Anda di halaman 1dari 15

REVIEW LITERATUR

PENATALAKSANAAN ULKUS KAKI DIABETIK DENGAN TERAPI OKSIGEN


HIPERBARIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

OLEH :
ANNISAH MILAN SARI 14220190019
AINIA ISNAINI 14221090021
NURFADHILLAH 14220190022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021/2022
REVIEW LITERATURE: PENATALAKSANAAN ULKUS KAKI DIABETIK DENGAN
TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

PENDAHULUAN penyakit Jantung Iskemik (13,3%) pada tahun


2016. Kondisi ini dapat menyebabkan
Menurut data dari Internasional of
penurunan produktivitas, disabilitas, dan
Diabetic Federation (IDF) (2019), tingkat
kematian dini bila tidak ditangani dengan baik
prevalensi global penderita diabetes mellitus
[8]
pada tahun 2019 sebesar 9,3% atau sekitar 463
juta kasus dari jumlah keseluruhan penduduk Kejadian ulkus diabetik 32 kali
di dunia. Angka ini diperkirakan akan terus berisiko terjadi pada penderita diabetes
meningkat pada tahun 2030 dengan 578 juta mellitus Wulandini et al., (2016). Ulkus kaki
kasus dan akan mengalami peningkatan sekitar diabetik merupakan salah satu penyebab
700 juta kasus pada tahun 2045. Saat ini, utama gangguan ekstremitas bawah pada 220
Indonesia merupakan negara yang menempati juta pasien diabetes diseluruh dunia. Selain
urutan ke 7 dengan penderita diabetes mellitus itu, kaki diabetik juga memiliki angka
sebanyak 10,7 juta orang setelah Cina, India, morbiditas 40-80% memiliki resiko infeksi
Amerika Serikat, Pakistan, Brazil, dan tinggi dan 14-20% pasiennya memerlukan
Mexico.[7] amputasi [10]

Sementara itu, data dari Riset Ulkus kaki diabetik merupakan luka
Kesehatan Dasar 9Riskesdas) tahun 2018, kompleks dan kronis yang dalam jangka
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan panjang akan berdampak pada kesehatan,
prevalensi diabetes mellitus di Indonesia kematian dan kualitas hidup pasien (cacat
berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk karena amputasi) [2]. Ulkus kaki diabetik
umur ≥ 15 tahun dari 1,5% di tahun 2013 ditandai dengan kerusakan sebagian atau
menjadi 2% di tahun 2018. Data Sample keseluruhan pada kulit yang dapat meluas ke
Registration System tahun 2018 menunjukkan jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau
bahwa diabetes mellitus merupakan penyebab persendian yang terjadi pada seseorang yang
kematian terbesar nomor 3 di Indonesia mengalami penyakit diabetes mellitus. Faktor
dengan presentase sebesar 7,9% setelah yang berpengaruh terhadap kejadian ulkus
penyakit Serebrovaskular (19,9%) dan kaki yaitu deformitas kaki (yang dihubungkan
dengan peningkatan tekanan pada platar), jenis Tahapan Systematic Literature Review
kelamin, usia, kontrol gula darah yang buruk, Berikut ini beberapa tahapan yang
hiperglikemia yang berkepanjangan dan dilakukan dalam Literature Review:
kurangnya perawatan kaki [9]. 1. Identifikasi masalah
Salah satu penatalaksanaan yang dapat Identifikasi masalah adalah proses
dilakukan pada penderita ulkus kaki diabetik pengenalan atau inventarisasi masalah.
yaitu terapi oksigen hiperbarik. Terapi oksigen Masalah penelitian (research problem)
hiperbarik merupakan terapi inhalasi oksigen merupakan sesuatu yang penting di antara
murni (100%) saat berada di dalam ruangan proses yang lain, dikarenakan hal tersebut
yang memiliki tekanan lebih tinggi dari menentukan kualitas suatu penelitian.
tekanan atmosfer normal. Pada kondisi Selama proses perumusan masalah, ini
tersebut, tekanan oksigen pada plasma darah membantu mengidentifikasi kata pencarian
mengalami peningkatan [12]. Kadar oksigen atau keywords yang digunakan dalam
yang tinggi dalam darah diketahui dapat tinjauan literature.
memfasilitasi penyembuhan luka dengan 2. Searching the Literature (Mencari
memperbaiki perfusi jaringan luka, Literatur)
meningkatan replikasi fibroblas serta produksi Mencari literature, langkah ini
kolagen dan meningkatkan kemampuan melibatkan perumusan strategi pencarian,
fagositik [6]. Penelitian ini bertujuan untuk yang meliputi kriteria inklusi, eksklusi,
mengetahui penatalaksanaan ulkus kaki kata kunci dan pemilihan laporan
diabetik dengan terapi oksigen hiperbarik pada penelitian. Kriteria insklusi yang
pasien diabetes mellitus. digunakan dalam penelitian ini adalah
rentang waktu tahun terbit jurnal 2018-
METODE PENELITIAN
2022, jurnal internasional dengan
Desain penelitian
menggunakan database PubMed,
Penelitian dilakukan dengan
ScientDirect, dan Wiley Online Library
menggunakan metode literature review.
Kata kunci yang diguanakan adalah
literature review mengkaji berbagai laporan
Diabetic Foot Ulcer OR Diabetic Foot;
penelitian yang dimuat di jurnal dengan focus
AND Hyperbaric Oxygen Therapy OR
yang sama.
Hyperbaric Oxygenations; AND Wound
Healing.
3. Critical Appraisal (Penilaian Kritis) untuk membentuk badan bukti mengenai
Langkah selanjutnya adalah penilaian pertanyaan penelitian yang diajukan.
mendalam dari studi yang dipilih sehingga 5. Data Synthesis (Sintesis data)
jurnal yang tidak memenuhi kriteria Sintesis data adalah tahap dalam proses
inklusi atau jurnal yang masuk kriteria peninjauan ketika studi yang memenuhi
ekslusi yakni jurnal penelitian dengan kriteria inklusi diringkas untuk
topic permasalahan tidak berhubungan membentuk hasil tinjauan sistematis.
dengan Penatalaksanaan ulkus kaki Tujuan dari sintesis data adalah untuk
diabetic dengan terapi oksigen Hiperbarik mengumpulkan temuan studi untuk semua
pada pasien Diabetes Melitus dan ulasan studi yang memenuhi kriteria inklusi;
artikel review dan RCT. menilai kekuatan temuan penelitian
4. Data Extraction (Ekstraksi Data) dengan menggunakan kriteria penilaian
Ekstraksi data adalah langkah di mana yang disepakati; dan untuk merangkum
semua temuan yang relevan yang hasilnya dalam dokumen tinjauan literatur
memenuhi kriteria seleksi dikumpulkan sistematis dan berbasis bukti.

Literature search:
1. Pubmed : 105
2. ScienceDerec : 53
3. Wiley : 55
Total articles identified: 213

Duplicates removed (n= 120)

Unique abstracts (n= 93)

Articles rejected on title review (= 11)


- Not relevant
- Did not meet seach criteria

Candidate abstracts (n=82)

Articles rejected on abstrak review


(n=68)
- Articles RCT dan article review
- Not focuced
Candidate studies (n= 14)

Articels rejected on full text review


(n= 8)
- Tidak menjawab pertanyaan penelitian

Unique studies include (n= 6)

Pengolahan dan Analisa Data kritetia judul yang diinginkan oleh peneliti
Pada literature review berisi hasil dalam melakukan review sebanyak 11 article.
pencarian artikel yang bersumber dari Kemudian terciptalah kandidat abstrak yang
Pubmed, Sciencedirec, Wiley. Pada database diinginkan oleh peneliti sebanyak 82 artikel.
Pubmed didapatkan 53 artikel, Sciencedirec Selanjutnya, artikel yang terkumpul dilakukan
didapatkan 53 artikel, Wiley didapatkan 55 penghapusan kembali karena artikel termasuk
Setelah dilakukan pencarian peneliti dalam metode RCT dan artikel review serta
mendapatkan artikel yang teridentifikasi tidak berfokus pada Penatalaksanaan ulkus
sebanyak 621 artikel. Setelah itu, peneliti kaki diabetic dengan terapi oksigen Hiperbarik
melakukan penghapusan dari literatur yang pada pasien Diabetes Melitus sebanyak 68
memiliki kesamaan. Hal ini dikarenakan ada artikel. Setelah itu muncul penelitian-
beberapa peneliti melakukan publish jurnal di penelitian yang menjadi kandidat dalam
berbagai tempat yang berbeda, namun review yang dimana hal tersebut diinginkan
penelitian yang ditebitkan sama sebanyak 159 oleh peneliti sebanyak 14 artikel. Kemudian
artikel. Setelah penghapusan artikel yang menghapus kembali artikel yang berisikan
sama, maka terkumpul artikel yang tidak review full teks sebanyak 8 artikel. Setelah
memiliki kesamaan satu dengan yang lain dilakukan filter seseuai dengan kriteria
sebanyak 93 artikel. Kemudian buang artikel penelitian diperoleh 6 jurnal yang relevan dan
yang tidak relevan dan tidak sesuai dengan layak direview.
HASIL

NO Peneliti,
Desain Penelitian Hasil
. Tahun / Negara

1. Ahmet Erdoğan, Arife Seratus tiga puluh pasien dengan ulkus kaki Perbandingan sub kelompok yang dilakukan
Polat Düzgün, Kubra diabetik dinilai dalam 2 kelompok: 1 kelompok menurut klasifikasi Wagner menunjukkan tidak
Erdoğan, Murat Bulut menerima terapi oksigen hiperbarik; kelompok ada perbedaan antara 2 kelompok pasien kelas 2
Özkan, Faruk Coşkun lain tidak. Pasien diperiksa menurut usia, jenis dan 5. Itu juga mengungkapkan bahwa
2018/ Turkey kelamin, derajat ulkus berdasarkan klasifikasi pengobatan memiliki tingkat kemanjuran yang
Wagner; penyembuhan maagstatus; apakah lebih tinggi dalam penyembuhan borok pada
terapi oksigen hiperbarik diterima; durasi pasien tingkat 3 dan 4.
diabetes dalam beberapa tahun; HbA1C,
sedimentasi, kadar protein C-reaktif; dan adanya
penyakit penyerta, termasuk penyakit arteri
perifer, penyakit paru obstruktif kronik ,
hipertensi, penyakit ginjal kronis , neuropati ,
dan retinopati. Masa tindak lanjut rata-rata
adalah 19,5 ± 4,45 bulan (kisaran 12 hingga 28
bulan). Tujuh puluh satu (54,6%) pasien
menerima terapi oksigen hiperbarik, dan 59
(45,4%) pasien tidak. Semua pasien di Wagner
grade 2 sembuh pada kedua kelompok. Pada
kelompok yang menerima terapi oksigen
hiperbarik untuk pasien kelas 3 dan 4, masing-
masing 35 (87,5%) dan 11 (84,6%)
sembuh. Secara total, 60 (84,5%) pasien dalam
kelompok yang menerima terapi oksigen
hiperbarik sembuh.

2. Shimaa Elhossieny Pasien diacak untuk menerima HBOT plus HBOT ditambah terapi konvensional tampak
Salama, MBBCH1 , pengobatan konvensional (kelompok studi; aman seperti dan Mungkin lebih efektif
Ali Eid Eldeeb, MD1 , jumlah = 15 pasien) atau 2 bulan pengobatan daripada terapi konvensional saja untuk
Ahmed Husseiny konvensional saja (kelompok kontrol; jumlah = penyembuhan luka kaki noniskemik diabetes
Elbarbary, MD2 , and 15 pasien). Pasien dikeluarkan dari studi jika kronis. Studi yang lebih besar dengan periode
Salwa Elmorsy mereka sebelumnya diobati dengan metode lain tindak lanjut yang lebih lama direkomendasikan
Abdelghany, MD1 selama 30 hari terakhir sebelum presentasi, untuk menetapkan peran dan efek jangka
2019/Egypt. misalnya, VAC (penutupan yang dibantu panjangnya.
vakum), produk faktor pertumbuhan, atau
debridement enzimatik. Selanjutnya, pasien yang
dikontraindikasikan atau tidak cocok untuk
HBOT sistemik karena keganasan, kehamilan,
kejang, masalah telinga tengah, alat pacu
jantung, claustrophobia, spherocytosis
kongenital, atau penyakit paru obstruktif,
misalnya, emfisema atau diperkirakan miskin
kepatuhan terhadap HBOT, juga dikecualikan

3. Atit Kumar, Usha Sebanyak 54 pasien dengan ulkus kaki diabetik Ulkus diabetik pada 78% pasien di Grup H
Shukla, Tallamraju dari Wagner grade II-IV direkrut dalam sembuh total tanpa intervensi bedah sementara
Prabhakar1 , Dhiraj penelitian prospektif, acak, buta ganda tidak ada pasien di grup S yang sembuh tanpa
Srivastava2 ini. Pasien diacak untuk menerima HBOT intervensi bedah ( P = 0,001). 2 pasien di grup
2020/India bersama dengan terapi standar (kelompok H; n = H memerlukan amputasi distal sedangkan di
28) atau terapi standar saja (kelompok S; n = Grup S, tiga pasien menjalani amputasi
26). Pasien diberikan 6 sesi per minggu selama 6 proksimal..
minggu dan ditindaklanjuti selama 1 tahun. Hasil
diukur dalam hal penyembuhan, dan kebutuhan
untuk amputasi, pencangkokan atau
debridement. Variabel kontinu parametrik
dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan
Student dan variabel kategoris dianalisis
menggunakan uji Chi square.

4. Chen-Yu Chen 1, Re- Terapi oksigen hiperbarik diberikan dalam ruang Penutupan DFU lengkap dicapai pada 5 pasien
Wen Wu, Mei-Chi hiperbarik di bawah 2,5 tekanan atmosfer (25%) pada kelompok HBOT (n = 20) versus 1
Hsu, Ching-Jung absolut selama 120 menit; subjek dirawat 5 hari peserta (5,5%) pada kelompok perawatan rutin
Hsieh, Man-Chun seminggu selama 4 minggu berturut-turut. Kedua (n = 18) ( P = .001). Tingkat amputasi adalah
Chou 2017/Taiwan kelompok menerima perawatan luka standar 5% untuk kelompok HBOT dan 11% untuk
termasuk debridement jaringan nekrotik, terapi kelompok perawatan rutin (χ 2 = 15,204, P =
topikal untuk Wagner grade 2 DFUs, kontrol diet 0,010). Kelompok HBOT menunjukkan
dan farmakoterapi untuk mempertahankan kadar peningkatan yang signifikan secara statistik
glukosa darah yang optimal. Indeks fisiologis dalam indeks peradangan, aliran darah, dan
luka diukur dan tes darah (misalnya, penanda kualitas hidup yang berhubungan dengan
peradangan) dilakukan. Kualitas hidup terkait kesehatan dari pra-perawatan hingga 2 minggu
kesehatan diukur dengan menggunakan Formulir setelah terapi terakhir berakhir ( P <0,05).
Pendek Studi Hasil Medis 36-Item. Hemoglobin A1c secara signifikan lebih rendah
pada kelompok HBOT setelah pengobatan ( P
<0,05) tetapi tidak pada kelompok perawatan
rutin.

5 Sarah Perren1 , Alfred Dua puluh enam pasien dengan Diabetes Kedua lengan perawatan berhasil mengurangi
. Gatt1,* , Nikolaos Mellitus Tipe 2 (T2DM) yang menunjukkan area ulkus dan kedalaman (p<0,001). Namun,
Papanas2 and Cynthia ulkus kaki iskemik yang baru didiagnosis area ulkus (p<0.001) dan kedalaman (p<0.001)
Formosa1 dimasukkan. Ini dibagi menjadi grup A (SWC menunjukkan peningkatan yang unggul dalam
2018/Greece dengan tambahan HBOT) dan grup B (hanya grup A.
SWC). Peserta diikuti setiap minggu selama 4
Minggu dan bisul mereka diukur untuk luas
permukaan dan kedalaman mereka untuk menilai
setiap perubahan ukuran luka.

6. NAR Nik Hisamuddin Lima puluh delapan pasien diabetes dengan Analisis ANOVA Tindakan Berulang dengan
1, WN Wan Mohd ulkus di Wagner Grade 2 dan di atasnya terlibat koreksi Greenhouse-Geisser menunjukkan
Zahiruddin 2, B. dalam penelitian ini setelah dipresentasikan di bahwa rata-rata ukuran luka dari waktu ke
Mohd Yazid 3, S dua pusat studi rumah sakit pendidikan waktu (Hari 0, 10, 20 dan 30) di antara pasien
Rahma 4 2019/ tersier. Pasien yang ditugaskan menerima di bawah kelompok HBOT secara statistik
Malaysia. perawatan luka konvensional dengan HBOT berbeda secara signifikan [F(1,61)=30,86,
tambahan yang diberikan pada 2,4 ATA selama p<0.001)] dibandingkan dengan kelompok
90 menit. Pasien pada kelompok kontrol yang terapi konvensional. Analisis regresi logistik
menerima perawatan luka konvensional hanya ganda menunjukkan bahwa kelompok HBOT
dirawat dan diobservasi selama 30 memiliki peluang hampir 44 kali lebih tinggi
hari. Kemajuan penyembuhan luka diamati dan untuk mencapai setidaknya 30% pengurangan
diukur pada hari ke 0, 10, 20 dan 30 ukuran luka dalam masa penelitian (95% CI:
penelitian. Data yang terkumpul dianalisis 7.18, 268.97, p<0.001).
menggunakan software SPSS (ver. 22) untuk
mempelajari hubungan HBOT terhadap
penyembuhan ulkus kaki diabetik.
PEMBAHASAN jaringan tubuh. Peningkatan pasokan oksigen
dapat memicu metabolisme fungsi sel,
Pembahasan hasil penelitian
sehingga terjadi peningkatan fibroblas dan
Tinjauan literature ini dilakukan melalui
mempercepat perbaikan mikrovaskular dan
penelusuran hasil publikasi jurnal penelitian
angiogenesis kapiler. Hal ini membantu untuk
dengan menggunakan database Pubmed,
memperbaiki mikrosirkulasi dan mempercepat
Sciencedirec, dan wiley. Hasil pencarian
penyembuhan luka.
dibatasi pada rentang tahun 2017 sampai
tahun 2022 dan secara manual memilih artikel Selain itu, menurut teori yang dikemukakan
yang relevan. Artikel yang didapatkan yang oleh Supondha (2019), menyebutkan bahwa
sesuai dengan kriteria yang diinginkan adalah terapi oksigen hiperbarik akan meningkatkan
6 artikel. gradien konsentrasi oksigen perifer dan sentral
Berdasarkan 6 artikel yang direview luka yang akan menstimulasi kuat
oleh penulis menunjukkan bahwa tingkat angiogenesis dengan meningkatkan growth
keparahan ulkus kaki diabetik berada pada factor, terutama vascular endothelial growth
grade 1-5 menurut klasifikasi wagner dan factor (VEGF). Melalui siklus krebs akan
mengalami perbaikan luka setelah menjalani terjadi peningkatan nikotinamid adenin
terapi oksigen hiperbarik. Selain itu, dinukleotida hidrogen (NADH) yang memicu
pemberian terapi oksigen hiperbarik dapat peningkatan fibroblas. Fibroblas diperlukan
mempengaruhi penyembuhan ulkus kaki untuk memungkinkan sel-sel inflamasi masuk
diabetik dan terjadi pengurangan luas daerah ke lokasi cedera dan meningkatkan migrasi
ulkus setelah menjalani terapi ≥ 10 sesi. dan proliferasi sel endotel yang ada
sebelumnya. VEGF bekerja melalui dua
Proses Penyembuhan Luka pada Ulkus
reseptor yaitu diekspresikan pada sel endotel
Kaki Diabetik dengan Terapi Oksigen
bersama dengan sitokin vaskuler lainnya
Hiperbarik
(fibroblas growth factor (FGF), Platelet
Menurut penelitian yang dilakukan
derived growth factor (PDGF), dan
oleh Sureda et al (2018), dasar terapeutik pada
angiopoiten) untuk menginduksi dan
terapi oksigen hiperbarik adalah peningkatan
mempertahankan pembuluh darah [3].
kuantitas oksigen yang diangkut oleh darah
yang mengakibatkan peningkatan bermakna Peran VEGF dalam penyembuhan luka

dari konsentrasi oksigen bermakna dalam adalah sebagai stimulator terjadinya


angiogenesis. Angiogenesis pada proses memberikan efek anti-inflamasi yang kuat
penyembuhan luka melibatkan berbagai dengan menekan inflamasi yang berlebihan ke
tahapaan yaitu vasodilatasi, degradasi dalam jaringan dan mengurangi produksi
basement membrane, migrasi sel endotel dan mediator proinflamasi. Oleh karena itu,
proliferasi yang selanjutnya diikuti dengan penderita diabetes mellitus akan mengalami
terjadinya pembentukan pembuluh kapiler, pergeseran penyembuhan luka yang
anastomosis pertunasan parallel capillary dan diakibatkan oleh gangguan diabetik dari fase
diakhiri dengan pembentukan basement resolusi penyembuhan luka (Perren et al.,
membrane baru (Salama et al., 2019) 2018)

Pemberian Sesi Terapi Oksigen Hiperbarik KESIMPULAN


Pemberian jumlah sesi terapi oksigen Berdasarkan dari 6 artikel yang telah
hiperbarik pada pasien dengan ulkus kaki direview oleh penulis diatas, dapat
diabetik diberikan sesuai dengan disimpulkan bahwa penatalaksanaan ulkus
perkembangan kondisi luka yang dialami oleh kaki diabetik dengan terapi oksigen
penderita. Pada umumnya, penderita akan hiperbarik pada pasien diabetes mellitus
memerlukan antara 10 sampai dengan 40 kali secara signifikan mengurangi ulkus kaki
sesi perawatan. Pemberian terapi ini dilakukan diabetik dan mempercepat proses
sehari sekali dengan total waktu perawatan 60 penyembuhan luka.
sampai dengan 120 menit [6] Selain itu, pada studi literature review ini
juga diketahui bahwa pemberian terapi
Penggunaan sesi berulang dapat oksigen hiperbarik dapat mempengaruhi
menginduksi adaptasi pada mesin oksidatif penyembuhan ulkus kaki diabetik dan
neutrofil yang bertujuan untuk mengurangi terjadi pengurangan luas daerah ulkus
respon terhadap stimulus, mengurangi respon setelah menjalani terapi ≥ 10 sesi. Hal ini
inflamasi, dan meningkatkan proses disebabkan karena jumlah oksigen yang
pemulihan di jaringan yang rusak. Dalam hal dibawa oleh darah akan menyebabkan
ini, sesi HBOT mempromosikan respon peningkatan konsentrasi oksigen dalam
antiinflamasi yang mirip dengan resolusi jaringan tubuh yang dapat memicu
respon inflamasi oleh mediator lipid termasuk metabolisme fungsi sel yang dapat
resolvins dan beberapa jenis sitokin. Resolvins
membantu perbaikan mikrosirkulasi dan diabetic wound - A randomised trial. The
mempercepat penyembuhan luka. Medical journal of Malaysia, 74(5), 418–
424.
REFERENSI
5. Chen, C. Y., Wu, R. W., Hsu, M. C.,
1. Ahmet Erdoğan, Arife Polat Düzgün,
Hsieh, C. J., & Chou, M. C. (2017).
Kubra Erdoğan, Murat Bulut Özkan,
Adjunctive Hyperbaric Oxygen Therapy
Faruk Coşkun, Efficacy of Hyperbaric
for Healing of Chronic Diabetic Foot
Oxygen Therapy in Diabetic Foot Ulcers
Ulcers: A Randomized Controlled
Based on Wagner Classification, The
Trial. Journal of wound, ostomy, and
Journal of Foot and Ankle Surgery,
continence nursing : official publication
Volume 57, Issue 6, 2018, Pages 1115-
of The Wound, Ostomy and Continence
1119.
Nurses Society, 44(6), 536–545.
2. Salama, S. E., Eldeeb, A. E., Elbarbary,
6. Perren, S., Gatt, A., Papanas, N., &
A. H., & Abdelghany, S. E. (2019).
Formosa, C. (2018). Hyperbaric Oxygen
Adjuvant Hyperbaric Oxygen Therapy
Therapy in Ischaemic Foot Ulcers in
Enhances Healing of Nonischemic
Type 2 Diabetes: A Clinical Trial. The
Diabetic Foot Ulcers Compared With
Open Cardiovascular Medicine Journal,
Standard Wound Care Alone.
12(1), 80–85.
International Journal of Lower Extremity
7. Azizah, N., Intan I., Tulak D., Kurniawan
Wounds, 18(1), 75–80.
M.A., & Afelya. (2019). Diabetic Foot
3. Upadhya R, K., Shenoy, L., &
Ulcer Treatment Post AutoAmputation
Venkateswaran, R. (2018). Effect of
Digiti Pedis Sinistra: Case Study.
intravenous dexmedetomidine
Indonesian Contemporary Nursing
administered as bolus or as bolus-plus-
Journal (ICON Journal), 4(1): 27–37
infusion on subarachnoid anesthesia with
hyperbaric bupivacaine. Journal of 8. Dwi, D. (2017). Hyperbaric Oxygen
Anaesthesiology Clinical Pharmacology, Therapy (HBOT) terhadap Penyembuhan
34(3), 46–50. Luka Gangren. Journal of Holistic and
4. Nik Hisamuddin, N., Wan Mohd Traditional Medicine, 2(1): 119–128.
Zahiruddin, W. N., Mohd Yazid, B., &
9. Kaplan, S.T., D. Hemsinli, S. Kaplan, A.
Rahmah, S. (2019). Use of hyperbaric
Arslan. (2017). Amputation Predictots in
oxygen therapy (HBOT) in chronic
Diabetic Foot Ulcers Treated With
Hyperbaric Oxygen. Journal of Wound
Care, 26(7): 361-366.

10. Kumar, Atit, Usha Shukla, Tallamraju


Prabhakar, & Diraj Srivastava. (2020).
Hyperbaric oxygen therapy as an adjuvant
to standard therapy in the treatment of
diabetic foot ulcers. Journal of
Anaesthesiology Clinical Pharmacology,
36(2): 213-218.

11. Mardiyono, Ramlan D., Anwar M. C.,


Pujiastuti R. S. E., & Rahayu U. M.
(2019). Modern combinations Dressing
and Ozone Bagging Treatment. Journal of
Applied Healath Management and
Technology, 1(1): 28–37.

12. Ose, M. A, Utami Pf. A., & Damayanti A.


(2018). Efektivitas Perawatan Luka
Teknik Balutan Wet-dry Dan Moist
Wound Healing Pada Penyembuhan
Ulkus Diabetik. Journal of Borneo
Holistic Health, 1(1): 101–112

Anda mungkin juga menyukai