HAEMORRHAGIC POSTPARTUM
Andi Nur Fadhilah Umar1, I Putu Fery Immanuel White2
1
Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako, Indonesia
2
Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
Abstract
Postpartum haemorrhagic is bleeding more than 500 cc happens after the baby is born vaginally or
more than 1.000 cc after sectio cesarea. The etiology of postpartum hemorrhage are uterine atony,
retensio placentae, genital tract laceration, retained placental tissue and coagulation disorders.
Postpartum hemorrhage is still a major problem in obstetrics. In addition to preeclampsia/eclampsia
and infection, postpartum hemorrhage is one of the main maternal deaths in both developed and
developing countries. It is therefor early diagnosis and prompt management is essential.
Keywords: Haemorrhagic Postpartum, Maternal Death
Abstrak
Perdarahan postpartum adalah keadaan kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah persalinan
pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan seksio sesarea. Penyebab perdarahan
postpartum meliputi atonia uteri, retensio plasenta, laserasi jalan lahir, sisa plasenta dan gangguan
pembekuan darah. Perdarahan postpartum masih merupakan masalah utama dalam bidang obstetri.
Selain preeklampsia/eklamsia dan infeksi, perdarahan postpartum termasuk kematian maternal utama
baik di negara maju dan negara berkembang, oleh sebab itu sangat penting untuk mengenali lebih dini
dan memberikan penanganan segera.
Kata kunci: Perdarahan Post-Partum, Kematian Maternal
LATAR BELAKANG
Postpartum haemorrhage/PPH adalah tonus yang disebabkan atonia uteri, menjadi
keadaan kehilangan darah lebih dari 500 ml penyebab tersering dan terpenting terjadinya
setelah persalinan pervaginam atau lebih dari PPH. Dikarenakan letak anatomis pembuluh
1000 ml pada persalinan seksio sesarea. darah pada otot uterus yang berada diantara
Perdarahan masih merupakan masalah utama sela-sela otot uterus, maka bila otot uterus
dalam bidang obstetri. Selain berkontraksi akan menutup pembuluh darah
preeklampsia/eklamsia dan infeksi, perdarahan tersebut. Menurut waktu terjadinya, PPH dibagi
termasuk kematian maternal utama baik di menjadi dua, yaitu PPH primer dan PPH
negara maju dan negara berkembang. sekunder. PPH primer dimaksudkan jika
Jumlah kematian ibu di Kabupaten/Kota perdarahan terjadi sampai 24 jam setelah
Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2021 adalah melahirkan. Sebaliknya, yang dimaksud dengan
sebanyak 109 kasus kematian. Penyebab utama PPH sekunder adalah perdarahan yang terjadi
kematian ibu masih disebabkan Perdarahan, setelah 24 jam sampai 6 minggu setelah
26.60%, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) melahirkan.
18,35%, Penyebab Infeksi 6,42 % dan
Penyebab Gangguan Jantung Sistem Peredaran Definisi
Darah 2,75%. Secara tradisional, post partum
PPH bukanlah suatu diagnosis akan tetapi haemorrhage (PPH) didefinisikan sebagai
suatu kejadian yang harus dicari kausalnya. kehilangan darah lebih dari 500 mL setelah
Penyebab PPH sering dibagi menjadi 4T yaitu selesainya kala 3 persalinan pervaginam atau
Tone, Trauma, Tissue, dan Trombin. Dari
keempat etiologi tersebut, kelainan Tone atau
Homeostasis Penatalaksanaan
Pada masa mendekati aterm, Bila PPH terjadi, harus ditentukan dulu
diperkirakan setidaknya 600 ml/menit darah kausa perdarahan, kemudian
mengalir ke uterus melalui ruang-ruang penatalaksanaannya dilakukan secara simultan,
interviler plasenta. Aliran darah masuk melalui meliputi perbaikan tonus uterus, evakuasi
arteri spiralis yang berjumlah sekitar 120 dan jaringan sisa, dan penjahitan luka terbuka
vena penyertanya. Dengan terlepasnya plasenta disertai dengan persiapan koreksi faktor
pada kala III persalinan, pembuluh-pembuluh pembekuan. Tahapan penatalaksanaan PPH
ini akan terputus. Hemostasis pada lokasi berikut ini dapat disingkat dengan istilah
implantasi plasenta pertama kali dicapai dengan HAEMOSTASIS.
kontraksi miometrium yang menekan sejumlah
pembuluh darah yang berukuran relatif besar
sehingga perdarahan berhenti. Selanjutnya
diikuti terbentuknya bekuan-bekuan darah yang
menyumbat lumen arteri spiralis. Sebaliknya
apabila tidak terjadi kontraksi uterus segera
setelah pelepasan plasenta akan terjadi
perdarahan postpartum yang hebat dan
membahayakan jiwa
Etiologi