Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST PARTUM


SPONTAN DI RUANG DEWI KUNTHI RSD KRMT WONGSONEGORO

Nama: Rahma Kusuma Wardani


NIM: P1337420620031
Tempat Praktik: Ruang Dewi Kunthi RSD KMRT Wongsonegoro

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


PROGRAM SARJANA TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022
WOC POST PARTUM
SPONTAN

Definisi: Patofisiologi: Manifestasi Klinik:

Masa nifas (puerperium) adalah Proses kembalinya uterus ke 1. Sistem reproduksi


a. Proses involusi
periode minggu-minggu pertama keadaan sebelum hamil setelah
b. Kontraksi
setelah keluarnya bayi hingga alat- melahirkan, proses ini dimulai c. Tempat plasenta
alat kandungan kembali ke keadaan segera setelah plasenta keluar akibat d. Lochea
e. Serviks
tidak hamil yang membutuhkan kontraksi otot-otot polos uterus. f. Vagina dan perineum
waktu sekitar enam minggu. Pada Pada akhir tahap ketiga persalinan, 2. Endokrin
uterus berada di garis tengah, kira- a. Hormon plasenta
periode ini ditandai dengan
b. Hormon hipofisis
banyaknya perubahan fisiologi kira 2 cm di bawah umbilikus 3. Abdomen
(Seniorita, 2017). dengan bagian fundus bersandar 4. Sistem urinarius
5. Sistem cerna
pada promontorium sakralis. Dalam
a. Nafsu makan
Penatakaksanaan waktu 12 jam, tinggi fundus b. Mortilitas
mencapai kurang lebih 1 cm di atas c. Defekasi
1. Monitor TTV 6. Payudara
umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 7. Sistem kardiovaskuler
2. Pemberian cairan intravena
smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari 8. Sistem neurologi
3. Pemberian oksitosin 9. Sistem musculoskeletal
pasca partum keenam fundus
4. Obat nyeri 10. Sistem integumen
normal akan berada di pertengahan
antara umbilikus dan simpisis pubis
Pemeriksaan Penunjang: Komplikasi:
1. Pemeriksaan darah 1. Perdarahan
Nilai hemoglobin dan 2. Infeksi
hematokrit seringkali 3. Hipertensi
dibutuhkan pada hari pertama 4. Gangguan psikososial
pada partum untuk mengkaji 5. Endometritis
kehilangan darah pada 6. Mastitis
melahirkan. 7. Tromboplebitis
2. Pemeriksaan urin 8. Emboli
Post Partum

Kuman pathogen Luka episiotomi Perubahan status Trauma Luka episiotomi Involutio uteri
dari luar peran / laktasi kandung kemih
Terputusnya Perdarahan Kontraksi uterus
Reaksi jaringan kontinuitas Edema dan lambat
Kurang informasi
thd infiltrasi jaringan memar di uretra Volume sirkulasi
kuman pathogen berkurang Atonia uteri
Kesalahan
Pengeluaran interpretasi Penurunan Perdarahan
Kurang mediator kimia sensitivitas Resiko kekurangan
pengetahuan (bradikinin) volume cairan
perawatan luka Ketidakefektifan Volume darah
pemberian ASI Sensasi kandung menurun
Reseptor nyeri kemih
Resiko infeksi
Anemia akut
Diteruskan ke Aktivitas RAS Gangguan
thalamus terangsang eliminasi urin HB O2 turun
Korteks serebri Sulit tidur
Hipoksia

Nyeri dipresepsi Gangguan pola Resiko


tidur hipovolemia
Nyeri akut
Diagnosa keperawatan: Defisit Diagnosa keperawatan: Resiko
Diagnosa keperawatan: Nyeri pengetahuan berhubungan infeksi berhubungan dengan
Akut berhubungan dengan Agen dengan kurang terpapar informasi
Cidera Fisik (luka episiotomy) adanya luka insisi perineum
Setelah dilakukan intervensi
Tujuan: Setelah dilakukan selama … jam, diharapkan Setelah dilakukan intervensi
intervensi selama … jam, tingkat pengetahuan meningkat selama … jam, diharapkan
diharapkan tingkat nyeri menurun dengan Kriteria Hasil:
tingkat infeksi (L.14137)
dengan Kriteria Hasil:
1) Mengerti cara perawatan
1) Keluhan nyeri menurun. menurun dengan Kriteria Hasil:
payudara
2) Meringis menurun
2) Menerapkan dan 1) Infeksi tidak terjadi
3) Sikap protektif menurun
memperagakan bagaimana
4) Gelisah menurun. 2) Nyeri menurun
cara merawat payudara yang
5) TTV membaik 3) Luka perineum membaik
benar dan baik secara
6) Skala nyeri berkurang
mandiri
7) Pasien tampak rileks Rencana tindakan (SIKI)
3) Menerima dan memahami
apa yang disampaikan oleh
Rencana Tindakan: 1) Memonitor tanda serta gejala
perawa
1) Kaji lokasi, karakteristik, infeksi lokal dan sistemik
durasi, frekuensi, kualitas, Rencana Tindakan (SIKI):
2) Bersihkan perineum secara
intensitas nyeri 1) Kaji kesiapan serta
2) Kaji respons nyeri non verbal kemampuan menerima teratur
3) Monitor TTV informasi 3) Jelaskan tanda dan gejala
4) Berikan teknik 2) Fasilitasi materi serta media
infeksi
nonfarmakologis agar pendidikan kesehatan
mengurangi rasa nyeri (mis. 3) Atur jadwal pendidikan 4) Mengajarkan cara mencuci
Distraski-Relaksasi) kesehatan sesuai kesepakatan tangan dengan benar
a. Kolaborasi pemberian 4) Berikan kesempatan untuk
analgetik, jika perlu bertanya
5) Ajarkan perawatan payudara

Anda mungkin juga menyukai