Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS JEMBER

APLIKASI EVIDENCE BASED NURSING (EBN) EFEK TERAPI REIKI


PADA PASIEN DENGAN HERNIA

Disusun oleh:
Sya’baina Hasatun Hasanah NIM 192311101050
Efi Kusdian NIM 192311101051
Ekfatil Mardiyah NIM 192311101052
Bela Fitra Mardatillah NIM 1923111010XXX

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2. 2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat Penerapan EBN
1.3.1 Bagi Pasien
1.3.2 Bagi Pelayanan Keperawatan
1.3.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
BAB 3. METODOLOGI PENCARIAN JURNAL

3.1 PICO (Problem, Intervention, Comparative,Outcome)

3.1.1 Problem (Masalah yang ditemukan di Tempat Praktik)

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi


Pendidikan Profesi Ners Stase Medikal di ruang Mawar RSUD dr. Abdoer
Rahem, kasus yang sering ditemukan pada bulan Oktober 2019 adalah
Hernia. Mayoritas pasien yang menjalani perawatan di ruang Mawar
mengeluhkan nyeri pada daerah operasi . Penerapan asuhan keperawatan
pada pasien hernia selama ini lebih terfokus pada terapi pada fase kuratif
dan perawatan luka saja, dan kurang menunjukkan peranan asuhan
keperawatan pada fase preventif, dan sedikit yang menerapkan hasil
penelitian terbaru terkait kombinasi terapi yang dapat menurunkan
intensitas nyeri pada pasien hernia.
.
3.1.2 Intervention

Tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan


respon pasien yang dimunculkan. Perawat juga mempunyai tindakan
kolaborasi seperti dalam pemberian terapi medis yang sudah diresepkan
dokter. Salah satu respon yang muncul pada pasien diabetes mellitus
adalah adanya resiko ulkus kaki. Berdasarkan identifikasi kami, intervensi
mandiri keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus hanya sebatas
perawatan luka pada pasien diabetes mellitus, monitor tanda vital, dan
monitor gula darah pasien. Seringkali tindakan mandiri keperawatan dalam
mengurangi respon yang muncul tidak dilakukan. Intervensi mandiri
keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko ulkus diabetik
dan resiko komplikasi yang muncul pada pasien dengan diabetes
mellitusadalah dengan melakukan perawatan kaki.
3.1.3 ComparasionIntervention
Tindakan yang biasanya dilakukan di ruangan.
3.1.4 Outcome
Dengan penerapan intervensi mandiri keperawatan latihan perawatan kaki,
diharapkan dapat mengurangi resiko ulkus diabetik dan resiko komplikasi
yang muncul pada pasien dengan diabetes mellitus

3.2 Pertanyaan klinis


Apakah latihan perawatan kakidapat mengurangi resiko ulkus diabetik dan
resiko komplikasi yang muncul pada pasien dengan diabetes mellitus di
ruang perawatan?
3.3 Metode Penelusuran Jurnal
Unsur
PICO Analisis Kata Kunci
(Terapi)
P Pasien hernia Hernia
I Terapi reiki Reiki therapy
C Tindakan yang dilakukan di ruangan -
Mengurangi resiko ulkus diabetik dan
Preventing Diabetic ulcer
O resiko komplikasi yang muncul pada
and its complications
pasien dengan diabetes mellitus

3.4 Jurnal Database yangdigunakan


Menggunakan kata kunci dan beberapa sinonimnya dari analisa PICO,
peneliti memasukkannya ke dalam search engine jurnal sebagai berikut:
a. https://journals.sagepub.com/
b. https://www.hindawi.com/search/
c. http://scholar.google.co.id/
d. http://www.sciencedirect.com/
e. https://www.springer.com/gp/search?query=&submit=Submit

Berdasarkan hasil pencarian menggunakan kata kunci, kami memilih 3


artikel yang sesuai dengan topik yang kami bahas, 1 artikel sebagai jurnal
utama dan 2 jurnal lainnya sebagai jurnal pendukung.
3.5 Temuan artikel pilihan dari kata kunci PICO yang digunakan untuk
digunakan sebagairujukan
a. Penjelasan jurnal utama pelaksanaan EBN

Effectiveness of a self-foot-care Educationak Program for Prevention of


Diabetic Foot Disease
Efektivitas Program Pendidikan Perawatan Kaki secara Mandiriuntuk
Pencegahan Penyakit Kaki Diabetik

Latar Belakang
Penyakit kaki diabetik merupakan suatu komplikasi dari diabetes melitus tipe 2
(DM), yang mungkin menyebabkan luka kaki dan gangren bila tidak diobati, dan
akhirnya menyebabkan amputasi pada kaki yang akan mempengaruhi kualitas
hidup (QOL) pasien. Dalam pendidikan perawatan kaki untuk pasien DM tipe 2,
diketahui tidak menunjukkan adanya perbaikan jangka pendek atau jangka
panjang jika hanya berupa pemberian informasi objektif penyakit, dan tidak ada
manfaat jangka panjang jika hanya pengetahuan tentang penyakit diabetes yang
diberikan
Tujuan: Untuk memverifikasi keefektifan “program pendidikan perawatan kaki
sendiri” sebagai pencegahan penyakit kaki diabetes tipe 2.
Metode: Penelitian Randomized Controlled Trial dilakukan pada lima puluh lima
pasien
dengan DM tipe 2 yang berusia 40 - 75 tahun yang diminta kembali untuk
menindaklanjuti
kunjungan rumah sakit dibagi menjadi kelompok intervensi(SFCEP) (n = 29) dan
kelompok pendidikan kesehatan saja (n = 26). Kedua kelompok itu
diberikan pendidikan perawatan kaki, setiap bulan selama empat kali dalam
kelompok SFCEP dan padakelompok CEP dilakukan sebanyak satu kali hanya
dengan pemberian brosur . Kedua kelompok tidak memiliki statusperbedaan yang
sangat signifikan dalam latar belakang pasien dengan riwayat diabetes tipe
2. Penelitian ini mengevaluasi tingkat penghapusan puing-puing kulit, dan gejala
dan
kondisi kaki.
Hasil: Terdapat perbedaan nyata antara SFCEP dan CEP dalam tingkat
penghapusan puing-puing kulit (p <0,05), dan kondisikaki, kekeringan (p <0,001),
jaringan terangsang (p <0,001) dan akral dingin (p <0,05). SDCEP secara
signifikan lebih baik daripada CEP.
Kesimpulan: Penelitian ini sangat menyarankan efektivitas SFCEP dalam
mencegahterjadinya atau memburuknya penyakit kaki diabetik
.
b. Penjelasan jurnal pendukung pelaksanaan EBN

Effects of an Outpatient Diabetes Self-Management Education on Patients with


Types 2 Diabetes in China: A Randomized Controlled Trial
Efek dari Pendidikan Self-Management pada Pasien Rawat Jalan dengan
Diabetes Tipe 2 di Cina: Uji Coba Terkontrol Acak

Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah yang terbesar ketiga di dunia, kronis, penyakit
tidak menular setelah penyakit kardiovaskular dan kanker . DM dan
komplikasinya mengancam kesehatan individu dan membawa beban keuangan yang
berat bagi keluarga dan masyarakat.Intervensi pendidikan yang melibatkan
kolaborasi pasien lebih efektif daripada intervensi pendidikan kesehatan dalam
meningkatkan kontrol glikemik
Tujuan :.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas program edukasi swa-
manajemen rawat jalan diabetes sederhana.
Metode
Dalam penelitian ini, 60 pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 dibagi secara acak
ke dalam kelompok kontrol ( n = 30) dankelompok intervensi ( n = 30). Program
pendidikan kesehatan reguler dan 2 sesi disediakan. Ringkasan aktivitas
perawatan diri pada diabetes , area masalah dalam skala diabetes, glukosa darah
puasa, glukosa darah postprandial 2 jam, dan HbA1c
diukur sebelum dan sesudah intervensi untuk menilai efek dari program
pendidikan diabetes 2-sesi ini.
Hasil.
Skor rata-rata total ringkasan ukuran kegiatan perawatan-diri diabetes adalah 17
60 ± 6 63 poin. Area masalah dalamskala diabetes mengungkapkan bahwa skor
total rata-rata adalah 29 82 ± 15 22 poin; 27% dari pasien mengalami tekanan
terkait diabetes,sementara 9% menderita tekanan emosional yang
parah. Dibandingkan dengan kelompok kontrol, skor ringkasan perawatan diri
diabetes, area masalah dalam skala diabetes, glukosa darah puasa, glukosa darah 2
jam postprandial, dan HbA1csecara signifikan meningkat pada kelompok intervensi
setelah intervensi ( P <0 01).
Kesimpulan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa program pendidikan diabetes 2 sesi dapat
secara efektif meningkatkan tingkat manajemen diri yang dilaporkan sendiri,
mengurangi tekanan psikologis, dan kontrol glikemik pada pasien dengan diabetes
mellitus tipe 2

Effects of Short Educational Program for the Prevention of Foot Ulcers in


High Risk Patients: A Randomized Controlled Trial
Pengaruh Program Pendidikan Pendek untukPencegahan Ulkus Kaki pada
Pasien Berisiko Tinggi:Uji Coba Terkontrol Acak

Latar Belakang
Pendidikan pasien mampu mengurangi risiko ulkus kaki diabetik. Namun,
pendidikan khusus tentang pencegahan ulkus kakidimasukkan dalam program
yang lebih luas untuk menangani berbagai bagian perawatan diabetes dengan
diberikan waktu dan sumber daya sesuai kurikulum.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kelayakan dan kemanjuran
program pendidikan singkat untuk pencegahanulkus kaki diabetik pada pasien
berisiko tinggi.
Metode
Penelitian ini dilakukan pada pasien diabetes tipe 2, secara acak dalam 1: 1rasio
baik intervensi atau kelompok kontrol. Titik akhir utama adalah insiden ulkus
kaki. Intervensi yang dilakukan adalah duaprogram jam disediakan untuk
kelompok 5-7 pasien, termasuk 30 menit tatap muka tentang faktor risiko untuk
ulkus kaki, dan 90 menit Sesi interaktif dengan latihan praktek tentang perilaku
untuk mengurangi risiko.
Hasil
Penelitian ini dihentikan sebelum waktunyakarena perbedaan yang sangat
signifikan dalam hasil antara kedua kelompok perlakuan. Sampel akhir karena itu
terdiri dari121 pasien.
Kesimpulan
Program pendidikan singkat, 2 jam, dan terfokus efektif dalam mencegah ulkus
kaki diabetik pada pasien berisiko tinggi

3.6 Critical Apraisal

Citation:Effectiveness of a self-foot-care Educationak Program for Prevention


of Diabetic Foot Disease
Was the assignment of patients Data sebanyak 55pasien diabetes mellitus
to treatments randomized? And dikumpulkan untuk dianalisa menggunakan
was the randomization list SPSS menggunakan chi square dan Paired t-
concealed? test
Wasfollow-upof patients Tindak lanjut penggunaan metode
sufficiently long andcomplete? nonfarmakologi untuk perawatan kaki secara
mandiri dan monitor kaki secara berkala ini
dapat dilakukan secara berkelanjutan
sehingga dapat dipraktekkan oleh pasien
secara mandiri selama fase rehabilitatif
And were they analyzed in the Penelitian ini mengelompokkan menjadi 2
groups to which they were kelompok, yaitu kelompok intervensi yaitu
randomized? kelompok yang diberi edukasi menganai
diabetes mellitus dan latihan perawatan kaki
dan kelompok yang hanya diberikan brosur
saja
Were patients and clinicians kept Pasien sebelumnya diberikan informed
“blind” to treatment received? consent tertulis yang diperoleh dari pasien
setelah dijelaskan isinya untukberpartisipasi
dalam penelitian.
Were the groups treated equally, Semua sesi yang akan dilakukan ke pasien
apart to treatment received? dipersiapkan sama oleh peneliti sesuai
dengan desain penelitian.
Were the groups similiar at the Target populasi penelitian ini adalah pasien
start of thetrial? rawat jalan dari dua klinik perawatan kaki
medis rumah sakit daerah di Prefektur Osaka
di Jepang, yang didiagnosis dengan DM tipe 2.
55 sampel dipilih secara acak dan dibagi
menjadi 2 kelompok (n=19 kelompok
intervensi; n=26 kelompok kontrol) setelah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan
mendapatkan persetujuan untuk berpartisipasi
dalam penelitian

Anda mungkin juga menyukai