Anda di halaman 1dari 4

Definisi : gangguan peredaran darah otak yang

menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai


STROKE Hemorrhagic stroke : stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak otak , stroke hemorrhagic ada 2 jenis :
(sudoyo aru)
1. Hemorrhagic intraserebral : pecahnya pembuluh darah terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk ke jaringan otak, membentuk masa
dan menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak, peningkatan TIK
yang terjadi cepat dapat mengakibatkan kematian mendadak karena
Ischemic stroke : Tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran herniasi otak. Perdarahan intracerebral yang disebabkan karena hipertensi
darah ke otak sebagian atau seluruhnya terhenti. Stroke ischemic dibagi 3 : sering dijumpai pada daerah putamen, talamus, pons dan serebelum (siti
rohani 2000)
1. Stroke trombotik : proses terbentuknya trombus yang membuat
2. Hemorrhagic subaraknoid : perdarahan ini berasal dare pecahnya
penggumpalan
aneurisma berry . aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah
2. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
sirkulasi willisi. Dan cabang cabang yang terdapat di luar perencim otak
3. Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
(juwono 1993) pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub arachnoid
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung
menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri
dan vaso spasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak
global (nyeri kepala, penurunan kesadaran , maupun fokal ( hemiparese,
gangguan hemisensorik, afasia dll)
PENYEBAB :
1. Trombosis cerebri : aterosklerosis
cerebral dan perlambatan sirkulasi
darah
Faktor resiko
2. Emboli cerebri  Hipertensi : hipertensi dapat disebabkan arterisklerosis pembuluh darah cerebral, sehingga pembuluh darah tersebut mengalami
3. Hemoragi penebalan dan degenerasi yang kemudian pecah , menimbulkan perdarahan
 Penyakit cardiovaskuler : pada fibrilasi atrium menyebabkan penurunan CO sehingga perfusi darah ke otak menurun, maka otak akan
kekurangan oksigen yang akhirnya dapat terjadi stroke. Pada artesisklerosis elastisitas pembuluh darah menurun, sehingga perfusi ke
otak menurun juga pada akhirnya terjadi stroke
 Diabetes militus : pada penyakit DM akan mengalami penyakit vaskuler sehingga terjadi microvaskularisasi dan terjadi arteosklerosis,
terjadinya arterosklerosis dapan menimbulkan emboli yang kemudian menyumbat dan terjadi iskemia, iskemia menyebabkan oerfusi
otak menurun dan akhirnya terjadi stroke
 Merokok : pada perokok akan timbul plaquie pada pembuluh darah pleh nikotin sehingga memungkinkan penumpukan arterosklerosis
dan kemudian berakibat stroke
 Alkoholoik : pada alkoholik menyebabkan hipertensi, peb=nurunana aliran darah ke otak dan kardiak aritmia serta kalainan motilitas
pembuluh darah sehingga terjadi emboli serebral
 Peningkatan kolesterol : menyebabkan arterosklerosis dan terbentuknya emboli lemak sehingga aliran darah lambat masuk ke otak,
maka perfusi otak menurun
 Obesitas : kadar kolesterol tinggi, dapat mengalami hipertensi, terjadi gangguan pada pembuluh darah, keadaan ini berkontribusu pada
stroke
 Arterosklerosis, kontrasepsi, umur, stres emosional.
MANIFESTASI KLINIK

1. Perdarahan intraserebral : nyeri kepala hebat, mual, muntah


2. Perdarahan subarachnoid : kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan. Perubahan mendadak ststus mental.
Afasi (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau tidak memahami ucapan) ataksia anggota badan, vertigo, mual, muntah, nyeri kepala
3. Gejala khusus :
Kehilangan motorik :
 Hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi tubuh)
 Hemiparesis ( kelemahan pada salah satu sisi tubuh)
 Menurunya tonus otot abnormal

Kehilangan komunikasi:
 Disatria (kesulitan bicara yang ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggungjawab untuk menghasilkan bicara
 Disfasia atau afasia atau kehilangan bicara yang terutama ekspresif / refresif, apraksia yaitu ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya

Gagal persepsi
 Homonimus hemianopsia : kehilangan setengah lapang pandang dimana sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis
 Amorfosintesis : keadaan dimana cenderung berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan mengabaikan sisi / ruang yang sakit tersebut
 Gangguan hubungan visual spasia yaitu gangguan dalam mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial
 Kehilangan sensori, antara lain tidak mampu merasakan posisi dengan gerakan bagian tubuh (kehilangan propioseptik) sulit menginterpretasikan stimulasi visual, taktil, auditorius .
Gangguan menelan b.d penurunan fungsi nerfus vagus atau hilangnya refluks muntah
Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d interupsi aliran darah,
gangguan oklusi, hemoragi, vasospasme cerebral, edema cerebral: Data : ganggua fase esofagus, abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan,
terlihat bukti kesulitan menelan ( statis makanan pada rongga mulut, batuk/tersedak), odinofagi
Data : gelisah, perubahan tingkat kesadaran, penurunan memori,
orientasi menurun(waktu, tempat, orang). Penururan respon (sakit menelan), menelan berulang, keluhan ada yang menyangkut, ngiler, makanan jatuh dari
motorik/sensorik. Pupil anisokor. Reflek cahaya negatif. Devisit sensori, mulut, muntah sebelum menelan, ketidak mampuan membersihkan rongga mulut
bahasa, intelektual. Perubahan tanda – tanda vital (nadi menurun atau
tidak ada, penurunan tekanan darah) output urine < 30ml/jam Intervensi :
Intervensi : Aspirasi precaution :
1. Pantau status neurologis (GCS) Memantau tingkat kesadaran, refleks batuk, refleks muntah dan kemampuan menelan
2. Pantau TTV Monitor status paru menjaga / mempertahankan jalan napas
3. Evalusasi pupil Potongan makanan menjadi bagian kecil
4. Catat perubahan dalam penglihatan : kebutaan, gangguan lapang Berikan obat dalam bentuk puyer
pandang Tinggikan posisi kepala 30-45 menit setelah makan
5. Kaji fungsi bicara
6. Atur posisi kepala lebih tinggi : menurunkan tekanan arteri dengan
meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi
7. Ciptakan link yg tenang : batasi pengunjung dan aktivitas, berikan Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
istirahat secara periodik ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan nervus hypoglosus
8. Cegah terjadinya mengejan saat defekasi dan pernafasan yang
memaksa (batuk terus menerus). Manuver valsava dapat Data :
meningkatkan TIK
9. Kaji rigiditas nukal (kaku kuduk/tengkuk leher)kedutan, kegelisahan
yang meningkat, peka rangsang dan serangan kejang
10. Berikan oksigen sesuai indikasi
11. Berikan obat sesuai indikasi :
Antikoagulan ( heparin, antitrombosis) : memperbaiki aliran darah,
mencegah pembeku
Vasodilatase perifer : memperbaiki sirkulasi kolateral / menurunkan
spasme
Fenitoin : mengontrol kejang
Pelunak feces :

Nyeri akut b.d peningkatan Tekanan Intra Cranial


Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi,
spastisitas dan cedera otak

Kerusakan integritas kulit b.d hemiparesis / hemiplegia,


penurunan mobilitas

Defisit perawatan diri b.d gejala sisa stroke


Resiko jatuh b.d perubahan ketajaman penglihatan
Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot facial / oral

Anda mungkin juga menyukai