Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya dunia saat ini banyak sekali masyarakat yang
melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang dilakukan
seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas/gerak, dan
perilaku tidaksehat yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan
global. Perubahan gaya hidup merupakan salah satu masalah serius dalam
masalah kesehatan baik di Negara berkembang maupun Negara maju.
Menurut Meetoo dalam Rasyid (2019) salah satu penyakit yang dikatakan
serius dalam perubahan gaya hidup yaitu diabetes melitus.
Diabetes Melitus menurut Perkeni (2015) adalah kelompok
penyakit metabolik yang memiliki karakteristik hiperglikemia atau
peningkatan kadar gula darah yang diakibatkan oleh kelainan sekresi
insulin, kerja insulin ataupun keduanya. Hal yang sama juga diungkapkan
oleh International Diabetes Federation (2015) diabetes melitus adalah
suatu kelompok gangguan metabolik yang memilki karakteristik berupa
kadar gula darah yang tinggi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya. Secara umum, terdapat tiga jenis diabetes melitus yang
dikenal, yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes
gestasional. Prevalensi klien diabetes melitus di dunia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Populasi diabetes melitus di Indonesia pada tahun
2015 berjumlah 10 juta orang, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya
2014 yang berjumlah 9,116 juta (IDF, 2015).
Indonesia menempati urutan ketujuh untuk penderita Diabetes
Melitus setelah China, India, USA, Pakistan, Brazil dan Mexico
(Indonesia Diabetes Federation, 2019). Dalam data Sample Registration
Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa DM penyebab kematian terbesar
nomor tiga di Indonesia yang memiliki persentase sebesar 6,7%, setelah
stroke sebanyak 21,1%, dan penyakit jantung koroner sebanyak 12,9%.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati urutan
pertama untuk penderita DM sebanyak 2,6%, lalu disusul oleh DKI
Jakarta sebanyak 2,5%, Sulawesi Utara sebanyak 2,4% dan Kalimantan
Timur sebanyak 2,3% (Kemenkes RI, 2014).
Diabetes melitus yang tidak mendapatkan penanganan optimal akan
menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang muncul secara bersamaan
atau terdapat satu masalah yang mendominasi semisal retinopati diabetik,
nefropati diabetik, neuropati diabetik, kelainan vaskuler dan ulkus kaki
diabetikum (Poerwanto, 2012). Ulkus kaki diabetik merupakan bentuk
komplikasi kronis dari diabetes melitus yang berupa ulserasi yang
mengenai tungkai bawah, dengan atau tanpa infeksi dapat menyebabkan
kerusakan jaringan dibawahnya (Apelqvist J, Bakker K, Hotum W, 2008;
dalam International Diabetes Federation, 2017).
Dampak dari ulkus kaki diabetik dengan tindakan amputasi sampai
sekarang masih menjadi ancaman bagi penderita diabetes melitus. Ulkus
yang tidak pernah sembuh menjadi faktor risiko infeksi dan penyebab
utama dilakukannya amputasi dan kematian (Haryanto, H., Arisandi, D.,
Suriadi, S., Imran, I., Ogai, K., & Sanada, 2016).
Peningkatan prevalensi diabetes melitus diikuti pula oleh peningkatan
kejadian ulkus diabetik yang merupakan komplikasi diabetes melitus
berdasarkan data dari (ADA, 2014) diketahui bahwa pada tahun 2010
terdapat sekitar 73.000 kasus amputasi tungkai bawah non-traumatik pada
orang dewasa berusia 20 tahun keatas terdiagnosis diabetes melitus.
Berdasarkan data di Pusat Data dan Informasi (PDFERSI, 2011) diketahui
jumlah kunjungan klien diabetes melitus disertai ulkus kaki diabetikum di
RS Cipto Mangunkusumo pada tahun 2007 adalah sebanyak 111 klien.
Manajemen perawatan ulkus diabetik berfokus pada vaskuler,
mikrobiologi/infeksi, mekanik, edukasi dan perawatan luka (Turns, 2011).
Salah satu perawatan modern yang dapat dilakukan untuk proses
penyembuhan ulkus kaki diabetik adalah dengan terapi adjuvant atau terapi
komplementer yang saat ini ramai dibicarakan. Salah satunya adalah terapi
ozon. Terapi Ozone Bagging adalah suatu metode ozonisasi dengan
menggunakan kantong ozon dan membungkus ulkus pada kaki dan
memompa aliran gas ozon ke dalam kantong ozon (Liu J, Zhang P, 2015;
Widodo TR, Susilo C., 2016).
Menurut Megawati, et. al (2015) penggunaan balutan modifikasi
modern dan terapi ozon lebih efektif terhadap penyembuhan luka
dibandingkan dengan penggunaan balutan modern saja pada penderita
ulkus tekan. Hal ini sejalan dengan Alhuda, et. al (2019) bahwa ada
pengaruh terapi ozon terhadap proses penyembuhan luka diabetes pada
penderita diabetes melitus dalam mempercepat penyembuhan luka tidak
hanya membutuhkan terapi primer tetapi juga diperlukan terapi tambahan
atau disebut sebagai terapi komplementer, salah satunya adalah terapi
ozon.
Uraian diatas menjelaskan bahwa salah satu perawatan luka untuk
penderita diabetes dengan komplikasi ulkus kaki diabetik yaitu dengan
terapi komplementer (terapi ozone bagging). Maka dari itu, peneliti
menjadi tertarik untuk menyintesis berbagai hasil penelitian yang relevan
tentang efektivitas terapi ozone bagging terhadap ulkus kaki diabetik
dengan metode literature review sehingga fakta dapat disajikan kepada
pembaca untuk menentukan kebijakan dalam penggunaan media sosial.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah efektivitas terapi ozone
bagging terhadap ulkus kaki diabetik.

C. Tujuan Literature Review


1. Tujuan Umum
Tujuan dari literature review ini untuk menyimpulkan hasil-hasil
artikel penelitian mengenai pengaruh perawatan luka ulkus kaki
diabetik modern yaitu ozone bagging.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dibahas pada literature review ini adalah
efektivitas terapi ozone bagging terhadap ulkus kaki diabetik.
BAB II

METODOLOGI

A. Tahapan Penyusunan Literature Review


1. Identifikasi topic
Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menggunakan
metode studi kepustakaan atau literature review. Menurut Rahayu, et
al. (2019) literature review adalah sebuah metode yang sistematis,
eksplisit, reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi, dan
sintesis terhadap karya hasil penelitian dan pemikiran yang sudah
dihasilkan oleh penulis dan praktisi. Jenis penulisan yang akan
digunakan adalah studi literature review yang berfokus pada hasil
penulisan yang berkaitan dengan efektivitas terapi ozone bagging pada
pasien dengan ulkus kaki diabetic.

2. Identify Literature Review


Literature review ini dilakukan dengan penelusuran menggunakan
laptop dan pada artikel publikasi dengan kata kunci Bahasa Indonesia:
luka diabetik, ulkus diabetik, terapi ozon, pengaruh, hasil dan kata
kunci dalam Bahasa Inggris (keywords): diabetic foot ulcers, ozone
bagging therapy, imparct, therapy result. Peneliti juga menggunakan
system boolean, dengan menambah (and) dan (or) untuk penelusuran
jurnal/artikel. Penelusuran literatur dilakukan dengan melakukan
penelaahan pada EBSCOhost, PubMed, ProQuest dan Google Scholar
dibatasi dengan terbitan 2010-2020 yang dapat diakses secara free full
text, dan metode penelitian sesuai inklusi.
Tabel 2.1

Analisa PICO

PICO Kata Kunci

P (patient, population, problem Luka diabetik, ulkus diabetik,


diabetic foot ulcers

I (Intervention, prognostic Ozone bagging therapy, terapi


factor, exposure) ozon

C (Comparison atau intervention) Tidak dibandingkan dengan


intervensi lainnya

O (Outcome) Pengaruh, hasil terapi, impact,


therapy result

a. Kriteria inklusi dan eksklusi

Artikel yang sesuai/relevan dengan menggunakan kriteria inklusi

sebagai berikut:

1) Penelitian berupa hasil penelitian langsung (data primer).

2) Tersedia full text

3) Tipe studi yang diambil dalam penelitian ini adalah kuantitatif

(studi deskriptif korelasi dengan desain cross sectional, dan

longitudinal), eksperimen pre-post test, dan studi empiris

4) Artikel yang diterbitkan selama 10 tahun terakhir (2010-2020)

5) Artikel/jurnal berbahasa Indonesia dan Inggris

6) Outcome menunjukan pengaruh terapi ozone bagging terhadap

luka diabetik atau ulkus diabetikum.


b. Kriteria eksklusi sebagai berikut:

1) Jurnal/artikel yang tidak tersedia full text.

2) Artikel tidak menjawab tujuan penelitian.

3) Artikel yang diterbitkan kurang dari tahun 2010.


Diagram 2. 1
Prisma flowdiagram Literature Review

Records identified through Additional records


database searching (n=96): identified through
EBSCOhost n = 1
IDENTIFICATION other sources (n= 0)
PubMed n = 15

ProQuest n = 65
Google Scholar n = 15

Records after duplicates


SCREENING removed (n=75)

Records screened Records excluded


ELIGIBILITY (n=75) (n=45)

Full text articles assessed for Full text articles


egibility(n=30) excluded, with
INCLUDE reasons (n=12)

Studies included in qualitive


synthesis (n=)

Studies included in quantitative


synthesis(meta-analysis) (n=)
a.
B. Hasil

No Judul Artikel Penulis dan Tujuan Metode Sampel Temuan


Tahun
1 Proses Sri Temu, Untuk Eksperimen Quazy Kelompok Dalam penelitian ini
Penyembuhan Untung Sujianto, menganalisis intervensi 15 didapatkan perbedaan
Ulkus Kaki Muhammad Nur. proses responden, dan pengaruh terapi ozon
Diabetik Melalui (2020) penyembuhan kelompok bagging terhadap proses
Terapi Ozon ulkus kaki control 15 penyembuhan ulkus
Bagging. diabetik melalui responden serta kaki diabetic pada
terapi Ozon 5 responden kelompok control dan
Bagging. sebagai kelompok intervensi
antisipasi drop dengan nilai signifikan
out. p value 0,001 (p<0,05).
Pada kelompok kontrol
100% responden dalam
kategori regenerasi,
pada kelompok
intervensi 13,3% healed
dan 86,7% regenerasi.
2 Pengaruh Terapi Tulus Rahayu Untuk Pre eksperimental Sample yang Dalam penelitian ini
Ozone Bagging Widodo, Cipto menganilsa design digunakan pada ditemukan bahwa
Terhadap Susilo, Hendra adakah penelitian ini sebgaian besar
penyembuhan Kurniawan. pengaruh ialah 8 pasien penyembuhan luka
Luka Pada (tidak ditemukan penyembuhan dengan sebelum dilakukan
Pasien Ulkus tahun nya). luka sebelum menggunakan terapi ozone bagging
Diabetikum dan sesudah Teknik quota ialah menunjukkan
Dirumah Luka diberikan terapi sampling. keparahan luka moderat
Nirmala Ozon Bagging. dan sebagian besar
Kecamatan penyembuhan luka
Puger Kabupaten sesudah dilakukan terapi
Jember. ozone bagging ialah
menunjukkan keparahan
ringan. Dan artinya ada
pengaruh terapi ozone
bagging terhadap
penyembuhan luka
pasien ulkus diabetikum
Di Rumah luka Nirmala
Kecamatan Puger
Kabupaten Jember.
3 The Effect of Alhuda, Alhuda Untuk melihat Eksperimen Sampel dalam Dalam penelitian
Ozone Therapy & Gaol, L & ada tidaknya quassy penelitian ini tersebut di dapatkan
on The Phase of Parlindungan, T pengaruh terapi berjumlah 20 hasil uji statistik
Diabetic & Rosmalina, ozon terhadap pasien. diabetes menunjukkan nilai p
Wound Healing Rosmalina & fase mellitus value 0,000 (p <0,05)
in Patient With Phonna, C & penyembuhan Karakteristik sehingga dapat
Diabetes Sari, T & luka ulkus responden disimpulkan bahwa
Mellitus at Lestari, Wahyu. diabetik pada didapatkan terdapat perbedaan
Alhuda Wound (2019). pasien diabetes bahwa sebagian antara cedera diabetes
Care Clinic in melitus besar usia sebelum diberikan terapi
Lhokseumawe responden antara ozon dengan luka
56-65 tahun diabetik setelah
sebanyak 12 diberikan terapi ozon
responden dengan nilai t =
(60,0%) dan 12, 073> t tabel = 1,724
berjenis kelamin dengan q = 0,05 maka
perempuan ho ditolak, dengan
sebanyak 11 demikian ha diterima.
responden Dapat disimpulkan
(55,0%) bahwa Ada pengaruh
terapi ozon terhadap
fase penyembuhan luka
ulkus diabetikum pada
pasien diabetes melitus.
4 Ozone Therapy Aytacoglu, Untuk Studi kasus Seorang wanita Dalam penelitian ini
in a Patient with Saltuk & mengedepankan 67 tahun dengan pasien diberikan ozon
Diabetic Foot Aytacoglu, pendekatan diabetes mellitus medis utama sebagai
Ulcerations and Barlas. (2019). yang berbeda diaplikasikan 2000 gamma / sesi iv
a Decision for istilah aplikasi dengan luka selama 2 minggu,
Amputation obat pelengkap terbuka di aplikasi kantung ozon
(yang terkadang bagian bawah eksternal mulai dari 60
dapat digunakan kakinya dengan dan turun menjadi 30
sebagai aplikasi cairan purulen, gamma / sesi selama 3
medis primer), dengan minggu dan insuflasi
yaitu terapi ozon keputusan untuk ozon 40 gamma / sesi
pada pasien amputasi di atas selama 10 sesi.
DFU (diabetic pergelangan Terapi ozon medis
foot ulcer) kaki menstimulasi dan
meningkatkan sistem
antioksidan tubuh
dengan efek
hormesisnya.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
dalam jangka pendek,
ukuran ulkus bisa
berkurang lebih banyak
pada pasien DFU yang
menerima ozon serta
pengobatan klasik bila
dibandingkan dengan
pasien yang hanya
menerima pengobatan
metode klasik.
5 Efficacy of JulioWainsterin, Menguji dan Penelitian Pasien dengan Dari 32 pasien (56%)
Ozone-Oxygen M D; Zeey mengevaluasi menggunakan diabetes ulkus yang mendapat
Therapy for the Feldbrin, M. D; terapi ozon randomized, double- stadium 2 atau perawatan dengan ozon,
Treatment of Ilama Harman oksigen blind, pacebo- 3, atau stadium sebanyak 16 pasien
Diabetic Foot -Boehm, M.D. noninvasif controlled clinical 4 dengan secara signifikan
Ulcers. 2018. dalam trial. minimal penutupan luka total
pengobatan debridemen lebih besar disbanding
ulkus kaki selam 8 minggu. dengan pasien tanpa
diabetic. 61 pasien; 32 ozone (81% vs 44%
pasien dengan p=0,03). Jadi dalam
pengobatan ozon artikel ini dikatakan
dan 29 pasien bahwa perawatan ozon
dengan placebo. oksigen memberikan
manfaat yang bermakna
bagi perawatan kaki
diabetic.
6 Ozone therapy in Ahmed M. Fathi; Mengevaluasi Case series study 63 pasien yang Hasil positif
Diabetic Foot Mohamed N. peran terapi menderita dicapai pada 55 pasien
and Chronic, Mawsouf; ozon pada luka masalah kaki (87%) dengan
Nonhealing Renate Viebahn- kaki diabetic daibetik atau penyembuhan total
Wounds. Hansler. 2012. dan luka kronis. luka kronis yang sebanyak 29 pasien
tidak sembuh. (46%) dan 26 (41%)
pasien dengan
peningkatan nyata,
sisanya yaitu 8 pasien
(13%) menghasilkan
hasil yang negative dari
ozone. Hasil yang
paling baik dari ozone
terlihat dari pasien
dengan ancaman
amputasi, sebanyak 13
pasien (81%)
menunjukkan hasil baik
dari penggunaan ozone
yaitu anggota tubuhnya
dapat terselamatkan.
Studi ini
melaporkan bahwa
penggunaan ozone
efisien dan
direkomendasikan
digunakan pada pasien
dengan luka diabetic
dan luka kronis yang
tidak sembuh.

7 Ozone Therapy Kasmawati Mengevaluasi Metode yang Sampel Jumlah koloni bakteri
on Reduction of Kadir, MSN, efektivitas digunakan yaitu non- sebanyak 27 pada kelompok
Bacterial Yuliana Syam, penggabungan randomized controlled. peserta dengan intervensi menurun
Colonies and MSI, Saldy perawatan luka diabetic foot secara signifikan (p =
Acceleration of Yusuf, PhD, standar dengan ulcers di home 0,001),
Diabetic Foot ETN, Masriani terapi ozon care Makassar. sedangkan kelompok
Ulcer Healing Zainuddin, MSN untuk 15 pasien kontrol tidak signifikan
(2020) mengurangi pertama menurun (p = 0,06).
koloni bakteri dimasukkan ke Jumlah rata-rata bakteri
dan dalam kelompok antara dua kelompok
mempercepat pengobatan dan sebelum intervensi
penyembuhan peserta tidak signifikan (p =
luka. selanjutnya 0,334), tetapi signifikan
ditugaskan ke setelah intervensi (p =
kelompok 0,037; Tabel 3).
kontrol. Untuk
Kelompok penyembuhan luka
kontrol berdasarkan DFUAS,
menerima kelompok intervensi dan
standar kontrol menunjukkan
perawatan luka signifikansi
dengan balutan perbedaan skor DFUAS
antimikroba harian (p <0,05), tetapi
sekali setiap 3 perbedaan antara kedua
hari selama 21 kelompok tidak
hari. Kelompok signifikan pada hari ke
intervensi 0, 6, 12, dan 21 (p>
menerima 0,05; Tabel 5).
perawatan luka Sehingga dapat
dan antimikroba dikatakan bahwa
yang sama menggabungkan
balutan perawatan luka standar
ditambah terapi dengan terapi ozon
oksigen-ozon (dosis 70 µg / mL)
pada 70 µg / mL secara signifikan
dalam kantong mengurangi jumlah
plastik tahan koloni bakteri, tetapi
ozon khusus tidak memberikan
selama 10 menit pengaruh signifikan
menggunakan tentang penyembuhan
generator ozon diabetic foot ulcers.
8 Home Care by Devi Mediarti, Tujuan Metode penelitian Sampel ini rata-rata kondisi ulkus
Ozone Bagging Rehana, and penelitian ini campuran dengan berjumlah 42 kaki diabetik sebelum
toward Diabetic Hidayat Arifin untuk kuantitatif dan orang dan melakukan perawatan di
Foot Ulcers (2018) mengetahui kualitatif. Analisis diambil dengan rumah perawatan
Healing pengaruh kualitatif dengan teknik purposive dengan perawatan luka
perawatan di menggunakan uji t sampling. modern: ozone bagging
rumah dengan berpasangan sampel adalah 36.21 dan deviasi
perawatan luka dependen, sedangkan standar = 4.076. Rata-
modern: ozone kualitatif dengan rata kondisi ulkus kaki
bagging menuju menggunakan analisis diabetik setelah
penyembuhan non statistik melalui perawatan di rumah
ulkus kaki inferensi logis dengan perawatan luka
diabetik di berdasarkan modern: ozone bagging
Palembang pertimbangan dan adalah 37,17 dan deviasi
kondisi aktual. standar = 4.316
Hasil uji statistik
didapatkan pvalue =
0,026, maka dapat
disimpulkan perlakuan
perawatan di rumah
perawatan luka modern:
ozone bagging pengaruh
untuk penyembuhan
luka ulkus kaki diabetik.
Hasil kualitatif bahwa
tidak ada skala nyeri
(tidak merasakan apa
apa) saat perawatan.
Peserta juga
mengungkapkan
perasaan sangat puas
terhadap perawatan
ozone bagging
9 Efficacy of Morteza Izadi, mengidentifikasi Single-blind Dua ratus Tipe 1 Hasil penelitian kami
comprehensive Ramin Kheirjou, keamanan dan randomized clinical dan pasien mendukung efektifitas
ozone therapy in Roya efektivitas ozon trial study diabetes tipe 2 terapi ozon terutama
diabetic foot Mohammadpour, pada dengan ulkus dalam penggunaan
ulcer healing Mohammad penyembuhan kaki dibagi komprehensif dalam
Hassan ulkus kaki di menjadi dua penyembuhan DFU dan
Aliyoldashi, antara pasien kelompok. pengurangan infeksi dan
Saeedreza Jamali diabetes. Setiap kelompok amputasi. Waktu
Moghadam, terdiri dari 100 penyembuhan
Farzin pasien; 50 pria meningkat seiring
Khorvash, dan 50 wanita. dengan berkurangnya
Nematollah Kelompok 1: ukuran luka dan,
Jonaidi Jafari, Pasien dirawat selanjutnya, kebutuhan
Shahram dengan ozon, akan ozoneterapi juga
Shirvani, sedangkan meningkat. Diketahui
Nahid khalili konservatif rutin bahwa tingkat amputasi
(2019) pengobatan pada luka tingkat tinggi
dilakukan dan luka besar lebih
bersamaan. banyak dibandingkan
Kelompok 2: pada luka tingkat rendah
Pasien baru saja dan luka kecil.
menerima Lebih banyak pasien
perawatan rutin. yang diamputasi pada
Kriteria inklusi kelompok kontrol (57%)
adalah pasien dibandingkan pada
berusia 18-85 kelompok yang diobati
tahun dan dengan ozon (19,1%).
didiagnosis
diabetes mellitus
dengan DFU
Wagner 1
sampai 4 dan
siapa menjalani
pengobatan
secara teratur.
Kriteria eksklusi
adalah pasien
dengan tes
fungsi tiroid
abnormal dan
abnormal tes
koagulasi,
pasien hamil
atau menyusui,
pasien G6PD,
dan pasien
dengan
hipersensitivitas
terhadap ozon.
10 Ozone therapy Myroslav V. Untuk Melakukan observasi 47 pasien Terapi ozon menjadi
effectiveness in Rosul, mempelajari pada 47 pasien dengan dengan stadium perawatan bedah
patients with Bohdan M. efektivitas stadium I dan II kaki I dan II kaki kompleks memiliki efek
ulcerous lesions Patskan penggunaan diabetik yang diabetik yang positif pada rangkaian
due to diabetes (2016) ozon dalam berhubungan dengan 47 pasien proses luka yang
mellitus terapi kompleks ulkus superfisial dan dengan stadium muncul mengganti
diantara pasien ulkus dalam tanpa I dan II kaki jaringan degeneratif
dengan kaki melibatkan jaringan diabetik yang menjadi regeneratif,
diabetik subkutan, ligamen, berhubungan perbaikan
tendon dan otot ke dengan ulkus indeks peroksidasi lipid
dalam proses, tanpa superfisial dan dan sistem antioksidan
lesi tulang, cairan dan ulkus dalam dan, mengurangi durasi
abses menurut tanpa rawat inap
klasifikasi melibatkan
MeggitWagner (1978). jaringan
Tergantung pada subkutan,
pengobatan, setiap ligamen, tendon
kelompok pasien dan otot ke
dibagi menjadi dalam proses,
beberapa tanpa lesi tulang,
subkelompok. cairan dan abses
Kelompok B terdiri menurut
dari pasien yang klasifikasi
menerima pengobatan MeggitWagner
tradisional (1978). Wanita
Sebuah kelompok terdiri dari
terdiri dari pasien yang 31,9% (15),
bersama dengan terapi laki-laki - 68,1%
tradisional menerima (32), usia
terapi ozon sistemik menengah
dan regional selama 60,06 ± 1,28
12-14 hari, satu sesi tahun.
per hari. Pemeriksaan
sitologi dari luka
dilakukan, status
peroksidasi lipid dan
status perlindungan
antioksidan dinilai.
11 Therapeutic Gregorio Untuk uji klinis randomized Untuk Perawatan ozon
efficacy of ozone Martínez- mengevaluasi control. Untuk penghitungan meningkatkan kontrol
in patients with Sánchez, efektivitas ozon penghitungan ukuran ukuran sampel, glikemik, mencegah
diabetic foot Saied M. Al- dalam sampel, digunakan Menggunakan stres oksidatif,
Dalain, pengobatan sistem MEDSTAT sistem menormalkan tingkat
Silvia pasien (versi 2.1, 1989). MEDSTAT peroksida organik, dan
Menéndez, dengan diabetes Variabel utama yang (versi 2.1, mengaktifkan
Lamberto Re, tipe 2 yang dipertimbangkan 1989). superoksida dismutase.
Attilia Giuliani, menderita adalah: Efek farmakodinamik
Eduardo komplikasi kaki 1) Evaluasi klinis dari 101 pasien ozon dalam pengobatan
Candelario-Jalil, diabetik, dan lesi: dibagi menjadi pasien dengan infeksi
Hector Álvarez, pengaruhnya a) Pengukuran luas dua kelompok: saraf kaki diabetes dapat
José Ignacio terhadap stres dan keliling lesi satu (n = 52) kemungkinan dianggap
Fernández- oksidatif, dengan dirawat dengan berasal dari
Montequín, hiperglikemia, menggunakan ozon (lokal superoksida.
Olga Sonia León dan beberapa rata-rata yang dan insuflasi Superoksida dianggap
tanda kerusakan dilakukan pada rektal gas) dan sebagai penghubung
(2005) endotel lainnya, pelat asetat lainnya (n = 49) antara empat metabolik
untuk (analisis diobati dengan rute yang terkait dengan
membandingkan planimetrik), antibiotik patologi diabetes dan
terapi ozon dalam kondisi topikal dan komplikasinya.
dengan terapi aseptik, di awal sistemik. Selanjutnya,
antibiotik dan di akhir penyembuhan lesi
penelitian, dan meningkat,
perubahan kedua menghasilkan lebih
parameter sedikit
seiring waktu. amputasi daripada di
Area yang kelompok kontrol.
dihasilkan dan Tidak ada efek samping.
keliling dihitung Hasil ini menunjukkan
menggunakan bahwa pengobatan ozon
program secara medis bisa
komputer menjadi terapi alternatif
(DIGIPAT). dalam pengobatan
b) Evaluasi klinis diabetes dan
kualitatif dari komplikasinya.
lesi.
c) Lama rawat inap
merupakan
waktu yang
diperlukan untuk
memperoleh lesi
aseptik, dengan
jaringan
granulasi yang
baik dan dalam
proses
penyembuhan.
2) Kadar glukosa,
diukur di awal dan
di akhir
penelitian, dengan
mempertimbangka
n bahwa
hiperglikemia
adalah faktor
utama, dikaitkan
dengan diabetes
dan
komplikasinya.
3) Variabel sekunder
yang
dipertimbangkan
adalah:
a) Kadar fruktolisin
dalam serum,
produk protein
oksidasi
lanjutan, oksida
nitrat, glutation
tereduksi,glutath
ione
peroksidase,
katalase,
superoksida
dismutase,
hidroperoksida
total, potensi
peroksidasi dan
malondialdehida
b) Efek samping.

12 Ozone Therapy Aslan untuk Semua pasien dibagi Klien DFS (dari 1. Perbaikan lebih dini
in the Alekseevich mengevaluasi menjadi 2 kelompok. Kelas keparahan pada kondisi umum
Comprehensive Teuvov, efektivitas Kelompok kontrol DFS ke-3 dari pasien,
Treatment of Arthur penerapan pertama (n = 20) sampai ke-5 2. Penurunan indeks
Diabetic Foot Muzkharbievich ozonasi dalam adalah pasien menurut F. endotoksikosi,
Syndrome Baziev, pengobatan yang menerima Wagner percepatan proses
Zarema komprehensif pengobatan tradisional. klasifikasi). regeneratif di luka
Nuriydinovna sindrom kaki Kelompok kontrol Semua pasien bernanah, penurunan
Lovpache, diabetik. kedua (n = 17) dibagi menjadi 2 jumlahnya
Irina Sergeevna pengobatan tradisional kelompok. mikroba jejak
Teunikova , And adalah Kelompok sitologi
Sergey dilengkapi dengan kontrol pertama Pengurangan jumlah
Mikhailovich secara lokal dan umum (n = 20) adalah hari rawat klien
Chudopal pada luka dengan pasien
(2017) terapi ozon. yang menerima
pengobatan
Klinis, hematologi, tradisional.
bakteriologis, studi Kelompok
sitologi dilakukan kontrol kedua (n
saat awal sebelum = 17)
dimulainya pengobatan pengobatan
dan pada 1-3-5-7-10 tradisional
hari pasca operasi. adalah
Waktu proses dilengkapi
regeneratif dengan secara
di luka bernanah dan lokal dan umum
jumlah mikroba pada luka
tubuh di jejak sitologi dengan
dievaluasi sebagai terapi ozon.
hasil utama penelitian.
Tingkat endotoksikosis
dan jumlah hari rawat
dievaluasi sebagai
hasil tambahan
studi di kelompok
utama dibandingkan
dengan kelompok
kontrol.
Tingkat keparahan
citologi dinilai oleh
average molecular
weights (AMW) dan
leukocytal intoxication
index (LII) sesuai
Kalf-Kalif.
Pemeriksaan sitologi
bahan
dilakukan dengan
menerapkan slide steril
yang dihilangkan
lemaknya
ke permukaan luka
dibersihkan dari
eksudat.
Analisis statistik
dilakukan
menggunakan program
StatGraphics 5.0

13 Effectiveness of Irene Degli Terapi ozone Studi Kasus Pasien, pria Pasien dengan luka
a Short-Term Agosti, Elena oksigen berusia 46 penyembuhan terapi
Treatment of Glinelli, Bruno digunakan untuk tahun, menikah, oksigen dapat
Oxygen-Ozone Mazzacane, mengobati luka mengalami membantu banyak
Therapy into Gabriella setelah sembuh kecelakaan dalam mempercepat
Healing in a Peroni, Sandra sepeda motor penyembuhan dan
Posttraumatic Bianco, Fabio dan menjalani mengurangi rasa sakit
Wound Guerriero, amputasi tibia berkat desinfektan dan
Giovanni dan fibula dalam bentuk crease of
Ricevuti, kanan. endogeous oksigen
Simone Perna, radikal bebas untuk
and mengumpulkan sifat-
Mariangela sifat. Dibandingkan
Rondanelli. dengan perawatan
Volume 2016 standar dan perawatan
lain yang dilaporkan
dalam lektur itu,
diperlihatkan bahwa
waktu kerjanya lebih
singkat.
14 The Effect of Biagio Rapone, Tujuan utama Penelitian ini Penghitungan Sebanyak 100 pasien
Gaseous Ozone Elisabetta uji coba ini berlangsung selama 12 ukuran sampel secara acak; 50
Therapy in Ferrara, adalah untuk bulan tanpa topeng uji dilaksanakan ditugasi untuk
Congjuction Massimo membandingkan coba acak dan sehubungan kelompok ozon, dan
With Periodontal Corsalini, Ilaria keefektifan mencakup 100 pasien dengan hasil 50 ditugasi untuk
Treatment on Converti, Felice intervensi berusia 40-74 tahun, utama, kelompok
Glycated Roberto Grassy, intensif dengan diagnosis hemoglobin pengendali. Subyek
Hemoglobin Luigi periodontal diabetes mellitus tipe glik-gung sebagian besar lebih
Level in Subjects Santacroce, yang terdiri atas dua. Semua pasien (HbA1C). tua. Usia rata-rata
with Type 2 Skender Topi, konsesi menerima perawatan Perhitungan pasien dari
Diabetes Antonio Gnoni, perawatan periodontal analisis daya kelompok kontrol
Mellitus : An Salvatore periodontal konvensional, atau menunjukan adalah 55,05 ±
Unmasked scacco, Antonio yang periodontal perawatan kebutuhan 96 11,04. Usia rata-rata
Randomized Scarano, and konvensional dalam kontraksi pasien, pasien kelompok
Controlled Trial Maurizio dengan terapi dengan terapi gas mengingat kasus adalah 57,55 ±
Delvecchio gas hitung secara acak (1:1). Hasil perbedaan klinis 10,68. Semua 100
2020 kecepatan tinggi utamanya adalah 0.4% dalam pasien
untuk ukuran hemoglobin HbA1C antara menyelesaikan uji
mengurangi yang sudah terpotong dua metode coba. Tingkat
hemoglobin pada usia 3, 6, 9 dan perawatan hemoglobin yang
berbentuk dua 12 bulan setelah di dengan interval terlikat berkisar dari
jenis pasien acak 95% keyakinan 6,4 hingga 8,2%.
penderita (alpha = 0,05%) Presentase rata-rata
diabetes dan kadar gula berada
pengobatan dalam kisaran target
dengan menurun dalam
periodontal kelompok kasus 7%
standar selama 12 bulan dan
berkurang 6% dalam
kelompok kontrol.

15 Evaluation of the Ayman A. Untuk Cross sectional 60 pasien yang Dalam penelitian ini
effect of ozone Albatanony, mengevaluasi dipilih ditemukan bahwa
therapy in Yahia M. El- efek dari ozone berdasarkan penggunaan therapi
diabetic foot Khateep, Sadek local sebagai hasil klinik, ozone lokal jelas
ulcers A. M. Sadek, terapi pembantu laboratorium meningkatkan proses
Ahmed S. S. pada pasien dan hasil penyembuhanpada kaki
Baghid. (2020) dengan ulkus radiologi. Dan diabetic yang memiliki
diabetikum semua pasien ulser dengan insiden
dibagi menjadi: kambuh kembali yang
39 pasien yang rendah.
sembuh total, 13
pasien yang
sembuh parsial,
dan 8 pasien
yang tidak ada
penyembuhan
pada kakinya.
Semua pasien
dipilih cesara
acak dari April
2017 sampai
April 2018.
BAB III

PEMBAHASAN

Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi


secara kronis atau menahun karena tubuh tidak mempunyai hormon
insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi insulin, hormon insulin
yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau keduanya (Kemenkes RI,
2014). Diabetes melitus yang tidak mendapatkan penanganan optimal akan
menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang muncul secara bersamaan
atau terdapat satu masalah yang mendominasi semisal retinopati diabetik,
nefropati diabetik, neuropati diabetik, kelainan vaskuler dan ulkus kaki
diabetikum (Poerwanto, 2011).
Ulkus kaki diabetik merupakan bentuk komplikasi kronis dari diabetes
melitus yang berupa ulserasi yang mengenai tungkai bawah, dengan atau
tanpa infeksi dapat menyebabkan kerusakan jaringan dibawahnya
(Apelqvist J, Bakker K, Hotum W, 2008; dalam International Diabetes
Federation, 2017). Dampak dari ulkus kaki diabetik dengan tindakan
amputasi sampai sekarang masih menjadi ancaman bagi penderita diabetes
melitus. Ulkus yang tidak pernah sembuh menjadi faktor risiko infeksi dan
penyebab utama dilakukannya amputasi dan kematian (Haryanto, H.,
Arisandi, D., Suriadi, S., Imran, I., Ogai, K., & Sanada, 2016).
Terapi ozon bagging merupakan salah satu therapeutic devices atau
terapi pelengkap dalam penatalaksanaan ulkus diabetikum, karena
memiliki efek terhadap penyembuhan luka, yakni melepaskan oksigen
baru yang telah terbukti memiliki kemampuan bakterisidal dan
merangsang enzim antioksidan (Mardiyono, Ramlan, D., Anwar, M.,
Pujiastuti, S., Rahayu, U, 2018).
Sebelum membahas efek positif yang dapat diberikan oleh terapi ozon
bagging ini, ada penelitian yang mengatakan bahwa melakukan terapi ini
dapat mengurangi bakteri pada luka namun tidak memberikan efek yang
signifikan seperti pada penelitian Kasmawati K., dkk. (2020) terapi ozon
ini secara signifikan mengurangi jumlah koloni bakteri, tetapi tidak
memberikan pengaruh signifikan tentang penyembuhan diabetic foot
ulcers, dan didukung oleh penelitian Ahmed M., dkk. 2012 yaitu terdapat
8 pasien (13%) menghasilkan hasil yang negative dari ozone. Namun,
beberapa pasien yang tidak mendapat manfaat dari terapi ozon ini apabila
dibandingkan dengan yang mendapatkan hasil dari terapi berbeda sangat
jauh. Lebih banyak penelitian yang menghasilkan bahwa terapi ozon ini
dapat menyembuhkan ulkus diabetik pasien.
Menurut penelitian Alhuda, Gaol, Parlindungan., dkk (2019)
mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara cedera diabetes sebelum
diberikan terapi ozon dengan luka diabetik setelah diberikan terapi ozon.
Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Julio Wainsterin, Zeey F.,
dan Ilama H. (2018) mengatakan dari 32 pasien (56%) yang mendapat
perawatan dengan ozon, dibandingkan dengan 16 pasien tanpa ozone (81%
vs 44%) secara signifikan penutupan luka total lebih besar dengan
menggunakan ozone, dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan terapi
ozone dapat memberikan pengaruh pada luka ulkus diabetikum.
Pada penelitian Myroslav Rosul dan Bohdan Patskan (2016)
mengatakan bahwa terapi ozon dapat memberikan efek perbaikan indeks
peroksidasi lipid dan sistem antioksidan pada luka diabetic, didukung oleh
penelitian Aytacoglu, S dan Aytacoglu B (2019) yang mengatakan terapi
ozon medis menstimulasi dan meningkatkan sistem antioksidan tubuh
dengan efek hormesisnya. Gregorio, M., Saied, M., Silvia, M., Lamberto
dkk, (2005) mengatakan bahwa terapi ozon juga dapat meningkatkan
kontrol glikemik, mencegah stres oksidatif, menormalkan tingkat
peroksida organik, dan mengaktifkan superoksida dismutase. Stres
oksidatif dapat ditimbulkan oleh Reactive Oxygen Species (ROS) dan juga
Nitroxidative stress melalui Reactive Nirogen Species (RNS). Stres
oksidatif mempunyai efek yang menguntungkan dan efek merugikan bila
berlebihan serta berperan pada proses penyembuhan luka melalui
mekanisme inflamasi, angiogenesis dan pembentukan matrik pada proses
penyembuhan luka. Stres oksidatif dapat dikurangi atau dihambat dengan
pemberian antioksidan yang bersifat scavenger terhadap radikal bebas
yang ada.Efek farmakodinamik ozon dalam pengobatan pasien dengan
infeksi saraf kaki diabetes dapat kemungkinan dianggap berasal dari
superoksida. Superoksida dianggap sebagai penghubung antara empat
metabolik rute yang terkait dengan patologi diabetes dan komplikasinya.
(Arief dan Widodo, 2018)
Penelitian Biagio, R.,Massimo, C., Convert, Felice, R dkk (2020)
mengungkapkan efek yang ditimbulkan dari pemberian terapi ozon pada
ulkus kaki diabetikum adalah tingkat hemoglobin yang berkisar dari 6,4
meningkat hingga 8,2%. Presentase rata-rata kadar gula berada dalam
kisaran target menurun dalam kelompok kasus 7% selama 12 bulan dan
berkurang 6% dalam kelompok kontrol penelitiannya. Penurunan kadar
gula darah pada penderita diabetes dianggap sangat baik karena diabetes
ditandai dengan hiperglikemia atau banyaknya gula darah pada darah,
namun terapi ozon dibuktikan dapat menurunkan gula darah pada diabetes
mellitus.
Dalam penelitian Aslan, A., Arthur, M., Zarema, N., Irina, S., dan
Sergey, M. (2017) mengatakan terapi ozon ini juga dapat menurunakan
indeks endotoksikosis penurunan jumlah mikroba pada jejak sitologi
(St.aureu, St.epidermidis, dan Ps.aeruginosa). Didukung oleh penelitian
Kasmawati, K., Yuliana, S., Saldy, Y., dan Masriani, Z. (2020)
mengatakan menggabungkan perawatan luka standar dengan terapi ozon
(dosis 70 µg / mL) secara signifikan mengurangi jumlah koloni bakteri.
Pada bakteri, ozon mengganggu integritas kapsul sel bakteri melalui
oksidasi fosfolipid dan lipoprotein. Ozon juga dapat berpenetrasi ke kapsul
sel bakteri mempengaruhi secara langsung integritas cytoplasmic dan
mengganggu beberapa tingkat kompleksitas metabolic, sehingga dapat
membunuh bakteri secara langsung dan memiliki efek terhadap proses
penyembuhan luka (Mardiyono, dkk, 2018).
Tulus, R., Cipto, S., dan Hendra, K., menemukan bahwa sebagian
besar penyembuhan luka sebelum dilakukan terapi ozone bagging ialah
menunjukkan keparahan luka moderat dan sebagian besar penyembuhan
luka sesudah dilakukan terapi ozone bagging ialah menunjukkan
keparahan ringan. Didukung penelitian Aytacoglu, Saltuk & Aytacoglu,
Barlas. (2019). dalam jangka pendek, ukuran ulkus bisa berkurang lebih
banyak pada pasien DFU yang menerima ozon serta pengobatan klasik
bila dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima pengobatan
metode klasik. Penelitian Morteza, I., dkk (2019) juga menemukan bahwa
tingkat amputasi pada luka tingkat tinggi dan luka besar lebih banyak
dibandingkan pada luka tingkat rendah dan luka kecil. Lebih banyak
pasien yang diamputasi pada kelompok kontrol (57%) dibandingkan pada
kelompok yang diobati dengan ozon (19,1%).
Penelitian Sri, T., Untung, S., Muhammad, N. (2020) membuktikan
bahwa terapi ozon pada kelompok kontrol 100% responden dalam kategori
regenerasi, pada kelompok intervensi 13,3% healed dan 86,7%
regenerasi. Didukung penelitian Ahmed, M., Mohamed, N., dan Renate
V., (2012) yang menemukan 55 pasien (87%) dengan penyembuhan total
sebanyak 29 pasien (46%) dan 26 (41%) pasien dengan peningkatan nyata.
Hasil yang paling baik dari ozone terlihat dari pasien dengan ancaman
amputasi, sebanyak 13 pasien (81%) menunjukkan hasil baik dari
penggunaan ozone yaitu anggota tubuhnya dapat terselamatkan. Penelitian
Morteza, I., Ramin, K., Roya, M., Mohammad, H., Saeedreza, J., dkk
(2019) terapi ozon terutama dalam penggunaan komprehensif dalam
penyembuhan DFU dan pengurangan infeksi dan amputasi dan waktu
penyembuhan meningkat. Penelitian Myroslav Rosul dan Bohdan Patskan
(2016) dan penelitian penelitian Aslan, A.,dkk. (2017) juga mengatakan
hasil terapi ozon memiliki efek positif pada rangkaian proses luka yang
muncul mengganti jaringan degeneratif menjadi regeneratif dengan lebih
cepat pada luka bernanah. Penelitian Devi Mediarti, Rehana, and Hidayat
Arifin (2018) juga mengatakan bahwa perawatan di rumah perawatan luka
modern: ozone bagging pengaruh untuk penyembuhan luka ulkus kaki
diabetik. Penelitian Georgio, M., dkk (2005) juga mendukung pernyataan
hasil penelitian lainnya yaitu pemberian terapi ozon menghasilan
penyembuhan lesi meningkat, menghasilkan lebih sedikit amputasi
daripada di kelompok kontrol. Waktu penyembuhan meningkat seiring
dengan berkurangnya ukuran luka dan, selanjutnya, kebutuhan akan
ozoneterapi juga meningkat.
Penelitian Irene, D., Elena, G., Bruno, M., Gabriella, P., Sandra, B.,
dkk (2016) terapi oksigen dapat membantu banyak dalam mempercepat
penyembuhan. Didukung penelitian Ayman, A., Yahia, M., Sadek, A.,
Sadek, Ahmed, S., Baghid, S. (2020) yang juga menemukan therapi ozone
lokal jelas meningkatkan proses penyembuhanpada kaki diabetic yang
memiliki ulser dengan insiden kambuh kembali yang rendah.
Seiring dengan percepatan regenerasi, percepatan penyembuhan,
terappi ozon dapat mengurangi hari rawat inap di rumah sakit seperti
dalam penelitian Myroslav Rosul dan Bohdan Patskan (2016) dan Aslan,
A.,dkk. (2017) yang menjelaskan Terapi ozon menjadi perawatan bedah
kompleks memiliki efek positif dalam mengurangi durasi rawat inap yang
dapat menguntungkan pasien agar tidak mengeluarkan biaya yang banyak
untuk menginap di rumah sakit.
Tindakan terapi ozon bagging ini terbukti tidak menimbulkan nyeri,
dan tidak ada efek samping seperti yang dibahas oleh Devi Mediarti,
Rehana, and Hidayat Arifin (2018) dan Gregorio, M., (2005) hasil
kualitatif penelitiannya mengatakan bahwa tidak ada skala nyeri (tidak
merasakan apa-apa) saat perawatan. Peserta juga mengungkapkan
perasaan sangat puas terhadap perawatan ozone bagging dan tidak
ditemukan efek samping. Didukung penelitian Irene D., (2016) yang
mengatakan juga bahwa luka penyembuhan terapi oksigen dapat
membantu banyak dalam mempercepat penyembuhan dan mengurangi
rasa sakit berkat desinfektan dan dalam bentuk crease of endogeous
oksigen radikal bebas. Dibandingkan dengan perawatan standar dan
perawatan lain yang dilaporkan dalam lektur itu, diperlihatkan bahwa
waktu kerja untuk melakukan terapi ozone ini lebih singkat, dan dapat
mengefektifkan waktu kerja perawat Hasil diatas menunjukkan bahwa
pengobatan ozon secara medis bisa menjadi terapi alternatif dalam
pengobatan diabetes dan komplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Agosti, Deli Irene, et al. 2016. Effectiveness of a Short-Term Treatment of


Oxygen Ozone Therapy into Healing in a Posttraumatic Wound. Hindawi
Publishing Comporation, Case Reports in Medicine.

Arief, H., & Widodo, M. A. (2018). Peranan Stres Oksidatif pada Proses
Penyembuhan Luka. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 5(2), 22.

Alhuda, Alhuda & Gaol, L & Parlindungan, T & Rosmalina, Rosmalina &
Phonna, C & Sari, T & Lestari, Wahyu. (2019). The Effect of Ozone
Therapy on The Phase of Diabetic Wound Healing in Patient With Diabetes
Mellitus at Alhuda Wound Care Clinic in Lhokseumawe. 10.4108/eai.20-1-
2018.2282083.
Aytacoglu, Saltuk & Aytacoglu, Barlas. (2019). Ozone Therapy in a Patient with
Diabetic Foot Ulcerations and a Decision for Amputation. Case Reports in
Clinical Medicine. 08. 35-41. 10.4236/crcm.2019.820.
International Diabetes Federation. (2017). IDF Diabetes Atlas (Eighth edi).
Retrieved from www.diabetesatlas.org.
Haryanto, H., Arisandi, D., Suriadi, S., Imran, I., Ogai, K., & Sanada, H. (2016).
Relationship Between Maceration and Wound Healing on diabetic foot
ulcers in Indonesia: a prospective Study. 1–7.
https://doi.org/http://doi.org/10.111/iwj.12638.
Kementerian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Jakarta Laporan hasil utama Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Indonesia. (2018).
Liu J, Zhang P, et all. (2015). Ozone therapy for treating foot ulcers in people
with diabetes. Cochrane Database of Systematic Reviews, (10).
https://doi.org/DOI:10.1002/14651858.CD008474.pub2.

Mardiyono, Ramlan, D., Anwar, M. C., Pujiastuti, R. S. E., & Rahayu, U. M.


(2019). Modern combinations Dressing and Ozone Bagging Treatment.
Journal of Applied Health Management and Technology, 1(1), 28–37.
Megawati VN, et al. (2016). Efektifitas modifikasi modern dressing dan terapi
ozon terhadap penyembuhan luka pada pasien dengan pressure ulcer di
Wocare Clinic Bogor. Journal Keperawatan Bina Sehat, 14(2). Retrieved
from http://ejournal.stikesppni.ac.id/index.php/keperawatan-
binasehat/article/view/338.
Perkumpulan endokrinologi indonesia (PERKENI). (2015). Konsensus
pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di indonesia 2015.
Profil Kesehatan Tahun 2018. Dinas Kesehatan 2018. https://www.kemkes.go.id
Purwanto, N.H. 2011. Hubungan pengetahuan tentang diet diabetes mellitus
dengan kepatuhan pelaksanaan diet pada penderita diabetes mellitus. Jurnal
Keperawatan, 1(1), 1-9.
Rahayu, T., Syafril, S., Wekke, I. S., & Erlinda, R. (2019). Teknik Menulis
Review Literatur dalam Sebuah Artikel Ilmiah.
Rapone, Biagio, et al. 2020. The Effect of Gaseous Ozone Therapy in
Congjuction With Periodontal Treatment on Glycated Hemoglobin Level
in Subjects with Type 2 Diabetes Mellitus : An Unmasked Randomized
Controlled Trial. International jurnal of Environmental Research and
Public Health.

Rasyid, W., dkk (2019). Efektivitas Waktu Injeksi Insulin Terhadap


Kadar Glukosa Darah 2 Jam Setelah Makan pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2. Volume 2. Nomor 2, Juni 2019. Program Studi Magister
Keperawatan, Ilmu Keperawatan, Keperawatan Medikal Bedah.
Universitas Muhammadiyah Jakarta. DOI:
https://doi.org/10.31539/jks.v2i2.502.
Turns, M. (2011). The diabetic foot: an overview of assesement and
complications. 20(15), 19–25.

Anda mungkin juga menyukai