Anda di halaman 1dari 24

Laporan Pendahuluan Prolapse

Uteri

Yoshita Eka Permatasari


STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
DEFINISI
 Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh
karena kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal
menyokongnya. Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau
hiatus genitalis. 
 Pripsip terjadinya prolaps uteri adalah terjadinya Defek pada dasar
pelvik yang disebabkan oleh proses melahirkan akibat regangan
dan robekan fasia endopelvik, muskulus levator serta perineal body.
Neuropati perineal dan parsial pudenda juga terlibat dalam proses
persalinan. Sehingga, wanita multipara sangat rentan terhadap
faktor resiko terjadi nya prolaps uteri
ETIOLOGI
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan
penyulit, merupakan penyebab prolapsus genitalis, dan memperburuk prolaps
yang sudah ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan pada janin pada pembukaan
belum lengkap, prasat Crede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta, dan
sebagainya. Jadi, tidaklah mengherankan bila prolapsus genitalis terjadi segera
sesudah partus atau dalam masa nifas. Asites dan tumor-tumor di daerah pelvis
pada nullipara, faktor penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa kelemahan
jaringan penunjang uterus.

Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause.


Persalinan yang lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi
dinding vagina bawah pada kala II, penataksanaan pengeluaran plasenta,
reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik. Pada Menopause, hormon
esterogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan
melemah.
MANIFESTASI KLINIS
 

 1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau


menonjol di genitalia eksterna
 2. Rasa sakit di panggul dan pinggang (backache). Biasanya
jika penderita berbaring, keluhan menghilang atau menjadi
kurang .
 3. Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga
panggul dan rasapenuh di vagina.
PATHWAY
7. Pathway
Peningkatan tekanan intra abdomen
- Partus berulang
- Partus dgn penyulitan
- Pengeluaran plasenta
scr paksa
- Asites tumor di area Hormone estrogen berkurang
pelvis
- Menopous

Kemerahan ligament endopelvic & otot² dasar panggul

Dinding anterior
vagina menurun Dinding superior posterior Fasial dinding posterior
Prolapse uteri
vagina menurun vagina menurun
Vesika
urineria penuh
Rektoke
Entherokel

Penonjolan dinding anterior Obstipasi


vagina keposterior Inkarserata NYERI Gg pola
usus halus AKUT elimisnasi
Hemoroid BAB
Persalinan - BAK sedikit
selanjutnya krng GG ELIMINASI URIN
&sering
Sistokel
lancar - Perasaan kandung
Gg keseimbangan cairan
kemih kosong
Urethrokel

Grade 1 Grade 2 Grade 3

Cervik uteri turun smpai Servik uteri keluar dari Seluruh uterus keluar dr vagina
introitus vagina intorius vagina

Keratinisasi Infertility
Hipertropi&elongation koli Trjd gesekan fisik
Histerektomi
Dekubitus

RESIKO INFEKSI
Kerusakan integritas kulit NYERI AKUT Ansietas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 1. Urin residu pasca berkemih
 2. Skrining infeksi saluran kemih
 3. Pemeriksaan urodinamik
 4. Pemeriksaan ultrasonografi
PENATALAKSANAAN
Pengobatan cara ini tidak seberapa memuaskan tetapi cukup membantu. Cara ini dilakukan
pada prolapsus uteri ringan tanpa keluhan, atau penderita masih ingin mendapatkan anak lagi,
ata penderita menolak untuk dioperasi, atau kondisinya tidak mengizinkan untuk dioperasi.
 1)     Latihan-latihan otot dasar panggul

 2)     Stimulasi otot-otot dengan alat listrik

 3)     Pengobatan dengan pessarium

 4)     Pengobatan Operatif
Komplikasi
Komplikasi yang dapat menyertai prolapsus uteri ialah:
 1. Keratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri.
 2. Dekubitus
 3. Hipertrofi serviks dan elangasio kolli
 4. Infeksi jalan kencing
 5. Kemandulan
 6. Kesulitan pada waktu partus
 7. Hemoroid
 8. Inkarserasi usus halus
Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut b.d inflamasi
2. Gangguan eliminasi urin b.d kelemahan otot pelvis
3.  Resiko infeksi b.d status cairan tubuh
INTERVENSI
- Nyeri akut b.d inflamasi
- ­Observasi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi factor yang memperberat rasa nyeri
- Terapeutik
1. Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
 2. . Gangguan eliminasi urin b.d kelemahan otot pelvis

- Observasi
1. Monitoe eliminasi urine
2. Identifikasi factor yang menyebabkan retensi urine
- Terapeutik
1. Catat waktu – waktu dan haluaran urine
2. Batasi asupan cairan
- Edukasi
1. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
2. Ajarkan terapi mobilitas penguatan otot – otot panggul / berkemih
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra
3. Resiko infeksi b.d status cairan tubuh
- Observasi
1. Monitor tanda gejala infeksi local dan sistemik
- Terapeutik
1. Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
- Edukasi
1. Jelaskan tanda gejala infeksi
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi
  
LAPORAN PENDAHULUAN
INFEKSI RAHIM PADA IBU POST
PARTUM
DEFINISI
Infeksi postpartum adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas.
Infeksi postpartum adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat
genetalia dalam masa nifas.
ETIOLOGI
 1. Faktor Presipitasi Infeksi post partum

 2. Faktor predisposisi infeksi post partum


MANIFESTASI KLINIS

Rubor (kemerahan), kalor (demam setempat) akibat vasodilatasi dan tumor (bengkak)

karena eksudasi. Ujung syaraf merasa akan terangsang oleh peradangan sehingga terdapat rasa

nyeri (dolor). Nyeri dan pembengkan akan mengakibatkan gangguan faal, dan reaksi umum

antara lain berupa sakit kepala, demam dan peningkatan denyut jantung
PATHWAY
Trauma persalinan infeksinosokomial

Darah bekas insersio plasenta

Kuman tumbuh pada tubuh wanita( servik, vulva, perineum )

Infeksi Rahim

Peningkatan suhu tubuh merangsang pengeluaran mediator kimia

Demam tinggi merangsang sel – sel disekitar luka

HIPERTERMIA anoreksia

NYERI AKUT

Mual muntah

DEFICIT NUTRISI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan Laboratorium

a. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g%

dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.

b. Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.


PENATALAKSANAAN
 1. Masa Persalinan

a. Hindari pemeriksaan dalam berulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila
ketuban telah pecah.

b. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.

c. Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama..

d. Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan
transfusi darah.
2. Masa Nifas

a. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian
serta kain yang berhubungan dengan alat kndung kencing harus steril.

3. Masa Kehamilan

Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan
serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau
tidak ada indikasi yang perlu.
KOMPLIKASI
 a. Peritonitis (peradangan selaput rongga perut)

 b. Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam vena panggul), dengan resiko terjadinya

emboli pulmoner.

 c. Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri di dalam darah. Syok

toksik bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang berat dan bahkan kematian.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d inflamasi

2. Hipertermia b.d proses penyakit

3. Deficit nutrisi b.d ketidak mampuan mencerna makanan


Intervensi
 1. Nyeri akut b.d inflamasi

- Observasi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi factor yang memperberat rasa nyeri
- Terapeutik
1. Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
1. 2. Hipertermia b.d proses penyakit

- Observasi

1. Identifikasi penyebab hipertermia

2. Monitor suhu tubuh

- Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang dingin

2. Berikan cairan oral

- Edukasi

1. Anjurkan tirah baring

- Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit


3. Deficit nutrisi b.d ketidak mampuan mencerna makanan

- Observasi

1. Identifikasi status nutrisis

2. Monitor asupan makanan

- Terapeutik

1. Berikan makanan tinggi kalori dan protein

2. Berikan suplemen makanan

- Edukasi

1. Anjurkan posisi duduk

- Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

Anda mungkin juga menyukai