Anda di halaman 1dari 6

 Homepage

 Kesehatan

 Muhyidin, SKM in Kesehatan

Desain Studi Epidemiologi

Ilustrasi foto: pendidikan.co.id

Bagikan

Definisi & Tujuan Epidemiologi


Daftar Isi

 1 Definisi & Tujuan Epidemiologi


 2 Desain / Rancangan Studi Epidemiologi
o 2.1 Desain Studi Observasional
 2.1.1 Desain studi Observasi Deskriptif
 2.1.2 Desain Studi Observasi Analitik
 2.1.3 Desain Studi Eksperimental

Kata Epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani “epi” yang berarti pada atau tentang,
“demos” yang berarti penduduk dan “logos” yang berati ilmu. Sehingga epidemiologi
dapat diartikan sebagai “Ilmu mengenai apa yang menimpa suatu populasi”.
Epidemiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan yang berkaitan dengan kesehatan atau kejadian pada populasi tertentu,
dan aplikasi dari ilmu ini adalah untuk mencegah dan mengendalikan masalah
kesehatan (WHO, 2012).

Epidemiologi melibatkan penerapan pengetahuan yang di peroleh dari studi untuk


praktik berbasis masyarakat. Epidemiolog menggunakan metode ilmiah deskriptif
dan analitik dengan pengalaman, penilaian, dan pemahaman kondisi lokal dalam
mendiagnosis kesehatan masyarakat dan mengusulkan intervensi kesehatan yang
sesuai dan dapat diterima untuk mengontrol dan mencegah penyakit di masyarakat.
Informasi yang dikembangkan dari metode epidemiologis dapat digunakan untuk
berbagai hal diantaranya (WHO, 2012):

1. Menilai kesehatan masyarakat; data yang dibutuhkan dapat dikumpulkan dan


dianalisa untuk menentukan apakah pelayanan kesehatan tersedia, dapat diakses,
efektif dan effisien.
2. Membuat keputusan individu, informasi yang dihasilkan oleh penilaian resiko
epidemiologi dapat mempengaruhi keputusan individu untuk membuat keputusan
harian yang mempengaruhi kesehatan mereka, seperti berhenti merokok,
menggunakan tangga dibanding lift atau menggunakan kondom.
3. Melengkapi gambaran klinis, ahli epidemiologi telah mengidentifikasi cukup banyak
khasus untuk mengkarakterisasi spektrum dan perjalanan penyakit yang kemudian
dikenal sebagai “eosinophilia-myalgia syndrome”.

Mencari penyebab, banyak penelitian epidemiologi dikhususkan untuk mencari


faktor-faktor kausal yang mempengaruhi risiko seseorang terhadap penyakit.

Desain / Rancangan Studi Epidemiologi


Berdasarkan pemberian intervensi atau tidak, studi epidemiologi di bagi atas 2 yaitu
studi observasional & studi eksperimental. Secara garis besar bisa dilihat pada bagan
berikut ini:
 

Desain Studi Observasional


Studi observasional merupakan studi yang dilakukan melalui pengamatan, dimana
peneliti mengamati pemaparan yg terjadi secara secara alamiah (peneliti tidak
memanipulasi pemaparan).

Desain studi Observasi Deskriptif


Studi observasional menggunakan desain studi observasi deskriptif & analitik. Ada 3
jenis studi deskriptif, yaitu:

 Case report

Case report (laporan kasus) merupakan studi kasus yang bertujuan mendeskripsikan
manifestasi klinis, perjalanan klinis, dan prognosis kasus. Case report
mendeskripsikan cara klinisi mendiagnosis dan memberi terapi kepada kasus, dan
hasil klinis yang diperoleh. Selain tidak terdapat kasus pembanding, hasil klinis yang
diperoleh mencerminkan variasi biologis yang lebar dari sebuah kasus, sehingga case
report kurang andal (reliabel) untuk memberikan bukti empiris tentang gambaran
klinis penyakit.

 Case series
Case series merupakan studi epidemiologi deskriptif tentang serangkaian kasus,
yang berguna untuk mendeskripsikan spektrum penyakit, manifestasi perjalanan
klinis, dan prognosis kasus. Case series banyak dijumpai dalam literatur kedokteran
klinik. Tetapi desain studi ini lemah untuk memberikan bukti kausal, sebab pada
case series tidak dilakukan perbandingan kasus dengan non-kasus. Case series dapat
digunakan untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji dengan desain studi
analitik.

 Cross sectional

Cross sectional berguna untuk mendeskripsikan penyakit dan paparan pada populasi
pada satu titik waktu tertentu. Data yang dihasilkan dari studi potong-lintang adalah
data prevalensi. Tetapi studi potong-lintang dapat juga digunakan untuk meneliti
hubungan paparan-penyakit, meskipun bukti yang dihasilkan tidak kuat untuk
menarik kesimpulan kausal antara paparan dan penyakit, karena dengan desain
studi ini tidak dapat dipastikan bahwa paparan mendahului penyakit.

Desain Studi Observasi Analitik


Studi Analitik merupakan studi yang menganalisa hubungan antara status kesehatan
dan variabel lainnya (Webb P, 2005). Ada beberapa tipe studi observasi analitik
yaitu:

 Studi kasus control (case control)

Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung, yakni efek,
sedangkan variabel bebasnya di cari secara retrospektif, karena itu studi kasus-
kontrol disebut studi longitudinal, artinya subyek tidak hanya di observasi pada satu
saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan. Pada studi ini dilakukan
identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusuri
secara retrospektif ada atau tidak adanya faktor risiko yang diduga berperan.

 Studi Kohort

Berlawanan dengan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan identifikasi efek, pada
penelitian kohort yang diidentifikasi terlebih dahulu adalah kasusnya, kemudian
subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya
efek. Pada penelitian kohort murni (internal), yang diamati adalah subyek yang
belum mengalami pajanan faktor risiko serta belum mengalami faktor efek.

 Studi potong lintang (studi cross-sectional)

Dalam pengukuran cross-sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran


variable pada saat tertentu. Subyek yang diamati hanya di observasi satu kali saja
dan pengukuran variable subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Jadi,
pada studi cross-sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap
pengukuran yang dilakukan. Desain cross-sectional merupakan desain yang dapat
digunakan untuk penelitian deskriptif, namun juga dapat untuk penelitian analitik
sehingga sering digunakan untuk studi klinis maupun lapangan.

Desain Studi Eksperimental


Tujuan dari studi eksperimental adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi
terhadap hasil tertentu yang di prediksi sebelumnya. Desain ini merupakan metode
utama untuk menginvestigasi terapi baru, misal efek dari obat X dan obat Y dari
kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap
peningkatan kesehatan masyarakat.

Studi eksperimental terbagi menjadi 2 tipe:

 Uji kontrol acak (randomized controlled trial)

Uji klinis dan umumnya dilakukan untuk intervensi secara individu seperti
percobaan obat baru atau efektivitas vaksin.

 Uji klaster (cluster randomized controlled trial)

Prevalensi, dilakukan untuk intervensi secara kelompok seperti untuk melihat


efektivitas promosi dan pelayanan kesehatan, efektivitas intervensi terpadu pada
rumah tangga tanpa asap rokok.

 
Referensi: 

 Bonita R, Baeglehole R, Kjellstorm T. Basic of Epidemiology. Switzerland: WHO


Press; 2006
 Elwood M. Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical Trials. New
York: Oxford University Press; 2007
 Najmah. 2016. Epidemiologi untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Depok: PT.
Rajagrafindo Persada.
 Principle of epidemiology in public health practice, third edition, CDC, 2012
 Rothman KJ. Epidemiology, An Introduction. New York: Oxford University Press;
2002

Anda mungkin juga menyukai