TERGANGGU
A. Pengertian
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah di
buahi tetapi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri dan akibatnya tumbuh
di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri
dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik
terganggu. (ilmu kebidanan sarwono)
B. Etiologi
1. Faktor uterus
- Tumor rahim yang menekan tuba
- Uterus hipoplastik
2. Faktor tuba
- Penyempitan lumen tuba oleh karena infeksi endosalfing
- Tuba sempit, panjang dan berlekuk – lekuk
- Gangguan fungsi rambut getar (sillia) tuba
- Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna
- Endometriosis tuba
- Divertikel tuba dan kelainan kongenital lainya
- Perlekatan peritubal dan lekukan tuba
- Tumor lain menekan tuba
- Lumen kembar dan sempit
3. Faktor ovarium
- Migrasi eksterna dari ovum
- Perlekatan membrane granulose
- Rapid cell devision
- Migrasi internal ovum
4. Faktor hormonal
Pemakaian pil KB yang hanya mengandung progesterone dapat mengakibatkan gerakan
tubuh melambat
5. Faktor abnormalitas dari zigot
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka zigot akan
tersendat dalam perjalanan pada saat memalui tuba, dan tumbuh di saluran tuba.
6. Faktor lain
- Pemakaian IUD terjadi peradangan
- Faktor umur
- Faktor perokok
C. Manifestasi Klinis
1. Anamnesis : terjadi amenorea, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari sampai
beberapa bulan atau hanya haid yang tidak keluar
2. Jika terjadi kehamilan ektopik terganggu (KET)
- Bila terjadi rupture tuba, maka gejala akan lebih hebat dan dapat membahayakan
jiwa si ibu
- Pada abortus tuba dan gejala kemungkinan tidak begitu berat, hanya rasa sakit
diperut dan perdarahan pervagina. Hal ini dapat dikacaukan dengan abortus
biasa
3. Perasaan nyeri dan sakit yang tiba – tiba diperut, seperti diiris dengan pisau disertai
muntah dan bisa jatuh pingsan
4. Tanda – tanda akut abdomen : nyeri tekan yang hebat, muntah, gelisah, pucat,
anemis, nadi kecil dan halus, tensi rendah atau tidak terukur (syok)
5. Nyeri bahu : karena perangsangan diafragma
6. Tanda cullen : sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam
7. Pada pemeriksaan ginekologi (pemeriksaan dalam) terdapat
Adanya nyeri ayun : dengan menggerakan porsio dan serviks ibu akan merasa sakit
yang sangat
Douglas crise : rasa nyeri hebat pada penekanan kavum douglas
Kavum douglas teraba menonjol karena terkumpulnya darah, begitu pula teraba
masa retrouterin (masa pelvis)
8. Pervagina keluar decidual cast
9. Pada palpasi perut dan pada perkusi : ada tanda – tanda perdarahan intra abdominal
(shifting dullness)
D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan HB seri setiap 1 jam menunjukan kadar HB
- Adanya leukositosis
2. Kuldosentesis (douglas fungsi) : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
dalam cavum douglas ada darah
3. Pemeriksaan dengan USG : tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri, ada
kantung kehamilan diluar kavum uteri, adanya massa komplek di rongga panggul
4. Diagnosis pasti hanya ditegakan dengan laparatomy
5. USG berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bedah
Fernandez (1991) mengemukakan kriteria untuk menetapkan terapi hamil ektopik dengan
cara non – operatif atau dengan tindakan operasi sebagai berikut:
Skor 1 2 3
umur gestasi /minggu Lebih dari 8 7-8 6
Konsentrasi hCG Kurang 1000 5000 Lebih 5000 mIU/ml
Progerterone Kurang 5 5-10 Lebih 10
Nyeri perut Tak ada Induksi Spontan
Hematosalping Kurang 1 cm 1-3 cm Lebih 3
Perdarahan 0 1-100 cc Lebih 100 cc
intraperitoneal
Jika jumlah skor diatas 6, maka indikasi dilakukan tindakan operasi laparaskopi atau
laparatomi.
Penatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien – pasien dengan kehamilan tuba yang
belum terganggu maupun yang sudah terganggu, tentu saja pada kehamilan ektopik
terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin. Pada dasarnya ada dua macam
pembedahan untuk menterminasi kehamilan tuba, yaitu pembedahan konservatif, dimana
integritas tuba dipertahankan, dan pembedahan radikal, dimana salpingektomi dilakukan.
Pembedahan konservatif mencakup 2 teknik yang kita kenal sebagai salpingektomi dan
salpingotomi. Selain itu, macam – macam pembedahan tersebut diatas dapat dapat
dilakukan melalui laparatomi maupun laparaskopi. Namun bila pasien jatuh ke dalam syok
atau tidak stabil, maka tidak ada tempat bagi pembedahan per laparoskopi.
G. Discharge planning
1. Biasakan hidup sehat dan bersih terutama organ intim
2. Konsultasikan dengan dokter jika ingin memakai alat kontrasepsi dan terjadi hamil lagi
3. Rencanakan kehamilan dengan matang dan tidak mengkonsumsi obat – obatan dapat
mengganggu pembuahan kehamilan
4. Berhenti merokok
5. Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi
risikop kehamilan ektopik dalam arti berhubungan sek secara aman akan melindungi
seseorang dari penyakit menular seksual yang pada kahirnya dapat menjadi penyakit
radang panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada
saluran tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
H. Patofisiologi
Kehamilan ektopik
Terjadi keterlambatan
- Faktor tuba menstruasi haid
- Faktor uterus
- Faktor ovum
- Faktor hormonal Hasil konsepsi mati dini dan
Tumbuh disaluran tuba di reabsorbsi
- Faktor hormonal
i. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : biasanya lemah
2) Tanda – tanda vital:
3) Kepala : bersih atau tidak nya, ada tidaknya lesi, ada tidaknya nyeri tekan,
krepitasi, masa.
4) Wajah :tampak pucat, ada tidaknya oedema
5) Mata : konjungtiva tampak pucat (karena adanya perdarahan)
6) Hidung : simetris atau tidak, ada tidaknya polip
7) Telinga : ada tidaknya peradangan dan lesi
8) Mulut : periksa apakah bibir pucat atau kering, kelengkapan gigi, ada tidaknya
caries gigi
9) Leher : ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
10) Payudara : ukuran payudara, kesimetrisan, dan penampilan kulit. Insfeksi puting
terhadap ukuran, bentuk, ada tidaknya ulkus dan kemerahan. Konsistensi dan
nyeri tekan.
11) Thorax : pergerakan dinding dada, frekuensi, irama, kedalaman dan penggunaan
otot bantu pernafasan, ada tidaknya retraksi dinding dada. Ada tidaknya nyeri
tekan dan krepitasi vokal premitus. Kenormalan organ intra torax. Ada tidaknya
suara napas tambahan.
12) Abdomen: pembesaran perut disalah satu sisi dimana lokasi KET, perdarahan
pervagina. Bising usus normal. Pembesaran abdomen ke salah satu sisi dimana
lokasi KET. Suara normal tympani, untuk mengetahui suara normalnya bila masih
ada sisa hasil konsepsi yang belum dikeluarkan maka suara akan berubah menjadi
lebih pekak.
13) Genetalia : perdarahan pervaginam, kondisi vulva lembab. Serviks teraba lunak,
nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.
14) Ekstremitas atas: ada tidaknya infus yang terpasang. CRT memanjang bila
perdarahan
15) Ekstremitas bawah : ada tidaknya deformitas. Akral (perdarahan biasanya disertai
dengan akral dingin)
2. Diagnosa Keperawatan, Tujuan dan Rencana Keperawatan
diamati interpersonal)
- Melihat sepintas - Vital sign dalam batas normal pada situasi saat ini, sebagai cara
- Kontak mata yang buruk bahasa tubuh dan tingkat aktivitas koping yang dibutuhkan untuk
3. Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan di atas disesuaikan dengan keadaan dan reaksi / respon pasien terhadap penyakitnya.
4. Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan