METODE
sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian. Penelitian ini menggunakan metode literatur riview, dengan langkah menyusun,
meringkas, mengumpulkan data dengan skala yang besar dengan meloporkan hasil yang
memberi ringkasan deskriptif dan menganalisisnya secara statistik Penelitian ini mencari
sebuah data suatu pengaruh pemberian sari kulit semangka terhadap perubahan kadar gula
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
kesehatan utama di seluruh dunia, dari kasus DM 90% terjadi pada DM tipe 2.
Saat ini prevalensi diabetes telah meningkat di seluruh dunia dan diperkirakan
mengenai hampir seluruh organ tubuh dan dapat terjadi secara akut maupun
kronis. Komplikasi diabetes melitus dapat terjadi karena kadar gula darah yang
buruk.
2. Intervension :
semangka dengan dosis 500g dengan penambahan air 10cc, dan di konsumsi
3. Comparator :
Sari kulit putih semangka yang diberikan secara rutin yaitu 1x/hari dengan
dosis 500g akan efektif dapat menurunkan kadar glukosa darah, sedangkan jus
4. Outcome :
Berdasarkan hasil dari telaah jurnal yang sudah dilakukan, bahwa kulit
putih semangka dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dan dapat digunakan
5. Study design :
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber
data sekunder yang diperoleh berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan topik
N = 76
4.1 Hasil
berasal dari negara Indonesia dengan jumlah 80%, India 10%, terakhir merupakan
Usia
No Jurnal Laki - laki Perempuan
Kategori Jumlah
1 Jurnal 36-49 tahun 10
Khasanah Budi
Rahayu, Lintang 13 50 50-63 tahun 36
Dian Saraswati,
Henry Setyawan >64 tahun 17
2 Frenky Arif ≤ 40 tahun 0
Budiman & Tutut 7 8 41-50 tahun 8
Pujianto 51-60 tahun 7
3 Yodha Sigit <40 0
Wibisono 40-59 1
2 12
50-59 7
>60 6
Dari 10 jurnal penelitian yang akan di riview, 4 jurnal mengatakan
responden adalah diabetes mellitus tipe 2 dan 3 jurnal mengatakan bahwa sebagian
besar responden adalah perempuan.dan usia >50 tahun.
Tabel 4.4 Daftar artikel hasil pencarian
Pada penelitian Wibisono dkk (2015) dengan Pengaruh pemberian sari kulit
semangka (citrullus lanatus) terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita
bahwa sari kulit putih semangka mampu menurunkan glukosa darah karena
perlakuan yang diberikan sari kulit semangka didapatkan hasil bahwa sebagian
besar kadar gula darah yang turun sebanyak 10 orang (71,4%) dan hampir sebagian
naik 4 orang (28,6%), sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan sari
kulit semangka di dapatkan hasil bahwa kadar gula darah seluruh (100%) tidak
turun. Sari kulit semangka yang putih mengandung citrulline penghasil nitrat
oksida, nitrit oksida mampu menurunkan glukosa darah dan trigliserida pengidap
diabetes. Selain itu nitrit oksida berpotensi sebagai antioksidan dan vasodilatasi,
jaringan yang membutuhkan. Kadar citrulline pada kulit semangka mencapai 24,7
mg, lebih banyak dari pada daging buah yang hanya 16,7 mg. Sedangkan citrulline
Pada penelitian Wardhana dkk (2016) dengan Pengaruh suhu dan lama
minuman sari kulit semangka menunjukkan bahwa kualitas minuman sari buah
dapat dipengaruhi oleh penanganan bahan baku sebelum diproses. Salah satu aspek
penanganan bahan baku yaitu dengan mengontrol suhu dan lama penyimpanan
pada pengolahan kulit semangka berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut,
kandungan vitamin C, rasa, dan warna sari kulit semangka. Perlakuan lama
padatan terlarut, kandungan vitamin C, rasa, dan aroma sari kulit semangka.
Kombinasi perlakuan suhu dan lama penyimpanan pada pengolahan kulit semangka
berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut dan vitamin C sari kulit
semangka. Total padatan terlarut yang tertinggi terdapat pada sari kulit semangka
pada suhu ruang selama 8 jam, sedangkan total padatan terlarut terendah terdapat
pada sari kulit semangka pada suhu beku selama 8 jam. Hal ini dikarenakan oleh
nyata terhadap sari kulit semangka. Hal ini dikarenakan vitamin C lebih tahan jika
disimpan pada suhu rendah daripada dibiarkan di suhu ruang sebab Vitamin C
sangat rentan terhadap suhu tinggi. Kandungan vitamin C bisa berkurang sampai
lebih dari 50% hanya dalam beberapa hari, tetapi kehilangan ini dapat dicegah
dengan penyimpanan pada suhu rendah. Hal tersebut juga dikarenakan vitamin C
bersifat tidak stabil, mudah teroksidasi jika terkena udara (oksigen) dan proses ini
dapat dipercepat oleh panas. Vitamin C sari kulit semangka rata-rata sebesar 1,44
mg – 1,64 mg. Kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada sari kulit semangka
pada suhu beku selama 2 jam, sedangkan kandungan vitamin C terendah terdapat
sari kulit semangka. Banyaknya panelis yang menyukai rasa pada sampel yang
diberi perlakuan penyimpanan suhu beku dan lama penyimpanan selama 8 jam
karena panelis lebih menyukai rasa yang cenderung asam, hal ini juga didukung
pada kandungan vitamin C yang cenderung tinggi (1,61) dan seperti diketahui
pengolahan kulit semangka berpengaruh nyata terhadap warna sari kulit semangka.
Hal ini dikarenakan warna pada suhu ruang pada penyimpanan selama 2 jam lebih
tampak mirip dengan warna kulit semangka dan didukung total padatan terlarut
yang rendah (9,43%) sehingga tidak banyak endapan yang mengakibatkan warna
berpengaruh nyata terhadap aroma sari kulit semangka. Hal ini diduga dikarenakan
sari kulit semangka yang diberi perlakuan penyimpanan selama 2 jam memiliki
aroma khas yang lebih kuat daripada aroma sari kulit semangka yang diberi
penyimpanan pengolahan kulit semangka maka aroma sari kulit semangka akan
lebih cepat ataupun terjadinya proses difusi ester. Penurunan tersebut disebabkan
oleh terbentuknya senyawa-senyawa seperti alkohol dan asam, sehingga
Pada penelitian Astuti dan Wijaya (2016) dengan Formulasi dan uji
kestabilan fisik granul Effervescent infusa kulit putih semangka (citrullus vulgaris
s.) dengan kombinasi sumber asam menunjukan bahwa kulit putih semangka
(Citrullus vulgaris S.) dapat digunakan menjadi sediaan granul effervescent dengan
kombinasi sumber asam yang stabil secara fisik yang merupakan metode
ini menunjukkan bahwa Infusa kulit Putih Semangka (Citrullus vulgaris S.) dapat
asam yang memenuhi syarat. Kulit Putih Semangka (Citrullus vulgaris S.) dapat
amino sitrulin. Sitrulin terbukti mampu menurunkan glukosa. Kulit putih semangka
(Citrullus vulgaris S.) dengan kombinasi sumber asam dapat dibuat menjadi
sediaan granul effervescent dengan metode granulasi basah dan sudah memenuhi
persyaratan sesuai standar farmaseutik dan literature lainnya dalam hal uji fisik
granul meliputi waktu larut, pH, dan tinggi buih dan paling disukai oleh responden.
Hal ini disebabkan granul effervescent yang dibuat dengan metode granulasi basah
memiliki kandungan lembab yang lebih besar dibanding granul yang dihasilkan
dengan metode granulasi kering gaya gesek antar partikel akan meningkat seiring
effervescent nilai pH terendah diperoleh formula ke-III (5,49) dan nilai pH formula
ke-II (5,87) disusul formula ke-I (6,17). Bahwa terbentuknya CO2 pada saat reaksi
effervescent dalam air yang sebagian akan larut membentuk asam karbonat akan
dan berakibat nilai pH akan rendah. Selain itu perasa yang digunakan pada granul
effervescent ini yaitu perasa jeruk yang mana diketahui terdapat sumber asam yang
glukosa darah pada pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 yang diberi
Pemberian buah semangka diberikan dalam bentuk potongan dan jus (tanpa gula)
dengan kalori sebesar 170 kkal yang diberikan pada waktu pagi hari sebelum
mg/dl. Hal ini dikarenakan daging buah semangka memiliki kandungan karbohidrat
sederhana berupa fruktosa. Fruktosa adalah gula yang ditemukan secara alami
Karbohidrat sederhana akan lebih cepat diserap kedalam tubuh karena memiliki
struktur yang sederhana sehingga tidak membutuhkan banyak tahap untuk bisa
diserap kedalam sistem vena porta. Di dalam tubuh karbohidrat dengan jenis yang
sederhana langsung dapat dirubah menjadi glukosa yang akan langsung dapat
diserap dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan level gula darah
antivitas antioksidan alami yang sangat kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar likopen semangka rata-rata sebesar 34,98 mg/kg dan kadar likopen tomat
rata-rata sebesar 40,59 mg/kg. Sedangkan nilai rata-rata IC50 Semangka sebesar
524 ppm dan nilai rata-rata IC50 tomat sebesar 114 ppm. Sehingga dapat
hasil penelitian, kadar likopen semangka dan tomat tidak jauh berbeda tetapi untuk
hasil IC50 tomat jauh lebih rendah dari semangka atau dapat dikatakan aktivitas
sebabkan oleh terdapatnya jenis antioksidan karotenoid lain pada tomat selain
likopen yang ikut terekstrak dan juga karena sampel yang diuji merupakan ekstrak
antioksidan lain selain likopen yang dapat berpotensi sebagai antioksidan sehingga
nilai IC50 tomat jauh lebih rendah. Selain itu perbedaan kekuatan antioksidan
semangka maupun tomat disebabkan karena dalam penelitian ini hanya mengukur
total kekuatan antioksidan tidak hanya dari jenis likopen saja tetapi juga semua
jenis antioksidan yang terkandung dalam semangka dan tomat sehingga kekuatan
antioksidan menjadi lebih kuat. Perbedaan kadar likopen semangka maupun tomat
disebabkan karena beberapa faktor, seperti diantaranya yaitu faktor musim, lokasi
geografis tempat tumbuh, jenis spesies umur panen hingga kondisi lingkungan
aktivitas α-amilase in vitro dalam proporsi yang berbeda. Ekstrak daging etanol
70% memberikan nilai IC50 terendah, diikuti oleh ekstrak daun etanol absolut dan
70% ekstrak kulit etanol, Sedangkan, ekstrak biji etanol 100% yang memberikan
nilai IC50 terendah diantara ekstrak biji lebih tinggi dari ekstrak kulit etanol 70%.
dalam kondisi diabetes. Dipercayai bahwa penghambatan salah satu dari dua enzim
usus, dapat mencegah pelepasan cepat dari glukosa bentuk sukrosa dan maltosa,
sehingga menunda waktu untuk lonjakan glukosa yang dialami setelah makan kaya
Pada penelitian Sani dan Nair (2017) dengan Studies on in vitro evaluation of
kulit dari semangka dan Punica granatum menunjukan aktivitas antidiabetes. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kulit dari semangka dan Punica granatum
pencernaan karbohidrat. Salah satu cara yang baik untuk mengatur kadar glukosa
Punica granatum dapat dianggap sebagai sumber yang efisien senyawa bioaktif
dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 (studi di wilayah
tinggi rendahnya kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2, antara lain
lama menderita diabetes, obesitas, aktivitas fisik, jenis latihan jasmani, frekuensi
latihan jasmani, kepatuhan diet, kepatuhan minum obat, dukungan keluarga, dan
motivasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar gula darah di sebabkan oleh
beberapa faktor yaitu kepatuhan minum obat dan dukungan keluarga. Hal ini karena
semakin tinggi tingkat kepatuhan maka semakin rendah kadar gula. Dari penelitian
ini diketahui bahwa hampir sebagian besar responden mengonsumsi kombinasi obat
metformin dan glimepirida. Cara kerja dar kombinasi kedua obat ini yaitu dengan
dalam sel lebih maksimal. Dampaknya kadar gula darah akan menurun. Sedangkan
berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa perempuan lebih patuh minum obat
keluarga dapat mempengaruhi kadar gula darah karena adanya dukungan dari
keluarga dapat membantu mencegah stress dan juga berperan penting dalam self
kontrolmetabolik
Pada Penelitian Juwita dan Febrina (2018) dengan Model pengendalian kadar
gula darah penderita diabetes mellitus. Komplikasi akibat diabetes dapat dicegah
atau ditunda dengan menjaga kadar gula darah berada dalam kategori normal
sehingga metabolisme dapat dikendalikan dengan baik. Kadar gula darah dapat
dijaga dengan melakukan gaya hidup yang sehat. Hasil penelitian didapatkan
Konsep utama dari grounded theory adalah “Perilaku Pengendalian Kadar Gula
Darah”. Bentuk perilaku pengendalian gula darah dalam penelitian ini terdiri dari)
gaya hidup (kadar gula darah stabil, kualitas hidup meningkat).. Hasil penelitian ini
dapat menjadi referensi khususnya bagi penderita diabetes mellitus dan keluarga
penyakit diabetes melitus dengan kombinasi penggunaan obat herbal dan konsumsi
nutrisi yang tepat menunjukan bahwa diabetes mellitus dapat dicegah dan
tepat. Hasil analisis komparatif menunjukkan bahwa penggunaan herbal dan nutrisi
yang tepat dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit Diabetes Mellitus secara
lebih efektif dan komprehensif. Konsep dalam penelitian ini yaitu dengan
Diabetes Mellitus adalah untuk terapi biologi non spesifik yang digunakan untuk
Substansi ini dapat dikelompokkan dalam mengikuti 3 kategori umum, yaitu : (1)
Substansi dengan fungsi zat gizi yang mapan dan cukup seperti vitamin, mineral,
asam amino dan asam lemak-nutrients (2) Herb atau produk/hasil perkebunan
sebagai konsentrat dan ekstrak herbal (3) Reagen yang diturunkan dari bahan
memberikan fungsi spesifik sebagaimana nutrisi olah raga, suplemen penurun berat
badan dan suplemen pengganti makanan. Keunggulan ini terutama karena metode
tersebut menyembuhkan penyakit melalui pemulihan sel-sel yang rusak untuk dapat
berfungsi kembali secara normal. Metode ini memiliki efek samping minimal serta
memungkinkan proses recovery yang lebih permanen dan komprehensif. Selain itu
pada penelitian ini juga disebutkan buah dan sayur antidiabetes yang meliputi (1)
Menurunkan kadar gula sesudah makan, meningkatkan fungsi sel beta pancreas, (3)
insulin (4) Cery berfungsi Menurunkan kadar gula darah, menurunkan neuropathy
diabetic (5) Kembang kol dan kubis berfungsi Menurunkan kadar gula darah (6)
Delima berfungsi Menurunkan kadar gula darah (7) Waloh berfungsi Meningkatkan
respon glycemic dan insulin (8) Plums berfungsi Menurunkan kadar gula darah (9)
4.2.3 Pengaruh Sari Kulit Putih Semangka Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah
dalam konsentrasi tinggi, karoten (terutama kandungan likopen tinggi dalam jenis
daging merah), β-karoten (dalam jenis daging kuning) dan senyawa fenolik. Selain
mineral seperti Ca, K, Mg dan Fe, semangka juga merupakan sumber vitamin
adalah sumber antioksidan, dan memiliki kandungan yang serupa antara daging dan
asam amino sitrulin yang jauh lebih tinggi. Antioksidan pun dapat membantu
mencegah penyakit diabetes dan membantu proses pengobatan diabetes terutama
dan Wijaya, 2016). Berdasarkan tes antidiabetes in vitro yang dilakukan oleh Sani
dan Nair (2017) menunjukkan bahwa kulit dari semangka signifikan dalam
hemoglobin.
besar penderita setelah diberikan sari kulit semangka yang diberikan secara berkala
selama 7 hari mengalami perubahan penurunan kadar gula darah dengan presentasi
(71,4%). Karena sari kulit semangka yang putih mengandung citrulline penghasil
nitrat oksida, nitrit oksida mampu menurunkan glukosa darah dan trigliserida
pengidap diabetes. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Frenky Arif Budiman
& Tutut Pujianto, (2019) pemberian daging buah semangka yang diberikan dalam
bentuk potongan dan jus (tanpa gula) dengan kalori sebesar 170 kkal yang
diberikan pada waktu pagi hari sebelum beraktifitas dapat meningkatkan glukosa
darah dengan rata-rata kenaikan sebesar 50 mg/dl. Sari buah adalah cairan yang
diperoleh dari buah-buahan yang sehat dan masak, dan digunakan sebagai minuman
segar. Kualitas minuman sari buah dapat dipengaruhi oleh penanganan bahan baku
sebelum diproses. Agar mendapatkan sari kulit semangka yang berkualiatas maka
perlu mengontrol suhu dan lama penyimpanan bahan baku, hal ini dikarenakan
nyata terhadap total padatan terlarut, kandungan vitamin C, rasa, dan warna sari
pengaruh pemberian sari kulit putih semangka terhadap perubahan kadar gula darah
pada diabetes mellitus tipe 2 yang dibuktikan dalam penelitian Wibisono, dkk
(2015) dengan adanya perubahan pada kadar gula darah pada kelompok perlakuan.
gulah darah yaitu: pola diet, stress, peran keluarga, obat-obatan, lingkungan, dan
olahraga. Perubahan yang sebelumnya mayoritas kadar gula darah dalam kategori
tinggi, setelah diberikan sari kulit putih semangka mengalami penurunan yang
artinya baik. Hal ini dikarenakan keluarga telah memahami cara dalam mengatasi
kulit putih semangka. Maka untuk mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan
dengan menggunakan sari kulit semangka (Citrullus lanatus. Sari kulit semangka di
konsumsi secara berkala minimal tujuh hari, agar mendapatkan hasil yang
mencolok (misalnya merah, merah muda, dan kuning) sedangkan pada bagian
lapisan putih (kulit dalam) kurang diminati masyarakat untuk dikonsumsi dan
penyakit kanker, penurunan kadar lemak darah serta putih semangka yang baik bagi
kesehatan ginjal. Dan salah satu fungsi kulit buah semangka yaitu mengobati
diabetes mellitus.
2019). Kulit putih semangka baik dikonsumsi untuk diabetes mellitus karena
memiliki indeks glikemik yang tinggi namun bukan berarti penderita DM tidak
DM namun dalam porsi yang sedikit dan penderita DM harus tetap memerhatikan
rencana makan atau diet selama sehari tersebut Dan mengonsumsi buah semangka
dapat mencegah penyakit kanker, penurunan kadar lemak darah serta putih
semangka yang baik bagi kesehatan ginjal. Dan salah satu fungsi kulit buah
semangka yaitu mengobati diabetes mellitus. Kulit putih semangka baik dikonsumsi
untuk diabetes mellitus karena berpotensi dalam menurunkan kadar gula darah.
Pemanfaatan kulit buah semangka saat ini tergolong masih kurang maksimal.
Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu adanya langka inovatif dan kreatif agar
semangka yang memiliki nilai gizi yaitu dengan mengolah kulit putih semangka
sebagai minuman sari kulit putih semangka yang bermanfaat untuk kesehatan.