Anda di halaman 1dari 29

BAB III

METODE

3.1. Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan

penelitian. Penelitian ini menggunakan metode literatur riview, dengan langkah menyusun,

meringkas, mengumpulkan data dengan skala yang besar dengan meloporkan hasil yang

memberi ringkasan deskriptif dan menganalisisnya secara statistik Penelitian ini mencari

sebuah data suatu pengaruh pemberian sari kulit semangka terhadap perubahan kadar gula

darah pada diabetes mellitus (Aziz, 2018).

3.2. Strategi Pencarian Literature


3.2.1 Framework yang digunakan
Strategi yang digunakan dalam mencari artikel atau jurnal menggunakan
PICOS framework. Arttikel atau jurnal disesuaikan dengan memperhatikan kriteria
populasi dan masalah yang diambil, intervensi yang digunakan pada masing-masing
jurnal, variable pembanding, hasil luaran dan desain penelitian yang digunakan.
1. Population/Problem :

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolisme menahun

akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat

menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. DM merupakan masalah

kesehatan utama di seluruh dunia, dari kasus DM 90% terjadi pada DM tipe 2.

Saat ini prevalensi diabetes telah meningkat di seluruh dunia dan diperkirakan

akan meningkat menjadi tingkat yang lebih besar di generasi mendatang.

Peningkatan penyakit tidak menular ini disebabkan ketidakpatuhan

penatalaksanaan DM (Astuti dan Wahyu, 2016). Diabetes melitus kerap disebut


sebagai silent killer dan sering kali menimbulkan berbagai komplikasi bagi

penderitanya. Komplikasi yang disebabkan oleh diabetes melitus dapat

mengenai hampir seluruh organ tubuh dan dapat terjadi secara akut maupun

kronis. Komplikasi diabetes melitus dapat terjadi karena kadar gula darah yang

buruk.

2. Intervension :

Responden akan dilakukan pemberian intervensi berupa sari kulit

semangka dengan dosis 500g dengan penambahan air 10cc, dan di konsumsi

1x/hari setelah makan. Pada penelitian ini menggunakan 2 kelompok yaitu

kelompok kontrol dan perlakuan, bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil

perubahan kadar gula darah dalam dua kelompok tersebut.

3. Comparator :

Sari kulit putih semangka yang diberikan secara rutin yaitu 1x/hari dengan

dosis 500g akan efektif dapat menurunkan kadar glukosa darah, sedangkan jus

buah semangka dapat meningkatkan kadar glukosa darah

4. Outcome :

Berdasarkan hasil dari telaah jurnal yang sudah dilakukan, bahwa kulit

putih semangka dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dan dapat digunakan

sebagai pengobatan herbal dalam mengontrol kadar glukosa darah

5. Study design :

Merupakan desain penelitian yang digunakan oleh jurnal yang akan di

riview, design pada penelitian ini adalah literature riview.


3.2.2 Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword (AND, OR NOT) yang

digunakan untuk memperluas atau menspesifikasikkan pencarian, sehingga dapat

mempermudah dalam menemukan artikel maupun jurnal. Keyword yang akan

dimasukkan yaitu “Citrullus lanatus” OR “watermelon” OR “semangka” OR “kulit

semangka” AND “antidiabetic” OR “diabetes mellitus” OR “kadar gula darah”.

3.2.3 Database atau Search Engine

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber

data sekunder yang diperoleh berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan topik

yang menggunakan database melalui google scholar, EBSCO, PRO-QUEST, DOAJ,

dan portal garuda.

3.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan ekslusi dengan menggunakan format PICOS
Kriteria Inklusi Ekslusi
Population / Problem Jurnal yang berhubungan dengan Jurnal yang tidak
topik penelitian yaitu kulit putih berhubungan dengan topik
semangka atau semangka dan penelitian yaitu kulit putih
diabetes mellitus semangka atau semangka
dan diabetes mellitus
Intervention Diberikan kulit putih semangka Di berikan buah-buahan
lain selain semangka
Comparators Diberikan daging buah semangka -
Outcomes Kadar gula darah terkendali -
Study Design Analisis komparatif, Cross -
sectional, Eksperimenal, Grounded
theory, Laboratory Research,
Study In vitro, Korelasional,
Rancangan Acak kelompok (RAK)
Tahun terbit Setelah tahun 2015 Sebelum tahun 2015
Bahasa Bahasa inggris dan Bahasa Selain bahasa Inggris dan
indonesia Bahasa Indonesia

3.4 Seleksi Study dan Penilaian Kualitas


3.4.1 Hasil Pencarian dan seleksi studi
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi google scholar,
EBSCO, PRO-QUEST, DOAJ, dan portal garuda menggunakan kata kunci “Citrullus
lanatus” OR “watermelon” OR “semangka” OR “kulit semangka” AND
“antidiabetic” OR “diabetes mellitus” OR “kadar gula darah”, peneliti menemukan
93 jurnal sesuai dengan kata kunci tersebut. Kemudian jurnal tersebut di seleksi,
sebanyak jurnal dieksklusi karena terbitan tahun 2015 kebawah dan menggunakan
bahasa selain bahasa Indonesia dan inggris. Assessment kelayakan terhadap 93
jurnal, jurnal yang duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi
dilakukan eksklusi, sehingga didapatkan 10 jurnal yang dilakukan review.

Pencarian menggunakan keyword


melalui database google scholar,
EBSCO, PRO-QUEST, DOAJ, dan
portal garuda
N = 93

Seleksi jurnal 5 tahun terakhir, dan


menggunakan bahasa inggris

N = 76

Seleksi judul dan duplikat


Ekslusi (n= 50)
N = 43 Problem/Populasi :
- Tidak sesuai dengan topik (48)
Intervention :
- Diberikan buah-buahan selain buah
Identifikasi Abstrak semangka (2)
N = 18
Ekslusi (n= 8)
- Tujuan penelitian tidak sesuai (8)
Jurnal akhir yang dapat dianalisa sesuai
rumusan masalah dan tujuan
N = 10
Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal

3.4.2 Daftar artikel hasil pencarian


Literature riview ini disusun dengan menggunakan metode naratif dengan cara
mengelompokkan data-data penelitian yang diseleksi sesuai dengan hasil yang diukur
untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul,
metode penelitian, hasil penelitian dan database.
3.5 Etika Penelitian
3.5.1 Misconduct
Seorang peneliti tidak boleh melakukan tindak penipuan dalam menjelaskan
proses penelitian. Peneliti melakukan telaah atau review jurnal yang didapatkan dari
abstrak dan bacaan full teks dari jurnal tanpa menambahkan atau mengurangi
makna dari isi jurnal tersebut.
3.5.2 Research Fraud
Memalsukan data terutama didalam kuisioner. Peneliti tidak menggunakan
kuisioner dalam penelitian review jurnal.
3.5.3 Plagiarism
Memalsukan hasil penelitian, mengutip sumber tanpa diberikan sumber
keterangan sumber. Peneliti mencantumkan sitasi setiap sumber yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan aplikasi mendeley di komputer.
3.5.4 Objective
Penelitian yang beroientasi pada hasil penelitian yang bisa menyangkut
tingkat penilaian kualitas terjemahan, baik dari segi tingkat keakuratan pesan,
tingkat keterbacaan, maupun tingkat keberterimaan teks terjemahan.
3.5.5 Honesty
Kejujuran merupakan dasar dari penelitian. Apabila dalam melakukan
penelitian, hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diinginkan maka peneliti
tidak boleh melakukan rekayasa data untuk mengubah hasil. Hasil penelitian harus
didasarkan pada temuan yang diperoleh, baik sesuai dengan keinginan peneliti
maupun tidak (Sarosa, 2017). Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk
menuliskan penelitian dengan jujur mulai dari data yang diperoleh dari penelitian
sampai pada hasil penelitian.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Desain Penelitian

Tabel 4. 1 Desain Jurnal Yang Direview


No Desain Penelitian Jumlah Prosentase
1. Cross sectional 1 10%
2 Eksperimenal 2 20%
3 Grounded theory 1 10%
4 Laboratory Research 2 20%
5 Literature Riview 1 10%
6 Study In vitro 1 10%
7 Korelasional 1 10%
8 Rancangan Acak kelompok (RAK) 1 10%
(LAB)
Total 10 100%
Desain penelitian dari jurnal yang akan direview terdiri dari penelitian

eksperimental 20%, Laboratory Research 20%, diikuti dengan penelitian Literature

Riview, Cross sectional, Grounded theory, Study In vitro, Korelasional, dan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) masing-masing sebanyak 10%.

4.1.2 Negara Tempat Penelitian

Tabel 4. 2 Negara Tempat Penelitian


No Negara Jumlah Prosentase
1. Indonesia 8 80%
2. India 1 10%
3. Malaysia 1 10%
Total 10 100%
Jurnal penelitian yang direview berasal dari berbagai negara. Jurnal terbanyak

berasal dari negara Indonesia dengan jumlah 80%, India 10%, terakhir merupakan

penelitian dari negara Malaysia sebanyak 10%.

4.1.3 Karakteristik Kelompok Responden Dalam Penelitian yang di Riview

Tabel 4. 3 Karakteristik Kelompok Responden.

Usia
No Jurnal Laki - laki Perempuan
Kategori Jumlah
1 Jurnal 36-49 tahun 10
Khasanah Budi
Rahayu, Lintang 13 50 50-63 tahun 36
Dian Saraswati,
Henry Setyawan >64 tahun 17
2 Frenky Arif ≤ 40 tahun 0
Budiman & Tutut 7 8 41-50 tahun 8
Pujianto 51-60 tahun 7
3 Yodha Sigit <40 0
Wibisono 40-59 1
2 12
50-59 7
>60 6
Dari 10 jurnal penelitian yang akan di riview, 4 jurnal mengatakan
responden adalah diabetes mellitus tipe 2 dan 3 jurnal mengatakan bahwa sebagian
besar responden adalah perempuan.dan usia >50 tahun.
Tabel 4.4 Daftar artikel hasil pencarian

N Author Tahun Volume, Judul Metode Hasil Penelitian Database


o Angka (Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
1 1. Khasanah 2018 Vol 6, Faktor-faktor D: Cross sectional. Hasil penelitian Google
Budi No 2, yang S : Simpel random sampling. menunjukkan bahwa : scholar
Rahayu berhubungan V : lama menderita diabetes,  60% responden
2. Lintang dengan kadar obesitas,aktivitas fisik, jenis memiliki tingkat
Dian gula darah latihan jasmani, frekuensi glukosa darah yang
Saraswati pada penderita latihan jasmani, kepatuhan diet, tidak terkendali.
3. Henry diabetes kepatuhan minum obat,  Analisis bivariate
Setyawan melitus tipe 2 dukungan keluarga, dan menunjukkan bahwa
(studi di motivasi. ada korelasi antara
wilayah kerja I : wawancara dengan kuesioner kepatuhan minum
puskesmas dan pengukuran obat, dan dukungan
kedungmundu A : uji Pearson, Rank Spearman, keluarga dengan kadar
kota semarang dan Lambda. glukosa darah
 Sementara itu tidak
ada korelasi antara
lama menderita DM,
status obesitas,
kepatuhan diet, tingkat
aktivitas fisik, jenis
latihan jasmani,
frekuensi latihan
jasmani dan tingkat
motivasi dengan kadar
gula darah.
2 1. Lisavina 2018 Vol 3, Model D : Grounded theory Model pengendalian Google
Juwita No 1 pengendalian S : purposive sampling kadar gula darah dm tipe scholar
2. Wiwit kadar gula V : Bentuk perilaku 2:
Febrina darah pengendalian gula darah 1. Respon tubuh
penderita (Respon tubuh terhadap perubahan
diabetes terhadap Perubahan Akibat DM, akibat dm (respon
mellitus Bentuk motivasi pasien DM, fisik, perubahan
Aktivitas Fisik Pasien DM, kebiasaan, respon
Kepatuhan diet, Manajemen psikologis)
terapi DM, Kepatuhan 2. Bentuk motivasi
melakukan kontrol, Gaya hidup pasien dm (motivasi
sehat internal, motivasi
keluarga DM, Dampak ekternal)
perubahan gaya hidup) 3. Aktivitas fisik pasien
I : Wawancara, buku catatan, dm (kegiatan rutin,
voice recorder dan alat tulis aktivitas yang
lainnya disengaja, frekuensi
A: aktivitas fisik)
4. Kepatuhan terhadap
diet dm (jenis
makanan yang
dikonsumsi, jumlah
porsi makanan,
frekuensi makan,
makanan yang
dibatasi)
5. Manajemen terapi dm
(terapi farmakologis,
terapi alternatif,
terapi pendukung)
6. Kepatuhan
melakukan kontrol
(kesadaran diri
sendiri, dukungan
keluarga)
7. Gaya hidup sehat
keluarga dm
(melakukan aktivitas
fisik, pola makan)
8. Dampak perubahan
gaya hidup (kadar
gula darah stabil,
kualitas hidup
meningkat)
3 Mirah 2019 Analisis D : Literature riview Hasil analisis komparatif Google
Rejeki Komparatif S:- menunjukkan bahwa scholar
Penyembuhan V : Tingkat prevalensi, metode penggunaan herbal dan
Penyakit pengobatan, dan subtansi nutrisi yang tepat dapat
Diabetes pengobatan yang digunakan. mencegah dan
Melitus I:- menyembuhkan penyakit
dengan A : Analisis Komparatif Diabetes Mellitus secara
Kombinasi lebih efektif dan
Penggunaan komprehensif.
Obat Herbal
dan Konsumsi
Nutrisi yang
Tepat
4 1. Yodha 2015 Pengaruh D : Quasy Eksperimental dengan Hasil penelitian dari
Sigit pemberian sari pendekatan Pre-Post Test kelompok perlakuan
Wibison kulit semangka Design. yang diberikan sari kulit
2. Arifal (citrullus S : simple random sampling semangka didapatkan
Aris, lanatus) V : Pemberian sari kulit hasil bahwa sebagian
S.Kep, terhadap semangka dan penurunan kadar besar kadar gula darah
Ns, penurunan gula darah yang turun sebanyak 10
M.Kes kadar gula I : Glukotest orang (71,4%) dan
3. Dian darah pada A : Paired t-Test hampir sebagian naik 4
Nurafifah, penderita orang (28,6%),
S.SiT, Diabetes sedangkan pada
M.Kes mellitus di kelompok kontrol yang
desa weru tidak diberikan sari kulit
kecamatan semangka di dapatkan
paciran hasil bahwa kadar gula
Kabupaten darah seluruh (100%)
lamongan tidak turun. Maka ada
pengaruh pemberian sari
kulit semangka terhadap
penurunan kadar gula
darah pada penderita
diabetes mellitus di Desa
Weru Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan.
5 1. Kukuh 2016 Vol 10, Pengaruh suhu D : Rancangan Acak kelompok Hasil penelitian Google
Prastyanto No 1 dan lama (RAK) menunjukkan bahwa scholar
Wardhana penyimpanan S : Semangka merah tanpa biji perlakuan suhu
2. Enny kulit semangka V : Suhu dan lama penyimpanan penyimpanan pada
Sumaryati (citrullus dan sari kulit semangka pengolahan kulit
3. Sudiyono vulgaris I : Kompor, spektrofotometer, semangka berpengaruh
schard) freezer, buret, erlenmeyer, dan nyata terhadap total
terhadap sifat seperangkat alat uji sensori. padatan terlarut,
fisikokimia Bahan utama yang digunakan kandungan vitamin C,
minuman sari adalah kulit semangka merah. rasa, dan warna sari kulit
kulit semangka Bahan lain yang digunakan, semangka.
antara lain gula, garam, asam
sitrat, aquades, NaOH, amilum
1%, dan iodin.
A : Sari kulit semangka dianalisa
antara lain, kalium, vitamin C,
total padatan terlarut, dan
organoleptik (rasa, aroma,
warna)
6 1. Ratnaning 2016 Vol 11, Formulasi dan D : Laboratory Research Penelitian ini Google
sih Dewi No 1 uji kestabilan S : kulit putih semangka menunjukkan bahwa scholar
Astuti fisik granul V : kulit putih semangka, asam Infusa kulit Putih
2. Wahyu Effervescent sitrat, asam tartrat, natrium Semangka (Citrullus
Ardi infusa kulit bikarbonat, manitol, aspartam, vulgaris S.) dapat
Wijaya putih perasa, PVP, etanol 96%. diformulasikan menjadi
semangka I : pH meter. sediaan granul
(citrullus A : Uji mutu fisik (kecepatan effervescent dengan
vulgaris s.) alir, sudut diam, waktu larut, pH, kombinasi sumber asam
Dengan ketinggian buih, uji tanggapan yang memenuhi syarat.
kombinasi rasa, bau dan kejernihan)
Sumber asam
7 1. Frenky 2019 Vol 3, Perubahan D : Eksperimental dengan Terdapat perbedaan Portal
Arif No. 1 kadar glukosa metode Pretest and Posttest. kadar glukosa darah Garuda
Budiman darah pada S : Simple random sampling antara sebelum dan diberi
2. Tutut pasien rawat V : Perubahan Kadar gula darah perlakuan, dimana terjadi
Pujianto jalan diabetes I : Glukotest perubahan kadar glukosa
mellitus tipe 2 A : Paired Sample T Test darah antara sebelum dan
yang diberi sesudah diberikan buah
semangka semangka dengan rata-
rata sebesar 50,00 mg/dl
± 9,92.
8 1. Eka 2019 Vol 8, Korelasi kadar D : Korelasional Hasil penelitian Google
Setyawati No 2 likopen dengan S : Purposive sampling menunjukkan bahwa scholar
2. Christ aktivitas V : Buah semangka dan tomat kadar likopen semangka
Kartika antioksidan I : Spektrofotometri dan DPPH rata-rata sebesar 34,98
Rahayu pada buah A : Kolmogorov-Smirnov, mg/kg dan kadar likopen
3. Edy semangka korelasi Spearman tomat rata-rata sebesar
Haryanto (citrullus 40,59 mg/kg. Sedangkan
lanatus) dan nilai rata-rata IC50
tomat Semangka sebesar 524
(Lycopersicum ppm dan nilai rata-rata
esculentum) IC50 tomat sebesar 114
ppm.
Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat korelasi
antara kadar likopen
buah semangka (Citrullus
lanatus) dan tomat
(Lycopersicum
esculentum) dengan
aktivitas antioksidan.
9 1. Muhamm 2019 Vol 7, Antidiabetic D : Laboratory Research Hasil penelitian PRO-
ad No 1 Antioxidant S : Biji, daging, kulit dan daun menunjukkan bahwa QUEST
Mustapha and semangka semua ekstrak C. lanatus
Jibril Phytochemical V : Antioksidan antidiabetes dan menghambat aktivitas α-
2. Azizah Profile of fitokimia ekstrak semangka amilase in vitro dalam
Abdul- Yellow- daging kuning proporsi yang berbeda.
Hamid Fleshed I : Spektrometri Massa Ekstrak daging etanol
3. Hasanah Seeded A : ANOVA 70% memberikan nilai
Mohd Watermelon IC50 terendah, diikuti
Ghazali (Citrullus oleh ekstrak daun etanol
4. Mohd Lanatus) absolut dan 70% ekstrak
Sabri Pak Extracts kulit etanol, Sedangkan,
Dek ekstrak biji etanol 100%
5. Nurul yang memberikan nilai
Shazini IC50 terendah diantara
Ramli ekstrak biji.
6. Ahmad Juga ditemukan bahwa
Haniff ekstrak C. lanatus dalam
Jaafar penelitian ini
7. Jeeven menunjukkan aktivitas
Karrupan penghambatan α-
8. Abdulkari glukosidase yang luar
m Sabo biasa
Mohamm
ed
10 1. Sani SB 2017 Vol 10, Studies on in D : In vitro Hasil kami menunjukkan PRO-
2. Nair, SS No 1 vitro S:- bahwa ekstrak metanol QUEST
evaluation of V : Kulit buah semangka dan semangka dan kulit
antidiabetic kulit delima delima granatum Punica
potentials of I : Tes antidiabetes menunjukkan aktivitas
Watermellon A : penghambatan aktivitas α- anti-diabetes
and amilase
pomegranate
peels
4.2 Pembahasan

4.2.1 Kulit Putih Semangka

Pada penelitian Wibisono dkk (2015) dengan Pengaruh pemberian sari kulit

semangka (citrullus lanatus) terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita

diabetes mellitus di desa weru kecamatan paciran kabupaten lamongan terbukti

bahwa sari kulit putih semangka mampu menurunkan glukosa darah karena

mengandung citrulline penghasil nitrad oksida. Hasil penelitian dari kelompok

perlakuan yang diberikan sari kulit semangka didapatkan hasil bahwa sebagian

besar kadar gula darah yang turun sebanyak 10 orang (71,4%) dan hampir sebagian

naik 4 orang (28,6%), sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan sari

kulit semangka di dapatkan hasil bahwa kadar gula darah seluruh (100%) tidak

turun. Sari kulit semangka yang putih mengandung citrulline penghasil nitrat

oksida, nitrit oksida mampu menurunkan glukosa darah dan trigliserida pengidap

diabetes. Selain itu nitrit oksida berpotensi sebagai antioksidan dan vasodilatasi,

melebarkan pembulu darah untuk meningkatkan aliran darah dalam tubuh ke

jaringan yang membutuhkan. Kadar citrulline pada kulit semangka mencapai 24,7

mg, lebih banyak dari pada daging buah yang hanya 16,7 mg. Sedangkan citrulline

pada semangka berdaging merah lebih sedikit 7,4 mg dibanding semangka

berdaging kuning 28,5 mg.

Pada penelitian Wardhana dkk (2016) dengan Pengaruh suhu dan lama

penyimpanan kulit semangka (citrullus vulgaris schard) terhadap sifat fisitokimia

minuman sari kulit semangka menunjukkan bahwa kualitas minuman sari buah

dapat dipengaruhi oleh penanganan bahan baku sebelum diproses. Salah satu aspek
penanganan bahan baku yaitu dengan mengontrol suhu dan lama penyimpanan

bahan baku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu penyimpanan

pada pengolahan kulit semangka berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut,

kandungan vitamin C, rasa, dan warna sari kulit semangka. Perlakuan lama

penyimpanan pada pengolahan kulit semangka berpengaruh nyata terhadap total

padatan terlarut, kandungan vitamin C, rasa, dan aroma sari kulit semangka.

Kombinasi perlakuan suhu dan lama penyimpanan pada pengolahan kulit semangka

berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut dan vitamin C sari kulit

semangka. Total padatan terlarut yang tertinggi terdapat pada sari kulit semangka

pada suhu ruang selama 8 jam, sedangkan total padatan terlarut terendah terdapat

pada sari kulit semangka pada suhu beku selama 8 jam. Hal ini dikarenakan oleh

pengaruh kombinasi suhu dan lama penyimpanan pengolahan. Hilangnya

komponen-komponen zat gizi pada proses pembekuan dan selama penyimpanan

dapat menjadi penyebab menurunnya total padatan terlarut.

Suhu beku berpengaruh nyata terhadap kandungan vitamin C sari kulit

semangka, akan tetapi perlakuan lama penyimpanan pengolahan tidak berpengaruh

nyata terhadap sari kulit semangka. Hal ini dikarenakan vitamin C lebih tahan jika

disimpan pada suhu rendah daripada dibiarkan di suhu ruang sebab Vitamin C

sangat rentan terhadap suhu tinggi. Kandungan vitamin C bisa berkurang sampai

lebih dari 50% hanya dalam beberapa hari, tetapi kehilangan ini dapat dicegah

dengan penyimpanan pada suhu rendah. Hal tersebut juga dikarenakan vitamin C

bersifat tidak stabil, mudah teroksidasi jika terkena udara (oksigen) dan proses ini

dapat dipercepat oleh panas. Vitamin C sari kulit semangka rata-rata sebesar 1,44
mg – 1,64 mg. Kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada sari kulit semangka

pada suhu beku selama 2 jam, sedangkan kandungan vitamin C terendah terdapat

pada sari kulit semangka pada suhu ruang selama 8 jam.

Suhu dan lama penyimpanan pengolahan berpengaruh nyata terhadap rasa

sari kulit semangka. Banyaknya panelis yang menyukai rasa pada sampel yang

diberi perlakuan penyimpanan suhu beku dan lama penyimpanan selama 8 jam

karena panelis lebih menyukai rasa yang cenderung asam, hal ini juga didukung

pada kandungan vitamin C yang cenderung tinggi (1,61) dan seperti diketahui

vitamin C dapat mencegah kerusakan bahan. Suhu dan lama penyimpanan

pengolahan kulit semangka berpengaruh nyata terhadap warna sari kulit semangka.

Hal ini dikarenakan warna pada suhu ruang pada penyimpanan selama 2 jam lebih

tampak mirip dengan warna kulit semangka dan didukung total padatan terlarut

yang rendah (9,43%) sehingga tidak banyak endapan yang mengakibatkan warna

berubah pada proses pemanasan.

Variasi perlakuan suhu dan lama penyimpanan pengolahan kulit semangka

berpengaruh nyata terhadap aroma sari kulit semangka. Hal ini diduga dikarenakan

sari kulit semangka yang diberi perlakuan penyimpanan selama 2 jam memiliki

aroma khas yang lebih kuat daripada aroma sari kulit semangka yang diberi

perlakuan penyimpanan selama 8 jam. Hal ini dikarenakan semakin lama

penyimpanan pengolahan kulit semangka maka aroma sari kulit semangka akan

cenderung berkurang. Proses pembekuan akan mempengaruhi flavour dan aroma

produk. Penurunan aroma dapat dikarenakan proses dekomposisi yang berjalan

lebih cepat ataupun terjadinya proses difusi ester. Penurunan tersebut disebabkan
oleh terbentuknya senyawa-senyawa seperti alkohol dan asam, sehingga

menghasilkan aroma yang tidak disukai.

Pada penelitian Astuti dan Wijaya (2016) dengan Formulasi dan uji

kestabilan fisik granul Effervescent infusa kulit putih semangka (citrullus vulgaris

s.) dengan kombinasi sumber asam menunjukan bahwa kulit putih semangka

(Citrullus vulgaris S.) dapat digunakan menjadi sediaan granul effervescent dengan

kombinasi sumber asam yang stabil secara fisik yang merupakan metode

pengobatan diabetes dengan memanfaatkan kulit putih semangka. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa Infusa kulit Putih Semangka (Citrullus vulgaris S.) dapat

diformulasikan menjadi sediaan granul effervescent dengan kombinasi sumber

asam yang memenuhi syarat. Kulit Putih Semangka (Citrullus vulgaris S.) dapat

digunakan sebagai pengobatan diabetes karena mengandung antioksidan dan asam

amino sitrulin. Sitrulin terbukti mampu menurunkan glukosa. Kulit putih semangka

(Citrullus vulgaris S.) dengan kombinasi sumber asam dapat dibuat menjadi

sediaan granul effervescent dengan metode granulasi basah dan sudah memenuhi

persyaratan sesuai standar farmaseutik dan literature lainnya dalam hal uji fisik

granul meliputi waktu larut, pH, dan tinggi buih dan paling disukai oleh responden.

Hal ini disebabkan granul effervescent yang dibuat dengan metode granulasi basah

memiliki kandungan lembab yang lebih besar dibanding granul yang dihasilkan

dengan metode granulasi kering gaya gesek antar partikel akan meningkat seiring

besarnya kandungan lembab. Sedangkan konsentrasi sumber asam pada formula

pembuatan granul effervescent dapat mempengaruhi nilai pH pada minuman

effervescent nilai pH terendah diperoleh formula ke-III (5,49) dan nilai pH formula
ke-II (5,87) disusul formula ke-I (6,17). Bahwa terbentuknya CO2 pada saat reaksi

effervescent dalam air yang sebagian akan larut membentuk asam karbonat akan

mengurangi ion H+ dalam larutan sehingga menyebabkan keasaman pada larutan

dan berakibat nilai pH akan rendah. Selain itu perasa yang digunakan pada granul

effervescent ini yaitu perasa jeruk yang mana diketahui terdapat sumber asam yang

dapat mendukung meningkat kan keasaman.

Pada penelitian Budiman dan Pujianto (2019) dengan Perubahan kadar

glukosa darah pada pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 yang diberi

semangka Menunjukkan bahwa daging buah semangka mengandung karbohidrat

yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Hasil penelitian menunjukkan

Pemberian buah semangka diberikan dalam bentuk potongan dan jus (tanpa gula)

dengan kalori sebesar 170 kkal yang diberikan pada waktu pagi hari sebelum

beraktifitas dapat meningkatkan glukosa darah dengan rata-rata kenaikan sebesar 50

mg/dl. Hal ini dikarenakan daging buah semangka memiliki kandungan karbohidrat

sederhana berupa fruktosa. Fruktosa adalah gula yang ditemukan secara alami

dalam buah-buahan dan termasuk kedalam golongan karbohidrat sederhana.

Karbohidrat sederhana akan lebih cepat diserap kedalam tubuh karena memiliki

struktur yang sederhana sehingga tidak membutuhkan banyak tahap untuk bisa

diserap kedalam sistem vena porta. Di dalam tubuh karbohidrat dengan jenis yang

sederhana langsung dapat dirubah menjadi glukosa yang akan langsung dapat

diserap dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan level gula darah

dengan cepat juga akan menurun dengan cepat.


Pada penelitian Setyawati dkk (2019) dengan Korelasi kadar likopen dengan

aktivitas antioksidan pada buah semangka (citrullus lanatus) dan tomat

(Lycopersicum esculentum) menunjukkan bahawa semangka dan tomat memiliki

antivitas antioksidan alami yang sangat kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kadar likopen semangka rata-rata sebesar 34,98 mg/kg dan kadar likopen tomat

rata-rata sebesar 40,59 mg/kg. Sedangkan nilai rata-rata IC50 Semangka sebesar

524 ppm dan nilai rata-rata IC50 tomat sebesar 114 ppm. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara kadar likopen semangka (Citrullus

lanatus) dan tomat (Lycopersicum esculentum) dengan aktivitas antioksidan. Dari

hasil penelitian, kadar likopen semangka dan tomat tidak jauh berbeda tetapi untuk

hasil IC50 tomat jauh lebih rendah dari semangka atau dapat dikatakan aktivitas

antioksidan tomat lebih kuat daripada aktivitas antioksidan semangka yang di

sebabkan oleh terdapatnya jenis antioksidan karotenoid lain pada tomat selain

likopen yang ikut terekstrak dan juga karena sampel yang diuji merupakan ekstrak

kasar. Ekstrak yang belum murni dan masih mengandung senyawa-senyawa

antioksidan lain selain likopen yang dapat berpotensi sebagai antioksidan sehingga

nilai IC50 tomat jauh lebih rendah. Selain itu perbedaan kekuatan antioksidan

semangka maupun tomat disebabkan karena dalam penelitian ini hanya mengukur

jenis kekuatan antioksidan likopen saja sedangkan penelitian sebelumnya mengukur

total kekuatan antioksidan tidak hanya dari jenis likopen saja tetapi juga semua

jenis antioksidan yang terkandung dalam semangka dan tomat sehingga kekuatan

antioksidan menjadi lebih kuat. Perbedaan kadar likopen semangka maupun tomat

disebabkan karena beberapa faktor, seperti diantaranya yaitu faktor musim, lokasi
geografis tempat tumbuh, jenis spesies umur panen hingga kondisi lingkungan

mempengaruhi ragam kandungan likopen semangka maupun tomat

Pada penelitian Jibril et al (2019) dengan Antidiabetic Antioxidant and

Phytochemical Profile of Yellow-Fleshed Seeded Watermelon (Citrullus Lanatus)

Extracts. Menunjukan bahwa C. Lanatus memiliki potensi anti-diabetes yang kuat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak C. lanatus menghambat

aktivitas α-amilase in vitro dalam proporsi yang berbeda. Ekstrak daging etanol

70% memberikan nilai IC50 terendah, diikuti oleh ekstrak daun etanol absolut dan

70% ekstrak kulit etanol, Sedangkan, ekstrak biji etanol 100% yang memberikan

nilai IC50 terendah diantara ekstrak biji lebih tinggi dari ekstrak kulit etanol 70%.

Juga ditemukan bahwa ekstrak C. lanatus dalam penelitian ini menunjukkan

aktivitas penghambatan α-glukosidase yang luar biasa. Penghambatan aktivitas

enzim metabolisme karbohidrat, terutama yang dari α-amilase dan α-glukosidase,

dianggap sebagai salah satu mekanisme untuk kontrol hiperglikemia postprandial

dalam kondisi diabetes. Dipercayai bahwa penghambatan salah satu dari dua enzim

ini terutama α-glukosidase, yang ditemukan di sel-sel permukaan membran batas

usus, dapat mencegah pelepasan cepat dari glukosa bentuk sukrosa dan maltosa,

sehingga menunda waktu untuk lonjakan glukosa yang dialami setelah makan kaya

karbohidrat. Oleh karena itu, mengurangi hiperglikemia akibat asupan makanan

pada individu diabetes tipe 2.

Pada penelitian Sani dan Nair (2017) dengan Studies on in vitro evaluation of

antidiabetic potentials of Watermellon and pomegranate peels. Menunjukan bahwa

kulit dari semangka dan Punica granatum menunjukan aktivitas antidiabetes. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kulit dari semangka dan Punica granatum

menunjukan aktivitas antidiabetes yang signifikan dalam menghambat kegiatan

karbohidrat mencerna enzim α-amilase dan glikosilasi hemoglobin dibandingkan

dengan acarbose standar. α- amilase enzim memainkan peran penting dalam

pencernaan karbohidrat. Salah satu cara yang baik untuk mengatur kadar glukosa

darah adalah melalui penghambatan aktivitas amilase α- ada dengan

mempertahankan kadar glukosa darah. Dalam penelitian kami, ekstrak metanol

semangka dan buah delima menunjukkan α- persentase amilase penghambatan

tinggi 69 dan 56 pada konsentrasi 100μg / ml masing-masing. Jadi semangka dan

Punica granatum dapat dianggap sebagai sumber yang efisien senyawa bioaktif

4.2.2 Kadar Gula Darah

Pada Penelitian Rahayu dkk (2018) dengan Faktor-faktor yang berhubungan

dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 (studi di wilayah

kerja puskesmas kedungmundu kota semarang. Berbagai faktor mempengaruhi

tinggi rendahnya kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2, antara lain

lama menderita diabetes, obesitas, aktivitas fisik, jenis latihan jasmani, frekuensi

latihan jasmani, kepatuhan diet, kepatuhan minum obat, dukungan keluarga, dan

motivasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar gula darah di sebabkan oleh

beberapa faktor yaitu kepatuhan minum obat dan dukungan keluarga. Hal ini karena

semakin tinggi tingkat kepatuhan maka semakin rendah kadar gula. Dari penelitian

ini diketahui bahwa hampir sebagian besar responden mengonsumsi kombinasi obat

metformin dan glimepirida. Cara kerja dar kombinasi kedua obat ini yaitu dengan

merangsang sekresi insulin yang kemudian dilanjutkan dengan perbaikan transport


gula ke dalam sel dan meningkatkan sensitivitas sel sehingga gula yang masuk ke

dalam sel lebih maksimal. Dampaknya kadar gula darah akan menurun. Sedangkan

berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa perempuan lebih patuh minum obat

dibandingkan laki-laki. Hal tersebut dikarenakan perempuan memiliki sifat yang

mudah cemas dan takut terhadap komplikasi penyakit. Sedangkan dukungan

keluarga dapat mempengaruhi kadar gula darah karena adanya dukungan dari

keluarga dapat membantu mencegah stress dan juga berperan penting dalam self

management penderita diabetes yang secara tidak langsung mempengaruhi

kontrolmetabolik

Pada Penelitian Juwita dan Febrina (2018) dengan Model pengendalian kadar

gula darah penderita diabetes mellitus. Komplikasi akibat diabetes dapat dicegah

atau ditunda dengan menjaga kadar gula darah berada dalam kategori normal

sehingga metabolisme dapat dikendalikan dengan baik. Kadar gula darah dapat

dijaga dengan melakukan gaya hidup yang sehat. Hasil penelitian didapatkan

Konsep utama dari grounded theory adalah “Perilaku Pengendalian Kadar Gula

Darah”. Bentuk perilaku pengendalian gula darah dalam penelitian ini terdiri dari)

Respon tubuh terhadap Perubahan Akibat DM (respon fisik, perubahan kebiasaan,

respon psikologis), b) Bentuk motivasi pasien DM (motivasi internal, motivasi

ekternal), c) Aktivitas Fisik Pasien DM (kegiatan rutin, aktivitas yang disengaja,

frekuensi aktivitas fisik), d) Kepatuhan diet (jenis makanan yang dikonsumsi,

jumlah porsi makanan, frekuensi makan, makanan yang dibatasi), e) Manajemen

terapi DM (terapi farmakologis, terapi alternatif, terapi pendukung), f) Kepatuhan

melakukan kontrol (kesadaran diri sendiri, dukungan keluarga), g) Gaya hidup


sehat keluarga DM (melakukan aktivitas fisik, pola makan), h) Dampak perubahan

gaya hidup (kadar gula darah stabil, kualitas hidup meningkat).. Hasil penelitian ini

dapat menjadi referensi khususnya bagi penderita diabetes mellitus dan keluarga

agar menerapkan perilaku pengendalian kadar gula darah.

Pada penelitian Rejeki (2019) dengan Analisis komparatif penyembuhan

penyakit diabetes melitus dengan kombinasi penggunaan obat herbal dan konsumsi

nutrisi yang tepat menunjukan bahwa diabetes mellitus dapat dicegah dan

disembuhkan dengan kombinasi pengobatan herbal dan konsumsi nutrisi yang

tepat. Hasil analisis komparatif menunjukkan bahwa penggunaan herbal dan nutrisi

yang tepat dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit Diabetes Mellitus secara

lebih efektif dan komprehensif. Konsep dalam penelitian ini yaitu dengan

memanfaatkan nutraceutical yang merupakan gabungan antara nutrisi dan

pharmaceutical (farmasi). Kategori dari Nutraceutical dan peranannya pada

Diabetes Mellitus adalah untuk terapi biologi non spesifik yang digunakan untuk

meningkatkan kesehatan, mencegah proses penyakit berbahaya dan kontrol gejala.

Substansi ini dapat dikelompokkan dalam mengikuti 3 kategori umum, yaitu : (1)

Substansi dengan fungsi zat gizi yang mapan dan cukup seperti vitamin, mineral,

asam amino dan asam lemak-nutrients (2) Herb atau produk/hasil perkebunan

sebagai konsentrat dan ekstrak herbal (3) Reagen yang diturunkan dari bahan

lainnya (misalnya piruvat, kondroitin sulfat, prekusor hormon steroid) yang

memberikan fungsi spesifik sebagaimana nutrisi olah raga, suplemen penurun berat

badan dan suplemen pengganti makanan. Keunggulan ini terutama karena metode

tersebut menyembuhkan penyakit melalui pemulihan sel-sel yang rusak untuk dapat
berfungsi kembali secara normal. Metode ini memiliki efek samping minimal serta

memungkinkan proses recovery yang lebih permanen dan komprehensif. Selain itu

pada penelitian ini juga disebutkan buah dan sayur antidiabetes yang meliputi (1)

Semangka berfungsi Menurunkan resistensi insulin (2) Apel Merah berfungsi

Menurunkan kadar gula sesudah makan, meningkatkan fungsi sel beta pancreas, (3)

Bluerberry, strawberry berfungsi Mengontrol gula darah, menurunkan resistensi

insulin (4) Cery berfungsi Menurunkan kadar gula darah, menurunkan neuropathy

diabetic (5) Kembang kol dan kubis berfungsi Menurunkan kadar gula darah (6)

Delima berfungsi Menurunkan kadar gula darah (7) Waloh berfungsi Meningkatkan

respon glycemic dan insulin (8) Plums berfungsi Menurunkan kadar gula darah (9)

Mangga berfungsi Melindungi terjadinya nephropathy diabetic (10) Kurma

berfungsi Melindungi terjadinya nephropathy diabetic (11) Buah Tin berfungsi

Menaikan sensitifitas insulin (12) Ikan dan seafood berfungsi Menurunkan

resistensi insulin (13) Green tea berfungsi Menaikan sensitifitas insulin

4.2.3 Pengaruh Sari Kulit Putih Semangka Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah

Buah semangka mengandung asam amino, citrulline dan arginine khusus

dalam konsentrasi tinggi, karoten (terutama kandungan likopen tinggi dalam jenis

daging merah), β-karoten (dalam jenis daging kuning) dan senyawa fenolik. Selain

mineral seperti Ca, K, Mg dan Fe, semangka juga merupakan sumber vitamin

lipofilik, A dan E, dan vitamin hidrofilik, B dan C (Jibril et al 2019). Semangka

adalah sumber antioksidan, dan memiliki kandungan yang serupa antara daging dan

kulitnya. Namun, kulit memiliki kandungan antioksidan fenolat dan kandungan

asam amino sitrulin yang jauh lebih tinggi. Antioksidan pun dapat membantu
mencegah penyakit diabetes dan membantu proses pengobatan diabetes terutama

untuk mencegah terjadinya komplikasi yang menyertai penyakit diabetes (Astuti

dan Wijaya, 2016). Berdasarkan tes antidiabetes in vitro yang dilakukan oleh Sani

dan Nair (2017) menunjukkan bahwa kulit dari semangka signifikan dalam

menghambat kegiatan karbohidrat mencerna enzim α-amilase dan glikosilasi

hemoglobin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wibisono, dkk (2015) sebagian

besar penderita setelah diberikan sari kulit semangka yang diberikan secara berkala

selama 7 hari mengalami perubahan penurunan kadar gula darah dengan presentasi

(71,4%). Karena sari kulit semangka yang putih mengandung citrulline penghasil

nitrat oksida, nitrit oksida mampu menurunkan glukosa darah dan trigliserida

pengidap diabetes. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Frenky Arif Budiman

& Tutut Pujianto, (2019) pemberian daging buah semangka yang diberikan dalam

bentuk potongan dan jus (tanpa gula) dengan kalori sebesar 170 kkal yang

diberikan pada waktu pagi hari sebelum beraktifitas dapat meningkatkan glukosa

darah dengan rata-rata kenaikan sebesar 50 mg/dl. Sari buah adalah cairan yang

diperoleh dari buah-buahan yang sehat dan masak, dan digunakan sebagai minuman

segar. Kualitas minuman sari buah dapat dipengaruhi oleh penanganan bahan baku

sebelum diproses. Agar mendapatkan sari kulit semangka yang berkualiatas maka

perlu mengontrol suhu dan lama penyimpanan bahan baku, hal ini dikarenakan

perlakuan suhu dan penyimpanan pada pengolahan kulit semangka berpengaruh

nyata terhadap total padatan terlarut, kandungan vitamin C, rasa, dan warna sari

kulit semangka (Wardhana dkk, 2016).


Hasil penelitian melihat dari riview literatur menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh pemberian sari kulit putih semangka terhadap perubahan kadar gula darah

pada diabetes mellitus tipe 2 yang dibuktikan dalam penelitian Wibisono, dkk

(2015) dengan adanya perubahan pada kadar gula darah pada kelompok perlakuan.

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pengendalian kadar

gulah darah yaitu: pola diet, stress, peran keluarga, obat-obatan, lingkungan, dan

olahraga. Perubahan yang sebelumnya mayoritas kadar gula darah dalam kategori

tinggi, setelah diberikan sari kulit putih semangka mengalami penurunan yang

artinya baik. Hal ini dikarenakan keluarga telah memahami cara dalam mengatasi

masalah-masalah dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan memadukan

pengobatan farmakologi dan pengobatan non farmakologi yaitu menggunakan sari

kulit putih semangka. Maka untuk mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan

dengan memadukan obat farmakologi dengan obat-obatan herbal, salah satunya

dengan menggunakan sari kulit semangka (Citrullus lanatus. Sari kulit semangka di

konsumsi secara berkala minimal tujuh hari, agar mendapatkan hasil yang

maksimal (Wibisono dkk, 2015).

4.2.4 Kesenjangan Penelitian

Buah semangka hanya dikonsumsi pada bagian daging yang berwarna

mencolok (misalnya merah, merah muda, dan kuning) sedangkan pada bagian

lapisan putih (kulit dalam) kurang diminati masyarakat untuk dikonsumsi dan

hanya dibuang menjadi limbah yang kurang dimanfaatkan. Kulit semangka

mengandung banyak vitamin, protein, mineral, enzim, yang dapat mencegah

penyakit kanker, penurunan kadar lemak darah serta putih semangka yang baik bagi
kesehatan ginjal. Dan salah satu fungsi kulit buah semangka yaitu mengobati

diabetes mellitus.

4.2.5 Implikasi Pada Keperawatan

Konsumsi semangka (Citrullus lanatus) seperti yang ditunjukkan oleh

berbagai penelitian dikaitkan dengan banyak kesehatan manfaat, seperti dalam

pencegahan hipertensi, kanker, penyakit kardiovaskular, dan bahkan diabetes

mellitus tipe 2 karena konstituen fitokimia (Jibril, muhammad mustapha et al

2019). Kulit putih semangka baik dikonsumsi untuk diabetes mellitus karena

berpotensi dalam menurunkan kadar gula darah, sedangkan daging buahnya

memiliki indeks glikemik yang tinggi namun bukan berarti penderita DM tidak

boleh mengonsumsinya. Buah semangka tetap boleh dikonsumsi untuk penderita

DM namun dalam porsi yang sedikit dan penderita DM harus tetap memerhatikan

rencana makan atau diet selama sehari tersebut Dan mengonsumsi buah semangka

secara berlebihan dapat meningkatkan gula darah.

4.2.6 Relevansi hasil penelitian

Kulit semangka mengandung banyak vitamin, protein, mineral, enzim, yang

dapat mencegah penyakit kanker, penurunan kadar lemak darah serta putih

semangka yang baik bagi kesehatan ginjal. Dan salah satu fungsi kulit buah

semangka yaitu mengobati diabetes mellitus. Kulit putih semangka baik dikonsumsi

untuk diabetes mellitus karena berpotensi dalam menurunkan kadar gula darah.

Pemanfaatan kulit buah semangka saat ini tergolong masih kurang maksimal.

Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu adanya langka inovatif dan kreatif agar

penderita DM merasa tertarik untuk mengonsumsi kulit putih semangka. Suatu


langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi untuk memanfaatkan limbah kulit

semangka yang memiliki nilai gizi yaitu dengan mengolah kulit putih semangka

sebagai minuman sari kulit putih semangka yang bermanfaat untuk kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai