Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS

HASANUDDIN
Our Team

Qolbi Khaerun Nisa Sitti Andriani Anwar Ayu Auralia Safira


K11115307 K11115533 K11115321
REMAJA umumnya dimulai pada usia 12
/13 tahun hingga usia akhir
belasan tahun/awal dua
puluhan tahun dimana
perkembangannya merupakan
proses untuk mencapai
kematangan dalam berbagai
aspek sampai tercapainya
tingkat kedewasaan.
MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA MENURUT WHO :

A Definisi dan ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja

B PENYAKIT KELAMIN

C KEHAMILAN DILUAR NIKAH

D TERJADI ABORSI

E PERNIKAHAN DINI
58 remaja putri yang hamil di luar
nikah berupaya melakukan

% aborsi.

32%

10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia terjadi 43% aborsi per 100
kelahiran
hidup. Aborsi tersebut dilakukan oleh perempuan di perkotaan sebesar 78% dan
48 dari 1000 remaja mengalami
kehamilan yang mengakibatkan terjadinya Remaja Inonesia melakukan
peningkatan angka aborsi pada remaja.
hubungan seks diluar nikah

tidak
37% pern
ah
63%

Dari 94.270 perempuan

Hamil diluar nikah

melakukan aborsi

20% 20% 21% 21%


Dalam Al-Qur’an perbuatan zina sebelum menikah tidak
hanya dilarang, namun mendekatinya pun tidak boleh
karena dapat mengakibatkan pebuatan yang sangat keji
contohnya seperti aborsi.

Telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah al-Isra’:32

“Dan janganlah kamu mendekati zina;


Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji.dan suatu jalan yang buruk.”
Pappaseng
Tomatoaberisikan petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang
orang Bugis zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani
hidup dalam masyarakat dengan baik.
32%
SEKOLAH dibutuhkan dan
diperlukan bagi remaja untuk
mencegah terjadinya seks pranikah,
remaja lebih berhatihati dan
bertanggungjawab terhadap kesehatan
reproduksinya dan tertanganinya
masalah-masalah tentang seksual dan
kesehatan reproduksi.
ALOKES
UPAYA OPTIMALISASI ASPEK PENDIDIKAN MENENGAH MELALUI
PAPPASENG TOMATOA DAN KONSEP ISLAMI UNTUK MENCAPAI
TUJUAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SDGs 2030
METODE PENELITIAN
Teknik pengambilan data melalui penyebaran
kuesioner dengan metode probability
sampling yaitu stratified random sampling

penelitian ini ditentukan dengan sengaja


(purposive), yang dilakukan di SMP
Negeri 12 Makassar.

Sampel penelitian adalah remaja


perempuan dan laki-laki yang belum
menikah umur 13–15 tahun yang
menduduki kelas 8 di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 12
Makassar
HASIL
60%
8
40% 6

20% 4
2
0%

AH
A
AN AK IA 0
L TU M E T ED
O Kurang Cukup Baik
EK
G TE C M
S AN A AL
OR E DI SI
M S O

62,1% responden mendapatkan 58,6% responden


pengetahuan mengenai kesehatan menyatakan memiliki
reproduksi yang berasal dari sekolah pengetahuan yang cukup
50%

40% 120

30% 100
20% 80
10% 60
0% 40

20

0
Ya Tidak

99,6% respoden
44,8% responden masih
menyatakan bahwa tidak ada
merasa malu ketika menerima
Manfaat dari pengetahuan
pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi dalam
kesehatan reproduksi
kehidupan sehari -hari
mereka
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Ya Tidak

74,4% responden menyatakan setuju dengan diadakannya


ALOKES atau muatan lokal dengan konteks kesehatan
reproduksi remaja
A Sebagai solusi inovatif

L Optimalisasi mulok

Kespro remaja
O
Mencapai tujuan preventif
K
Edukasi kesehatan repoduksi dengan
E maksimal

S Pengimplementasian remaja SMP


yang sedang melalui masa puberty
Topik ALOKES
1 Definisi dan ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja

2 Tumbuh kembang remaja

3 Gizi remaja

4 Abortus

5 Penyakit Menular Seksual (PMS)

6 Pernikahan dini
Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
7 kesehatan reproduksi
Alur Koordinasi Implementasi ALOKES di
Sekolah Menengah Pertama
ALOKES Melalui Pappaseng Tomatoa
dengan Konsep Islami

proses pembelajaran ALOKES


akan menjadi nasehat-
Pappasen nasehat kepada anak didik.
g Pappaseng Tomatoa memiliki
nilai lebih sebab akan terasa
Tomatoa lebih sakral.
Cirinnai siri’mu nasaba siri’e mitu rionroang rilino.

Nakko teddengngi siri’mu, wajo-wajomitu monro,


malebi’i mualai amatengnge.
Naia tau de’e siri’na, maddupa tau mi,de lainna ol
okolo’e.

Artinya:
Jagalah rasa malumu (kehormatanmu) karena rasa malulah yang selalu dijaga d
idunia. Jika rasa malu (kehormatan) telah hilang, tinggallah bayangan saja, ak
an lebih baik jika kamu tidak hidup (mati). Karena orang yang tidak
memiliki rasa malu, tidak ubahnya seperti hewan.
Konsep Islami
Murid perempuan dan laki-laki harus dipisah
(tidak
bercampur baur atau ikhtilat)

Tenaga pendidik, yang kiranya apabila kelas


perempuan, gurunya juga perempuan, apabila kelas
laki-laki, gurunya pun laki-laki.

Anak didik diajarkan mengenai kebersihan


reproduksi sesuai dengan panduan yang Islami.
D
D
Thank you
This text can be replaced with your own text

Anda mungkin juga menyukai