Anda di halaman 1dari 15

MIND MAP PATOFISIOLOGI PERDARAHAN DALAM PERSALINAN

Etiologi
1) Tone (Atonia Uteri)
2) Trauma dan Laserasi
Definisi 3) Tissue (Retensio Plasenta)\
Perdarahan post partum ialah 4) Thrombophilia (Kelainan Perdarahan)
kelaurnya darah dari jalan lahir
setelah melahirkan dan perdarahan
500 mL atau lebih dari jalan lahir
pada persalinan spontan
pervaginam setelah kala III selesai. Penatalaksanaan
1. Meminta pertolongan
2. akses Vena dengan kateter ukuran besar (18 G)
infus kristaloid (NaCl 0,9% atau ringer laktat)
PERDARAHAN DALAM serta transfuse
PERSALINAN 3. etiologi dan preparat uterotonic
4. masase uterus
5. obat-obatan
6. persiapan kamar operasi
7. tampon uterus vagina kondom kateter
Gejala Klinis 8. kompresi uterus bedah teknik B Lynch
1. penderita pucat 9. devaskularisasi sistem perdarahan pelvis: Laso
2. tekanan darah rendah Budiman a uterina a ovarika hipogastrika
3. denyut nadi cepat dan kecil Faktor resiko 10. gastrula
1. paritas 11. embolisasi a. Uteri dengan radiologi
4. ekstremitas dingin intervensi
2. Usia 12. histerektomi subtotal/total
3. anemia dalam kehamilan
4. Riwayat persalinan
5. Bayi makrosomia
6. Kehamilan ganda
MIND MAP PATOFISIOLOGI HIPEREMESIS GRAVIDARUM
PATHWAY PATOFISIOLOGI ISK DALAM KEHAMILAN

kehamilan

Kadar esterogen mengalami penekanan


pd vesika urinaria

vasodilatasi P. Darah obstruksi sal.kemih

Permeabilitas kapiler sering menahan urine

Perpindahan protein perkembangbiakan


Plasma ke interstitial bakteri

Konsentrasi protein
Plasma dlm filrasi glomerulus tinggi

Tekanan onkotik plasma

ISK bawah (uretritis, sistitis)

Bakteri terus naik dan menginfeksi


Saluran kemih bagian atas

Glomerulonefritis, pielonefritis stress tubuh

Terjadi reaksi inflamasi pengeluaran hormon


Stress katekolamin
Reaksi antigen-antibody
Asam lambung
Pelepasan mediator inflamasi
Mual-muntah
Endogen-pirogen histamin kalekrein

Pengaktifan prostaglandin vasodilatasi P.darah merangsang pusat


Sensori nyeri
Perangsangan pusat aliran darah P.renal
Thermostat di hipotalamus

Thermostat tubuh volume darah aa.afferen nyeri akibat peradangan


Parenkim ginjal
Suhu tubuh suplai darah filtrasi
Tg: Panas(demam) nyeri menyebar ke pinggang
GFR tg: nyeri pinggang
Dx: Hipertermi
Dx: Nyeri Akut

Gangguan dlm laju filtrasi > kecepatan Defisiensi reabsorpsi


Pemekatan kemih reabsorpsi
Transport cairan ke sel reabsorpsi K+ dan ion lainnya
Urine encer elektrolit dan air
Hanya sedikit dapat dehidrasi sel-sel tubuh kontraktilitas otot polos
Volume diserap & peristaltik
Dx: kekurangan Tg: anoreksia, mual-muntah
Frekuensi berkemih cairan banyak dlm lumen volume cairan
Dan banyak Dx: ketidakseimbangan
Tg: Poliuria nutrisi < kebutuhan
Dx: gangguan tubuh
eliminasi urine
PENATALAKSAAN ISK PADA KEHAMILAN
1. Pemberian kalsium laktat dan besi fumarat untuk diminum 3 kali sehari
2. Amoksisilin 3 kali sehari
3. Berikan edukasi pada pasien untuk meningkatkan kebersihan setelah BAK dengan cara mencuci tangan sebelum membersihkan
organ genetalia dan juga membersihkan organ genetalia dari arah depan ke belakang yang bertujuan untuk mencegah migrasi
patogen ke vagina dan serviks
4. Anjurkan pula pasien apabila hendak memulai rencana KB pasien dapat menggunakan alat kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)
yang bertujuan untuk mencegah kematian flora normal yang ada di organ genetalia seperti Lactobacillus crispatus dan
Lactobacillus jensenii akibat penggunaan kontrasepsi yang mengandung spermasid
Penanganan syok

1. terapi pengganti( restorasi)

a.pada syok hemoragik

. Restorasi dengan cairan kristaloid -> NaCl 0,9% atau normal saline dan RL

. Jumlahnya dua sampai tiga kali dari estimasi V darah yang hilang karena cairan kristaloid ukuran
molekulnya kecil sehingga cepat terdistribusi ke seluruh ruangan ekstraseluler

. Pemberian lar. Dekstrosa 5% tidak dianjurkan karena tidak mengandung elektrolit yang sangat
dibutuhkan pada kondisi syok

. Jika HB <7 gr% -> transfusi darah

b. Pada syok hipovolemik- plasma loss:

-> jika tersedia, pemberian plasma albumin atau dekstran

-> jika dehidrasi -> kombinasi pemberian cairan koloid dan kristaloid yang mengandung elektrolit

-> plasma/ albumin/ dextran memiliki ukuran molekul yang besar dan bersifat tidak menembus
pori-pori kapiler sehingga resistensi sirkulasi dapat terjaga

-> jumlah pemberiannya harus sama dengan estimasi volume plasma yang hilang -> karena bersifat
hipotonik dan tidak keluar dari kapiler

2. Pemberian obat sympatomimetik (norepinefrin, epinermfrin/adrenalin)

> Cara kerjanya seperti stimulasi reflek simpatis dan efek vasokontriksi

> efektif menangani syok neurogenik akibat depresi nervus simpatis; sop anafilaktik akibat
vasodilatasi oleh histamin

3. Pemberian obat sympatomimetik (norepinefrin, epinermfrin/adrenalin)

> pada kasus syok hemoragik -> obat ini tidak efektif karena sistem saraf simpatetik sudah aktif
secara maksimal

> kecuali-> pada kondisi syok lanjut -> reflek Simpatis hilang -> pemberian oleh medis

4. Terapi lain

> merendahkan posisi kepala -> terutama syok hemoragik dan neurogenik -> 12 inci lebih rendah dari
kaki -> untuk meningkatkan veous Return -> CO meningkat

> terapi oksigen

> pemberian hormon glukokortikoid -> untuk mengontrol metabolisme glukosa, menstabilkan
lisosom

Anda mungkin juga menyukai