Kehilangan komunikasi:
Disatria (kesulitan bicara yang ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggungjawab untuk menghasilkan bicara
Disfasia atau afasia atau kehilangan bicara yang terutama ekspresif / refresif, apraksia yaitu ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya
Gagal persepsi
Homonimus hemianopsia : kehilangan setengah lapang pandang dimana sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis
Amorfosintesis : keadaan dimana cenderung berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan mengabaikan sisi / ruang yang sakit tersebut
Gangguan hubungan visual spasia yaitu gangguan dalam mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial
Kehilangan sensori, antara lain tidak mampu merasakan posisi dengan gerakan bagian tubuh (kehilangan propioseptik) sulit menginterpretasikan stimulasi visual, taktil, auditorius .
Gangguan menelan b.d penurunan fungsi nerfus vagus atau hilangnya refluks muntah
Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d interupsi aliran darah,
gangguan oklusi, hemoragi, vasospasme cerebral, edema cerebral: Data : ganggua fase esofagus, abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan,
terlihat bukti kesulitan menelan ( statis makanan pada rongga mulut, batuk/tersedak), odinofagi
Data : gelisah, perubahan tingkat kesadaran, penurunan memori,
orientasi menurun(waktu, tempat, orang). Penururan respon (sakit menelan), menelan berulang, keluhan ada yang menyangkut, ngiler, makanan jatuh dari
motorik/sensorik. Pupil anisokor. Reflek cahaya negatif. Devisit sensori, mulut, muntah sebelum menelan, ketidak mampuan membersihkan rongga mulut
bahasa, intelektual. Perubahan tanda – tanda vital (nadi menurun atau
tidak ada, penurunan tekanan darah) output urine < 30ml/jam Intervensi :
Intervensi : Aspirasi precaution :
1. Pantau status neurologis (GCS) Memantau tingkat kesadaran, refleks batuk, refleks muntah dan kemampuan menelan
2. Pantau TTV Monitor status paru menjaga / mempertahankan jalan napas
3. Evalusasi pupil Potongan makanan menjadi bagian kecil
4. Catat perubahan dalam penglihatan : kebutaan, gangguan lapang Berikan obat dalam bentuk puyer
pandang Tinggikan posisi kepala 30-45 menit setelah makan
5. Kaji fungsi bicara
6. Atur posisi kepala lebih tinggi : menurunkan tekanan arteri dengan
meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi
7. Ciptakan link yg tenang : batasi pengunjung dan aktivitas, berikan Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
istirahat secara periodik ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan nervus hypoglosus
8. Cegah terjadinya mengejan saat defekasi dan pernafasan yang
memaksa (batuk terus menerus). Manuver valsava dapat Data :
meningkatkan TIK
9. Kaji rigiditas nukal (kaku kuduk/tengkuk leher)kedutan, kegelisahan
yang meningkat, peka rangsang dan serangan kejang
10. Berikan oksigen sesuai indikasi
11. Berikan obat sesuai indikasi :
Antikoagulan ( heparin, antitrombosis) : memperbaiki aliran darah,
mencegah pembeku
Vasodilatase perifer : memperbaiki sirkulasi kolateral / menurunkan
spasme
Fenitoin : mengontrol kejang
Pelunak feces :