daya yang mendekati 1 sangat diinginkan untuk operasi yang
efisien dan untuk menjaga biaya rendah untuk seluruh pabrik, tidak hanya
untuk motor.
27
• Motor yang berukuran antara 10 hingga 300 HP
• Dua jenis motor: motor anti menetes terbuka/ open drip-proof (ODP) dan
motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total/ enclosed fan-cooled
motor (TEFC)
• Tingkat beban 25%, 50%, 75% dan 100%.
Lembar fakta juga menjelaskan tiga kategori metode yang lebih canggih
untuk mengkaji efisiensi motor: peralatan khusus, metode perangkat lunak, dan
metode analisis. Dengan kata lain, survei terhadap motor dapat dilakukan untuk
menentukan beban, yang juga memberi indikasi kinerja motor. Hal ini
diterangkan dalam bagian berikut.
Terdapat tiga metode untuk menentukan beban motor bagi motor yang
beroperasi secara individu:
• Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai
perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat analisis daya)
dan nilai daya pada pembebanan 100%.
• Pengukurann jalur arus. Beban ditentukan dengan membandingkan
amper terukur (diukur dengan alat analisis daya) dengan laju amper.
Metode ini digunakan bila faktor daya tidak dketahui dan hanya nilai
amper yang tersedia. Juga direkomendasikan untuk menggunakan
metode ini bila persen pembebanan kurang dari 50%
• Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang
28
terukur bila motor beroperasi dengan slip untuk motor dengan beban
Dimana,
Beban = Daya keluar yang dinyatakan dalam % nilai daya
penuh. Ketelitian metode ini terbatas namun dapat dilakukan dengan
hanya penggunaan tachometer (tidak diperlukan alat analisis daya).
Karena pengukuran daya masuk merupakan metode yang paling
umum digunakan, maka hanya metode ini yang dijelaskan untuk
motor tiga fase.
Alat analisis daya dapat mengukur nilai daya secara langsung. Industri
yang tidak memiliki alat analisis daya dapat menggunakan multi-
meters atau tong-testers untuk mengukur tegangan, arus dan faktor
daya untuk menghitung daya yang masuk.
Dimana,
Pr = Daya masuk pada beban penuh dalam kW
HP = Nilai Hp pada nameplate
ηr = Efisiensi pada beban penuh (nilai pada nameplate atau dari tabel efisiensi
motor)
29
Pi = Daya tiga fase terukur dalam kW
Pr = Daya masuk pada beban penuh dalam kW
3.2.4 Contoh
Pengamatan terhadap pengukuran daya
Pertanyaan: berikut dilakukan untuk motor induksi
tiga fase 45
kW dengan efisiensi beban penuh 88%.
ƒ V = 418 Volt
ƒ I = 37 Amp
ƒ PF = 0.81
Hitung beban.
Jawab:
ƒ Daya Masuk = (1,732 x 418 x 37 x 0,81)/1000 = 21,70 kW
ƒ % Pembebanan = [21,70 /(45/0,88)] x 100 = 42,44 %
30
Sebagai hasil dari modifikasi untuk meningkatkan kinerja, biaya untuk motor
yang energinya efisien lebih besar daripada biaya untuk motor standar.
Biaya yang lebih tinggi seringkali akan terbayar kembali dengan cepat
melalui penurunan biaya operasi, terutama pada penggunaan baru atau pada
penggantian motor yang masa pakainya sudah habis. Akan tetapi untuk
penggantian motor yang ada yang belum habis masa pakainya dengan motor
yang efisien energinya, tidak selalu layak secara finansial, oleh karena itu
direkomedasikan untuk mengganti dengan motor yang efisien energinya
hanya jika motor-motor tersebut sudah rusak.
Tabel 2. Area Perbaikan Efisiensi yang digunakan pada Motor yang Efisien Energinya
(BEE India, 2004)
32
karena motor memang dirancang dengan faktor layanan (biasanya 15%
diatas nilai beban) untuk menjamin bahwa motor yang bekerja diatas nilai
beban sekali-sekali tidak akan menyebabkan kerusakan yang berarti.
Resiko terbesar adalah pemanasan berlebih pada motor, yang
berpengaruh merugikan pada umur motor dan efisiensi dan meningkatkan
biaya operasi. Kriteria dalam memilih motor adalah bahwa kenaikan suhu
rata-rata diatas siklus operasi aktual harus tidak lebih besar dari kenaikan
suhu pada operasi beban penuh yang berkesinambungan (100%). Pemanasan
berlebih dapat terjadi dengan:
• Perubahan beban yang ekstrim, seperti seringnya jalan/berhenti, atau
tingginya beban awal.
• Beban berlebih yang sering dan/atau dalam jangka waktu yang lama
• Terbatasnya kemampuan motor dalam mendinginkan, contoh pada
lokasi yang tinggi, dalam lingkungan yang panas atau jika motor
tertutupi atau kotor.
Tegangan masing-masing fase pada sistim tiga fase besarannya harus sama,
simetris, dan dipisahkan oleh sudut 120°. Keseimbangan fase harus 1% untuk
menghindarkan penurunan daya motor dan gagalnya garansi pabrik
pembuatnya. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kesetimbangan tegangan:
beban fase tunggal pada setiap satu fase, ukuran kabel yang berbeda, atau
kegagalan pada sirkuit. Ketidakseimbangan sistim meningkatkan kehilangan
pada sistim distribusi dan menurunkan efisiensi motor.
33
* Persen ketidakseimbangan tegangan = (penyimpangan maksimum dari
tegangan tengah/ tegangan tengah) x 100
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja
gulung dingin yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak
berubah dengan usia. Walau begitu, perawatan yang buruk dapat
memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi yang tidak
handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan
meningkatnya gesekan pada
motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor,
yang meningkat dengan kenaikan suhu.
Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada
kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi,
atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan
isolasi; tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan
kesalahan penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga
kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan
meliputi:
35
• Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan
rumahnya (untuk mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk
kotoran/debu pada saluran ventilasi motor (untuk menjamin
pendinginan motor)
• Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor
tidak kelebihan atau kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari
pengujian terakhir mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang
digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui.
Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi
rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan
yang tidak cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah
diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga
menimbulkan masalah, misalnya minyak atau gemuk yang berlebihan
dari bearing motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan
isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan
resiko kebakaran.
Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar
dan peralatan yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat
mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus,
mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang
digerakkan.
Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan
pemasangannya benar.Sambungan-sambungan pada motor dan
starter harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan
kekencangnya.
Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin
motor bersih untuk membantu penghilangan panas untuk
mengurangi kehilangan yang berlebihan.
Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu
operasi motor 10 C diatas suhu puncak yang direkomendasikan,
waktu pegulungan ulang akan lebih cepat, diperkirakan separuhnya.
36
Potensi terbesar untuk penghematan listrik dengan penggerak variabel
kecepatan (variable speed drive) pada umumnya ada pada
penggunaan variasi torque, contohnya adalah pompa sentrifugal dan fan,
dimana kebutuhan dayanya berubah sebesar kubik kecepatan. Beban
torque yang konstan juga cocok untuk penggunaan VSD.
4.8.1 Motor dengan beberapa kecepatan
Motor dapat digulung menjadi dua kecepatan, dan
perbandingan 2:1, dapat dicapai. Motor juga dapat digulung dengan
dua gulungan terpisah, masing-masing memberi dua kecepatan
operasi dan dengan begitu totalnya menjadi empat kecepatan.
Motor dengan beberapa
kecepatan dapat dirancang untuk penggunaan yang melibatkan torque
konstan, torque bervariasi, atau untuk keluaran daya yang konstan.
Motor dengan beberapa kecepatan cocok untuk penggunaan yang
memerlukan pengendalian kecepatan yang terbatas (dua atau empat
kecepatan, bukan kecepatan yang terus menerus bervariasi). Motor-
motor tersebut cenderung sangat ekonomis dan efisiensinya lebih
rendah dibanding dengan motor yang berkecepatan tunggal.
38
PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGGERAK
A. Motor DC Servo
B. Perencanaan Sistem
39
Gambar 1. Blok Diagram Sistem
40
Gambar 4. Rangkaian Pengubah Frekuensi KeTegangan
41
Sistem mekanik yang direncanakan dapat
dilihat pada gambar 6, yang terdiri dari :
Kerangka alat yaitu tempat pemegang poros dan motor yang terbuat dari besi siku
dengan ukuran 3 X 3.
Transmisi belt yaitu alat yang menghubungkan pulley motor DC dengan pulley
pemutar gerabah.
Motor penggerak yaitu menggunakan motor DC dengan kecepatannya yang
dikontrol menggunakan sistem fuzzy logic.
Pulley pemutar gerabah yaitu pulley yang mentransmisikan putaran dari pulley
motor DC melalui belt ke piringan pembuat gerabah.
Perbandingan jari-jari antara pulley motor DC dengan poros pemutar adalah
1,5:8, sehingga reduksi putaran dari pulley ke poros pemutar adalah sebesar
81%.
Piringan pemutar gerabah yang terbuat dari papan partikel yaitu sebagai tempat
tanah liat diletakkan.
Fungsi keanggotaan yang direncanakan untuk input Err dan∆ Err (kesalahan dan
perubahan kesalahan) terdiri dari 5 label yaitu NB (negative big), NS
(negativesmall), ZE (zero), PS (positive small), dan PB (positive big). Dimana :
42
Gambar 7. Fungsi Keanggotaan
Rule yang direncanakan terdiri dari 9 rule dasar, 10 rule tambahan dan 6
pelengkap. Jadi totalnya ada 25 rule. 9 rule dasar diperoleh dari poin-poin acuan
poin ah) yang ada pada gambar 8, yang menunjukkan respon tipikal dari suatu
sistem dan pembagian divisinya, 10 rule berikutnya merupakan rules tambahan
untuk memperhalus respon sistem tipikal dan 6 rule pelengkap akan digunakan
pada kondisi ekstrim. Tiap-tiap rule pada rule tambahan ini diperoleh dari
poin-poin yang berada diantara 2 poin acuan. 9 rule fuzzy control dasar disajikan
pada tabel 1, 10 rule fuzzy control tambahan disajikan pada tabel 2, sedangkan
6 rule terakhir disajikan pada tabel 3
Derajat dari masing-masing rule diperoleh dari nilai minimum antara label rr
atau label ∆Err. Nilai minimum diambil karena bagian kondisi dihubungkan
dengan logika 'AND' sehingga semua bagian harus terpenuhi secara digunakan
25, yaitu 9 rule dasar, 10 rule serentak. Untuk proses rule evaluation digunakan
tambahan,dan 6 rule pelengkap dengan beban 10 metode maksimum inference,
artinya diambil Kg nilai terbesar diantara rule dengan label yang sama.
43
Tabel 1
Rule-rule Fuzzy Control Dasar
Tabel 2
Rule-rule Fuzzy Control Tambahan
Tabel 3
Rule-rule Fuzzy Control Pelengkap
44
KESIMPULAN
Pemilihan alat angkut (konveyor) selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang
berpengaruh terhadap alat angkut, maka hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan
adalah jarak angkut, kemiringan atau perbedaan ketinggian dari posisi bahan yang hendak
diangkut. Jumlah bahan yang hendak diangkut, kecepatan pengangkutan yang diperlukan dan
Untuk pengangkutan bahan yang tidak berhamburran serta volumenya juga yang
cukup besar, maka digunakan alat pangangkut sabuk. Alat angkut sekrup digunakan
untuk mengangkut bahan dalam wadah yang tertutup dan jarak angkutnya dekat.
Sedangkan pengangkutan yang membutulkan kecepatan aliran dan aliran yang
tujuannya berbagai arah digunakan konveyor pneumatik yang mengalir dengan
menggunakan tekanan.
Pemilihan alat yang digunakan untuk mengangkut material yang sedikit basah atau
lembab lebih sukar dibandingkan dengan pemilihan alat yang digunakan untuk mengangkut
material yang halus serta kering, karena material yang lembab bisa melekat pada alat
angkut sehingga dapat mengganggu proses pengangkutan.
45
Daftar Pustaka
46