Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

RUMAH SAKIT PERMATA KUNINGAN


TAHUN 2021

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN


PENGERTIAN Perdarahan dari traktus genitalia yang melebihi 500 ml (pada
persalinan pervaginam) atau melebihi 1000 ml (pada
persalinan per abdominam).Dari batasan waktu, dibedakan
menjadi :
 Primer apabila terjadi dalam 24 jam pertama pasca
persalinan
 Sekunder apabila terjadi setelah 24 jam pertama
persalinan sampai 12 minggu post partum.

ANAMNESIS  Riwayat persalinan


 Riwayat penyakit ibu (gangguan koagulasi)
PEMERIKSAAN FISIK  Pemeriksaan fisik umum (keadaan umum, kesadaran,
hemodinamik pasien)
 Pemeriksaan tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, dan
jalan lahir untuk menilai robekan jalan lahir
ETIOLOGI  Tone : atonia uteri (terjadi pada 90% kasus), kandung
kemih yang terisi
 Tissue : retensi jaringan/bekuan darah
 Trauma : laserasi vagina (ruptur perineum), serviks,
uterus, inversio
 Thrombin : koagulapati
FAKTOR RESIKO Tone
 Overdistensi uterus : polihidramnion, kehamilan multiple,
makrosomia
 Kelelahan otot uterus : Partus precipitatus, partus lama,
multiparitas, penggunaan oksitosin
 Infeksi intra-amniotik : demam, ketuban pecah lama
 Distorsi fungsi/anatomi : mioma, placenta previa,
anomali kongenital
 Penggunaaan agen tokolisis
 Distensi kandung kemih : haloagenated anesthetics,
Nitroglycerin
Tissue
 SIsa konsepsi
 Plasentasi abnormal : bekas operasi uterus, multiparitas
 Sisa kotiledon atau lobus suksenturiata
 Sisa bekuan darah pada atonia
Trauma
 Laserasi pada jalan lahir : precipitatus, persalinan
dengan alat
 Laserasi pada SC : malposisi, distosia
 Ruptur uteri : riwayat pembedahan uterus
 Inversio : multiparitas, plasenta fundus, penarikan tali
pusat
Thrombin
 Keadaan penyerta : hemophilia A, Von Willebrand's,
Riwayat PPH, riwayat gangguan gangguan pembekuan
darah herediter, penyakit hepar
 Penyakit yang didapat pada saat hamil : idiopathic
thrombocytopenic purpura, thrombositopenia pada
preeklampsia, disseminated intravascular coagulation
(DIC)
KRITERIA DIAGNOSIS  Kesadaran : penurunan kesadaran, gelisah, ansietas
 Jalan napas : bebas
 Pernapasan : peningkatan frekuensi napas (> 20 kali per
menit)
 Sirkulasi : penurunan tekanan darah (MAP < 60),
peningkatan frekuensi nadi (>100 kali per menit)
 Palpasi kontraksi uterus (adakah atonia)
 Inspeksi genitalia adanya perdarahan pervaginam Jumlah
perdarahan dihitung berdasarkan:
 Timbangan underpad/kassa
 Perkiraan jumlah perdarahan sesuai hemodinamik pasien.
DIAGNOSIS BANDING Trauma jalan lahir
TATATLAKSANA Secara simultan lakukan :
 Survei primer dan resusitasi awal
 Jalan napas
 Pernapasan : suplemen oksigen per nasal kanul
 Sirkulasi : pasang IV line kanul besar no. 16 gauge
 Panggil bantuan
 Evaluasi penyebab 4T
 Singkirkan adanya inversio uteri
 Palpasi luka serviks
 Evakuasi sisa plasenta atau bekuan darah dari uterus
 Singkirkan adanya ruptura uteri atau dehisenss
 Ambil sampel darah (DPL dan golongan darah) dan cross
matched
 Pastikan kandung kemih kosong, pasang kateter foley
 Kompresi uterus bimanual
 Pemberian uterotonika
Oksitosin 5 IU bolus IV
 Oksitosin 20-40 unit per L N/S IV tetesan cepat
 Oksitosin 10 IU intramyometrial diberikan
transabdominal
 Ergomterin0.25mg IM atau 0.125mg IV: dosis
maksimum 1.25mg
 Misoprostol 400mcg per oral atau 1000mcg per rektal
 Jika 5 menit kontraksi tidak baik, lakukan tamponade balin
dan kondom intrauterine
 Jika tidak ada perdarahan pervaginam, lakukan
observasi 6 jam
 Jika perdarahan pervaginam tetap ada, siapkan operasi
untuk hemostasis
 Persiapkan tim operasi dan transportasi
 Jika pada kompresi bimanual, tidak ada perdaraha
pervaginam, b-lynch dapat dipertimbangkan
 Jika pada kompresi bimanual, perdarahan tetap ada,
lakukan histerektomi
 Pertimbangan dilakukan ligasi arteri uterina dan
hipogastrika
EDUKASI Tindakan bedah dapat berupa laparatomi dengan upaya
mempertahankan uterus. Apabila tidak berhasil, akan
dilakukan histerektom
PROGNOSIS Sangat bergantung kepada ketepatan dan kecepatan
diagnosis dan penatalaksanaan
KEPUSTAKAAN 1. Active management of the third stage of labour:
prevention and treatment of postpartum hemorrhage: No.
235 October 2009 (Replaces No. 88, April 2000). Int J
Gynaecol Obstet. 2010;108(3):258-67
2. RCOG Green – top Guideline.Prevention and
Management of Postpartum Haemorrhage.Green-top
Guideline No. 52. Royal College Obstetricians and
Gynecology, May 2009
3. Manajemen Perdarahan Pasca Partum ALARM

Kuningan, Januari 2021


Direktur Rumah Sakit Permata Kuningan

dr. Herman Joyo


NIK.11102019001

Anda mungkin juga menyukai