Anda di halaman 1dari 4

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
29

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian


Setelah melakukan pengambilan data kepada masing-masing
responden diperoleh data hasil penelitian sebagai berikut ini:

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Total Responden (n=60)


Diare (n=30) Tidak Diare (n=30)
15-21 Tahun 1 3.33% 2 6.67%
22-28 Tahun 13 43.33% 18 60.00%
29-35 Tahun 11 36.67% 6 20.00%
Umur ibu
36-42 Tahun 4 13.33% 2 6.67%
43-49 Tahun 1 3.33% 1 3.33%
50-56 Tahun 0 0.00% 1 3.33%
SD 1 3.33% 2 6.67%
SMP 5 16.67% 4 13.33%
Pendidikan Ibu
SMA 19 63.33% 21 70.00%
Sarjana 5 16.67% 3 10.00%
10-24 Bulan 20 66.67% 25 83.33%
Umur Anak
25-59 Bulan 10 33.33% 5 16.67%
Jenis Kelamin Laki-laki 22 73.33% 17 56.67%
Anak Perempuan 8 26.67% 13 43.33%
Eksklusif 18 60.00% 25 83.33%
Pola Pemberian Tidak
12 40.00% 5 16.67%
ASI Eksklusif

Ya 30 100.0% 25 83.33%
Imunisasi MR
Tidak 0 0.00% 5 16.67%

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok kasus memiliki


persebaran umur ibu yang beragam, 1 orang untuk rentang umur 15-21 tahun
dengan persentase 3.33%, 13 orang untuk rentang umur 22-28 tahun dengan
persentase 43.44%, 4 orang untuk rentang umur 36-42 tahun dengan
persentase 13.33%, 1 orang untuk rentang umur 43-49 tahun dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

persentase 3.33% dan tidak ada responden dengan umur ibu untuk rentang
umur 50-56 tahun pada kelompok kasus. Kelompok kontrol memiliki 2 orang
untuk rentang umur 15-21 tahun dengan persentase 6.67%, 18 orang untuk
rentang umur 22-28 tahun dengan persentase 60.00%, 6 orang untuk rentang
umur 36-42 tahun dengan persentase 20.00%, 1 orang untuk rentang umur
43-49 tahun dengan persentase 3.33% dan 1 orang untuk rentang umur 50-56
tahun dengan persentase 3.33%.
Kategori berikutnya yaitu pendidikan ibu, kategori ini dibagi menjadi
tingkatan SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan Sarjana. Pada
kelompok kasus didapatkan tingkat pendidikan ibu SD/sederajat sebanyak 1
orang (3.33%), SMP/sederajat 5 orang (16.67%), SMA 19 orang (63.33%)
dan sarjana 5 orang (16.67%). Kelompok kontrol didapatkan tingkat
pendidikan ibu SD/sederajat sebanyak 2 orang (6.67%), SMP/sederajat 4
orang (13.33%), SMA 21 orang (70.00%) dan sarjana 3 orang (10.00%). Dari
persebaran tersebut dapat diketahui bahwa tingkatan SMA/sederajat
menempati peringkat tertinggi untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol.
Kategori umur anak dengan rentang 10-24 bulan menjadi yang paling
tertinggi untuk kelompok kontrol dan kelompok kasus, dengan 25 orang
(83.33%) pada kelompok kontrol dan 20 orang (66.67%) pada kelompok
kasus. Rentang umur lainnya yaitu 25-59 bulan pada kelompok kontrol
terdapat 5 orang (16.67%) dan kelompok kasus 10 orang (33.33%).
Kategori jenis kemalin anak pada kelompok kontrol dan kasus jenis
kelamin lali-laki memiliki jumlah yang lebih banyak dengan 17 orang
(56.67%) pada kelompok kontrol dan 22 orang (73.33%) pada kelompok
kasus. Untuk jenis kelamin perempuan pada kelompok kasus sebanyak 13
orang (43.33%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 8 orang (26.67%).
Kategori pola pemberian ASI eksklusif kepada anak menjadi yang
tertinggi untuk kedua kelompok, 18 orang (60%) untuk kelompok kasus dan
25 orang (83.33%) untuk kelompok kontrol. Untuk pola pemberian non ASI
eksklusif sebanyak 12 (40%) untuk kelompok kasus dan 5 orang (16.67%)
untuk kelompok kontrol.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Kategori selanjutnya ada status imunisasi MR pada anak dimana pada


kelompok kasus 30 orang (100%) ter imunisasi sedangkan untuk kelompok
kontrol 25 orang (83.33%) yang mendapatkan imunisasi MR dan 5 orang
(16.67%) yang tidak mendapatkan imunisasi MR.

B. Data Hasil Analisis


Penelitian ini menggunakan jenis analisis bivariat untuk mengetahui
hubungan antar masing masing variabel bebas; pola pemberian ASI dan status
imunisasi MR dengan diare sebagai variabel terikat. Analisis bivariat
dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square, uji ini dipilih untuk
menentukan adanya hubungan yang signifikan antara masing masing variabel
bebas dengan variabel terikat. Analaisis bivariate untuk variabel status
imunisasi dilakukan dengan uji Fisher’s Exact. Sementara untuk analisis
multivariat tidak dilakukan karena syarat tidak terpenuhi, yaitu salah satu
variabel bebas dengan variabel terikat tidak memiliki hubungan yang
signifikan. Selain itu, pada penelitian ini juga menghitung besar Odds Ratio
untuk mengetahui besarnya risiko suatu keadaan serta mencari tahu 95% CI
untuk mengetahui dan menganalisis nilau upper bound dan lower bound, jika
nilai yang didapatkan melewati angka 1 maka dianggap tidak ada perbedaan
secara signifikan.
Berikut adalah hasil analisis bivariat dari masing masing variabel
bebas terhadap variabel terikat:

Tabel 4.2. Hubungan antara Diare dengan Pola Pemberian ASI

Total Responden
(n=60)
Varabel OR CI=95%
Tidak P Value
Diare
Diare
(n=30)
(n=30)
ASI Eksklusif
18 25
Tidak ASI Eksklusif 0.3 0.09-1.00
12 5 0.045
Total
30 30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

Berdasarkan hasil analisis bivariat (Tabel 4.2.), terdapat nilai


ekspektasi dibawah 5 pada 2 tabel sehingga dilakukan penggabungan tabel.
Variabel pola pemberian ASI memiliki nilai P Value=0.045 yang mana p <
0.05 (CI=95%) sehingga menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara pola pemberian ASI terhadap penyakit diare. Odds Ratio
untuk variabel pola pemberian ASI sebesar 0.3 dengan CI 0.09-1.00, CI tidak
melebihi 1 sehingga terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik. Odds
Ratio menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif pada anak berisiko 0.3
kali terkena diare jika dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan
ASI eksklusif, dengan nilai Odds Ratio yang <1 menunjukkan bahwa
pemberian ASI eksklusif menjadi fator protektif terhadap penyakit diare.

Tabel 4.3. Hubungan antara Diare dengan Status Imunisasi MR

Total Responden (n=60)


Varabel
Diare Tidak Diare P Value
(n=30) (n=30)
Imunisasi MR
30 25
Tidak Imunisasi MR
0 5 0.052
Total
30 30

Berdasarkan hasil analisis bivariat (Tabel 4.3.), status imunisasi MR


menggunakan uji Fisher’s Exact didapatkan korelasi phi (p) 0.052 yang mana
p > 0.05 (CI=95%) sehingga menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan
yang signifikan antara pola pemberian ASI terhadap penyakit diare.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pola pemberian ASI
memiliki hubungan yang signifikan dengan diare, namun status imunisasi MR
tidak ada hubungan yang signifikan dengan diare sementara hipotesis pada
penelitian ini, yaitu terdapat hubungan antara penyakit diare dengan pola
pemberian ASI dapat diterima dan hubungan antara penyakit diare dengan
status imunisasi MR pada balita, ditolak.

Anda mungkin juga menyukai