Diusulkan Oleh
Didik Romadhon
A1M014009/2014
BAB 1.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat Indonesia saat ini banyak mengkonsumsi makanan
yang berbahan dasar terigu akibatnya kebutuhan terigu semakin
meningkat. Meningkatnya kebutuhan terigu berdampak pada tingkat
konsumsi gandum di Indonesia, namun produksi gandum belum tercukupi
sehingga Indonesia memenuhi kebutuhan gandum dengan mengimpor dari
negara lain. Pada tahun 2014 Indonesia telah mengimpor lebih dari tujuh
juta ton gandum dan pada tahun tahun yang akan datang diperkirakan
kebutuhan gandum akan terus meningkat.
Buah nangka merupakan salah satu bentuk hasil alam yang
melimpah di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi
buah nangka diindonesia pada tahun 2014 sebesar 644.291 ton.
Masyarakat Indonesia pada umumnya hanya memakan atau memanfaatkan
daging buahnya dan hanya sebagian yang memanfaatkan biji nangka.
Biji nangka yang khas memiliki kandungan gizi tinggi. Biji nangka
belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Beberapa orang
mengkonsumsi biji nangka dengan cara direbus, dimakan saat sore atau
malam hari sebagai teman berkumpul dengan keluarga dan menonton TV,
namun sebagiann besar orang membuang biji nangka setelah
mengkonsumsi dagingnya.
Upaya meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis biji nangka salah
satunya diolah menjadi tepung biji nangka. Tepung biji nangka dapat
digunakan sebagai bahan alternatif pengganti terigu maupun bahan
subtitusi terigu. Pembuatan tepung biji nangka juga merupakan suatu
usaha penyimpanan biji nangka agar lebih tahan lama karena buah nangka
merupakan buah musiman yang banyak berbuah pada bulan AgustusNovember, pada bulan lain sulit ditemukan (Suprapti, 2004: 24).
Tepung biji nangka bisa diolah menjadi berbagai produk makanan.
Salah satu hasil olahan tepung biji nangka adalah biskuit.
1.2
Perumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh substitusi tepung biji nangka terhadap sifat
sensori dan sifat fisiko kimia biskuit biji nangka ?
b. Bagaimana daya terima (tingkat kesukaan) konsumen terhadap
biskuit biji nangka ?
c. Berapa konsentrasi tepung biji nangka yang tepat dalam pembuatan
biskuit biji nangka ?
1.3
Tujuan
Kegunaan
a. Mengurangi penggunaan tepung terigu pada pembuatan produk,
terutama biskuit
b. Inovasi baru dalam pembuatan biskuit dengan substitusi tepung biji
nangka
c. Mengurangi impor gandum
d. Menciptakan pangan berbasis sumber daya lokal
1.5
Luaran
a. Artikel ilmiah
b. Paten
BAB 2.
2.2
Biji Nangka
TINJAUAN PUSTAKA
Biskuit
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), biskuit adalah sejenis
makanan yang terbuat dari tepung terigu dengan penambahan bahan
makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan. Biskuit diproses
dengan pemanggangan sampai kadar air tidak lebih dari 5%. Biskuit
sifatnya mudah dibawa karena volume dan beratnya yang kecil dan umur
simpannya yang relatif lama.
BAB 3.
3.1
METODE PENELITIAN
3.2
Pisau
Baskom
Saringan / ayakan
Kompor
Dandang
Tampah
Blender
b. Bahan
1. Biji nangka
2. Air
Prosedur Kerja
1. Pilih biji nangka kemudian dicuci
2. Biji nangka direbus dengan suhu 1100 C selama 30 menit
3. Pisahkan sisa biji nangka dari pulp yang masih menempel
4. Biji nangka diiris-iris (dipotong menjadi bagian-bagian
kecil)
5. Biji nangka dikeringkan (dengan sinar matahari)
6. Biji nangka kering kemudian dihaluskan dengan blender
7. Diayak dengan saringan berukuran lubang 60 mesh
8. Tepung biji nangka
Gambar 3.1 diagram alir pembuatan tepung biji nangka
Biji Nangka / Beton
Pencucian biji nangka / beton (10 menit)
Perebusan (30 menit), kemudian ditiriskan
Kulit
ari
air
3.2
B.
Bahan
1. Tepung terigu
2. Tepung biji nangka
3. Gula
4. Garam
5. Telur
6. Mentega (lemak)
7. Air
8. Baking powder
9. Susu
C. Prosedur Kerja
1.
Gula dan lemak (margarin) dicampur hingga membentuk
krim
2.
Tambahkan susu dan bahan lain ke dalam campuran gula
dan lemak tersebut
3.
Tambahkan tepung terigu, tepung biji nangka dan air
secukupnya, aduk hingga bahan tercampur (pengadukan
dilakukan secukupnya supaya tidak terjadi pembentukan
gluten yang berlebihan)
4.
Adonan dicetak dengan cetakan
5.
Adonan yang sudah dicetak dimasukkan kedalam loyang
(sebelumnya loyang dilapisi dengan minyak supaya adonan
tidak melekat)
6.
Masukkan loyang kedalam oven, panggang pada suhu 180 0
C selama 25 menit
7.
Angkat loyang dari oven, biskuit siap untuk dihidangkan.
D. Variabel penelitian
Pembuatan adonan biskuit adalah menggunakan tepung sebanyak
500 gram
1. 20 % tepung biji nangka dan 80 % tepung terigu (100 gram
tepung biji nangka dan 400 gram tepung terigu).
2. 50 % tepung biji nangka dan 50 % tepung terigu (250 gram
tepung biji nangka dan 250 gram tepung terigu)
3. 100 % tepung biji nangka dan 80 % tepung terigu (500 gram
tepung biji nangka)
Gambar 3.2 Diagram alir pembuatan biskuit biji nangka
Gula 50 gr,
mentega 30 gr
Susu bubuk 50 g,
garam 5 gr, baking
powder 4 gr, telur 50 gr
Penambahan tepung
terigu, tepung biji nangka
Perlakuan:
A. 20 % Tepung Biji
Nangka + 80 %
tepung terigu
B. 50 % Tepung Biji
Nangka + 50 %
Tepung terigu
C. 100 % Tepung Biji
Nangka
Suhu
1800C 25
menit
pengamatan
Analisis sensori
(warna, aroma
rasa, tekstur)
BAB 4.
4.1
Analisis kimia
(kadar abu,
kadar protein)
Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan anggaran biaya PKM P
N
o
Jenis Pengeluaran
Biaya
1 Peralatan penunjang
2 Bahan habis pakai
3 Perjalanan
4 lain lain
Total Biaya
4.2
N
o
1
2
6
7
8
Jadwal Kegiatan
Kegiatan
Pembelian alat
alat
Pengajuan
peminjaman alat
Survey dan
pembelian biji
nangka
Pembuatan
tepung biji
nangka
Pembelian bahan
pembuatan
biskuit
Pembuatan
biskuit biji
nangka
Uji kualitas
fisikokimia
Uji kualitas
sensori
Evaluasi dan
pembuatan
laporan
Bulan ke-1
Bulan ke2
Bulan ke3
Bulan ke4
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2009. Program Gizi Makro : Jakarta
http://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/02/Statistik-Produksi2014.pdf (12-11-2016)
Kurniawan, Iwan. 2006. Mengenal Buah Buahan. Jembar : Bandung
M.T. Labuschagne, A, Classen and C.S. van Deventer. 1997. Biscuit making
quality of backcross derivatives of wheat differing in kernel hardness.
Manisan
Kering,
dan
Sirup
Nangka.