Anda di halaman 1dari 55

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TUMBUH

KEMBANG ANAK USIA 0-5 TAHUN DI DESA


UJUNGNEGORO

PROPOSAL SKRIPSI

PUPUT LISANDRA

NIM : 201902050001

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2023

1
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-5 TAHUN DI
DESA UJUNGNEGORO

PROPOSAL SKRIPSI

PUPUT LISANDRA

NIM : 201902050001

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal skripsi “Hubungan pengetahuan Ibu Terhadap Tumbuh Kembang


Anak Usia 0-5” disusun oleh Puput Lisandra NIM: 201902050001, telah
diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing Proposal Skripsi untuk dilakukan
ujian seminar proposal.

Pekalongan, Maret 2023

Pembimbing

Abdurrachman, S.Fis, Ftr., M.Or.


NIDN. 0626048201

ii
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TUMBUH


KEMBANG ANAK USIA 0-5 TAHUN DI DESA
UJUNGNEGORO

Disusun oleh

PUPUT LISANDRA
NIM : 20102050001

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


pada tanggal …. Maret 2023

Dewan Penguji
Penguji Utama

Nurul Aktifah, S.Kep.Ns., M.Si.Med


NIDN. 0619109301

Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Dzikra Nur Septiani, S.Fis, M.Fis Abdurrachman, S.Fis, Ftr., M. Or


NIDN. 0613099501 NIDN. 0626048201

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademis di suatu Institusi
Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan dalam daftar pustaka. Apabila
dikemudian hari diketahui adanya plagiasi maka saya siap mengganti topik/ judul
penelitian yang akan saya lakukan dan bersedia menerima pengunduran untuk
pengambilan skripsi di tahun yang akan datang.

Pekalongan, ..... Maret 2023

Peneliti

Materai Rp
10.000

PUPUT LISANDRA
NIM. 201902050001

iv
PRAKATA

Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, kemudahan, kemurahan dan ketenangan yamg telah
diberikan, sehingga saya selaku penulis dapat menyusun Proposal Skripsi dengan
judul “ Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5
Tahun di Desa Ujungnegoro”. Proposal skripsi ini ditulis dan disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan pada Program Studi
Sarjana Fisioterapi Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Dr. Nur Izzah, M.Kes., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Pekajangan Pekalongan.
2. Ns. Herni Rejeki, M.Kep.,Sp.Kep.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
3. Nurul Aktifah, S.Kep, Ns., M.Si. Med., selaku Kepala Program Studi Sarjana
Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan, sekaligus selaku Penguji Utama Proposal Skripsi.
4. Dzikra Nurseptiani, S.Ftr, M.Fis, selaku penguji propsal skripsi anggota 1
Program Studi Sarjana Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan saya yang telah memberikan kritik
dan saran dalam Proposal Skripsi ini.
5. Abdurrachman, S.Fis., Ftr., M.Or., selaku Dosen Pembimbing Proposal
Skripsi Program Studi Sarjana Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
6. Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan pada Program Studi Sarjana
Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan.
7. Rosanti Nila Sari A.Md.Keb yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian diwilayah Ujungnegoro.

v
8. Seluruh ibu-ibu balita yang sudah mau memberikan waktu luang untuk
membantu penulis menyelesaikan penelitian di Desa Ujungnegoro.
9. Ayah dan ibu tersayang yang telah memberikan dukungan, dorongan, moral,
material, dan tidak lupa selalu mendoakan saya disetiap sujudnya agar saya
diberi kemudan dalam segala hal untuk meyelesaikan pendidikan pada
Proposal ini.
10. Fita kumaidah, Kholifatul Khikmah, Dwi Aulia, Sabila Noviawati, dan Aulia
Nurul yang telah membantu saya dalam pelaksanaan penelitian di Desa
Ujungnegoro.
11. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
khusunya Mahasiswa Program Studi Sarjana Fisioterapi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyususnan
Proposal Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca maupun ibu/bapak Dosen selaku
pembimbing serta tenaga pendidik di Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan, sebagai perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Pekalongan, ……Maret 2023

Puput Lisandra
NIM. 201902050001

vi
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN......................................................iv
PRAKATA.....................................................................................................v
DAFTAR ISI..................................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian.............................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tumbuh Kembang anak.....................................................................9
B. Tahapa Tumbuh Kembang Anak ...................................................... 12
C. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak ..................... 18
D. Definisi Ibu.........................................................................................20
E. Pengetahuan .......................................................................................22
F. Kerangka Teori ...................................................................................30

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI


OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep...............................................................................31
B. Hipotesis............................................................................................ 32

vii
C. Varibel Penelitian...............................................................................32
D. Definisi Operasional.......................................................................... 32
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian............................................................................... 34
B. Populasi dan Sampel.......................................................................... 34
C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 35
D. Etika Penelitian.................................................................................. 36
E. Instrumen Penelitian.......................................................................... 37
F. Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................. 37
G. Prosedur Pengumpulan Data..............................................................39
H. Pengolahan Data................................................................................ 40
I. Teknik Analisa Data.......................................................................... 41

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................ 6


Tabel 3.1 Definisi Operasional...................................................................... 25

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Masa Anak Usia 0-1 Tahun....................................................... 13


Gambar 2.2 Masa Anak Usia 2-3 Tahun...................................................... 13
Gambar 2.3 Perkembangan Motorik Kasar 4-5 Tahun .................................14
Gambar 2.4 Perkembangan Motorik Halus 4-5 Tahun .................................14
Gambar 2.5 Perkembangan Bahasa 4-5 Tahun ............................................ 15
Gambar 2.6 Perkembangan Sosial 4-5 Tahun .............................................. 16

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latang Belakang
Tumbuh kembang merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses
pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun
sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang
mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang sangat rendah.
Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak
mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangan
anak tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara teratur,
berurutan, terus menerus dan kompleks. Semua manusia mengalami pola
pertumbuhan dan tingkat perkembangan yang sama, tetapi karena pola dan
tingkat ini bersifat individual, variasi yang luas dalam perubahan biologis dan
perilaku dianggap normal (Wahyuni, 2021).
Perkembangan pada anak yang harus dipantau terdapat empat aspek
yaitu, gerak kasar yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan pergerakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan otak pada anak itu sendiri.
Gerak halus berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian tubuh dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi
membutuhkan koordinasi yang cermat, yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih. Kemampuan balita memindahkan benda yang
berada di tangan kanan ke tangan yang sebelah kiri, mencoret-coret pada
kertas, menyusun puzzle, mewarnai, menggunting, dan masih banyak lagi.
Kemampuan bicara dan bahasa yang memberikan respon terhadap suara,
berkomunikasi, bebicara, mengikuti perintah,dan bercakap dengan lawan
jenis. Perkembangan sosialisasi dan kemandirian yaitu melihat kemampuan
anak dalam beradaptasi dengan lingkungannya dan kemampuan seperti
makan sendiri, membereskan mainan dan berpisah dengan ibu (kemenkes RI
2019).

1
WHO menyatakan di perkiraka 5-10% anak mengalami
keterlambatan pemikiran diperkirakan sekitar 1-3% khusunya pada anak usia
dibawah 5 tahun. Di Indonesia sendiri mengalami keterlambatan
perkembangan umum yang meliputi perkembangan motorik, bahasa, sosial,
emosional dan kognitifnya. Departemen kesehatan RI melakukan skrining
perkembangan di 30 provinsi di Indonesia dan dilaporkan 45,12% bayi
mengalami gangguan perkembangan. Tren Angka Kematian Balita di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 9,63/1000KH mengalami penurunan pada
tahun 2020 sebesar 8,99/1000KH. Tidak hanya itu, Kasus gizi buruk dijawa
tengah sebesar 1.858 kasus (Dinas Privinsi Jawa Tengah 2021).

Berdasarkan data Pemkab Batang dari hasil elektronik pencatatan dan


pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat pada tahun 2019 yaitu 10.27% atau
5.303 bayi stunting dari jumlah keseluruhan 51.622 bayi. Lalu pada tahun
2020 menjadi 16.71% atau sejumlah 5.915 bayi stunting dari 35.397 bayi.
Sedangkan pada tahun 2021 turun menjadi 14.14% atau setara dengan 5.275
bayi stunting dari 37.302 bayi atau anak. Tingkat terjadinya proses biologis
seseorang tidak luput dari berbagai factor yang saling berkaitan, yaitu salah
satunya adalah factor genetic, lingkungan sosial serta perilaku dari setiap
individu itu sendiri. Dari proses tersebut akan menimbulkan hasil akhir yang
berbeda-beda serta memberikan ciri khas tersendiri pada setiap bayi yang
dilahirkan (puspita, 2020).

Orang tua terutama ibu adalah seseorang yang paling dekat dengan anak
dalam proses pengasuhan. Ibu harus memiliki pengatuan dan ketrampilan
yang cukup untuk melakukan stimulasi perkembangan anak sedini mungkin
secara terus menerus pada setiap kesempatan . Pada tahun pertama
kehidupan anak, stimulasi harus diberikan baik perkembangan kognitif
maupun motoriknya sehingga harapanya anak mampu berkembang sesuai
dengan usianya, namun apabila stimulasi tidak diberikan akan berakibat
terjadinya keterlambatan perkembangan sehingga mampu menyebabkan
keterlambatan produktivitas, menghambat pendidikan dan ketidak
sejahteraan anak dimasa yang akan datang (Yue A,dkk,2019).

2
Peran ibu bertambah bukan hanya melahirkan serta mengurus rumah
tangga tetapi juga berkarir sesuai dengan cita-cita yang ia inginkan sejak dulu
menjadi karir dibidang apapun yang didukung oleh pendidikan tinggi,
sehingga peran wanita bergeser dari tradisional menjadi modern. Ibu yang
bekerja juga mempengaruhi perkembangan anak baik yang berdampak positif
dan berdampak negative. Semakin banyak objek yang bernilai positif
diketahui maka sikap positif yang akan muncul pada objek tersebut. Ibu yang
bekerja juga mempengaruhi perkembangangan anak, baik yang berdampak
positif maupun negative. Dampak positif bagi ibu yang bekerja yaitu apabila
anak dititipkan ketempat penitipan anak yang memiliki pengasuh terlatih dan
interaksi sosial maupun lingkungan anak lebih baik, perkembangan kognitif
juga lebih pesat serta fisik yang lebih aktif, sedangkan dampak negative dari
ibu yang bekerja lebih sedikit hadir dalam kehidupan anak sehari-hari
sehingga kesempatan ibu memberikan stimulasi, dukungan dan motivasi juga
menjadi lebih terbatas (J kesmas A, 2019).

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan formal dengan


mengenyam pendidikan tinggi tetapi tidak hanya itu pengetahuan juga dapat
diperoleh dengan non formal, sehingga Pendidikan yang baik mampu
mempengaruhi pengetahuan seseorang yang dapat meciptakan seseorang
tersebut mudah menerima informasi bagiamana merawat anak dengan baik,
menjaga kesehatan anak dan melakukan stimulasi yang tepat. Pengetahuan
yang baik membuat orang tua belajar untuk memberikan stimulasi sehingga
berdampak terhadap perkembangan yang optimal pada anak. Orang tua
dengan pendidikan tinggi cenderung mencari pengetahuan tentang materi dan
strategi stimulasi yang tepat serta berupaya untuk melakukan stimulasi yang
tepat sesuai dengan usianya. Stimulasi yang dapat ibu lakukan berupa
stimulasi visual, audio,verbal, sentuhan atau lainnya. Ibu dapat memberikan
stimulasi pada anak usia 1-2 tahun berupa gerakan menarik dan mendorong,
melakukan kegiatan sehari-hari, melakukan imajinasi,dan memperkenalkan
bunyi serta membedakanya (Zulmiyetri, 2019).

3
Keterlambatan perkembangan pada anak dikarenakan kurangnya
orang tua mengenal tanda bahaya (redflag) perkembangan anak kurangnya,
kurangnya pemeriksaan deteksi dini atau skrining perkembangan pada anak
serta kurangnya keterlibatan langsung orang tua. Pengaruh pengetahuan
terhadap perkembangan anak sangat penting sebab ibu yang mempunyai
cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan memperhatikan
perkembangan anaknya. Namun sebaliknya jika ibu tidak memperhatikan
perkembangan anak dan tidak memberikan stimulasi terhadap
perkembangannya maka anak tersebut akan mengalami keterlambatan dalam
proses perkembangannya. Jika hal tersebut terjadi maka akan berdampak
pada kepribadian anak tersebut dimasa yang akan datang seperti anak merasa
kurang percaya diri, ragu-ragu dalam bertindak, mudah putus asa, kurang
beradaptasi dengan teman atau lingkungan, tidak diterima oleh lingkungan
dan bahkan cenderung menjadi anak yang introvert (Soetjiningsih, 2016
dikutip dari Wati, 2018).

Untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap


tumbuh kembang anak, yang pertama saya memberikan kuesioner
pengetahuan ibu untuk menilai pemahaman ibu terhadap balita mengenai
tumbuh kembang anaknya. Selanjutnya yang kedua, saya memberikan
kuesioner kepada ibu balita mengenai tumbuh kembang anak apakah sesuai
dengan usianya atau tidak. Dari kedua kuesioner tersebut nantiya dapat
disimpulkan apakah ada hubungan dari pengetahuan ibu terhadap tumbuh
kembang balitanya.

4
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Jufia Syahailatua dan
Kartini (2020) dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang
Berhubungan dengan Perkembangan anak usia 1-3 tahun. Hasil penelitian
didapatkan bahwa 83.7% ibu berpengetahuan baik dengan perkembangan
anak sesuai usia. Sebanyak 83.7% ibu berpendidikan tinggi memilki anaka
dengan perkembangan sesuai usia. Uji Chi-aquare menunjukkan terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan pendidikan ibu dengan
perkembangan anak usia 1-3 tahun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pengetahuan dan pendidikan ibu tentang tumbuh kembang berhubungan
dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun.

Berdasarkan hasil study pendahuluan di puskesmas kandeman kabupaten


Batang dari data prevelensi jumlah balita yang ada di posyandu di kecamatan
Kandeman, tercatat bahwa jumlah balita terbanyak yaitu terdapat di desa
Ujungnegoro dengan jumlah balita sebanyak 722. Yaitu dengan catatan jenis
kelamin perempuan berjumlah 324 balita dan jenis kelamin laki-laki 398
balita. Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, ibu sebagai faktor kunci
dalam memantau tumbuh kembang balita seharusnya memiliki pengetahuan
yang memadai. Namun fenomena yang terjadi ibu belum mengetahui lebih
banyak proses tumbuh kembang balita, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian “Hubungan Pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang
anak usia 0-5 Tahun di Desa Ujungnegoro”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijesakan , maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu
terhadap tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun di Desa Ujungnegoro”.
C. Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap tumbuh
kembang anak pada usia 0-5 tahun di Desa Ujungnegoro.
2. Untuk mendeteksi tumbuh kembang pada anak usia 0-5 tahun di
Desa Ujungnegoro
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan ibu terhadap

5
tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun di Desa Ujungnegoro.
D. Manfaat Penelitian
Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadapgangguan
pertumbuhan dan perkembang anak usia 0-5 tahun di desa
Ujungnegoro.
2. Maanfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
ibu terhadap tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun di Desa
Ujung Negoro.
b. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai sumber
referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang anak 0-5 tahun di
Desa Ujung Negoro.
c. Bagi responden, dapat menambah pengetahuan, pengalaman,
dan mencari berbagai sumber informasi baik berupa media
cetak, dan penyuluhan dari petugas kesehatan sehingga
harapanya para ibu mengetahui seberapa pentingnya
pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang anak usia 0-5
tahun sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
d. Bagi masyarakat, khususnya para calon ibu dan ibu-ibu
lainnya seberapa besar pentingnya peran orang tua mengetahui
proses perkembangan dan pertumbuhan otak anak dimulai
sejak dalam kandungan dari pola makanan hingga usia 5 tahun
untuk mengoptimalkan pertumbuhan pada usia ini dengan
pemberian stimulasi motoric yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan fungsi otak.
E. Keaslian Penelitian

6
Penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Tumbuh
Kembang Anak Usia 0-5 tahun di Desa UjungNegoro”. Penelitian ini relevan
dengan penelitian terdahulu yang pernah sudah dilakukan antara lain:
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
No Judul Peneliti Tempat Jenis Variabel Hasil Perbedaan
Penelitian (Tahun) Penelitian-
Desain
Penelitian
1. Hubungan Sri puji STIKes Jenis Variabel Ada Jenis
pengetahuan Lestari, Karya penelitian Bebas : hubungan penelitian:
ibu tentang Fery Husada ini adalah pemberian pengetahu variabel
tumbuh Agusman Semarang kuantitatif kuesioner an ibu bebas:
kembang anak Mendrofa dengan dengan tentang pengetahu
dan Mutuho, desain kriteria ibu tumbuh an ibu
keterlibatan ibu Yenli cros dengan kembang Variabel
dalam Ardina sectional memilki anak terikat:
mengasuh 2021 anak usia 3 terhadap tumbuh
dengan tahun kemandiri kembang
kemandirian sehat fisik an anak anak usia
anak usia pra dan mental usia pra 0-5 tahun
seklolah sekolah
dan ada
hubungan
keterlibata
n ibu
dalam
mengasuh
dengan
kemandiri
an anak
usia pra

7
sekolah
2 Hubungan Anita STIKes penelitian Variabel Adanyan Variabel
Pengetahuan Tiara dan Medika kuantitatif bebas : hubungan bebas:
dan Pekerjaan Zakiyah Seramoe yang Kuesioner antara kuesioner
Ibu Dengan (2021) Barat mengguna pengetahu pengetahu pengetahu
Tingkat kan desain an ibu an dan an ibu
Perkembangan cross berjumlah pekerjaan berjumlah
Anak Usia sectional 15 ibu 20
Toodler didesa pertanyaan dengan pertanyaa
Alue kuyun dan tingkat n dan
Kabupaten perkemban perkemba perkemba
Nagan Raya gan anak ngan anak ngan anak
mengguna usia mengguna
kan KPSP toddler di kan DDST
Desa Alue (Denver
Kuyun Developm
Kabupate ent
n Nagan Screening
Raya Test)
tahun
2019
3 Hubungan Retno Akademi kuantitatif Variabel terdapat Variabel
Tingkat Ambaraw Keperawat dengan bebas : hubungan bebas:
Pendidikan dan ati, dkk., an Giri mengguna pemberian yang kuesioner
Pengetahun Ibu (2019) Satria kan kuesioner positif dan pengetahu
Tentang Husada pendekata yang signifikan an ibu
Tumbuh Wonogiri n desain terdiri dari antara berjumlah
Kembang crossectio karakteristi tingkat 20
Anak dengan nal k penegtahu pertanyaa
Kunjungan Ibu responden, an ibu n dan
Ke Posyandu pengtahua tentang perkemba
di Kabupaten n, sikap tumbuh ngan anak

8
Sragen dan kembang mengguna
perilaku anak kan DDST
tindakan balita (Denver
universal dengan Developm
precaution kunjungan ent
. ibu ke Screening
posyandu Test)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuh Kembang Anak


1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran badan, bentuk badan dan
jumlah sel serta jaringaan didalamnya. Atau dengan kata lain
pertumbuhana adalah bertambhnya ukuran fisik pada anak, terutama
tinngi badannya. Seorang anak mengalami pertumbuhan fifik yang sangat
pesat serta peningkatan kemampuan otak yang penting untuk proses
pembelajaran, perkembangan intelektual, ketrampilan motorik serta
sosial ekonomi (Jufia Syahailatua., 2020).

9
Pada masa pertumbuhan tubuh, ketrampilan motorik pada balita
meningkat dengan sangat jelas dan signifikan. Selain itu, pada masa ini
juga merupakan tahapan penting dalam perkembangan stuktur dan fungsi
otak dimana terdapat koneksi antar saraf bertambah sempurna pada masa
ini. Pada masa ini terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat
pertumbuhan pada balita. salah satunya yaitu malnutrsi, lingkungan
sekitar yang kurang terjaga kebersihannya, serta kurangnya stimulasi dari
lingkungan. Anak dengan status gizi yang kurang akan mengalami
keterlambatan dalm pertumbuhan dan perkembangan yang cenderung
terlambat dan tidak optimal sesuai dengan usianya (Marilin, dkk., 2021).

Usia balita memiliki peranan yang sangat penting dalam masa


petumbuhan. Hal ini tentu saja tidak lepas dari peran orang tua
didalamnya, karena balita banyak menghabiskan waktu dengan orang
tuanya. Sebagai pengasuh, pendidik yang paling utama orang tau
diharapkan mampu mempengaruhi tymbuh kembang anak dengan cara
mengamati dan memberikan stimulasi guna mencegah terjadinya sesuatu
yang dapat memperlambat masa petumbuhan pada anak. selain
pemberian stimulasi pemenuhan gizi, perawatan dasartermasuk
imusnisasi, pengibatan bila sakit, tempat tinggal yang layak serta sndang
pangan yang sesuai (Marilin, dkk., 2021)

2. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau skil,
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari sebelumnya dalam
step yang teratur dan dapat diprediksi. Termasuk juga perkembangan
kognitif, Bahasa motorik, emosi dan perkembangan perilaku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Menurut (khairi 2018)
Perkembangan memilki tiga proses yaitu:
1. Sistematis
yaitu perubahan dalam perkembangan ini bersifat memiliki
keterkaitan antara satu dengan yang lain yaitu fisik dan
psikisnya juga terjadi perkembangan.

10
2. Progresif
Progresif disini memiliki arti bahwa perubahan yang terjadi
memilki arah maju dan tidak mundur kebelakang
3. terarah dan terpadu
Terarah dan terpadu yaitu memiliki kesinambungan antara
perubahan yang terjadi dari masa ke masa, yaitu sebelumnya,
saat ini dan yang akan datang.

11
Aspek tumbuh kembang merupakan aspek yang menjelaskan
mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun
psikososial. Namun sebagian orang tua belum memahami hal ini,
terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi yang sangat rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak
tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Sering juga para orang
tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai pengertian yang sama. Pertumbuhan dan perkembangan
terjadi secara teratur, berurutan, terus menerus dan kompleks. Semua
manusia mengalami pola pertumbuhan dan tingkat perkembangan yang
sama, tetapi karena pola dan tingkat ini bersifat individual, serta variasi
yang luas dalam proses tumbuh kembang tentunya juga akan ada perbeda
pada setiap individunya (Wahyuni, dkk., 2021).

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk


mendapatkan perhatian dan setiap anak memiliki hak untuk mencapai
perkembangan kognisi, sosial dan perilaku emosi yang optimal dengan
demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar tercapai masa
depan bangsa yang baik Pada dasarnya, setiap anak akan melewati proses
tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya, akan tetapi banyak
faktor yang memengaruhinya (Prastiwi, 2019). Perkembangan
dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi jenis kelamin, perbedaan
ras, usia, genetik, dan kromosom. Faktor eksternal, yaitu tumbuh
kembang anak meliputi keadaan lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, dan
stimulasi psikologis (Dewi, 2020).

Perkembangan dapat dilihat dari kemampuan yang terjadi pada


anak yaitu meliputi:
1. Motorik kasar
Motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak dalam melakukan gerakan atau sikap yang
melibatkan otot-otot besar seperti berjalan, berlari, melompat

12
duduk berdiri dan masih banyak lagi.
2. Motorik halus
Motorik halus disini memiliki arti kegiatan yang berhubungan
dengan kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang
melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan memerlukan
pergerakan otot-otot kecil saja. Tetapi pada kegiatan ini perlu
adanya koordinasi yang cermat antara otak dan juga gerakan
yang dihasilkan, seperti membaca, menulis, menggambar,
melukis, mengamati sesuatu dan lain-lain.
3. Bahasa (kemampuan berbicara)

Bahasa merupakan kemampuan anak untuk berkomunikasi


dengan orang lain atau orang sekitar tetapi juga memahami apa
yang disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini cara
penyampaian komunikasi pada anak berbeda-beda. Terutama
adalah kemampuan berbicara tetapi cara berkomunikasi juga
dapat disampaikan dengan emosi, perubahan mimik wajah,
tulisan dan isyarat.
4. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial merupakan kemampuan anak untuk
beradaptasi atau berkomunikasi dengan lingkungan dan orang
yang berada di lingkungan tersebut. Dalam hal ini anak
memilki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.

Anak juga memiliki hak untuk menyampaikan emosi yang optimal


dengan demikian sangat dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar
tercipta pula bangsa yang baik dan maju. Karena pada dasarnya, setiap anak
yang lahir ke dunia akan mengalami proses tumbuh kembang sesuai dengan
tahapan perkembangan usianya, yang dimana pada proses tersebut terdapat
banyak kendala yang mampu mempengaruhi terjadinya proses (Wahyuni,
dkk., 2021).
B. Tahap Perkembangan Pada Balita

13
Manusia secara terus-menerus akan mengalami proses perkembangan
atau perubahan sepanjang hidupnya. Setiap aspek perkembangan pada
individu baik secara fisik, emosional maupun sosial yang saling memiliki
pengaruh. Apabila seorang anak memilki gangguan dalam proses tumbuh
kembangnya maka akan terjadi kemandegan pada perkembangan anak
tersebut, sehingga memiliki efek lainnya seperti kecerdasannya berkurang
berkembang, serta mengalami kelabilan dalam penyampaian emosional.
Terdapat tahap tumbuh kembang pada anak menurut usia 0-5 tahun, yaitu:
a. Masa anak-anak (0-1tahun)

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat dan proses
pematangan berlangsung secara terus menerus terutama pada
peningkatan fungsi sistem syaraf.

Gambar 2.1 perkembangan fisik anak usia dini


Sumber (Ajim, 2017)
b. Masa anak-anak (2-3 tahun)
Pada masa ini , kecepatan pertumbuhan pada anak mulai menurun
tetapi terdapat peningkatan dalam perkembangan pada gerak motorik
kasar dan motorik halus.

14
Gambar 2.2 Pertumbuhan Anak
Sumber (Redaksi Halodoc, 2019)

Gambar 2.3 langkah membuat gambar cerita


Sumber (Sukarna, 2021)
c. Masa Pra sekolah (4-5 tahun)
Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara stabil
khususnya pada tahap aktifitas dan kemampuan kognitif. Seperti
perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan
perkembangan sosialnya:
1. Perkembangan Motorik Kasar (4-5 tahun)
Menurut (Tarigan., 2019), Pada perkembangan ini
pergerakan didasari oleh kematangan syaraf dan otot pada
anak. Misalnya seorang anak ingin meminjam mainan yang
dimainkan oleh temannya, kemudian anak akan berfikir
tindakan apa yang harus dia lakukan agar ia dapat memainkan
mainan milik temannya. Anak akan meminjam mainan
tersebut kepada temannya, tindakan tersebut akan memotivasi

15
anak untuk memecahkan masalah yang sedang ia alami
sehingga anak berhasil dalam memenuhi keingan untuk
meminjam mainan tersebut. Dari hal tersebut dapat
dikategorikan anak mengalami perkembangan motorik yang
baik sehingga anak tersebut akan lebih mudah dalam
beradaptasi dengan lingkungannya. Seperti contohnya:

Gambar 2.4 lomba melatih motorik kasar


Sumber (Krisna, 2022)

Gambar 2.5 tingkat kreativitas anak bermain diluar rumah


Sumber (https://id.theasianparent.com/main-outdoor/amp)
2. Perkembangan Motorik Halus (4-5 tahun)
Gerakan motorik halus ini sangat penting dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan anak. Berbeda dengan gerak
motorik kasar, gerak motorik halus hanya mengaitkan otot-
otot kecil saja. Pada gerak motorik halus tidak membutuhkan
banyak tenaga seperti pada gerak motorik kasar, hanya saja
pada gerak motorik halus perlu adanya koordinasi antara otak
cermat dan tepa (Tarigan., 2019). Beberapa contoh dari

16
pergerakan gerak motorik halus:

Gambar 2.6 permaina melatih motorik halus anak


Sumber (Krisna, 2021)

Gambar 2.7 latihan menulis pada anak


Sumber (Haryani, 2022)
3. Perkembangan Bahasa (4-5 tahun)
Kemampuan berbicara dan berbahasa adalah peran yang
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yang berguna
untuk merespon terhadap suara, komuniksi, mengikuti
perintah dan masi h banyak lagi. Kemampuan berbicara pada
anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terutama
adalah kesiapan fisik yang melibatkan pernafasan,
pendengaran dan fungsi otak serta kesiapan dari segi kognitif
dan neurologis sehingga membuat anak mampu berbicara
dengan baik dan benar. Sehingga dapat dinilai kemampuan
berbicara dan berbahasa pada anak dapat menjadi salah satu
indikator utama dari perkembangan anak dari sisi kemampuan
kognitif (Tarigan., 2019) contohnya adalah:

17
Gambar 2.8 perkembangan bahaa anak usia 4-5 tahun
Sumber
(https://www.orami.co.id/magazine/perkembangan-bahasa-anak)

Gambar 2.9 perkembangan bahsa pada anak usia 4-5 tahun


Sumber (https://images.app.goo.gl/d6BhWNufuFfHMhNT)

18
4. Perkembangan Sosial (4-5 tahun)

Menurut (Targan, 2019) Pada masa ini anak akan mulai


mempercayai terhadap orang-orang sekitar yang sering ia
temui, terutama dengan orang tuanya atau orang-orang
terdekat. Rasa ketidakpercayaan anak juga akan muncul.
Dimana rasa tidak percaya tersebut akan muncul ketika
keinginan anak tidak terpenuhi, maka rasa percaya anak
kepada seseorang yang tidak memenuhi keinginannya akan
hilang. Seiring dengan bertambahnya usia dan terjadinya
perkembangan, pada masa ini anak juga akan merasa malu
pada hal yang membuatnya merasa terimiditasi oleh orang-
orang sekitarnya. Anak juga akan mencoba banyak hal yang
belum pernah ia ketahui sebelumnya. Seperti contohnya:

Gambar 2.10 keterampilan sosial pada anak sejak dini


Sumber (Krisna, 2020)

Gambar 2.11 perkembangan sosial pada anak di sekolah


Sumber (https://images.app.goo.gl/SVHfLZYoTMeuV3FG7)

19
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
1. Hereditas (Keturunan)
Hereditas atau keturunan adalah salah satu faktor utama yang mampu
mempengaruhi prose tumbuh kembang seorang anak. Dalam hal ini
karakteristik seorang orang tua sudah diwariskan kepada anaknya
sejak berada dalam kandungan baik secar fisik maupun psikisnya yang
disalurkan melalui gen dari kedua orang tua (Yusuf LN, 2019)
2. Faktor Lingkungan Perkembangan
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga memilki peranan yang sangat penting dalam proses
tumbuh kembang kepribadian seorang anak. Perawatan orang
tua terhadap anak yang penuh kasih sayang dan pendidikan
mengenai nilai-nilai kehidupan, baik secara agama maupun
budaya sosial yang diberikan merupakan salah satu upaya
orang tua untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan
anggota masyarakat yang sehat. Tidak hanya sampai disitu
peran keluarga juga memiliki arti sebagai berikut:
a) Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga
lainnya
b) Sebagai sumber pemenuhan kebutuhan sevara fisik
maupun psikis
c) Sumber penerimaan serta kasih sayang dari segala hal
d) Salah satu model pola perilaku utama bagi anak
sebagai salah satu pembelajaran menjadi anggota
masyarakat yang baik
e) Sebagai stimulator bagi [engembangan kemampuan
anak
f) Sebagai teman bermain atau sahabat untuk anak
hingga anak cukup usia untuk mendapatkan teman
diluar lingkungan keluarga
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sekaligus

20
sebgai lembaga pendidik, pembimbing, serta latihan dalam
rangka membantu mengembangkan potensi yang dimilki oleh
masing-masing individu, baik asperk moral, spiritual,
intelektual, emosional dan sosial. Tidak hanya itu peran
sekolah juga mampu mempengaruhi tumbuh kembang
seorang anak, sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian individu, menurut (Yusuf LN,
2019) seperti:
a) Sekolah memberikan pengaruh terhadap anak sejak
dini
b) Anak-anak banyak menghabiskan waktu disekolah
dari pada tempat lain saat berada di luar lingkungan
keluarga
c) Sekolah memberikan kesempatan pada setiap anak
untuk meraih kesuksesan dengan motivasi serta
pembelajaran yang diberikan
d) Memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk
menilai dirinya sendiri atas kemampuan yang
dimilikinya
e) Sekolah memiliki tanggung jawab yang penting dalam
membantu mencapai tugas perkembangan sesuai
usianya
D. Definisi Ibu
Peran ibu dalam mengasuh dan membimbing pertumbuhan dan
perkembangan anaknya sangat besar. Pola asuh yang diberikan oleh ibu
dapat mempengaruhi tumbuh kembang anaknya. Pola asuh disini memiliki
tindakan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi suatu
kebiasaan. Pola asuh seorang ibu kepada anaknya berupa memberikan
makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya,
kesemuanya itu berkaitan dengan keadaan ibu. Status gizi, pendidikan
umum, pengetahuan dan ketrampilan tentang bagaiman cara mengasuh
anak yang baik, peran dalam keluarga atau didalam masyarakat dan

21
sebagainya itu semua kebiasan yang sering ibu lakukan (Retno
Ambarwati, dkk., 2019).
Orang tua yang memiliki pengetahuan luas tentang tumbuh
kembang anak secara benar dan tepat akan segera mengenali jika terjadi
kelainan pada proses tumbuh kembang anaknya. Sehingga dapat
memberikan stimulasi secara menyeluruh sesuai dengan keterlambatan
yang dialami oleh anak tersebut. Dengan demikian harapannya
pertumbuhan dan perkembangan generasi penerus bangsa Indonesia dapat
berlangsung secara optimal. Dalam sebuah keluarga peran seorang ibu
sangatlah penting dalam memberikan stimulasi kepada anaknya. Selain
pengetahuan status ekonomi keluarga menjadi salah satu hubungan posistif
terhadap jenjang pendidikan seseorang (Firaus DN., 2018).
Peran orang tua akan sangat terasa apabila didukung oleh latar
belakang orang tua yang memadai. Orang tua memiliki peran andil dalam
suatu keberhasilan yang dicapai oleh anaknya. Namun secara garis besar
tnggung jawab itu sering kali tidak disadari oleh setiap orang tua, sehingga
tidak sedikit kurangnya keberhasilan seorang anak disebabkan oleh
kurangnya perhatian dan tanggung jawab pengelola pendidikan. Orang tua
secara langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai
pemelihara, sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina
maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya kelak. Ini
merupakan salah satu tugas kodrati pada setiap individu (Firaus DN.,
2018).
Dari kegiatan tersebut tentunya seseorang itu akan memperoleh
pembelajaran atau kesimpulan dari hasil proses belajar tersebut yang mana
tentunya didalamnya terdapat manfaat yang mampu kita peroleh untuk
memecahkan masalah yang sedang dihadapi maupun sebagai pemikiran
untuk menentukan sebuah tujuan dimasa mendatang, sehingga
pengetahuan tersebut dapat bermanfaat atau dimanfaatkan dalam
kehidupannya. Hakekat dari sebuah pendidikan adalah untuk
meningkatkan kemampuan seseorang agar dapat mempertahankan atau
memperbaiki keberadaannya menjadi lebih baik. Sehingga proses belajar

22
yang dilakukan oleh setiap individu akan memberikan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan mereka yang sekedar ingin tahu. Dalam
keluarga peran seorang ibu menjadi sangat penting dalam memberikan
stimulasi kepada anaknya. Untuk memeperoleh pemahaman dan
pengetahuan begitu juga tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan yang
memerlukan proses pendidikan melalui metode tertentu (Jufia
Syahailatua., 2020).
Seseorang dengan latar belakang status ekonomi menengah keatas
umumnya juga memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi pula.
Seorang ibu yang bekerja diluar rumah tentunya akan menguras waktu
untuk memantau tumbuh kembang anaknya dibandingkan dengan ibu yang
hanya dirumah saja dan mengurus anaknya dengan sendiri. Hal tersebut
yang mengakibatkan hilangnya kesempatan seorang ibu untuk melakukan
deteksi dini terhadap tumbuh kembang anaknya. Tetapi, ibu yang bekerja
diluar rumahpun tidak hanya terdapat sisi negatifnya saja tetapi ada pula
dampak positifnya yaitu, apabila anaknya dititipkan ketempat penitipan
anak yang memperkerjakan pengasuh terlatih maka perkembangan anak
tentunya juga terjamin dan lebih aktif karena ditangani oleh seseorang
yang profesional jika dibandingakan dengan anak yang hanya berada
dirumah bersama ibunya yang tidak bekerja (Jufia Syahailatua., 2020).
E. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu hal yang diketahui oleh seseorang
itu sendiri berdasarkan pengalaman yang didapatkan dan
pengetahuan seseorang akan bertambah seiring dengan terjadinya
proses pengalaman yang dialami. Sebagian besar pengetahuan
seseorang didapatkan melalui indra penglihatan dan indra
pendengaran. Pengetahuan merupakan hal yang sangat erat kaitanya
dengan pemikiran seseorang dalam mengambil keputusan atau
melakukan tindakan. Dari pengalam penelitian tertera bahwa
tindakan yang didasari dengan pengetahuan akan lebih langgeng
dibandingkan dengan tindakan yang diambil dengan tidak didasari

23
oleh pengetahuan (Sangadji., 2018).
Pengetahuan didapatkan dari rasa ingin tahu manusia terhadap
sesuatu hal yang belum ia ketahui dengan berbagai cara dan berbagai
alat yang digunakan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal ini
terjadi setelah seseorang itu mengamati dengan panca indranya.
Panca indra tersebut meliputi indra penglihata, indra penciuman,
indra pendengaran, rasa dan raba. Seseorang membenarkan
kebenaran suatu hal berdasarkan kepercayaannya terhadap cara
pandang masing-masing individu terhadap dunia (Darsini, dkk.,
2019).

24
Selanjutkan untuk mewujudkan pengertian pendidikan yang
dimaksud, maka lingkungan keluarga (orang tua) merupakan salah
satu pusat pendidikan terutama dan paling utama bagi setiap anak.
Keluarga merupakan proses penentu dalam keberhasilan belajar.
Sebagaimana yang telah diungkap oleh Malik Fadjar yang dikutip
oleh Melly S.S Rifai (2019) bahwa orang tua dikatakan pendidik
pertama dan utama karena pendidikan yang dididrikan oleh orang tua
merupakan dasar dan sangt menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang anak semata-
mata bukan merupakan hasil proses belajar disekolah saja. Melainkan
ditunjang dari peran orang tua dirumah (Anggrayieni, dkk., 2019).

Seseorang dengan latar belakang status ekonomi menengah


keatas umumnya juga memiliki tingkat pendidikan yang semakin
tinggi pula. Seorang ibu yang bekerja diluar rumah tentunya akan
menguras waktu untuk memantau tumbuh kembang anaknya
dibandingkan dengan ibu yang hanya dirumah saja dan mengurus
anaknya dengan sendiri. Hal tersebut yang mengakibatkan hilangnya
kesempatan seorang ibu untuk melakukan deteksi dini terhadap
tumbuh kembang anaknya. Tetapi, ibu yang bekerja diluar rumahpun
tidak hanya terdapat sisi negatifnya saja tetapi ada pula dampak
positifnya yaitu, apabila anaknya dititipkan ketempat penitipan anak
yang memperkerjakan pengasuh terlatih maka perkembangan anak
tentunya juga terjamin dan lebih aktif karena ditangani oleh
seseorang yang profesional jika dibandingakan dengan anak yang
hanya berada dirumah bersama ibunya yang tidak bekerja (Jufia
Syahailatua., 2020).
2. Faktor yang Memepengaruhi Pengetahuan
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang
tua , riwayat penyakit infeksi, pendapatan keluarga dan status giziz
pada anak (Anggraeni et al.,2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang balita adalah:

25
a. Faktor Internal

a) Usia

Usia atau umur individu yang telah terhiung sejak


seseorang itu lahir hibgga saatini. Semakin bertambah
usia seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir, bekerja,
pengambilan kepututsan dan masih banyak lagi. Usia
memeberikan pengaruh serta pola pikir dalam
pengambilan keputusan maupun cara berfikir
seseorang, sehingga akan mudah menerima informasi
atau masukan yang diberikan. Seirirng dengan
bertambahnya usia daya tangkap serta pola pikir
seseorang akan semakin berkembang dan
pengetahuannya akan bertambah pula (Menurut,
hurlock dikutip dalam Lestari, 2018).

b) Jenis kelamin

Perempuan lebih sering menggunakan otak kanannya


dalam pengambilan keputusan maupun bertingkah
laku, sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan
atau pola pikir yang diambil sudah memikirkan
berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Berbeda
dengan laki-laki, perempuan dapat memikirkan atau
menyerap informasi lima kali lebih cepat dibandingkan
laki-laki, sehingga perempuan cenderung lebih
menggunakan perasaanya dibandingkan pikirannya.
Adanya perbedaan respon antara perempuan dan laki-
laki dikarenakan laki-laki hanya memiliki satu verbal
center pada otak kiri saja sedangkan perempuan
memiliki kedua verbal center pada otak kanan dan otak
kiri. Faktor itukah yang menyebabkan perempuan lebih

26
menggunakan perasaanya dibandingkan dengan
loginya.

b. Faktor Eksternal

a) Pendidikan

Pendidikan memiliki arti bimbingan perkembangan


yang diberikan seseorang kepada orang lain menuju
kesuksesan yang menentukan seseorang mengambil
keputusan untuk dapat hidup lebih baik dalam
mencapai keselmatan dan kebahagiaanya. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi seperti halnya
tentang kesehatan sehingga harapanya dapat
meningkatakan kualitas hidup seseorang. Seseorang
dengan pendidikan yang lebih tingga akan cenderung
berfikir dua kali dalam pengambilan keputusan
maupun menerima informasi karena seseorang tersebut
memiliki pemikiranya yang logis dalam menangani
suatu permasalahan. Pendidikan juga akan
mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan sikap terutana
dalam memotivasi diri sendiri.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah usaha seseorang dalam aktivitas


sehari-hari untuk mendapatkan gaji atau kegiatan yang
dapat memenuhi kebutuhanya dalam kehidupan sehari-
hari. Lingkungan pekerjaan sangat berpengaruh
terhadap pola pikir seseorang, karena pengalaman yang
didapatkan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

c) Pengalaman

Pengalaman merupakan salah satu sumber pengetahuan


seseorang untuk mendapatkan kebenaran atas

27
pengetahuan yang ia dapatkan sebelumnya, sehingga ia
dapat memecahkan masalah berdasarkan pengalaman
yang pernah diperoleh dulu dalam hal ini, ibu dengan
jumlah anak yang lebih dari satu tentunya akan
bertambah pengalaman dibandingkan dengan ibu yang
baru memiliki satu anak.

d) Sumber informasi

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi


pengetahuan seseorang adalah informasi yang
didapatkan. Perkembangan teknologi saat ini
cenderung memudahakan seseorang dalam
memperoleh informasi, dengan adanya banyak
informasi yang didaptkan akan semakin banyak pula
pengetahuan yang didaptkan tetapi informasi dengan
sisis positif.

e) Minat

Minata adalah salah satu faktor utama yang


menimbulkan keingin tahuan seseorang dalam suatu
hal. Minat akan memberikan dorongan maupun
dukungan terhadap keinginan seseorang untuk
mengambil tindakan dalam pencapaian sesuatu. Minat
merupakan tingkat meninggi keinganan seseorang
terhadap suatu hal.

f) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada


disekitar manusia serta memberikan pengaruh
terhadap perkembangan dan perilaku dalam suatu
kelompok. Lingkungan sangat besar pengaruhnya
terhadap penyerapan pengetahuan individu. Misalkan
lingkungan dengan kebersihan yang selalau terjaga,

28
maka besar kemungkinana msyarakat pada wilayah
tersebut memiliki sikap menjaga kebersihan
lingkungan.

g) sosial budaya

sistem sosial budaya pada kelompok atau wilayah


tertentu dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam
menerima informasi. Seseorang yang memeiliki
budaya atau tradisi turun temurun dari kelurganya akan
cenderung sulit menerima informasi dari luar yang
disampaikan orang lain (Darsini, dkk, 2019)

3. Jenis-jenis Pengetahuan
pengetahuan adalah bagian hasil dari buah dan aktivitas berfikir yang
didapatkan oleh manusia. Adapaun pengetahuan dapat berupa
pengetahun empirirs dan pengetahuan rasional. Pengetahuan empiriss
adalah pengetahuan yang didaptkan berdasarkan hasil dari
pengamatan atau pengalaman. Pengetahun rasional adalah hasil dari
pengetahuan yang diperoleh dengan pola pikir atau hasil dari panca
indra semata. Jenis- jenis pengetahuan menurut (Octaviana &
Ramadhani, 2021) adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan Biasa
Pengetahuan biasa atau sering disebut dengan common sense
merupakan jenis pengetahuan yang didapatkan seseorang dari
aktivitas sehari-hari sehingga seseorang tersebut dapat
memecahakan masalah atau mengambil keputusan
berdasarkan hasil dari penyerapakan objek yang telah ia
ketahui.

b. Pengetahuan agama
Pengetahuan Agama adalah pengetahuan yang didasari
dengan keyakinan, kepercayaan yang diperoleh melalui
wahyu Allah SWT. Pengetahuan agama juga sering disebut

29
dengan keyakinan yang ghaib atau mistis yang tidak mampu
dinalar dengan akal sehat. Seseorang yang agamis cenderung
menutup diri dengan keramain.
c. Pengetahuan Filsafat
Pengetahuan Filsafat adalah pengetahuan yang dipeoleh
setelah adanya perenungan yang mendalam. Pngetahuan
filsafat dapat ditandai dengan adanya unsur rasionalistik,
kritis serta radikal maupun perenungan yang mendasar atas
segala kenyataan yang ada di dunia ini. Filsafat menjadi
penjelas yang memiliki sifat substansial serta radikal tas
berbagai masalah yang dihadapi.
d. Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan Ilmiah adalah pengetahuan yang bersifat
sistematis, memiliki metode serta prosedur. Pengetahuan
ilmiah adapt diperoleh melalui observasi, klasifikasi,
eksperimen. Disebut dengan ilmiah karena memiliki metode
dan didasarkan pada kenyataan yang dapat dilihat dengan
panca indra atas kebenarannya.
4. Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2018) menyatakan bahwa tingkat
pengetahuan terbagi mejadi empat yaitu:
a. Tahu
Tingkat pengetahuan yang paling rendah yaitu tahu. Tahu
memiliki arti hanya mengingat materi yang pernah dipelajari
sebelumnya. Kata kerja yang mampu menyimpulkan
seseorang tersebut tahu mengenai apa yang diketahui adalah
mampu meyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
meyatakan dan masih banyak lagi.

b. Memahami
Yaitu kemampuan seseorang dalam menjelaskan kembali
secara tepat dan benar mengenai objek yang diketahui

30
sehingga dapat dikatakan memahami. Seseorang yang telah
memahami suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan sehingga dapat menyimpulkan apa yang telah
dipahami terhadap objek atau materi yang telah dipelajari.
c. Aplikasi
Yaitu kemampuan seseorang dalam menerapkan materi
sesuai dengan yang telah diketahui atau diperoleh sehingga
dapat dikatakan kemampuan.
d. Analisis
Yaitu suatu kemampuan seseorang dalam menjabarkan suatu
objek kedalam suatu topik yang memilki keterkaitan antara
satu dengan yang lainya.

31
F. Kerangka Teori

skema teori

Pengetahuan ibu Tahap Motorik kasar


terhadap tumbuh perkembangan Motorik halus
kembang anak usia 0-5 anak usia 0-5 Bahasa
tahun Sosial

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan ibu terhadap
tumbuh kembang anak
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Pengalaman
6. Sumber informasi
7. Minat
8. Lingkungan
9. Sosial budaya

Keterangan :
: Diteliti
: Berpengaruh
: Berhubungan

32
BAB III
KERANGKA KONSEP,
HIPOTESIS & DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan


atau adanya keterkaitan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya,
dapat juga disebut dengan adanya keterkaitan antar variabel satu dengan
variabel yang liain dari permasalahan yang akan dilakukan penelitian. Konsep
adalah suatu abstraksi yang tidak dapat diamati secara langsung dengan kasat
mata. Konsep ini harus dihitung dengan adanya variabel (Harahap Meidiana.,
2019). Kerangka konsep yang diteliti ini dikembangkan berdasarkan masalah
apa yang akan diteliti atau akan dipecahkan yaitu hubungan pengetahuan ibu
terhadap tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun di desa ujung negoro.
Berdasarkan landasan teori tersebut peneliti membuat kerangka konsep
sebagai berikut:

Variabel independen variabel dependen

Pengetahuan ibu Tumbuh kembang


anak usia 0-5 tahun

Skema 3.1
Kerangka konsep
Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5
Tahun di desa Ujung Negoro

Keterangan:

: Diteliti

: Hubungan

33
B. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis yang berarti sementara
kebenarannya serta thesis adalah pernyataan atau teori. Jadi jika digabungkan
hipotesis memiliki arti pernyataan yang perlu diujikan atas kebenarannya.
Hipotesis penelitian merupakan sebuah pernyataan yang dibuat sementara
yang kemuadian akan dilakukan pengujian melalui uji statistik. Hipotesis
dapat disimpulkan berhubungan atau tidak, berpengaruh atau tidak dan dapat
diterima atau ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan
dari tingkat pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun
di Desa Ujungnegoro.
a. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan pengetahuan ibu dengan tumbuh kembang anaka usia
0-5 tahun.
b. Hipotesis (Ho)
Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap tumbuh
kembang anak usia 0-5 tahun
C. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah :
1. Variabel Independen (Variabel bebas)
Pengetahuan Ibu
2. Variabel Dependent (Variabel terikat)
Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan kerangka suatu penelitian yang memiliki
tujuan untuk membatasi variabel yang akan dijadikan suatu konsep penelitian.
Selain itu definisi operasional bermanfat sebagai pengarahan penyusunan
pada kerangka konsep berupa pengamatan dan pengukuran pada
pengembangan alat ukur atau intrumen penelitian. Adapun penyusunan
definisi operasional terdiri dari skala pengukuran dan cara pengukuran hasil
ukur (Notoatmodjo, 2018, h.85-86). Definisi operasional pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut:

34
Skema 3. 1
Defisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala
operasional
Independen Segala Menggunaka Skor total Ordinal
Pengetahua sesuatu yang n kuesioner 1. Baik 76-
n ibu diketahui ibu tingkat 100
yang pengetahuan 2. Cukup
berhubungan ibu terhadap 56-75
dengan tumbuh 3. Kurang
tumbuh kembang <56
kembang anak usia 0-5
anak usia 0-5 tahun dengan
tahun skala
Guttman
yang terdiri
dari 20
pertanyaan
dengan
pilihan
pertanyaan
“benar,
salah” skor
jawaban
0= salah
1=benar
Dependen Pertumbuhan DDST 1. Sesuai Nomina
Tumbuh balita dengan (Denver 2. Tidak l
kembang seiring Development sesuai
balita berjalannya Screening
waktu Test)
bertambahny
a ukuran
berat badan
dan tinggi
badan
perkembanga
n kecakapan,
kematangan
fisik dan
emosional.

35
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survey
analtik korelasional dengan pendekatan cros sectional study yang
menggunakan pengukuran pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui
adanya Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia
0-5 Tahun di Desa Ujungnegoro. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang
pertama saya akan memberikan kuesionar pengetahuan ibu untuk menilai
pemahaman ibu balita terhadap tumbuh kembang balitanya. Kemudian yang
kedua saya akan memberikan kuesioner tetang tumbuh kembang balita
apakah balitanya sudah berkembang sesuai dengan usianya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau
objek yang memilki kuantitas serta karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti (Masturoh dan Anggita, 2018). Pada penelitian ini
populasi yang akan dilakukan penelitian yaitu seluruh ibu yang memiliki
anak usia 0-5 tahun yang berada dan bertempat tinggal di Desa
Ujungnegoro dengan ketentuan ibu dengan kelahiran anak pertama serta
masuk kedalam kriteria inklusi yang telah ditentukan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang
berada dan bertempat tinggal di Desa Ujungnegoro dengan ketentuan ibu
dengan kelahiran anak. Teknik sampling yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah menggunakan cros sectional study yaitu pengamatan
yang dilakukan sekali dan dalam waktu yang sama. Adapun kriteria yang
digunakan pada penelitian ini adalah kriteria inklusi dan kriteria eksklusi:
a. Kriteria Inklusi
a) Bersedian menjadi responden
b) Dapat berkomunikasi dengan baik
c) Ibu dapat membaca dan menulis

36
d) Anggota masyarakat Desa Ujungnegoro
e) Ibu dengan kelahiran anak pertama
f) Ibu kandung dari balita
g) Ibu yang memiliki anak balita dan mengasuhnya sendiri
h) Pendidikan terakhir minimal SMP
i) Usia ibu 18-35 tahun
j) Anak dengan kelahiran normal (tidak Caesar)
b. Kriteria Eksklusi
a) Bukan pengasuh dari balita
b) Selain ibu dari balita
c) Ibu yang memiliki anak lebih dari satu
d) Bukan anggota masyarakat Desa Ujungnegoro
e) Ibu dengan persalinan Caesar
C. Tempat dan aktu Penelitian
1. Tempat
Adapun tempat yang akan dilakukan penelitian adalah di Desa
Ujungnegoro Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2022- Agustus 2023.
Penelitian ini akan dijelaskan lebih detail dalam bentuk tabel dibawah ini:

Bulan
No Kegiatan Oktober 2022 – Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023
Penyusunan
1 proposal
penelitian
Seminar
2
proposal
Pengumpulan
3
data
4 Pengolahan

37
data
Penyususnan
5
laporan akhir
6 Ujian Hasil

D. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan salah satu masalah yang sangat
penting selama proses penelitian dilakukan. Etika yang perlu
diperhatikan dalam penelitian ini adalah:
1. Persetujuan (Informed concent)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
yang menyatakan bahwa responden ikut berpartisipasi dalam
penelitian yang akan dilakukan. Apabila responden bersedia
melakukan penelitian maka harus menandatangani lembar persetujuan
yang telah diberikan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti
harus menghormati keputusan yang telah dibuat oleh responden
(hidayat, 2018).
2. Tanpa nama (anonimity)
Masalah etika, merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek peneliti dengan cara tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disampaikan
(hidayat, 2018).
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainya yang mungkin pada proses penelitian ini akan muncul (hidayat,
2018).

38
4. Keadilan (justice)
Penelitian ini bersifat adil terhadap semua responden dengan tidak
memandang dari segi manapun, baik secara sosisal ekonomi maupun
suku, ras dan bahasa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner
dan DDST (Denver Development Screening Test) merupakan alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini, yang nantinya akan memunculkan hasil
apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap tumbuh
kembang anak usia 0-5 tahun Desa Ujungnegoro. Alat instrumen yang
digunakan adalah lembar kuesioner dengan 3 kategori yaitu:
1. Data demografi, secara umum berisi tentang nama, umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak.
2. Pengetahuan ibu diukur menggunakan lembar kuesioner dengan 20
pertanyaaan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala guttman,
yaitu skala yang menyatakan tipe jawaban tegas dalam bentuk
kuesioner pertanyaan tertutup (Masruroh dang Anggita 2018), dengan
jawaban responden yaitu "benar dan salah" jika jawaban benar maka
nilainya 5 dan jika jawaban salah maka nilainya 0.
a. Kurang, apabila responden menjawab dengan hasil skor yang
didapatkan <56
b. Cukup, apabila responden menjawab dengan hasil skor yang
didapatkan 56-75.
c. Baik, apabila responden menjawab dengan hasil skor yang
didapatkan 76-100.
3. Sikap dalam menggunakan lembar kuesioner 20 pertanyaan dengan
jawaban responden "benar dan salah". Jika jawaban Benar dinilai 5 dan
jika jawaban Salah dinilai 0.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas
Prinsip validitas adalah pengukuran serta pengamatan yang
berarti prinsip keandalan instrumen dalam pengumpulan data.

39
Instrumen harus dapat menyatakan mengukur apa yang
seharusnya dapat diukur. Terdapat dua hal yang harus dipenuhi
dalam validitas pengukuran, yaitu insrtumen harus relevan isi dan
revelvan antara cara dan sasaranya. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan alat ukur skala Guttman yaiti rumus koefisien
reprodussbilitas dan koefisien skalabilitas.
Pertama adalah menghitung koefisien reprodusbiltas dulu baru
selanjutnya menghitung koefisien skalabilitasnya. Rumusnya adalah:
Rumus koefisien reprodusbilitas:
Kr= 1-(e/n)
Keterangan:
E= Jumlah kesalahan/ nilai error
N= Jumlah pernyataan dikali jumlah responden
Syarat penerima nilai koefisien reprodusbilitas yaitu apabila
koefisien reprodusbilitas memiliki nilai >0,90.
Rumus koefisien skalabilitas :
Ks =1-(e/x)
keterangan
E= Jumlah kesalahan/nilai
X= 0,5 (jumlah pertanyaan dikali jumlah reponden)- jumlah jawaban
“ya”) syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila
koefisien skalabilitas memiliki nilai >0,60
2. Reabilitas

Untuk pengolahan menggunakan program microsoft excel. Kategori


koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:

0,80<r11 1,00 reabilitas sangat tinggi

0,60<11 0,80 reabilitas tinggi

0,40<r11 0,60 reabilitas sedang

0,20<r11 0,40 reabilitas rendah

0,10<r11 0,20 reabilitas sangat rendah (tidak reliabel)

40
Jadi intinya setelah, dapat nilai kuder Ricardson 21 dan hasilnya
minimal 0,7 paling baik hasilnya >0,8) itu artinya kuesioner yang
dipakai dalam riset sudah reliabel (dapat dindalkan)

G. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan perizinan penelitian ke Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM).
2. Mengurus pengajuan ijin untuk melaksanakan penelitian kepada
kepala desa di Desa Ujungnegoro serta kepada Bidan desa dan
Kader-kader pengurus posyandu di Desa Ujungnegoro.
3. Peneliti menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi.
4. Menyiapkan kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.
5. Bekerjasama dengan Bidan dan kader-kader pengurus posyandu
untuk membantu mengumpulkan responden.
6. Penelitian dengan dibantu oleh Bidan desa serta teman-teman yang
ikut dalam membantu proses peneltian membagikan kuesioner
kepada ibu yang memilki balita.
7. Responden sudah bersedia menjadi responden dalam penelitian,
peneliti mulai melakukan tahap penelitian dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Responden mengisi lembar persetujuan sebagai respeonden
b. Responden mengisi kuesioner tingkat pengetahuan ibu
terhadap tumbuh kembang anak sesuai dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki oleh responden
c. Responden mengisis kuesioner DDST (Denver
Development Screening Test) sesuai dengan usia balita
yang dimilki oleh responden
8. Setelah seluruh responden mengisi kuesioner, kemudian peneliti
mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan data dan selanjutnya
peneliti melakukan pengolahan data.

41
H. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian dari penelitian, pada tahap ini
data mentah yang didapatkan akan diolah ((Masturoh & Anggita. 2018).
denngan cara:
1. Editing (Pengeditan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh dikumpulkan melalui
kuesioner perlu di edit terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada
data atau informasi yang kurang lengkap atau tidak sesuai dan
tidak mungkin dilakukan wawancara ulang maka kuesioner
tersebut dianggap batal atau dikeluarkan.
2. Scoring (skor)
Scoring adalah proses penentuan skor atas jawaban responden yang
dilakukan dengan cara pembuatan keterangan serta kategori yang
sesuai dengan anggapan tepat oleh responden. Kuesioner dengan
jumlah 20 apabila benar dinilai 5 dan jika jawaban salah maka akan
diberi nilai 0.
3. Coding (Pengkodean)
Coding merupakan tahapan memberikan kode atau tanda-tanda
dari setiap data yang terkumpul. Data yang sudah diedit, maka
harus diberikan kode untuk mempermudah dimasukan kedalam
master tabel untuk dilakukan pengolahan data. Misalkan data untuk
kategori yang lahir prematur diberi kode 1 dan anak yang lahir
dengan normal diberi kode.
4. Entry Data (Pemasukan Data
Data yang tadi sudah dilakukan pengcodingan kemudian untuk
selanjutnya dimasukan kedalam master tabel menurut sifat-sifat
yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian dengan
menggunakan system komputerisasi.
5. Tabulating (Pentabulasian)
Setelah dilakukan pengcodingan selanjutnya data tersebut
dimasukan kedalam master data tabel menurut sifat-sifat yang

42
dimiliki sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian dengan
menggunakan program SPSS atau Mini Tab.
6. Cleaning Data
Mengecek kembali data yang telah di proses apakah ada kesalahan
atau tidak pada masing-masing variabel yang sudah di proses
sehingga dapat diperbaiki dan di nilai (score)
I. Teknik Analisa Data
Analisa merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar keduanya untuk
mendapatkan pengertian yang sesuai dan pemahaman dengan arti
keseluruhan, penjabaran yang seluas-luasnya serta pemecahan data yang ada
pada penelitian (Adiputra dkk, 2021). Prosedur yang digunakan oleh peneliti
dalam menganalisa data adalah sebagai berikut:
1. Analisa Univariat
Analisa Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran
karakteristik terhadap responden. Analisa ini digunakan menggunakan
distribusi frekuensi dan presentase pada masing-masing variabel bebas dan
variabel terikat
2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
hubungan variabel independen yaitu pengetahua ibu dengan variabel
dependen (tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun) dengan uji Chi-square
dengan nilai p <0,05. Adapun ketentuan dari hasil analisis data yang
didapatkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Bila nilai ρ value < 0,05 maka Ho ditolak, yang dimana ada
hubungan antara pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang balita di
Desa Ujungnegoro.
b. Bila nilai ρ value > 0,05 maka H0 gagal ditolak, artinya tidak ada
hubungan antara pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang balita di
Desa Ujungnegoro.

43

Anda mungkin juga menyukai