Disusun Oleh :
Noor Wahidah (T0218002)
Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas karunia, hidayah dan nikmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Penyedian Air Minum ini. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah , Bapak Reza Wahyudi, S.T.,M.T Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran
saya yang bersumber dari internet dan jurnal sebagai referensi, tak lupa penyusun ucapkan
terima kasih kepada pengajar mata kuliah Epidemologi Lingkungan atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Saya berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Studi Epidemologi Analitik
Observasional ”.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Demikan makalah ini, semoga dapat bermanfaat
bagi saya dan yang membacanya, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan
tentang bab ini.
(Noor Wahidah)
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Epidemiologi sebagai salah satu disiplin ilmu kesehatan yang relatif masih baru bila
dibandingkan dengan beberapa disiplin ilmu lain, pada saat ini telah mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Epidemiologi terbagi atas dua kelompok yaitu, kelompok epidemiologi
deskriptif dan epidemiologi analitik, dalam makalah ini akan dibahas tentang epidemiologi
analitik. Epidemiologi analitik adalah ilmu yang mempelajari determinan yaitu faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian dan distribusi penyakit atau masalah yang berkaitan
dengan kesehatan (Lapau, 2009). Epidemiologi analitik merupakan fase kedua dari fase
pendekatan epidemiologi karena pada fase ini dicoba untuk menganalisis penyebab penyakit
dengan cara menguji hipotesis untuk menjawab pertanyaan seperti bagaimana timbulnya dan
berlanjutnya penyakit.
Unit analisis dari studi epidemiologi adalah sekelompok masyarakat yang bertempat
tinggal sama di suatu daerah batas negara, propinsi, kabupaten, kotamadya, kecamatan, desa,
serta tempat lainnya dan merupakan ilmu yang mempelajari h-ubungan antara masalah-
masalah kesehatan dengan distribusi dan frekuensi penyakit yang menimpa masyarakat yang
disebut sebagai epidemiologi analitik.Epidemiologi analitik sering digunakan atau dipakai
pada penelitian kesehatan untuk mengetahui dan mempelajari hubungan antara faktor risiko
dan masalah-masalah kesehatan yang terjadi di dalam masyarakat(Chandra, 2009).
B. Tujuan
1. Menjelaskan definisi epidemiologi analitik.
2. Menjelaskan jenis disain dan studi epidemiologi analitik.
3. Menguraikan Implementasi Studi Analitik Observasional yang Dilakukan Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Kekurangan
- Tidak praktis untuk penyakit langka atau baru.
- Tidak signifikan secara statistik.
- Sarana dan biaya biasanya mahal.
- Memerlukan waktu yang lama
Studi Eksperimental
1. Pengertian Studi Eksperimental
Eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab
pertanyaan “jika kita melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol
secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui
apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di kontrol
secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada
kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian
eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono, 2011).
Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk mengukur efek
dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi
sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk
menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y
terhadap kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program
kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Beberapa
contoh penelitian dengan desain eksperimental, seperti mengukur
efektivitas penggunaan antibiotik terhadap perawatan wanita dengan
gejala infeksi saluran urin dengan hasil tes urin negatif / negative
urine dipstict testing dan efektivitas program MEND (Mind, Exercise,
Nutrition, Do it) terhadap tingkat obesitas pada anak (Bonita, 2006).
Menurut Sugiyono (2011) terdapat beberapa bentuk desain
eksperimen, yaitupre-experimental design, true experimental design,
dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai Pre-experimental design
karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh.Masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Bentuk Pre-experimental design
dibagi beberapa macam antara lain:
1. One-Shoot Case Study
Jenis one-shot case study dimaksudkan untuk menunjukkan
kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian.
2. The One Group Pretest-posttest design
Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group
pretest-posttest design, terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat,
karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.
3. The static-group comparison
Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi
menjadi dua, yang satu memperoleh stimulus eksperimen (yang
diberi perlakuan) dan yang lain tidak mendapatkan stimulus
apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam
desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap
subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus
dipilih secara acak.
4. True experimental design
Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal
(kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi.
Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments
menurut Suryabrata (2011) adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara
mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan
grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini
mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalamtrue
experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan
sampel secara random. Design ini terbagi atas:
1. Pretest-posttes control group design
Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara
random kemudian diberi pretest untuk mengetahui
perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan group
kontrol.Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group
eksperimen tidak berbeda secara signifikan.
2. Posttest-only control froup design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-
masing dipilih secara random (R). Grup pertama diberi
perlakuan (X) dan grup yang lain tidak. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol.
5. Quasi experimental design
Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen pura-
pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true
experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya
untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.Desain digunakan jika peneliti dapat
melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh,
tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang
sesungguhnya.Dalam eksperimen ini, jika menggunakan
random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup
kontrol (Fatoni, 2013).
Tujuan penelitian experiment semu adalah untuk
menjelaskan hubungan-hubungan, megklarifikasi penyebab
terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya.Desain penelitian
quasi eksperimen sering digunakan pada penelitian lapangan
(Riyanto, 2011).
C. Implementasi Studi Analitik Observasional Yang Dilakukan Masyarakat.
Studi deskriptif merupakan langkah awal dalam melakukan investigasi epidemiologi.
Studi ini menjawab pertanyaan berkaitan dengan aspek epidemiologi yang meliputi ‘orang,
tempat dan waktu ’ dan aspek ini dipergunakan untuk menjawab pertanyaan ‘ siapa?, apa?,
dimana? dan ketika?’. Termasuk sebagai studi deskriptif adalah survey prevalensi, studi
migrant dan seri penyakit (case series) [1, 2]. Survey prevalensi dilakukan untuk
menggambarkan kondisi kesehatan suatu populasi atau faktor resiko kesehatan, misalnya
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia, dilakukan secara rutin setiap dua-tiga tahun
sekali, untuk melihat kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia dan berguna untuk
melakukan perencanaan kesehatan.
Studi migrant dilakukan jika kita ingin melihat perbedaan kondisi kesehatan atau
penyakit pada masyarakat berbeda etnik, suku dan negara. Studi ini juga melihat perubahan
pola penyakit pada etnik yang berbeda jika mereka bermigrasi ke negara lainnya. Misal, etnik
Jawa yang tinggal di Indonesia akan memiliki pola penyakit berbeda dengan etnik Jawa yang
telah lama tinggal di Australia. Ataupun perbedaan pola penyakit etnik Jepang yang tinggal
di Jepang dan etnik Jepang yang telah lama bermigrasi ke Amerika. Sedangkan, case series
(studi kasus berturut-turut) dilakukan jika kita ingin melihat karakteristik suatu penyakit yang
terjadi di suatu populasi. Misal, kejadian Flu Burung pada manusia di Indonesia. Kita bisa
mempelajari karakteristik pasien Flu Burung di Rumah Sakit X di Indonesia dengan
memperhatikan perbedaan karakteristik pasien, gejala umum dan spesifik Flu Burung pada
beberapa pasien yang positif ataupun terduga (suspect) menderita Flu Burung.
Ketika kita akan menggali pertanyaan ‘kenapa’, kita perlu melakukan studi analitik
untuk menjawab pertanyaan tersebut. Studi Analitik merupakan studi yang menganalisa
hubungan antara status kesehatan dan variabel lainnya[1, 2]. Sebagai contoh, penelitian
Najmah dkk [3], melakukan investigasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
penggunaan alat dan jarum suntik tidak steril pada pengguna napza suntik. Selain melakukan
studi deskriptif sebagai langkah Epidemiologi awal, peneliti menggambarkan karakterikstik
penasun di Kota Palembang, peneliti melakukan studi analitik juga untuk mengetahui,
hubungan antara faktor karakteristik penasun dan variabel lainnya (lama menggunakan napza
suntik, pengetahuan tentang har m reduction dan HIV, sikap terhadap harm reduction dsb)
terhadap perilaku penggunaan jarum dan alat suntik steril. Peneliti melakukan studi analitik
dengan menganalisa hubungan antara karakteristik penasun, dan variabel lainnya terhadap
perilaku penasun tersebut.
Studi lainnya, misalnya kejadian patah tulang pinggul pada wanita lansia di
Indonesia, ketika kita melakukan studi deskriptif apa yang bisa kita investigasi? Kita bisa
investigasi beberapa pertanyaan seperti:
1. Gambaran dimensi-dimensi tulang pinggul lansia berdasarkan hasil X-Ray, seperti
kepadatan tulang, diameter endokortikal, lebar leher femur, dan dimensi lainnya
2. Prevalensi patah tulang pinggul pada wanita lansia pada desa dan kota di 10 Provinsi
terbesar di Indonesia
3. Trend kejadian patah tulang pinggul pada wanita lansia dari tahun 2005-2014 di
Indonesia
4. Proporsi konsumsi vitamin D, kalsium dan penggunaan hormon steroid pada wanita
lansia
5. Gambaran kebiasaan aktifitas fisik wanita lansia di Indonesia
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Epidemiologi analitik adalah ilmu yang mempelajari determinan yaitu faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian dan distribusi penyakit atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan. Epidemiologi analitik di samping meliputi pemahaman terhadap dasar-dasar
epidemiologi deskriptif juga mempunyai pembidangan yang lebih khusus. Kekhususannya
tersebut menekankan pada aspek analisis yaitu mengkhususkan diri pada analisis hubungan
antara fenomena kesehatan dengan berbagai variabel lain. Epidemiologi analitik ini ditujukan
untuk menentukan kekuatan, kepentingan dan makna statistik dari hubungan epidemiologi
antara pemapar dan akibat yang ditimbulkan.
Epidemiologi analitik terdiri dari: (1) Studi observasi (case control, cohort, cross
sectional), (2) Eksperimen/intervensi (eksperimen kuasi, eksperimen murni). Studi potong
lintang (cross sectional) untuk penelitian analitik adalah studi yang mempelajari hubungan
faktor risiko (paparan) dan efek (penyakit/masalah kesehatan) dengan cara mengamati faktor
risiko dan efek secara serentak pada banyak individu dari suatu populasi pada satu saat. Studi
kasus kontrol merupakan studi penelitian yang dimana peneliti akan melakukan observasi atau
pengukuran terhadap variabel bebas dan tergantung tidak dalam satu waktu. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional karena peneliti tidak memberi perlakuan kepada subjek
penelitian. Dalam studi kohort sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab
penyakit (agent). Kemudian, diambil sekelompok orang lain yang mempunyai ciri-ciri yang
sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab
penyakit.
Penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap
hasil tertentu yangdiprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk
menginvestigasi terapi baru.
DAFTAR PUSTAKA
➢ http://mairinaylstn96.blogspot.com/2016/12/pengantar-epidemiologi-
analitik.html?m=1
➢ http://metopidfkmunsri.blogspot.com/2014/10/studi-desain-
observasional.html?m=1