Anda di halaman 1dari 5

Pengertian bakteri

Bakteri adalah organisme mikroskopis yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Mereka dapat hidup di
lingkungan yang beragam, baik di dalam maupun di luar tubuh manusia (seperti tanah, air sungai, serta
air laut).

Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang tergolong kingdom Monera. Istilah bakteri berasal
dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria yang artinya hewan kecil. Ciri-ciri umumnya yaitu memiliki
1 sel (uniseluler), tidak memiliki membran pada inti sel (prokariot), pada tubuh bakteri terdapat dinding
sel tapi tidak memiliki klorofil, dan berukuran sangat kecil (mikroskopik) sehingga dapat diamati dengan
mikroskop cahaya. Kali ini, kamu akan mempelajari bakteri sejati, yaitu eubacteria. Bakteri eubacteria
memiliki peptidoglikan pada dinding selnya. Pada bakteri ini juga terdapat cyanobacteria, yaitu
ganggang hijau-biru yang dapat berfotosintesis.

Sejarah Penemuan Bakteri

Bakteri pertama kali diamati oleh ahli mikroskop dari Belanda, Antonie van Leeuwenhoek pada tahun
1676, menggunakan mikroskop lensa tunggal buatannya sendiri. Ia menyebut Bacteria sebagai
"animalcules" yang berarti hewan kecil. Barulah pada tahun 1828 Christian Gottfried Ehrenberg
memperkenalkan kata "bacterium" yang berarti tongkat, karena "bacterium" tersebut adalah genus
yang terdiri dari kelompok bakteri yang berbentuk tongkat. Sebuah langkah maju yang besar dalam studi
Bakteri datang pada tahun 1977 ketika Carl Woese menyadari bahwa Arkea memiliki garis keturunan
evolusi yang terpisah dari Bakteri. Taksonomi filogenetik baru ini bergantung pada urutan RNA ribosom
16S, dan membagi Prokariota menjadi dua domain evolusi (Bacteria dan Archaea), sebagai bagian dari
sistem tiga-domain (Bacteria, Archaea, dan Eukarya).

Struktur tubuh bakteri

Struktur bakteri dan fungsinya sebagai berikut:

Lapisan Lendir atau Kapsul

Sel bakteri dapat menghasilkan lendir ke permukaan selnya. Lendir tersebut tersusun dari air dan
polisakarida dan biasanya terdapat pada bakteri saprofit.

Lendir yang terkumpul kemudian menebal dan membentuk kapsul yang tersusun atas glikoprotein.
Kapsul dan lapisan lendir berfungsi sebagai lapisan pelindung dan mempertahankan kelembaban sel,
membantu melekatkan diri pada substrat, dan menunjukkan virulensi suatu bakteri.

Kapsul pada bakteri patogen juga berfungsi untuk perlindungan diri dari sistem imun sel inang. Contoh
bakteri yang memiliki kapsul adalah Escherichia coli dan Streptococcus pneumonia.

Dinding Sel
Dinding sel terbentuk dari peptidoglikan, yaitu sejenis polisakarida yang berikatan dengan protein.
Dinding sel juga berfungsi untuk melindungi sel supaya tak mudah rusak di daerah yang mana terdapat
tekanan osmotik yang lebih kecil dan juga untuk mempertahankan bentuk sel bakteri.

Berdasarkan lapisan dinding selnya, ahli bakteriologi asal Denmark Hans Christian Gram
mengelompokkan bakteri menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.

Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan tebal yang akan berwarna ungu jika diberi pewarna
Gram. Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis dan akan berwarna
merah atau merah muda jika diberi pewarna Gram.

Membran Plasma

Membran sel atau membran plasma tersusun dari fosfolipid dan protein. Sifatnya semipermeabel dan
berfungsi untuk Melapisi Sitoplasma dan Mengontrol pergantian zat yang ada pada sel dari zat yang
berada di luar sel.

Pili

Pili merupakan rambut-rambut halus yang tumbuh dari dinding sel. Mirip dengan flagela, tapi ukurannya
lebih pendek dan bentuknya kaku. Fungsinya adalah untuk membantu perlekatan pada substrat dan
penyaluran materi genetik pada saat konjugasi.

Flagela

Flagela adalah bulu cambuk yang terdiri atas senyawa protein yang terdapat di dinding sel dan fungsinya
untuk alat pergerakan. Flagela hanya dimiliki oleh bakteri yang berbentuk batang, koma (vibrio), dan
spiral.

Sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan tidak berwarna yang tersusun dari air, bahan organik (protein,
karbohidrat, lemak), garam mineral, enzim, ribosom, dan asam nukleat. Sitoplasma berfungsi sebagai
wadah berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme sel.

Klorosom

Fungsi klorosom ialah untuk mengadakan Fotosintesis yang cuma mampu dilakukan di bakteri
Fotosintetik.

Ribosom

Ribosom adalah organel kecil yang berfungsi sebagai tempat terjadinya sintesis protein.

Mesosom
Mesosom merupakan organel sel yang memiliki pentolan di membran plasma terhadap sitoplasma.
Beberapa fungsi mesosom, yaitu:

Menghasilkan energi

Membentuk sel dinding baru saat pembelahan sel

Menerima DNA saat konjugasi

Nukleoid

Nukleoid adalah nukleus semu tempat berkumpulnya DNA kromosomal bakteri.

Plasmid

Plasmid berfungsi dalam rekayasa genetika sebagai vektor yang membawa gen asing yang ingin
disisipkan pada bakteri.

DNA

Fungsi atas DNA diantaranya yaitu:

Materi genetik yang sebagian besar untuk penentu sifat metabolisme bakteri (DNA kromosom)

Menentukan sifat fertilitus, pratogen, serta ketahanan terhadap suatu antibiotik (DNA nonkromosom)

Granula dan Vakuola Gas

Berfungsi untuk tempat simpanan cadangan makanan maupun senyawa lainnya yang diproduksi.

Pilus atau Fimbria

Fungsi dari pilus atau fimbria yaitu:

Mendukung bakteri yang melekat di sebuah medium tempat hidupnya

Menempelkan diri dengan sel bakteri lain, dengan demikian bisa berlangsungnya transfer DNA di saat
terjadinya konjugasi. adapun Pilus buat konjugasi disebut pilus sex.

Reproduksi Bakteri

Bakteri melakukan reproduksi dengan dua cara, yaitu lewat pertukaran materi genetik dan reproduksi
aseksual. Pertukaran materi genetik dilakukan lewat konjugasi, transformasi, dan transduksi. Sementara
itu, reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner.

Pembelahan biner

Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan sederhana yang
disebut pembelahan biner ( membelah menjadi dua). Pada pembelahan biner, sel bakteri mula mula
tumbuh hingga menjadi dua kali ukuran aslinya. Di akhir pertumbuhan, membran sel induk membentuk
membran dan dinding sel baru yang membagi dua sel bakteri.

Reproduksi bakteri hanya membutuhkan waktu 15-30 menit. Satu sel bakteri dapat menjadi dua dalam
waktu 15 menit , menjadi empat dalam waktu 30 menit, menjadi delapan dalam waktu 45 menit, dan
seterusnya. Dengan kecepatan reproduksi seperti ini, jumlah bakteri lama kelamaan mampu menutupi
seluruh permukaan bumi. Untungnya, ketersediaan nutrisi yang menimbulkan kompetisi membatasi
pertumbuhan bakteri sehingga bumi tidak disekati oleh bakteri.

Reproduksi bakteri yang sangat cepat dengan cara pembelahan biner memungkinkan terjadi kesalahan
ketika melakukan proses replikasimateri genetik. Kejadian tersebut dapat melahirkan bentuk bakteri
baru yang memiliki ketahanan hidup lebih tinggi.

Pertukaran materi genetik

Suatu sel bakteri kerap kali memiliki ketahana hidup yang lebih tinggi jika direproduksi melalui proses
pertukaran materi genetik (DNA). Misalnya, proses tersebut menghasilkan sel bakteri yang resisten
terhadap antibiotik yang dimaksudkan untuk membunuh mereka.

Metode pertukaran genetik paling sederhana ialah transformasi pada proses tersebut,sel bakteri
mengambil DNA asing dari lingkungan dan menggabungkannya dengan DNA mereka. DNA dari
lingkungan dapat berasal dari sel mati. Dengan demikian, dihasilkan bakteri baru dengan sifat yang baru.
Contoh bakteri yang melakukan transformasi adalah Pseudomonas sp, Streptococcus pneumoniae, dan
Bacillus sp.

Cara pertukaran genetik yang lain adalah dengan menggunakan perantara virus. Ketika virus
menginfeksi sel bakteri, virus mengambil beberapa bagian dari DNA bakteri. Jika virus keluar dari bakteri
pertama dan menginfeksi bakteri lainnya, virus tersebut membawa DNA dari mahluk hidup pertama.
Metode pertukaran DNA tersebut merupakan metode transduksi.

Dalam proses transformasi dan transduksi, hanya sebagian kecil DNA yang di transfer. Akan tetapi,
banyak juga batekri yang mampu mentransfer DNA dalam jumlah besar melalui proses yang disebut
konjugasi. Konjugasi merupakan salah satu bentuk reproduksi seksual yang primitif. Dalam proses
tersebut, bakteri pemberi atau donor mengirim materi genetiknya ke bakteri penerima melalui
jembatan sitoplasma. Sebelum melakukan pengiriman,bakteri donor membuat salinan materi
genetiknya tersebut dahulu. Beberapa bakteri menggunakan pili seks dalam melangsungkan proses
konjugasi. Materi genetik yang ditransferkan berupa plasmid. Contoh bakteri yang melakukan
perkembangbiakan melalui proses konjugasi adalah Escherichia coli.

Manfaat Bakteri

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari bakteri. Selain proses
pembuatan antibiotik oleh bakteri Streptomyces griseus, Streptomyces aureofaciens, Bacillus brevis, dan
Bacillus subtilis, bakteri juga bisa menghasilkan asam. Bakteri penghasil asam antara lain Acetobacter,
Propionibacterium, dan Clostridium butyricum. Bakteri Acetobacter ini menghasilkan asam asetat.
Bakteri juga berperan dalam proses pembuatan olahan susu. Buat kalian yang suka yoghurt, bakteri
Lactobacillus Casei, Lactobacillus Bulgaricus, dan Streptococcus Lactis juga turut berperan nih. Ketiga
bakteri tersebut tidak hanya mengolah yoghurt, tapi juga mengolah produk susu yang lain. Bakteri
Acetobacter xylinum juga berperan dalam proses pembuatan nata de coco.

Selain untuk membuat makanan, bakteri juga membantu menghasilkan biogas dan mengikat nitrogen.
Bakteri penghasil biogas adalah kelompok Bacteriodes dan kelompok Enterobactericeacea. Sedangkan
bakteri pengikat nitrogen antara lain Rhizobium radicicola dan Nitrosococcus. Dan bakteri Escherichia
coli juga membantu pembusukan sisa makanan.

Anda mungkin juga menyukai