Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara
kronis atau menahun karena tubuh tidak mempunyai hormon insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi insulin, hormon insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau keduanya (Kemenkes RI, 2014). Diabetes melitus yang tidak mendapatkan penanganan optimal akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang muncul secara bersamaan atau terdapat satu masalah yang mendominasi semisal retinopati diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik, kelainan vaskuler dan ulkus kaki diabetikum (Poerwanto, 2011). Ulkus kaki diabetik merupakan bentuk komplikasi kronis dari diabetes melitus yang berupa ulserasi yang mengenai tungkai bawah, dengan atau tanpa infeksi dapat menyebabkan kerusakan jaringan dibawahnya (Apelqvist J, Bakker K, Hotum W, 2008; dalam International Diabetes Federation, 2017). Dampak dari ulkus kaki diabetik dengan tindakan amputasi sampai sekarang masih menjadi ancaman bagi penderita diabetes melitus. Ulkus yang tidak pernah sembuh menjadi faktor risiko infeksi dan penyebab utama dilakukannya amputasi dan kematian (Haryanto, H., Arisandi, D., Suriadi, S., Imran, I., Ogai, K., & Sanada, 2016). Terapi ozon bagging merupakan salah satu therapeutic devices atau terapi pelengkap dalam penatalaksanaan ulkus diabetikum, karena memiliki efek terhadap penyembuhan luka, yakni melepaskan oksigen baru yang telah terbukti memiliki kemampuan bakterisidal dan merangsang enzim antioksidan (Mardiyono, Ramlan, D., Anwar, M., Pujiastuti, S., Rahayu, U, 2018). Sebelum membahas efek positif yang dapat diberikan oleh terapi ozon bagging ini, ada penelitian yang mengatakan bahwa melakukan terapi ini dapat mengurangi bakteri pada luka namun tidak memberikan efek yang signifikan seperti pada penelitian Kasmawati K., dkk. (2020) terapi ozon ini secara signifikan mengurangi jumlah koloni bakteri, tetapi tidak memberikan pengaruh signifikan tentang penyembuhan diabetic foot ulcers, dan didukung oleh penelitian Ahmed M., dkk. 2012 yaitu terdapat 8 pasien (13%) menghasilkan hasil yang negative dari ozone. Namun, beberapa pasien yang tidak mendapat manfaat dari terapi ozon ini apabila dibandingkan dengan yang mendapatkan hasil dari terapi berbeda sangat jauh. Lebih banyak penelitian yang menghasilkan bahwa terapi ozon ini dapat menyembuhkan ulkus diabetik pasien. Menurut penelitian Alhuda, Gaol, Parlindungan., dkk (2019) mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara cedera diabetes sebelum diberikan terapi ozon dengan luka diabetik setelah diberikan terapi ozon. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Julio Wainsterin, Zeey F., dan Ilama H. (2018) mengatakan dari 32 pasien (56%) yang mendapat perawatan dengan ozon, dibandingkan dengan 16 pasien tanpa ozone (81% vs 44%) secara signifikan penutupan luka total lebih besar dengan menggunakan ozone, dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan terapi ozone dapat memberikan pengaruh pada luka ulkus diabetikum. Pada penelitian Myroslav Rosul dan Bohdan Patskan (2016) mengatakan bahwa terapi ozon dapat memberikan efek perbaikan indeks peroksidasi lipid dan sistem antioksidan pada luka diabetic, didukung oleh penelitian Aytacoglu, S dan Aytacoglu B (2019) yang mengatakan terapi ozon medis menstimulasi dan meningkatkan sistem antioksidan tubuh dengan efek hormesisnya. Gregorio, M., Saied, M., Silvia, M., Lamberto dkk, (2005) mengatakan bahwa terapi ozon juga dapat meningkatkan kontrol glikemik, mencegah stres oksidatif, menormalkan tingkat peroksida organik, dan mengaktifkan superoksida dismutase. Stres oksidatif dapat ditimbulkan oleh Reactive Oxygen Species (ROS) dan juga Nitroxidative stress melalui Reactive Nirogen Species (RNS). Stres oksidatif mempunyai efek yang menguntungkan dan efek merugikan bila berlebihan serta berperan pada proses penyembuhan luka melalui mekanisme inflamasi, angiogenesis dan pembentukan matrik pada proses penyembuhan luka. Stres oksidatif dapat dikurangi atau dihambat dengan pemberian antioksidan yang bersifat scavenger terhadap radikal bebas yang ada.Efek farmakodinamik ozon dalam pengobatan pasien dengan infeksi saraf kaki diabetes dapat kemungkinan dianggap berasal dari superoksida. Superoksida dianggap sebagai penghubung antara empat metabolik rute yang terkait dengan patologi diabetes dan komplikasinya. (Arief dan Widodo, 2018) Penelitian Biagio, R.,Massimo, C., Convert, Felice, R dkk (2020) mengungkapkan efek yang ditimbulkan dari pemberian terapi ozon pada ulkus kaki diabetikum adalah tingkat hemoglobin yang berkisar dari 6,4 meningkat hingga 8,2%. Presentase rata-rata kadar gula berada dalam kisaran target menurun dalam kelompok kasus 7% selama 12 bulan dan berkurang 6% dalam kelompok kontrol penelitiannya. Penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes dianggap sangat baik karena diabetes ditandai dengan hiperglikemia atau banyaknya gula darah pada darah, namun terapi ozon dibuktikan dapat menurunkan gula darah pada diabetes mellitus. Dalam penelitian Aslan, A., Arthur, M., Zarema, N., Irina, S., dan Sergey, M. (2017) mengatakan terapi ozon ini juga dapat menurunakan indeks endotoksikosis penurunan jumlah mikroba pada jejak sitologi (St.aureu, St.epidermidis, dan Ps.aeruginosa). Didukung oleh penelitian Kasmawati, K., Yuliana, S., Saldy, Y., dan Masriani, Z. (2020) mengatakan menggabungkan perawatan luka standar dengan terapi ozon (dosis 70 µg / mL) secara signifikan mengurangi jumlah koloni bakteri. Pada bakteri, ozon mengganggu integritas kapsul sel bakteri melalui oksidasi fosfolipid dan lipoprotein. Ozon juga dapat berpenetrasi ke kapsul sel bakteri mempengaruhi secara langsung integritas cytoplasmic dan mengganggu beberapa tingkat kompleksitas metabolic, sehingga dapat membunuh bakteri secara langsung dan memiliki efek terhadap proses penyembuhan luka (Mardiyono, dkk, 2018). Tulus, R., Cipto, S., dan Hendra, K., menemukan bahwa sebagian besar penyembuhan luka sebelum dilakukan terapi ozone bagging ialah menunjukkan keparahan luka moderat dan sebagian besar penyembuhan luka sesudah dilakukan terapi ozone bagging ialah menunjukkan keparahan ringan. Didukung penelitian Aytacoglu, Saltuk & Aytacoglu, Barlas. (2019). dalam jangka pendek, ukuran ulkus bisa berkurang lebih banyak pada pasien DFU yang menerima ozon serta pengobatan klasik bila dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima pengobatan metode klasik. Penelitian Morteza, I., dkk (2019) juga menemukan bahwa tingkat amputasi pada luka tingkat tinggi dan luka besar lebih banyak dibandingkan pada luka tingkat rendah dan luka kecil. Lebih banyak pasien yang diamputasi pada kelompok kontrol (57%) dibandingkan pada kelompok yang diobati dengan ozon (19,1%). Penelitian Sri, T., Untung, S., Muhammad, N. (2020) membuktikan bahwa terapi ozon pada kelompok kontrol 100% responden dalam kategori regenerasi, pada kelompok intervensi 13,3% healed dan 86,7% regenerasi. Didukung penelitian Ahmed, M., Mohamed, N., dan Renate V., (2012) yang menemukan 55 pasien (87%) dengan penyembuhan total sebanyak 29 pasien (46%) dan 26 (41%) pasien dengan peningkatan nyata. Hasil yang paling baik dari ozone terlihat dari pasien dengan ancaman amputasi, sebanyak 13 pasien (81%) menunjukkan hasil baik dari penggunaan ozone yaitu anggota tubuhnya dapat terselamatkan. Penelitian Morteza, I., Ramin, K., Roya, M., Mohammad, H., Saeedreza, J., dkk (2019) terapi ozon terutama dalam penggunaan komprehensif dalam penyembuhan DFU dan pengurangan infeksi dan amputasi dan waktu penyembuhan meningkat. Penelitian Myroslav Rosul dan Bohdan Patskan (2016) dan penelitian penelitian Aslan, A.,dkk. (2017) juga mengatakan hasil terapi ozon memiliki efek positif pada rangkaian proses luka yang muncul mengganti jaringan degeneratif menjadi regeneratif dengan lebih cepat pada luka bernanah. Penelitian Devi Mediarti, Rehana, and Hidayat Arifin (2018) juga mengatakan bahwa perawatan di rumah perawatan luka modern: ozone bagging pengaruh untuk penyembuhan luka ulkus kaki diabetik. Penelitian Georgio, M., dkk (2005) juga mendukung pernyataan hasil penelitian lainnya yaitu pemberian terapi ozon menghasilan penyembuhan lesi meningkat, menghasilkan lebih sedikit amputasi daripada di kelompok kontrol. Waktu penyembuhan meningkat seiring dengan berkurangnya ukuran luka dan, selanjutnya, kebutuhan akan ozoneterapi juga meningkat. Penelitian Irene, D., Elena, G., Bruno, M., Gabriella, P., Sandra, B., dkk (2016) terapi oksigen dapat membantu banyak dalam mempercepat penyembuhan. Didukung penelitian Ayman, A., Yahia, M., Sadek, A., Sadek, Ahmed, S., Baghid, S. (2020) yang juga menemukan therapi ozone lokal jelas meningkatkan proses penyembuhanpada kaki diabetic yang memiliki ulser dengan insiden kambuh kembali yang rendah. Seiring dengan percepatan regenerasi, percepatan penyembuhan, terappi ozon dapat mengurangi hari rawat inap di rumah sakit seperti dalam penelitian Myroslav Rosul dan Bohdan Patskan (2016) dan Aslan, A.,dkk. (2017) yang menjelaskan Terapi ozon menjadi perawatan bedah kompleks memiliki efek positif dalam mengurangi durasi rawat inap yang dapat menguntungkan pasien agar tidak mengeluarkan biaya yang banyak untuk menginap di rumah sakit. Tindakan terapi ozon bagging ini terbukti tidak menimbulkan nyeri, dan tidak ada efek samping seperti yang dibahas oleh Devi Mediarti, Rehana, and Hidayat Arifin (2018) dan Gregorio, M., (2005) hasil kualitatif penelitiannya mengatakan bahwa tidak ada skala nyeri (tidak merasakan apa-apa) saat perawatan. Peserta juga mengungkapkan perasaan sangat puas terhadap perawatan ozone bagging dan tidak ditemukan efek samping. Didukung penelitian Irene D., (2016) yang mengatakan juga bahwa luka penyembuhan terapi oksigen dapat membantu banyak dalam mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit berkat desinfektan dan dalam bentuk crease of endogeous oksigen radikal bebas. Dibandingkan dengan perawatan standar dan perawatan lain yang dilaporkan dalam lektur itu, diperlihatkan bahwa waktu kerja untuk melakukan terapi ozone ini lebih singkat, dan dapat mengefektifkan waktu kerja perawat Hasil diatas menunjukkan bahwa pengobatan ozon secara medis bisa menjadi terapi alternatif dalam pengobatan diabetes dan komplikasinya.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis