Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS SECTIO CAESARIA

A. Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut.
Jenis – jenis operasi sectio sesaria:
1. Sectio sesaria bdomen : sectio sesaria transperitoneal
2. Sectio sesaria vaginalis
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio sesaria dapat dilakukan sebagai berikut:
- Sayatan memanjang (longitudunal) menurut kroning
- Sayatan melintang (transversal) menurut kerr
- Sayatan huruf T (T – incision)
3. Sectio sesarea klasik (corporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri kira – kira sepanjang
10cm, tetapi saat ini teknik ini jarang dilakukan karena memiliki banyak kekurangan,
namun pada kasus seperti pada operasi berulang yang memiliki banyak perlengketan
organ cara ini dapat dipertimbangkan
4. Sectio sesaria ismika(profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim (low
cervikal tranversal) kira – kira sepanjang 10cm

B. Etiologi
1. Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primipara tua dan disertai kelainan letak
ada, disproporsi cefalo pelvik (disposisi janin / panggul), ada sejarah kehamilan dan
persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada
primigravida solutio plasenta pada tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia
– eklamsia, atas permintaan. Kehamilan yang disertai penyakit (jantung,DM), gangguan
perjalanan persalianan. (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
2. Etiologi yang berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin, mal prestasi dan mal posisi kedudukan janin prolapsus tali
pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau porseps ekstraksi.
C. Manifestasi Klinis
1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
2. Panggul sempit
3. Disporsi sefalopelvik, yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan ukuran
panggul
4. Rupture uteri mengancam
5. Partus lama (prolonged labor)
6. Partus tak maju (obstrukted labor)
7. Distorsi serviks
8. Preeklamsia dan hipertensi
9. Malpresentasi janin : Letak lintang, letak bokong, presentasi dahi dan muka (letak
depleksi)
10.Presentasi rangkap jika reposisi tidak berhasil
11.Gemeli

D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan EKG
2. JDL dengan diperensial
3. Elektrolit, HB, hematokrit, golongan darah, urin analisis
4. Amniosentesis terhadap maturasi pada janin sesuai indikasi
5. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
6. Ultrasoun sesuai pemesanan

E. Masalah yang lazim muncul


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi jalan napas (mukus dalam jumlah
berlebihan), jalan napas alergik (respon obat anastesi
2. Nyeri akut b.d agen injuri (pembedahan, trauma jalan lahir, episiotomi)
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya pengetahuan
kebutuhan nutrisi postpartum
4. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d kurangnya pengetahuan ibu, terhentinya proses
menyusui
5. Gangguan eleminasi urine
6. Gangguan pola tidur b.d kelemaha
7. Resiko infeksi b.d faktor resiko : episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan
persalinana
8. Defisit perawatan diri : mandi/kebersihan diri, makan, toilet b.d kelelahan postpartum
9. Konstipasi
10.Resiko syok (hipovolemik)
11.Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penanganan postpartum

F. Discharge planning
1. Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih 1 tahun
2. Kehamilan selanjutnya hendaknya diawasi dengan pemeriksaan antenatal yang baik
3. Dianjurkan untuk bersalin di rumahsakit yang besar
4. Lakukan perawatan post op sesuai arahan tenaga medis selama dirumah
5. Jaga kebersihan diri
6. Konsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
G. Patofisiologi

Indikasi sectio caesaria:

Sectio caesaria

Post anastesi Luka post operasi Post partum /nipas

Penurunan medula oblongata Penurunan kerja pons Jaringan terputus Jaringan terbuka Distensi kandung kemih

Penurunan reflek batuk Merangsang area sensorik Proteksi kurang Udem dan memar di
Penurunan kerja otot eleminasi
uretra

Akumulasi sekret Penrunan peristaltik usus Gangguan rasa nyaman Invasi bakteri
Penurunan sensitivitas &
sensasi kandung kemih
Bersihan jalan napas tidak Konstipasi Nyeri Resiko infeksi
efektif

Ganguan eleminasi
urine

Penurunan progesteron dan Psikologi


estrogen

Penambahan anggota baru

Kontraksi uterus Merangsang pertumbuhan


kelenjar mmae
Masa krisis Tuntutan anggota baru
Involusi
Peningkatan hormon
prolaktin
Bayi menangis
Perubahan pola peran
Adekuat
Merangsang laktasi
oksitoksin Gangguan pola tidur
Pengeluaran lochea Perdarahan Ejeksi ASI
Tidak adekuat

Hb Kekurangan volume cairan & Tidak efektif Efektif


elektrolit

Kurang O2 Nutrisi bayi terpenuhi


Resiko syok hypovolemik

Kelemahan

Kurang iformasi tentang Bengkak


Devisit perawatan diri perawatan payudara

Ketidakefektifan pemberian
Defisiensi pengetahuan ASI

Nutrisi bayi kurang dari


kebutuhan
H. Asuhan keperawatan.
1. Pengkajian
a. Identitas  : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke
berapa, lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: nyeri pada luka operasi, badan lemah, tidak berani bergerak dan rasa
haus berlebihan
c.  Riwayat penyakit sekarang : jam selesai operasi, kesadaran klien, keadaaan umum,
letak dan ukuran luka
d. Riwayat penyakit dahulu : apakah klien pernah dilakukan operasi sebelumnya.
e. Riwayat penyakit keluarga: apakah ada keluarga yang menderita DM, TBC dan
hipertensi
f. Riwayat obstetri :
1) Keadaan haid : yang perlu diketahui pada keadaan haid adalah tentang menarche,
siklus haid, hari pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah keluar, encer,
menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidaknya serta bau.
2) Perkawinan : berapa kali kawin dan berapa lama dengan suami yang sekarang
3) Riwayat kehamilan : biasanya terdapat pada primi / multigravida
4) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu: ditanyakan langsung dari
kehamilan dan persalinan yang lalu, bagaimana keadaan bayi yang dilahirkan,
apakah cukup bulan atau tidak, kelahiranya normal atau tidak, siapa yang
menolong persalinan dan dimana melahirkanya, sehingga mendapat gambaran
yang jelas tentang riwayat kehamilan, persalinan yang lalu.
g.  Pola kebiasaan sehari – hari :
1) Respirasi : obstruksi jalan napas, respirasi yang tidak adekuat dan respirasi arres
2) Nutrisi : klien setelah selesai operasi pemenuhan nutrisinya selama puasa melalui
infus dan setelah 6 jam baru diberikan minum secara bertahap dan setelah 8 jam
baru diberikan makanan lunak, tapi bila klien dengan anastesi epidural langsung
diberikan makan, minum seperti biasanya, bahkan dianjurkan banyak minum
3) Eleminasi : meliputi berapa kali BAK, konsistensi, bau, warna dan klien dengan
post sectio sesasria, untuk BAK melalui dower kateter yang sebeumnya telah
terpasang
4) Istirahat/ tidur
Biasanya mengalami gangguan tidur karena adanya rasa nyeri pada daerah
operasi dan ada rasa yang tidak enak pada uretra akibat terpasangnya dower
kateter
5) Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi : suhu tubuh meningkat
6) Kebutuhan personal higiene : membutuhkan orang untuk membersihkan diri
7) Aktivitas : pola aktivitas terganggu dengan adanya nyeri pada luka post operasi
sehingga klien membatasi gerak
8) Gerak dan keseimbangan tubuh : aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena
nyeri dan ketidak nyamanan
9) Kebutuhan berpakaian : mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
berpakaian
10) Kebutuhan keamanan
Perlu ditanyakan pada klien apakan merasa aman dan terlindungi oleh
keluarganya klien mampu menghindari bahaya dari lingkungan
11) Sosialisasi : pada data sosial ini dapat dilihat apakah klien merasa terisolasi atau
terpisah karena terganggunya komunikasi, adanya perubahan pada kebiasaan atau
perubahan dalam kapasitas fisik untuk menentukan keputusan untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Klien mungkin tampak sangat cemas dan
ketakutan
12) Kebutuhan spiritual : klien yang menganut agama islam selama masa nifas tidak
diperbolehkan melaksanakan beberapa ibadah.
13) Kebutuhan bermain dan rekreasi
Biasanya klien tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi karena
kondisi yang lemah
14) Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tau
tang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan
fasilitas kesehatan yang tersedia

h. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : biasanya lemah
2) Kesadaran : apatis
3) Tanda – tanda vital:

Tekanan darah : Normal atau menurun <120/90mmHg


Nadi : Nadi meningkat >80x/menit
Suhu : Suhu meningkat >37,5oC
Respirasi : Respirasi meningkat
4) Kepala : bentuk kepala, kulit kepala apakah kotor atau berketombe, kondisi
rambut, pertumbuhan rambut apakah merata tau tidak, pada umumnya tidak
mengalami gangguan pada kepala dan pertumbuhan rambut
5) Wajah : apakah ada kloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah, adanya
oedema
6) Mata, telinga dan hidung : dikaji bentuk wajah, keadaan hidung, mata, telinga,
mulut dan gigi
7) Leher : kaji adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
8) Dada dan punggung : perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi
interkosta, pernapasan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan
dan frekuensi pernapasan. Pada jantung dikaji bunyi jantung (interval) adakah
bunyi gallop, mur – mur.
9) Payudara : apakah puting menonjol atau tidak, areola menghitam, kolostrum
10) Abdomen: ada tidaknya distensi abdomen, adakah perdarahan luka operasi, berapa
tinggi fundus uteri, bising usus, ada nyeri tekan.
11) Ekstremitas:
- Ekstremitas atas: ujung – uujung jari cyanosis atau tidak, ada tidaknya edema,
biasanya terpasang infus.
- Ekstremitas bawah: kesimetrisanya, ada tidanknya edema, biasanya sering
takut menggerakan kakinya, adakah tanda – tanda trombosis vena
12) Genetalia : adakah pengeluaran lochea, bagaimana warnanya, banyaknya, bau
serta adakah odema vulva, bagaimana posisi kateter terpasang dengan baik atau
tidak, apakah lancar dan bagaimana kebersihan klien pada post operasi yang
biasanya akan tampak kotor karena banyak darah yang belum dibersihkan
2. Diagnosa Keperawatan, Tujuan dan Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan Rencana Tindakan


1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas Bersihan jalan napas efektif, kriteria Airway suction :
b.d obstruksi jalan napas (mukus evaluasi : 1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
dalam jumlah berlebihan), jalan  Batuk efektif 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
napas alergik (respon obat anastesi  Mengeluarkan secret secaa efektif suctioning
DS: mengeluh sesak napas  Mempunyai jalan napas yang 3. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang
DO: paten suctioning
 Tidak ada batuk  Pada pemeriksaan auskultasi, 4. Minta pasien napas dalam sebelum suction
 Suara nafas tambahan memilki suara napas yang jernih dilakukan

 Perubahan frekuensi napas  Mempunyai irama dan frekuensi 5. Berikan O² dengan penggunaan nasal untuk

 Perubahan irama napas pernapasan dalam rentang yang memfasilitasi sucsion nasotracheal
6. Gunakan alat yang seteril setiap melakukan
 Sianosis normal
tindakan
 Kesulitan berbicara atau  Mempunyai fungsi paru dalam
7. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam
mengeluarkan suara batas normal
setelah kateter di keluarkan dari nasotracheal
 Penurunana bunyi napas Mampu mendeskripsikan rencana
8. Monitor status oksigen pasien
 Sputum dalam jumlah yang untuk perawatan dirumah
9. Ajarkan keluarga bagaimana cara mlelakukan
berlebihan
suction
 Batuk yang tidak efektif
10.Hentikan suction dan berikan oksigen apabila
 Orthopneu
pasien menujukan bradikasdi, peningkatan
 Gelisah
saturasi O² dll.
 Mata terbuka lebar
Airway management :
1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau
jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya jalan nafas buatan
4. Pasang mayo jika perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronchodilator bila perlu
10.Berikan pelembab udara kasa basah NaCL
lembab
11.Atur intake untuk cairan, mengoptimalkan
keseimbangan
12.Monitor respirasi dan saturasi O²
Penyuluhan :
1. Jelaskan penggunaan yang benar peralatan
pendukung ( oksigen, mesin pengisapan,
spirometer, inhaler, dan intermiten positive
pressure breathing
2. Informasikan pentingnya berhenti merokok
3. Intruksikan kepada pasien tentang batuk dan
teknik napas dalam untuk memudahkan
pengeluaran secret
Tindakan kolaborasi :
1. Berikan obat sesuai
indikasi(bronchodilator,ekspektoran,kortikoster
oid, mukolitik)
2. Fisiotherafi bila perlu
3. Berikan humidifikasi tambahan : nebulizer
4. Berikan oksigen
5. Monitor AGD
6. Pemeriksaan thorax
2 Nyeri akut b.d agen injuri Nyeri teratasi, Kriteria evaluasi : Manajemen nyeri:
(pembedahan, trauma jalan lahir, - Pasien tidak mengeluh nyeri 1. Kaji nyeri yang meliputi lokasi, karakteristik,
episiotomi), ditandai dengan: - Tand-tanda vital stabil awitan dan durasi,frekuensi, kualitas dan faktor
- Pasien mengeluh nyeri perut - Tidak ada gangguan fisik dan presipitasi.
- Skala nyeri : psikologis 2. Observasi reaksi non verbal dari
Nyeri ringan, Skala ( 1 – 3 ) - Pola tidur yang baik ketidaknyamanan
Nyeri Sedang, Skala ( 4 – 7 ) - Ekspresi wajah tidak menunjukan 3. Gunakan teknik komunikasi teurapeutik untuk
Nyeri berat, skala (8 – 10) nyeri mengetahui pengalaman nyeri pasien
- TTV dalam batas normal 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
DO : - Menyatakan secara verbal 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
- Perubahan selera makan pengetahuan tentang cara 6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
- Perubahan tekanan darah alternatif untuk redakan nyeri tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
- Perubahan frekuensi jantung lampau
- Perubahan frekuensi pernafasan 7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
- Diaforesis menemukan dukungan
- Perilaku distraksi (misalnya 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
berjalan mondar – manjir nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
mencari orang lain dan atau kebisingan.
aktivitas lain, aktivitas yang 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
berulang 10.Pilih dan lakukan penanganan nyeri
- Mengekspresikan perilaku (farmakologi, non farmakologi dan
(misalnya gelisah, menangis) interpersonal)
- Wajah (mata kurang bercahaya, 11.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
tampak kacau, gerakan mata intervensi
berpencar atau tetap pada satu 12.Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
fokus meringis) 13.Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Sikap melindungi area nyeri 14.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Fokus menyempit (gangguan 15.Tingkatkan istirahat
persepsi nyeri, hambatan proses 16.Kolaburasikan dengan dokter jika ada keluhan
berfikir, menurunya interaksi dan tindakan nyeri tidak berhasil
dengan orang dan lingkungan) 17.Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
- Indikasi nyeri yang dapat nyeri
diamati
- Perubahan posisi untuk Analgesic administration :

menghindari yeri - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan


derajat nyeri sebelum pemberian obat
- Sikap tubuh melindungi - Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
- Dilatasi pupil dan frekuensi
- Melaporkan nyeri secara verbal - Cek riwayat alergi
- Gangguan tidur - Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
- Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri
- Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala.
3 Ketidak seimbangan nutrisi kurang Memperlihatkan status gizi Nutrition manajemen:
dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya terpenuhi, Kriteria evaluasi : 1. Kaji adanya alergi makanan
pengetahuan kebutuhan nutrisi  Adanya peningkatan berat 2. Berikan substansi gula
postpartum, ditandai dengan : badan sesuai dengan tujuan 3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
DS :  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Kram abdomen tinggi badan 4. Berikan makanan yang terpilih (sudah
Nyeri abdomen  Mampu mengidentifikasi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
DO : kebutuhan nutrisi 5. Monitor jumlah nutrisi dan dan kandungan
- Menghindari makanan  Tidak ada tanda malnutrisi kalori
- Berat badan 20% atau lebih  Menunjukan peningkatan fungsi 6. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
dibawah berat badan ideal pengecapan dari menelan untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
- Kerapuhan kapiler  Tidak terjadi penurunan berat Nutrition monitoring:
- Diare badan yang berarti 1. BB pasien dalam batas normal
- Kehilangan rambut berlebihan 2. Monitor adanya penurunan berat badan
- Bisisng usus hiperaktif 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang bisa
- Kurang makan dilakukan
- Kurang informasi 4. Monitor lingkungan selama makan

- Kurang minat pada makanan 5. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak

- Penurunan berat badan dengan selama jam makan

asupan makanan adequat 6. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

- Kesalahan konsepsi 7. Monitor turgor kulit

- Kesalahan informasi 8. Monitor kekeringan, rambut kusam,dan mudah

- Membran mukosa pucat patah

- Ketidak mampuan memakan 9. Monitor mual dan muntah

makanan 10.Monitor kadar albumin, total protein, HB, dan

- Tonus otot menurun kadar HT


11.Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
- Mengeluh gangguan sensasi rasa
jaringan konjungtiva
- Mengeluh asupan makanan
12.Monitor kalori dan intake nutrisi
kurang dari RDA (recomended
13.Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
daily allowance)
papila lidah dan cavitas oral
- Cepat kenyang setelah makan
14.Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet.
- Sariawan rongga mulut Kolaburasi : Kolaburasi dengan ahli gizi untuk
- Steatorea menentukan jumlah kalori dan nutrisiyang
- Kelemahan otot pengunyah dibutuhkan
- Kelemahan otot untuk menelan Penyuluhan :
1. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
dan vitamin C
3. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
catatan makanan harian
4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

4 Ketidakefektifan pemberian ASI b.d  Kemantapan pemberian ASI Breastfeeding asistance:


kurangnya pengetahuan ibu, (kemantapan ibu untuk membuat 1. Evaluasi pola menghisap/ menelan bayi
terhentinya proses menyusui bayi melekat dengan tepat dan 2. Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk
DS: menyusu dari payudara ibu untuk menyusui
 Persepsi suplai ASI yang tidak memperoleh nutrisi selama 3 3. Evaluasi pemahaman ibu tentang isyarat
adekuat minggu pertama pemberian ASI menyusui dari bayi (misalnya reflek rooting,
 Ibu mengungkapkan Ketidak  Pemeliharaan pembeian ASI : menghisap dan terjaga)
puasan proses menyusui keberlangsungan pemberian ASI 4. Kaji kemampuan bayi untuk latch on dan
DO: untuk menyediakan nutrisi bagi menghisap secara efektif
 Ketidak adequatan suplai ASI bayi penegtahuan pemberian ASI: 5. Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan
 Bayi melengkung menyesuaikan tingkat pemahaman yang bayi ke puting
diri dengan payudara ditunjukan mengenai laktasi dan 6. Pantau integritas kulit puting ibu

 Bayi menangis pada payudara pemberian makan bayi melalui 7. Evaluasi pemahaman tentang sumbatan kelenjar

 Bayi menangis dalam jam proses pemberian ASI susu dan mastitis

pertama setelah menyusu  Diskontinuitas progresif 8. Pantau kemampuan untuk mengurangi kongesti
pemberian ASI payudara dengan benar
 Bayi rewel dalam jam pertama
 Pengetahuan pemberian ASI: 9. Pantau berat badan dan pola eleminasi bayi
setelah menyusu
- Tingkat pemahaman yang 10.Fasilitasi proses bantuan interaktif untuk
 Ketidak mampuan bayi untuk
ditunjukan mengenai laktasi membantu mempertahankan keberhasilan proses
latcton pada payudara ibu secara
dan pemberian makan bayi pemberian ASI
tepat
melalui proses pemberian ASI 11.Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik
 Menolak latching on
- Ibu mengenali isyarat lapar memompa ASI (secara manual atau dengan
 Tidak responsive terhadap
dari bayi dengan segera pompa elektrik), cara mengumpulkan dan
kenyamanan lain
- Ibu mengindikasikan menyimpan ASI.
 Ketidak cukupan pengosongan
kepuasan terhadap pemberian 12.Ajarkan pengasuh bayi cara penyimpanan dan
payudara setiap payudara setelah
ASI pencairan ASI dan penghindaran memberi susu
menyusu
- Ibu tidak mengalami nyeri botol 2 jam sebelum ibu pulang.
 Ketidakcukupan kesempatan
tekan pada puting.
untuk mengisap payudara
- Mengenali tanda – tanda 13.Ajarkan orangtua mempersiapkan, menyimpan,
 Kurang menambah berat badan
menghangatkan, dan kemungkinan pemberian
bayi penurunan suplai ASI tambahan susu formula
 Tidak tampak tanda pelepasan 14.Apabila penyapihan diperlukan, informasikan
ositosin ibu mengenai kembalinya proses ovulasi dan
 Tampak ketidakadekuatan asupan seputar alat kontrasepsi yang sesuai
susu Penyuluhan :
 Luka puting yang menetap 1. Sediakan informasi tentang keuntungan dan
setelah minggu pertama menyusu kerugian pemberian ASI

 Penurunan berat badan bayi terus 2. Demonstrasikan latihan menghisap, jika perlu

menerus 3. Diskusikan metode alternatif pemberian makan

 Tidak mengisap payudara terus bayi

menerus

5 Gangguan eleminasi urine b.d Eleminasi urine tidak mengalami Perawatan retensi urine:
Penurunan sensitivitas & sensasi gangguan, kriteria evaluasi: 1. Lakukan penilaian kemih yang komprehensif
kandung, ditandai dengan: - Kandung kemih kosong secara berfokus pada inkontinensia (misal, output
DS : penuh urine, pola berkemih, fungsi kognitif, dan
Pasien mengatakan Anyang – - Tidak ada residu urine >100 – 200 masalah kencing praeksisten)
anyangan cc 2. Memantau penggunaan obat dengan sifat
Sering berkemih - Intake cairan dalam rentang antikolinergik atau properti alpha agonis
DO: normal 3. Memonitor efek dari obat – obatan yang
 Disuria - Bebas dari ISK diresepkan, seperti calcium channel blokers
 Inkontinensia - Tidak ada spasme bladder dan antikolinergik

 Nokturia - Balance cairan seimbang 4. Gunakan kekuatan sugesti dengan menjalankan


air atau menyiram toilet
 Retensi 5. Merangsang refleks kandung kemih dengan
 Dorongan mengompres dingin di perut
6. Sediakan waktu yang cukup untuk
pengosongan kandung kemih (10 menit)
7. Gunakan spirit wintwrgreen di pispot atau
urinal
8. Menyediakan manuver grede, yang diperlukan
9. Gunakan double – void teknik
10. Masukan kateter kemih
11. Anjurkan pasien / keluarga untuk merekam
output urine
12. Instruksikan cara – cara untuk menghindari
konstipasi atau infaksi tinja
13. Memantau asupan dan keluaran
14. Memantau tingkat distensi kandung kemih
dengan palpasi dan perkusi
15. Membantu dengan toilet secara berkala

6 Gangguan pola tidur b.d kelemahan, Tidur tidak mengalami gangguan: Sleep enhancement (peningkatan tidur):
ditandai dengan: - Jumlah jam tidur dalam batas - Determinasi efek – efek medikasi terhadap pola
DS: normal 608 jam/hari. tidur
- Ketidakpuasan tidur - Pola tidur, kualitas dalam batas - Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
- Menyatakan terbangun normal - Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas
- Menyatakan tidak mengalami - Perasaan segar sesudah tidur atau sebelum tidur (membaca)
kesulitan tidur istirahat - Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Menyatakan merasa tidak cukup - Mampu mengidentifikasikan hal - Kolaburasi pemberian obat tidur
istirahat – hal yang meningkatkan tidur - Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang
DO: teknik tidur pasien
- Perubahan pola tidur normal - Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
- Lingkar hitam dibawah mata - Monitor waktu makan dan minum dengan
- Penurunan rentang perhatian waktu tidur
- Sering tidur siang - Monitor / catat kebutuhan tidur pasien setiap
- Sering menguap hari dan jam
- Lesu
7 Resiko infeksi b.d faktor resiko : Faktor resiko infeksi hilang, kriteria Kontrol infeksi :
episiotomi, laserasi jalan lahir, evaluasi : 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
bantuan pertolongan persalinana - Klien bebas dari tanda dan gejala lain
infeksi 2. Pertahankan teknik isolasi
- Mendeskripsikan proses penularan 3. Batasi pengunjung bila perlu
penyakit, faktor yang 4. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
mempengaruhi penularan serta 5. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
penatalaksanaanya. tindakan keperawatan
- Menunjukan kemampuan untuk 6. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
mencegah timbulnya infeksi pelindung
- Jumlah leukocyt dalam batas 7. Pertahankan lingkungan aseptik selama
normal pemasangan alat
- Menunjukan perilaku hidup sehat 8. Ganti letak IV perifer dan line central dan
dresing sesuai dengan petunjuk umum
9. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan
infeksi kandung kencing
10. Tingkatkan intake nutrisi
11. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
12. Monitor hitung granulocyt, WBC
13. Monitor kerentanan terhadap infeksi
14. Pertahankan teknik asepsis terhadap pasien
yang beresiko
15. Pertahankan teknik isolasi jika perlu
16. Inspeksi area kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase, infeksi
kondisi luka / insisi bedah
17. Dorong masukan nutrisi yang cukup
18. Dorong masukan cairan
19. Dorong istirahat
Kolaburasi :
1. Berikan terapi antibiotik bila perlu (proteksi
terhadap infeksi)
2. Laporkan kecurigaan infeksi
3. Laporkan kultur positif
Penyuluhan :
1. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
mennggalkan pasien
2. Instreuksikan pasien untuk minum obat sesuai
resep
3. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
8 Defisit perawatan diri berpakain b.d Perawatan diri berpakaian tidak Self asitence : berpakaian
kelelahan postpartum terganggu, kriteria evaluasi : 1. Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas
DS:  Mampu melakukan tugas fisik 2. Pantau peningkatan dan penurunan kemampuan
- Mengatakan tidak bisa yang paling mendasar dan untuk berpakain dan melakukan perawatan
menggunakan pakain aktivitas perawatan pribadi secara rambut
DO: mandiri dengan atau tanpa alat 3. Pertimbangkan budaya pasien ketika
- Ketidakmampuan bantu mempromosikan aktivitas perawatan diri
mengancingkan pakaian  Mampu untuk mengenakan 4. Bantu pasien memilih pakaian yang mudah
- Ketidakmampuan mendapatkan pakain dan berhias sendiri secara dipakai dan dilepas
mendapatkan pakaian mandiri atau tanpa alat bantu 5. Sediakan pakaian pasien pada tempat yang
- Ketidakmampuan mendapatkan  Mampu mempertahankan mudah di jangkau
atribut pakaian kebersihan pribadi dan 6. Fasilitasi pasien untuk menyisir rambut, bila
- Ketidakmampuan mengenakan penampilan yang rapi secara memungkinkan
sepatu mandiri dengan atau tanpa alat 7. Dukung kemandirian dalam berpakaian, berhias,
- Ketidakmampuan mengenakan bantu bantu pasien jika diperlukan
kaos kaki  Mampu mempertahankan 8. Pertahankan privasi saat pasien berpakain
- Ketidakmampuan melepas atribut kebersihan pribadi dan 9. Bantu pasien untuk menaikan, mengancingkan,
pakaian penampilan yang rapi secara dan meresleting pakaian jika perlu
- Ketidakmampuan melepas sepatu mandiri dengan atau tanpa alat 10.Gunakan alat bantu tambahan, misalnya pengait
- Ketidakmampuan melepas kaos bantu kancing dan penarik resleting untuk menarik
kaki  Mengungkapkan kepuasan dalam pakain jika perlu.
- Hambatan melepas pakain berpakaian dan menata rambut 11.Beri pujian atas usaha untuk berpakaian sendiri
- Hambatan mempertahankan  Menggunakan alat bantu untuk 12.Gunakan terapi fisik dan okupasi sebagai
penampilan yang memuaskan memudahkan dalam berpakaian sumber dalam perencanaan tindakan pasien
- Hambatan mengambil pakain  Dapat memilih pakain dan dalam perawatan pasien dengan alat bantu
- Hambatan mengenakan pakaian mengambilnya lemari atau laci Penyuluhan :
pada bagian tubuh bawah baju Tunjukan penggunaan alat bantu dan aktivitas
- Hambatan mengenakan pakaian  Mampu merisleting dan yang adavtif
pada bagian tubuh atas mengancing pakain Kolaburasi :
- Hambatan memasang sepatu  Menggunakan pakaian secara rapi Gunakan terapi fisisk dan okupasi sebagai sumber
- Hambatan memasang kaos kaki dan bersih dalam perencanaan tindakan perawatan pasien dan
- Hambatan melepas pakain  Mampu melepas pakaian secara untuk alat bantu

- Hambatan melepas sepatu rapi dan bersih


- Hambatan melepas kaos kaki  Mampu melepas pakain, kaos
- Hambatan menggunakan alat kaki, dan sepatu.
bantu  Menunjukan rambut yang rapi
- Hambatan menggunakan resletik dan bersih
 Menggunakan tata rias

Defisit perawatan diri makan b.d Makan tidak terganggu, kriteria Self asitence : makan
kelelahan postpartum evaluasi : 1. Memonitor kemampuan menelan
DS:  Status nutrisi : ketersedia zat gizi 2. Identifikasi diet yang diresepkan
DO: untuk memenuhi kebutuhan 3. Mengatur nampan kananan dan meja
- Ketidakmampuan mengambil metabolik 4. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
makanan dan memasukan ke  Status nutrisi : asupan makanan selama waktu makan (penempatan pispot, urinal
mulut  Cairan : kualitas makanan dan dan peralatan)
- Ketidakmampuan mengunyah cairan yang diasup kedalam 5. Pastikan posisi pasien yang tepat untuk
makanan tubuh selama periode 24 jam memfasilitasi megunyah dan menelan
- Ketidakmampuan menghabiskan  Perawatan diri : aktivitas 6. Memberikan bantuan fisisk sesuai kebutuhan
makanan kehidupan sehari – hari mampu 7. Menyediakan untuk menghilangkan rasa sakit
- Ketidakmampuan menempatkan untuk melakukan aktivitas yang memadai sebelum makan

makanan keperlengkapan perawatan fisik dan pribadi 8. Membersihkan mulut sebelum makan

makanan secara mandiri atau dengan alat 9. Sediakan makanan di nampan (seperti

- Ketidakmampuan menggunakan bantu mengupas telur, memotong daging)

perlengkapan makanan  Perawatan diri: kemampuan 10.Buka makanan kemasan

- Ketidakmampuan memakan untuk menyiapkan dan memakan 11.Hindari menempatkan makanan di sisi

makanan dalam cara yang dapat makanan dan cairan secara seseorang yang buta

diterima secara sosial mandiri dengan atau tanpa alat 12.Jelaskan lokasi makanan diatas nampan untuk

- Ketidak mampuan memakan bantu orang dengan gangguan penglihatan

 Status menelan : perjalanan 13.Tempatkan pasien dalam posisi nyaman makan


makanan dengan aman
makanan padat atau cairan secara 14.Lindungi dengan kain alas dada
- Ketidakmampuan makan
aman dari mulut ke lambung 15.Menyediakan sedotan sesuai dengan kebutuhan
makanan dalam jumlah memadai
16.Menyiakan makanan pada suhu sesuai selera
- Ketidakmampuan memanipulasi  Mampu makan secara mandiri
17.Menyediakan makanan dan minuman yang
makanan dalam mulut  Mengungkapkan kepuasan makan
disukai
- Ketidakmampuan membuka dan terhadap kemampuan untuk
18.Memantau berat badan pasien
wadah makanan makan sendiri 19.Memonitor status hidrasi pasien
- Ketidakmampuan mengambil  Menerima suapan dari pemberi 20.Menggunakan cangkir dengan pegangan besar
gelas atau cangkir asupan
- Ketidakmampuan menyiapkan
makanan untuk dimakan
ketidakmampuan menelan
makanan
- Ketidakmampuan menggunakan
alat bantu

Defisit perawatan diri mandi b.d Mandi tidak ada gangguan, kriteria Self asitence : mandi
kelelahan postpartum, ditandai evaluasi: 1. Pertimbangkan budaya pasien ketika
dengan:  Perawatan diri : aktivitas mempromosikan aktivitas perawatan diri
DS: kehidupan sehari – hari mampu 2. Pertimbangkan usia pasien ketika
- Tidak mampu ke kamar mandi untuk melakukan aktivitas mempromosikan aktivitas perawatan diri
DO: perawatan fisik dan pribadi 3. Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang
 Ketidakmampuan untuk secara mandiri atau dengan alat dibutuhkan
mengakses kamar mandi bantu 4. Tempat handuk, sabun, deodoran, alat pencukur,
 Ketidakmampuan mengeringkan  Mampu membersihkan tubuh dan aksesoris lainya yang dibutuhkan di
tubuh sendiri secara mandiri atau samping tempat tidur atau dikamar mandi
 Ketidakmampuan mengambil dengan atau tanpa alat bantu 5. Menyediakan lingkunga yang terapeutik dengan
perlengkapan mandi  Perawatan diri hygiene: mampu memastikan hangat, santai, pengalaman pribadi

 Ketidakmampuan menjangkau untuk mempertahankan dan personal

sumber air kebersihan dan penampilan yang 6. Memfasilitasi pasien menyikat gigi
 Ketidakmampuan mengatur air rapi secara mandiri dengan atau 7. Memfasilitasi pasien mandi
mandi tanpa alat bantu 8. Memantau pembersihan kuku, menurut
 Ketidakmampuan membasuh  Mampu mempertahankan kemampuan perawatan diri pasien
tubuh mobilitas yang diperlukan untuk 9. Memantau integritas kulit pasien
ke kamar mandi dan 10.Memfasilitasi pemeliharaan rutin pasien
menyediakan perlengkapan
mandi
 Membersihkan dan
mengeringkan tubuh
 Megungkapkan secara verbal
kepuasan tentang kebersihan
tubuh dan higiene oral
Defisit perawatan diri toilet b.d Mampu melakukan eleminasi secara Self asitence : toilet
kelelahan postpartum, ditandai mandiri, kriteria evaluasi: 1. Pertimbangkan budaya apasien ketika
dengan:  Perawatan diri: aktivitas mempromosikan aktivitas perawatan diri
kehidupan sehari – hari (ADL) 2. Pertimbangkan usia pasien ketika
DS: mampu untuk melakukan mempromosikan aktivitas perawatan diri
- Mengatakan lemah aktivitas perawatan fisik dan 3. Lepaskan pakaian yang penting untuk
- Tidak mampu ke toilet pribadi secara mandiri atau memungkinkan penghapusan
DO: dengan alat bantu 4. Membantu pasien ketoilet
- Ketidakmampuan melakukan  Perawatan diri higiene : mampu 5. Pertimbangkan respon pasien terhadap
hygiene eleminasi yang tepat untuk mempertahankan kurangnya privasi
- Ketidakmampuan menyiram kebersihan dan penampilan yang 6. Menyediakan privasi selama eleminasi
toilet atau korsi buang air rapi secara mandiri dengan atau 7. Memfasilitasi kebersihan toiletsetelah selesai
- Ketidakmampuan naik ke toilet tanpa alat bantu eleminasi
- Ketidakmampuan memanipulasi  Perawatan diri eleminasi : 8. Ganti pakaian pasien setelah eleminasi
pakaian untuk eleminasi mampu untuk melakukan 9. Menyiram toilet /membersihkan
- Ketidakmampuan berdiri dari aktivitas eleminasi secra mandiri 10.Menyediakan alat bantu ( kateter eksternal atau
toilet atau tanpa alat bantu urinal
- Ketidakmampuan duduk di toilet  Mampu duduk dan turun dari 11.Memantau integritas kulit pasien
kloset
 Membersihkan diri setelah
eleminasi
 Mengenali dan mengetahui
kebutuhan bantuan untuk
eleminasi
9 Konstipasi b.d penurunan peristaltik Klien dapat BAB sesuai dengan Konstipasi management :
usus, ditandai dengan : polanya setiap hari, Kriteria 1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
DS : evaluasi : 2. Monitor bising usus
- Pasien mengeluh nyeri - Pasien tidak mengeluh nyeri 3. Monitor peces, frekuensi, konsistensi dan
abdomen, nyeri tekan pada perut volume
abdomen - Klien mengatakan BAB tidak 4. Konsultasi dengan dokter tentang penurunan
- Perasaan penuh atau tekanan keras dan peningkatan bising usus
pada rectum - Klien tidak nyeri pada saat 5. Monitor tanda dan gejala ruptur usus /
- Kelemahan umum, nyeri kepala defekasi peritonitis
- Peningkatan tekanan abdomen - BAB lembek 6. Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan
- Mual - Frekuensi bising usus normal terhadap pasien
- Nyeri saat defekasi - Klien BAB dengan lancar 7. Identifikasi faktor penyebab dan konstribusi
- Distensi abdomen konstipasi
DO : 8. Dukung intake cairan
- Distensi abdomen 9. Kolaburasi pemberian laksatif
- Bising usus menurun/meningkat 10.Pantau tanda dan gejala impaksi
- Teraba adanya feces yang 11.Memantau gerakan usus, termasuk konsistensi
mengeras frekuensi, bentuk, volume dan warna
- Darah merah segar menyertai 12.Konsultasikan dengan dokter tentang
pengeluaran feses penurunan/kenaikan frekuensi bising usus.
- Perubahan pada pola defekasi 13.Pantau tanda – tanda dan pecahnya
- Penurunan frekuensi, penurunan usus/peritonitis.
volume feses 14.Jelaskan etiologi masalah dan tindakan untuk
- Feses yang kering , keras dan pasien
padat 15.Menyusun jadwal ke toilet
- Flatus berat 16.Mendorong meningkatkan asupan cairan,

- Mengejan saat defekasi kecuali di kontraindikasikan

- Tidak mampu mengeluarkan 17.Evaluasi profil obat untuk efek samping

feses gastrointestinal

- Muntah 18.Anjurkan pasien/keluarga untuk mencatat


warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
19.Anjurkan untuk diet tinggi serat
20.Lepaskan implikasi tinja secara manual, jika
perlu
21.Timbang pasien secara teratur
22.Ajarkan pasien atau keluarga tentang proses
pencernaan secara normal
Kolaburasi :
1. Pengaturan diet
2. Pemberian obat untuk merangsang BAB
3. Konsultasi dengan bagian gizi untuk
meningkatkan cairan dalam diet
4. Kolaburasi dengan dokter untuk pemberian obat
laksatif obat laksatif
10 Resiko syok (hipovolemik) b.d Pasien tidak menglami syok Kriteria Pencegahan syok:
perdarahan evaluasi : 1. Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu
- Nadi dalam batas yang diharapkan kulit, denyut jantung, HR dan ritme, nadi
- Irama jantung dalam batas yang perifer, kapiler refill
diharapkan 2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
- Frekuensi nafas dalam batas yang 3. Monitor suhu dan pernafasan
diharapkan 4. Monitor input dan output
- Natrium serum dalam batas normal 5. Pantau nilai laboratorium : HB,HT,AGD dan
- Kalium serum dalam batas normal elektrolit
- Klorida serum dalam batas normal 6. Monitor tanda dan gejala asites
- Kalsium serum dalam batas normal 7. Monitor tanda awal syok
- Magnesium serum dalam batas 8. Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki
normal elevasi untuk meningkatkan preload dengan
- Ph darah serum dalam batas normal tepat

- Mata tidak cekung 9. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas

- Tidak demam 10. Kolaburasi : Berikan cairan IV dan atau oral


- Tekanan darah dalam batas normal yang tepat, berikan vasodilator yang tepat
- Hematokrit dalam batas normal 11.Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan
gejala datangnya syok
12. Ajarkan keluarga dan pasien langkah untuk
mengatasi syok
Syok manajemen:
1. Monitor fungsi neurologis
2. Monitor fungsi renal
3. Monitor tekanan nadi
4. Monitor status cairan, input dan output
5. Catat gas darah arteri dan oksigen di jaringan
6. Monitor eKG
7. Memanfaatkan jalur arteri untuk meningkatkan
akurasi pembacaan tekanan darah
8. Memonitor gas darah arteri dan jaringan
oksigenasi
9. Monitor CVP, MAP, tekanan kapiler
pulmonal / arteri.
10. Memantau faktor penentu pengiriman jaringan
oksigen (PaO2 kadar hemoglobis SaO2, CO)
jika tersedia
11. Memantau tingkat karbondioksida sublingual
dan / tonometri lambung
12. Memonitor gejala gagal pernafasan (rendah
PaO2, peningkatan PaCO2, kelelahan otot
pernafasan.
13. Monitor nilai labolatorium (CBC dengan
diferensial) koagulasi profil, tingkat laktat,
budaya, dan profil kimia
12 Defisiensi pengetahuan b.d Pengetahuan luas, kriteria evaluasi: Teching : proses penyakit
kurangnya informasi tentang 1. Pasien dan keluarga menyatakan 1. Berikan nilai tentang tingkat pengetahuan
penanganan postpartum pemahaman tentang penyakit, pasien tentang proses penyakit yang spesifik
DS: kondisi, prognosis dan program 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
DO: pengobatan bagaimana hal ini berhubungan dengan
- Perilaku hiperbola 2. Pasien dan keluarga mampu anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
- Ketidakakuratan mengikuti menjelaskan prosedur yang 3. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
perintah dijelaskan secara benar tepat
- Ketidakakuratan melakukan tes 3. Pasien dan keluarga mampu 4. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
- Perilaku tidak tepat (histeria, menjelaskan kembali apa yang cara yang tepat
bermusuhan, agitasi, apatis) dijelaskan perawat / tim 5. Sediakan informasi pada pasien tentang
kesehatan lainya kondisi, dengan cara yang tepat
6. Hindari jaminan yang kosong
7. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
8. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan datang dan atau
proses pengontrolan penyakit
9. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
10.Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
11.Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
12.Instruksikan pasien untuk melaporkan tanda
dan gejala dengan cara yang tepat.

4. Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan di atas disesuaikan dengan keadaan dan reaksi / respon pasien terhadap penyakitnya.

4. Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai