I. Konsep Penyakit
A. Pengertian
Menometroragia adalah Perdarahan uterus yang tidak teratur, interval non-siklik dan
dengan darah yang berlebihan (>80 ml) dan atau dengan durasi yang panjang ( > 7 hari).
Metroragia atau perdarahan antara haid adalah Perdarahan uterus yang tidak teratur
diantara siklus ovulatoir dengan penyebab a.l penyakit servik, AKDR, endometritis, polip,
mioma submukosa, hiperplasia endometrium, dan keganasan
B. Etiologi
1. Iatrogenik :
2. Diskrasia darah :
a. Tromobositopenia
b. Fibrinolisin meningkat
c. Penyakit autoimune
d. Leukoemia
e. Penyakit Von Willebrand
3. Sistemik :
4. Trauma :
a. Laserasi
b. Abrasi
c. Benda asing
5. Penyakit organik :
a. Komplikasi kehamilan
b. Mioma uteri
c. Keganasan servik / corpus uteri
d. Polip endometrium
e. Adenomiosis
f. Endometritis
g. Hiperplasia endometrium
C. Patofisiologi
Perdarahan uterus disfungsional yang anovulatoir adalah gangguan pada poros
hipotalamus-hipofise-ovarium yang mengakibatkan terjadinya perdarahan uterus yang tidak
teratur, ber kepanjangan dan dengan jumlah darah haid yang banyak. Dapat terjadi segera
setelah menarche bila poros hipotalamus-hipofisis-ovarium belum matang atau dapat terjadi
pada masa perimenopause dimana menurunnya kadar estrogen menyebabkan tidak adanya
rangsangan terjadinya “LH surge†agar dapat terjadi ovulasi.
Stimulasi estrogen yang tidak diimbangi oleh progesteron dapat menyebabkan
terjadinya proliferasi endometrium dan hiperplasia. Dengan tidak adanya progesteron yang
diperlukan untuk stabilisasi dan diferensiasi endometrium maka selaput mukosa akan rapuh
dan luruh secara tidak teratur.
Perdarahan uterus disfungsional yang ovulatoir dapat berupa polimenorea,
oligomenorea, bercak perdarahan pada pertengahan siklus dan menoragia.
Polimenorea diperkirakan terjadi akibat disfungsi fase luteal sehingga siklus
berlangsung lebih pendek (kurang dari 21 hari) , sementara itu oligomenroea adalah
disfungsi fase folikuler yang memanjang sehingga siklus berlangsung lebih panjang (lebih
dari 35 hari). Bercak perdarahan pada pertengahan siklus haid terjadi sebelum ovulasi
disebabkan oleh kadar estrogen yang menurun.6 Menoragia adalah perdarahan haid yang
berlebihan (lebih dari 80 ml per siklus) dan hal ini dapat disebabkan oleh gangguan
hemostasis endometrium.
D. Manifestasi klinis
Langkah Diagnostic Tanda Dan Gejala Kelainan
Anamnesa Nyeri panggul Abortus, kehamilan ektopik,
penyakit radang panggul
(PID) , penyimpangan atau
Mual, berat badan bertambah, kekerasan seksual.
sering buang air kecil, lesu Kehamilan
Berat badan bertambah, rasa Hipotiroidisme
dingin berlebihan, sembelit, Hipertiroidisme
lesu. Koagulopatia
Berat badan menurun, Penyakit hepar
berkeringat banyak, palpitasi PCOS
Gusi mudah berdarah Displasia servik, polip
Ikterus, riwayat hepatitis endoservik
Hirsuitisme, jerawat, acathoisis Adenoma hipofise
nigricans, obesitas
Perdarahan pasca sanggama Supresi hipotalamus
Galaktorea, nyeri kepala,
gangguan visual
Berat badan turun, stress, olah
raga berlebihan
Pemeriksaan Fisik Tiromegali, berat badan Hipotiroidisme
naik,edema Hipertiroid
Tiroid mengeras, takikardia,
berat badan turun, kelainan kulit Penyakit hepar
Ikterus, hepatomegali Kehamilan, mioma uteri,
Uterus membesar karsinoma uterus
Karsinoma uterus
Uterus kaku dan melekat pada Tumor ovarium, kehamilan
jaringan dasarnya. ektopik, kista ovarium
Masa adneksa Radang panggul,
endometritis
Uterus tegang, gerakan servik
terbatas
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi pelvik
2. Biopsi endometrium
1. Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah Lengkap
b. Hitung trombosit
c. Serum Iron dan Iron – binding globulin
d. Prothromibin dan partial prothrombine time
e. Bleeding tine
f. hCG urine
g. Fungsi tiroid
h. Progesteron serum
i. Fungsi hepar
j. Kadar prolaktin
k. Kadar FSH
2. Prosedur diagnostik :
1. Penatalaksanaan hormonal
2. Perdarahan berat pada masa menarche dan perimenopause seringkali memerlukan
estrogen dosis tinggi ( kadang-kadang diberikan intravena)
3. Perdarahan yang ringan : estrogen dosis rendah per oral yang diikuti atau disertai
dengan progestin, bila perdarahan masih belum berhenti perlu dilakukan D & C
4. PUD seringkali memerlukan terapi dengan estrogen siklis 25 hari dan pada hari ke 10 –
15 dilanjutkan dengan pemberian progestin
5. Pemberian progestin secara siklis digunakan pada pasien usia muda yang diperkirakan
sudah memiliki kadar estroen endogen cukup untuk melakukan sensitisasi reseptor
progesteron
6. Pada pasien yang lebih ‘tua’ yang tidak memberikan respon terhadap obat secara
memadai dan tidak menghendaki kehamilan lagi dapat dilakukan tindakan radikal yang
permanen:
a. Ablasi endometrium
b. Histerektomi
Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta
Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di Indonesia. Kursus Pra
kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei 2001
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta
Sylvia Anderson. (2000). Patofisiologo penyakit, edisi 4, penerbit EGC buku kedokteran, Jakarta.
Marylynn. E.Doengus. (2000). Rencana Asuhan keperawatan, edisi 3, penerbit buku kedokteran,
Jakarta.