Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN

Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara


kronis atau menahun karena tubuh tidak mempunyai hormon insulin yang cukup
akibat gangguan pada sekresi insulin, hormon insulin yang tidak bekerja
sebagaimana mestinya atau keduanya (Kemenkes RI, 2014). Diabetes melitus yang
tidak mendapatkan penanganan optimal akan menyebabkan berbagai komplikasi,
baik yang muncul secara bersamaan atau terdapat satu masalah yang mendominasi
semisal retinopati diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik, kelainan vaskuler
dan ulkus kaki diabetikum (Poerwanto, 2011).
Ulkus kaki diabetik merupakan bentuk komplikasi kronis dari diabetes melitus
yang berupa ulserasi yang mengenai tungkai bawah, dengan atau tanpa infeksi dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dibawahnya (Apelqvist J, Bakker K, Hotum W,
2008; dalam International Diabetes Federation, 2017). Dampak dari ulkus kaki
diabetik dengan tindakan amputasi sampai sekarang masih menjadi ancaman bagi
penderita diabetes melitus. Ulkus yang tidak pernah sembuh menjadi faktor risiko
infeksi dan penyebab utama dilakukannya amputasi dan kematian (Haryanto, H.,
Arisandi, D., Suriadi, S., Imran, I., Ogai, K., & Sanada, 2016).
Terapi ozon bagging merupakan salah satu therapeutic devices atau terapi
pelengkap dalam penatalaksanaan ulkus diabetikum, karena memiliki efek terhadap
penyembuhan luka, yakni melepaskan oksigen baru yang telah terbukti memiliki
kemampuan bakterisidal dan merangsang enzim antioksidan (Mardiyono, Ramlan,
D., Anwar, M., Pujiastuti, S., Rahayu, U, 2018).
Sebelum membahas efek positif yang dapat diberikan oleh terapi ozon bagging
ini, ada penelitian yang mengatakan bahwa melakukan terapi ini dapat mengurangi
bakteri pada luka namun tidak memberikan efek yang signifikan seperti pada
penelitian Kasmawati K., dkk. (2020) terapi ozon ini secara signifikan mengurangi
jumlah koloni bakteri, tetapi tidak memberikan pengaruh signifikan tentang
penyembuhan diabetic foot ulcers, dan didukung oleh penelitian Ahmed M., dkk.
2012 yaitu terdapat 8 pasien (13%) menghasilkan hasil yang negative dari ozone.
Namun, beberapa pasien yang tidak mendapat manfaat dari terapi ozon ini apabila
dibandingkan dengan yang mendapatkan hasil dari terapi berbeda sangat jauh.
Lebih banyak penelitian yang menghasilkan bahwa terapi ozon ini dapat
menyembuhkan ulkus diabetik pasien.
Menurut penelitian Alhuda, Gaol, Parlindungan., dkk (2019) mengatakan
bahwa terdapat perbedaan antara cedera diabetes sebelum diberikan terapi ozon
dengan luka diabetik setelah diberikan terapi ozon. Didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Julio Wainsterin, Zeey F., dan Ilama H. (2018) mengatakan dari 32
pasien (56%) yang mendapat perawatan dengan ozon, dibandingkan dengan 16
pasien tanpa ozone (81% vs 44%) secara signifikan penutupan luka total lebih besar
dengan menggunakan ozone, dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan terapi
ozone dapat memberikan pengaruh pada luka ulkus diabetikum.
Pada penelitian Myroslav Rosul dan Bohdan Patskan (2016) mengatakan bahwa
terapi ozon dapat memberikan efek perbaikan indeks peroksidasi lipid dan sistem
antioksidan pada luka diabetic, didukung oleh penelitian Aytacoglu, S dan
Aytacoglu B (2019) yang mengatakan terapi ozon medis menstimulasi dan
meningkatkan sistem antioksidan tubuh dengan efek hormesisnya. Gregorio, M.,
Saied, M., Silvia, M., Lamberto dkk, (2005) mengatakan bahwa terapi ozon juga
dapat meningkatkan kontrol glikemik, mencegah stres oksidatif, menormalkan
tingkat peroksida organik, dan mengaktifkan superoksida dismutase. Stres oksidatif
dapat ditimbulkan oleh Reactive Oxygen Species (ROS) dan juga Nitroxidative
stress melalui Reactive Nirogen Species (RNS). Stres oksidatif mempunyai efek
yang menguntungkan dan efek merugikan bila berlebihan serta berperan pada
proses penyembuhan luka melalui mekanisme inflamasi, angiogenesis dan
pembentukan matrik pada proses penyembuhan luka. Stres oksidatif dapat dikurangi
atau dihambat dengan pemberian antioksidan yang bersifat scavenger terhadap
radikal bebas yang ada.Efek farmakodinamik ozon dalam pengobatan pasien dengan
infeksi saraf kaki diabetes dapat kemungkinan dianggap berasal dari superoksida.
Superoksida dianggap sebagai penghubung antara empat metabolik rute yang terkait
dengan patologi diabetes dan komplikasinya. (Arief dan Widodo, 2018)
Penelitian Biagio, R.,Massimo, C., Convert, Felice, R dkk (2020)
mengungkapkan efek yang ditimbulkan dari pemberian terapi ozon pada ulkus kaki
diabetikum adalah tingkat hemoglobin yang berkisar dari 6,4 meningkat hingga
8,2%. Presentase rata-rata kadar gula berada dalam kisaran target menurun dalam
kelompok kasus 7% selama 12 bulan dan berkurang 6% dalam kelompok kontrol
penelitiannya. Penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes dianggap sangat
baik karena diabetes ditandai dengan hiperglikemia atau banyaknya gula darah pada
darah, namun terapi ozon dibuktikan dapat menurunkan gula darah pada diabetes
mellitus.
Dalam penelitian Aslan, A., Arthur, M., Zarema, N., Irina, S., dan Sergey, M.
(2017) mengatakan terapi ozon ini juga dapat menurunakan indeks endotoksikosis
penurunan jumlah mikroba pada jejak sitologi (St.aureu, St.epidermidis, dan
Ps.aeruginosa). Didukung oleh penelitian Kasmawati, K., Yuliana, S., Saldy, Y.,
dan Masriani, Z. (2020) mengatakan menggabungkan perawatan luka standar
dengan terapi ozon (dosis 70 µg / mL) secara signifikan mengurangi jumlah koloni
bakteri. Pada bakteri, ozon mengganggu integritas kapsul sel bakteri melalui
oksidasi fosfolipid dan lipoprotein. Ozon juga dapat berpenetrasi ke kapsul sel
bakteri mempengaruhi secara langsung integritas cytoplasmic dan mengganggu
beberapa tingkat kompleksitas metabolic, sehingga dapat membunuh bakteri secara
langsung dan memiliki efek terhadap proses penyembuhan luka (Mardiyono, dkk,
2018).
Tulus, R., Cipto, S., dan Hendra, K., menemukan bahwa sebagian besar
penyembuhan luka sebelum dilakukan terapi ozone bagging ialah menunjukkan
keparahan luka moderat dan sebagian besar penyembuhan luka sesudah dilakukan
terapi ozone bagging ialah menunjukkan keparahan ringan. Didukung penelitian
Aytacoglu, Saltuk & Aytacoglu, Barlas. (2019). dalam jangka pendek, ukuran ulkus
bisa berkurang lebih banyak pada pasien DFU yang menerima ozon serta
pengobatan klasik bila dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima
pengobatan metode klasik. Penelitian Morteza, I., dkk (2019) juga menemukan
bahwa tingkat amputasi pada luka tingkat tinggi dan luka besar lebih banyak
dibandingkan pada luka tingkat rendah dan luka kecil. Lebih banyak pasien yang
diamputasi pada kelompok kontrol (57%) dibandingkan pada kelompok yang
diobati dengan ozon (19,1%).
Penelitian Sri, T., Untung, S., Muhammad, N. (2020) membuktikan bahwa
terapi ozon pada kelompok kontrol 100% responden dalam kategori regenerasi,
pada kelompok intervensi 13,3% healed dan 86,7% regenerasi. Didukung
penelitian Ahmed, M., Mohamed, N., dan Renate V., (2012) yang menemukan 55
pasien (87%) dengan penyembuhan total sebanyak 29 pasien (46%) dan 26 (41%)
pasien dengan peningkatan nyata. Hasil yang paling baik dari ozone terlihat dari
pasien dengan ancaman amputasi, sebanyak 13 pasien (81%) menunjukkan hasil
baik dari penggunaan ozone yaitu anggota tubuhnya dapat terselamatkan. Penelitian
Morteza, I., Ramin, K., Roya, M., Mohammad, H., Saeedreza, J., dkk (2019) terapi
ozon terutama dalam penggunaan komprehensif dalam penyembuhan DFU dan
pengurangan infeksi dan amputasi dan waktu penyembuhan meningkat. Penelitian
Myroslav Rosul dan Bohdan Patskan (2016) dan penelitian penelitian Aslan, A.,dkk.
(2017) juga mengatakan hasil terapi ozon memiliki efek positif pada rangkaian
proses luka yang muncul mengganti jaringan degeneratif menjadi regeneratif
dengan lebih cepat pada luka bernanah. Penelitian Devi Mediarti, Rehana, and
Hidayat Arifin (2018) juga mengatakan bahwa perawatan di rumah perawatan luka
modern: ozone bagging pengaruh untuk penyembuhan luka ulkus kaki diabetik.
Penelitian Georgio, M., dkk (2005) juga mendukung pernyataan hasil penelitian
lainnya yaitu pemberian terapi ozon menghasilan penyembuhan lesi meningkat,
menghasilkan lebih sedikit amputasi daripada di kelompok kontrol. Waktu
penyembuhan meningkat seiring dengan berkurangnya ukuran luka dan,
selanjutnya, kebutuhan akan ozoneterapi juga meningkat.
Penelitian Irene, D., Elena, G., Bruno, M., Gabriella, P., Sandra, B., dkk (2016)
terapi oksigen dapat membantu banyak dalam mempercepat penyembuhan.
Didukung penelitian Ayman, A., Yahia, M., Sadek, A., Sadek, Ahmed, S., Baghid,
S. (2020) yang juga menemukan therapi ozone lokal jelas meningkatkan proses
penyembuhanpada kaki diabetic yang memiliki ulser dengan insiden kambuh
kembali yang rendah.
Seiring dengan percepatan regenerasi, percepatan penyembuhan, terappi ozon
dapat mengurangi hari rawat inap di rumah sakit seperti dalam penelitian Myroslav
Rosul dan Bohdan Patskan (2016) dan Aslan, A.,dkk. (2017) yang menjelaskan
Terapi ozon menjadi perawatan bedah kompleks memiliki efek positif dalam
mengurangi durasi rawat inap yang dapat menguntungkan pasien agar tidak
mengeluarkan biaya yang banyak untuk menginap di rumah sakit.
Tindakan terapi ozon bagging ini terbukti tidak menimbulkan nyeri, dan tidak
ada efek samping seperti yang dibahas oleh Devi Mediarti, Rehana, and Hidayat
Arifin (2018) dan Gregorio, M., (2005) hasil kualitatif penelitiannya mengatakan
bahwa tidak ada skala nyeri (tidak merasakan apa-apa) saat perawatan. Peserta juga
mengungkapkan perasaan sangat puas terhadap perawatan ozone bagging dan tidak
ditemukan efek samping. Didukung penelitian Irene D., (2016) yang mengatakan
juga bahwa luka penyembuhan terapi oksigen dapat membantu banyak dalam
mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit berkat desinfektan dan
dalam bentuk crease of endogeous oksigen radikal bebas. Dibandingkan dengan
perawatan standar dan perawatan lain yang dilaporkan dalam lektur itu,
diperlihatkan bahwa waktu kerja untuk melakukan terapi ozone ini lebih singkat,
dan dapat mengefektifkan waktu kerja perawat Hasil diatas menunjukkan bahwa
pengobatan ozon secara medis bisa menjadi terapi alternatif dalam pengobatan
diabetes dan komplikasinya.

Anda mungkin juga menyukai