Anda di halaman 1dari 27

KEPERAWATAN GADAR

MATERNITAS
KELOMPOK 2
DOSEN PEMBIMBING : Ns.Mariza Arfianti S.Kep.MAN

1.QOMARIYATUL ULYAH (21230131P)


2.KASIH (21230158P)
3.COKRO (21230063P)
4.AYU NOVIANTI RUSMAN(21230068P)
5.RENDI RAHMEDI (21230054P)
6.DWI HERTI MARLIAH (21230082P
Definisi
 Perdarahan post partum didefinisikan
sebagai kehilangan darah lebih dari 500 ml
setelah persalian vaginal atau lebih dari
1000 ml setelah persalinan .

 Perdarahan dalam jumlah ini dalam waktu


kurang dari 24 jam disebut sebagai
perdarahan post partum primer, dan
apabila perdarahan ini terjadi lebih dari 24
jam disebut sebagai perdarahan post
partum sekunder. (Nugroho,2012
EPIDEMIOLOGI
 Perdarahan post partum (PPP) bertanggung
jawab untuk sekitar 25% dari kematian ibu di
seluruh dunia (WHO, 2007), mencapai setinggi
60% di beberapa negara. PPP juga bisa
menjadi penyebab morbiditas berat jangka
panjang, dan sekitar 12% dari wanita yang
bertahan hidup PPP akan memiliki anemia
berat.
FAKTOR RISIKO

Riwayat perdarahan post partum pada


persalinan sebelumnya merupakan faktor
risiko paling besar untuk terjadinya
perdarahan post partum
Beberapa faktor lain yang perlu kita ketahui karena dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan post partum:

 Kehamilan ganda
 Bayi makrosomia
 Polihidramnion
 Abnormalitas fetus (hydrocephalus)
 Persalinan yang memanjang
 Penggunaan obat-obatan (anestesi halogen, nitrat, nsaid,
magnesium sulfat, beta-simpatomimetik, dan nifedipin)
 Persalinan traumatis
 Persalinan dengan induksi
 Persalinan pervaginam dengan riwayat persalinan
abdominal sebelumnya.
ETIOLOGI
 Etiologi dari perdarahan post partum dikenal
dengan empat proses dasar.
 proses-proses tersebut dikenal dengan 4T
(Tonus, Tissue, Trauma, dan Thrombin).
DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA
 Berikut merupakan penyebab dari perdarahan
post partum yaitu atonia uteri, perlukaan jalan
lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, kelainan
pembekuan darah.
Atonia Uteri
 Penanganan atoni uteri adalah dengan
melakukan pemijatan uterus, melahirkan
plasenta, dan memberi uterotonik untuk
meningkatkan kontraksi uterus sehingga
perdarahan dapat berhenti. Jika perdarahan
tidak berhenti, dilakukan kompresi bimanual
atau tampon kondom untuk menghentikan
perdarahan.
 Obat-obat Uterotonik
 Kompresi Bimanual Interna
 Kompresi Bimanual Eksterna
 Kompresi Aorta Abdominalis
 Tampon Kondom
 Prosedur Jahitan B-lynch
 Ligasi Arteri Uteri atau Arteri Iliaca Interna
(Hipogastrik)
 Embolisasi Arteri Uteri/ Arteri Illiaca Interna
 Histerektomi
Kompresi bimanual pada uterus

Kompresi aorta abdominalis

Kompresi Bimanual eksterna pada uterus


Tampon kondom Jahitan B-lynch

Histerektomi
Retensio Plasenta
 Penanganan retensio plasenta :
 Tentukan jenis retensio yang terjadi karena
berkaitan dengan tindakan yang akan diambil
 Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk
mengedan.
 Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 mL
NS/RL dengan 40 tetes per menit.
Lanjutan…
 Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan
plasenta, lakukan manual plasenta disertai
pemberian analgetik dan sedatif secara hati-
hati dan halus untuk menghindari terjadinya
perforasi dan perdarahan
 Lakukan transfusi darah apabila diperlukan
 Beri antibiotika profilaksis
 Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan
hebat, infeksi, syok neurogenik
Pengeluaran plasenta secara manual (manual
placenta)
Perlukaan Jalan Lahir
 Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi,
robekan spontan perineum, trauma forceps,
atau vakum ekstraksi, atau karena versi
ekstraksi.
Vagina dan Perineum

Tingkat laserasi vagina dan perineum


Penanganan ruptura perineum dan robekan
dinding vagina
 Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi
dan sumber perdarahan
 Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan
antiseptik
 Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian
ikat dengan benang yang dapat diserap
 Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling
distal dari operator
 Khusus pada ruptura perineum komplit (hingga anus dan
sebagian rektum) dilakukan penjahitan lapis demi lapis
dengan bantuan busi pada rectum.
Robekan Serviks
Ruptur Uteri
 Faktor risiko yang bisa menyebabkan antara
lain malpresentasi, riwayat operasi uterus
sebelumnya, dan persalinan dengan induksi
oksitosin. Ruptur uteri sering terjadi akibat
jaringan parut seksio sesarea sebelumnya.
Gangguan Pembekuan Darah
 Trombositopenia dapat berhubungan dengan
penyakit sebelumnya, seperti ITP (Immune
Trombositopenia Purpura) atau sindrom
HELLP(Hemolysis, elevated liver enzyme
levels, and low platelet levels) sekunder,
solusio plasenta, DIC (Disseminated Intra
Coagulation) atau sepsis.
Inversio Uteri
 Penanganan dari inversion uteri adalah
resusitasi cairan, debridemen endometrium,
dan reduksi manual uterus ke dalam kavum
abdomen dengan manuver Johnson
Penatalaksanaan pada Komplikasi
 Syok merupakan komplikasi paling sering dari
perdarahan post partum. Pasien dengan
perdarahan post partum memiliki 2 komponen
utama penanganan: (1) resusitasi dan
penanganan perdarahan obstetrik serta
kemungkinan syok hipovolemik, dan (2)
identifikasi dan penanganan penyebab
perdarahan.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
 Identitas pasien

 Riwayat kesehatan

 Pola aktifitas sehari-hari


Diagnosa keperawatan
 Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan volume secara aktif akibat
perdarahan.
 Ganguan rasa aman nyaman : nyeri
berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan , infiltrasi)
 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan
dengan trauma jaringan
TERIMAKASIH
ADA PERTANYAAN.. ?

Anda mungkin juga menyukai