Anda di halaman 1dari 24

PSIKIATRI BUDAYA

KEBUDAYAAN

• Adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara social oleh para anggota
masyarakat (Horton & Chester, 1993).
• Adalah seluruh system gagasan dan rasa, tidakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar (Koentjaraningrat, 2001).
• Adalah kebiasaan-kebiasaan individu yang dimiliki oleh sebagian besar warga masyarakat dan
menjadi kebiasaan social.
• Diartikan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai, dan cara berprilaku atau kebiasaan yang
dipelajari dan dimiliki secara bersama-sama oleh kelompok masyarakat (Pujileksono, 2`015).
SPIRITUAL

• adalah asal katanya dari bahasa Latin “spiritus” yang artinya napas dan “spirare” yang artinya
bernapas. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menjelaskan spiritual adalah istilah yang
menggambarkan hubungan dekat dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).
• Orang yang memiliki kemampuan spiritual sudah memiliki visi dan misi dalam hidupnya.
• Umumnya, seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi akan memiliki karakteristik :
Memiliki kesadaran diri, mengetahui apa yang menjadi nilai dalam hidupnya, apa yang dia
percayai, dan apa yang memotivasinya. Mampu mengatasi masalah sesuai prinsip dan keyakinan
yang dipegangnya.
• Spiritualitas ialah mempercayai terhadap Tuhan, contohnya seperti seorang Muslim yang
mengimani Allah sebagai pencipta seluruh yang ada di alam semesta ini. Spiritualitas
mempunyai hubungan antara manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan alat atau
instrument.
• Spiritualitas membantu individu dalam menemukan makna dan tujuan dalam hidup mereka dan
lebih menunjukkan nilai personalnya. Nilai personal ini merefleksikan hasrat untuk membuat
perbedaan dan membantu untuk membuat dunia lebih bermakna.
• Agama (formal) adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang dibebankan secara eksternal,
agama bersifat top-down, diwarisi dari Nabi/Kitab Suci atau ditanamkan melalui keluarga dan
tradisi. Spiritualitas ádalah kesadaran diri dan kesadaran individu tentang asal, tujuan dan nasib.
WUJUD BUDAYA

Artefak atau benda fisik


Kompleks aktivitas kelakuan manusia yang berpola
Sistem gagasan
Sistem gagasan yang sudah menjadi ideologi (keyakinan)
Wujud budaya berupa kompleks aktivitas kelakuan yang berpola sering disebut sebagai system
social. Sistem social terdiri dari aktivitas manusia yang saling berinteraksi dengan mengikuti
pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan.
Wujud budaya berupa system nilai, gagasan-gagasan, norma-norma, adat istiadat yang sifatnya
abstrak , tidak berbentuk, , tidak dapat diraba atau difoto. Wujud ini berfungsi sebagai tata
kelakuan yang mengatur, mengendalikan, dan memberi arah pada pada kelakuan dan perbuatan
manusia dalam masyarakat.
HUBUNGAN BUDAYA DENGAN KESEHATAN
JIWA

 Budaya terdiri dari symbol artefak, keyakinan, nilai dan sikap. Semuanya dimanifestasikan
dalam bantuk ritual, kebiasaan dan hukum, yang berpengaruh terhadap aspek bermasyarakat,
misalnya cara membesarkan anak, hiburan dan rekreasi.
 Sebagian besar budaya dipelajari secara tidak sadar melalui interaksi dalam kelompok, misalnya:
keluarga, teman, dan sekolah.
 Oleh karena sebagian besar nilai budaya diperoleh secara tidak sadar, maka prilaku yang muncul
akibat pengaruh budaya juga muncul secara tidaterhadap k sadar.
 Dalam bidang Kesehatan jiwa, aspek budaya tidak hanya berpengaruh terhadap pasien atau
klien, tetapi juga berpengaruh pemberi pelanan kesehatan jiwa.
 Pemahaman terhadap budaya merupakan hal penting dalam mengembnagkan pelayanan
Kesehatan jiwa yang responsive terhadap aspek sosiso kultural.
PENGARUH BUDAYA DALAM KESEHATAN
JIWA
1. PERSEPSI TERHADAP PENYAKIT
• Pasien dengan budaya dan etnis memiliki deskripsi gejala yang berbeda. Sebagai contoh, orang
Asia cenderung melaporkan gejala somatic, misalnya sakit kepala daripada gejala emosional.
Namun dalam wawancara lebih mendalam, mereka mengakui bahwa mereka mengalami gejala
emosional.
• Budaya berpengaruh terhadap sikap dan keyakinan mereka akan penyebab penyakitnya dan
persepsi mereka terhadap stigma gangguan jiwa. Persepsi terhadap penyakitakan berpengaruh
terhadap motivasi mencari terapi, dukungan, keluarga dan komunitas, seta dimana mereka
mencari pertolongan pertama.
PENGARUH BUDAYA DALAM KESEHATAN
JIWA
2. BUDAYA DAN FAKTOR SOSIAL
o Berperan sebagai kausa dalam suatu gangguan, dengan kuantitas yang berbeda.
o Gangguan jiwa dianggap sebagai suatu hasil dari interaksi komples antara biologi, psikologi,
social dan budaya.
PENGARUH BUDAYA DALAM KESEHATAN
JIWA
3. BUDAYA MEMENGARUHI POLA PENGASUHAN DALAM KELUARGA
• Sebagai contoh dalam budaya Jawa, ayah dianggap sebagai pusat dari keluarga inti yang harus
dihormati. Interaksi ayah dengan anak dalam budaya Jawa konservatif tidak terlalu intens,
sehingga ada Batasan antara ayah dg anak
• Bukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa keluarga bisa menjadi factor protektif bagi gangguan
jiwa, sekaligus bisa menjadi penyebab gangguan jiwa.
PENGARUH BUDAYA DALAM KESEHATAN
JIWA
4. Berdasarkan teori psikoanalisi dari Freud, budaya dan kepribadian saling berhubungan.
• Suatu kepribadian dianggap normal jika selaras dengan budaya setempat, dan dianggap
menyimpang jika tidak sesuai dengan budaya setempat.
PENGARUH BUDAYA DALAM KESEHATAN
JIWA
5. Budaya berhubungan dengan bagaimana seseorang menghadapi masalahnya setiap hari.
 Misalnya, orang Asia Amerika berpendapat bahwa memendam perasaan dan menghindar adalah
lebih baik daripada mengekspresikan perasaan secara terang-terangan. Mereka akan mencoba
menghadapi masalahnya sendiri. Afro Amerika cenderung menghadapi masalahnya secara aktif
dan tidak menghindar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai