Anda di halaman 1dari 52

Psikogeriatri

I.G.B. Indro Nugroho, dr.SpKJ

Bagian Psikiatri
FK UNS/RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
Psikogeriatri
GEROS = GERIAS = UMUR TUA, IATROS =
DOKTER= PENGOBATAN
SECARA HARAFIAH GERIATRI BERARTI
PENYEMBUHAN ATAU PENGOBATAN MEDIK
BAGI INDIVIDU USIA LANJUT
GERIATRI = CABANG ILMU KEDOKTERAN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN PROSES
PENUAAN DAN PENYAKIT PADA USIA LANJUT
DI BIDANG PSIKIATRI HAL INI,
BERHUBUNGAN DENGAN PENGOBATAN
MEDIK ATAU PENYEMBUHAN GANGGUAN
JIWA LANSIA
PENDAHULUAN

Indonesia (2021) : 30,16 juta


jiwa (11, 01%)
Tahun 2030 : 42 juta jiwa
PENUAAN
SIKLUS KEHIDUPAN
(TEORI PSIKOSOSIAL)
STADIUM 1 : BASIC TRUST vs BASIC MISTRUST ( lahir – 1
tahun)
STADIUM 2 : AUTONOMY vs SHAME & DOUBT (1 – 3 tahun)
STADIUM 3 : INITIATIVE vs GUILT (3 – 5 tahun)
STADIUM 4 : INDUSTRY vs INFERIORITY (6 – 11 tahun)
STADIUM 5 : IDENTITY vs ROLE DIFFUSION (11 – masa
akhir remaja)
STADIUM 6 : INTIMACY vs ISOLATION (21 – 40 TAHUN)
STADIUM 7 : GENERATIVITY vs STAGNATION (40 – 65
tahun)
STADIUM 8 : INTEGRITY vs DESPAIR (65 tahun ke atas)
STADIUM 7 : GENERATIVITY vs STAGNATION
(40 – 65 tahun)
Generativitas
membentuk generasi yang berkualitas, terlibat dalam
penyiapan generasi yang baik di masyarakat
Stagnan
mandul, tidak menghasilkan apa-apa dalam
kehidupannya
STADIUM 8 : INTEGRITY vs DESPAIR (65
tahun ke atas)
Integritas
Rasa puas dalam kehidupan sebagai hasil
produktivitas dalam kehidupan sebelumnya
Putus Asa
Putus asa dalam menghadapi masa akhir kehidupan
RENUNGAN

“ Allah menciptakan kamu, kemudian


mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada
yang dikembalikan kepada umur yang paling
lemah (demensia), supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang pernah
diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa”
QS. 16 (An Nahl) : 70
Gangguan Jiwa
pada Lansia
The Epidemiologic Catchment Area(ECA) : 20% orang
Amerika berusia 55 tahun atau lebih mengalami
gangguan jiwa (termasuk demensia)
Konsensus Konferensi Geriatri ttg Gangguan mental :
25% atau lebih lansia mengalami gangguan jiwa
Penuaan Normal
Perubahan Kemampuan Kognitif :
1. Kecepatan pemrosesan informasi
2. Working memory
3. Kemampuan sensorik dan persepsual
1. Kecepatan Pemrosesan Informasi
Menurunnya kecepatan pemrosesan dan respon
terhadap informasi baru
Mempengaruhi perhatian, memori, dan pengambilan
keputusan (bahkan thd tugas yg tdk memerlukan
kecepatan)
2. Working Memory
Working memory : kemampuan menahan dan
mengolah informasi (baru) terganggu
Misalnya: mengingat nomor telepon, menghitung
harga barang(diskon), memperkirakan jarak
Mempengaruhi kemampuan kognitif kompleks
seperti penalaran dan fungsi eksekutif lain, belajar dan
mengingat informasi baru
3. Kemampuan sensorik dan Persepsual
Menurunnya kemampuan visual, auditorik, dan
persepsi yang lain, mengenal sesuatu yg baru lebih
lama
Perlu usaha dan waktu ekstra utk memproses
informasi krn masalah sensorik dan persepsi
Memori jangka panjang biasanya tetap baik, akan
tetap terajaga, banyak lainsia sering cerita ttg masa
lalu
Fungsi eksekutif : adalah kemampuan kognitif yg
diperlukan utk melakukan perilaku yg bertujuan dan
adaptasi utk berubah(misalnya : penalaran,
perencanaan, mengantisipasi perilaku, mengamati
perilaku seseorang, dll)
Fungsi eksekutif melibatkan aktivitas berbagai regio
otak(terutama korteks prefrontal dan frontal-
subkortikal)
Implikasi Klinis Perubahan Kognitif
Overdiagnosis thd demensia (pada lansia dg tingkat
pendidikan rendah)
Underdiagnosis thd demensia (pada lansia yang
tampak sehat dg tingkat pendidikan yg tinggi)
Hubungan dokter-pasien, pemilihan dan pengawasan
pengobatan, psikoterapi (lebih sulit)
DEMENSIA
MERUPAKAN SINDROMA YANG MENUNJUKKAN
ADANYA GANGGUAN DAYA INGAT DAN KOGNISI
YANG DISERTAI OLEH PENURUNAN FUNGSI
SOSIAL DAN PEKERJAAN TANPA GANGGUAN
KESADARAN
“MA6” Mnemonic for Dementia
Memory impairment; and one of the following four items:
Apraxia
Aphasia
Agnosia
Abstraction and other executive functioning
plus
Absence of clouding of consciousness
Ability to function is impaired
Tipe Demensia
Diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya
Alzheimer Disease : 60 – 70%
Vaskuler : 10 – 30%
Mixed (AD + Vaskuler) : 10%
Lewy Body : 10 – 25%
Depresi : 5 – 15%
Frontotemporal : 5 – 10%
Kondisi medik lain : Parkinson, Huntington, Pick,
Creutzfeld-Jacob, dll) : 10 – 20%
Perbedaan Demensia & Delirium
Gangguan yang Terjadi
Gangguan Perilaku
• Agitasi, gelisah, hiperaktif
• Agresi verbal / fisik
• Gangguan ritme diurnal
• Gangguan makan/nafsu makan
• Mengembara
• Sundowning (berkaitan dengan agitasi & teriak-teriak
pada malam hari/sore hari)
• Perilaku sosial yg tdk pantas, misalkan suka menggoda
lawan jenis
Gangguan Psikologis
• Cemas, depresi, irritabel
• Waham paranoid
• Halusinasi
• Misidentifikasi, Ketika dia mengaca melihat seolah2 yg
dikaca adalah bukan dirinya, misalkan dia
menganggpa bayangan dirinya di cermin adalah
pencuri, dia lupa bahwa dirinya sudah tua
Behavioral and Psychological Symptoms of
Dementia (BPSD)
BPSD adalah bagian integral dari demensia
BPSD meyebabkan penderitaan, perawatan prematur,
meningkatnya biaya perawatan, hilangnya kualitas
hidup pasien, keluarga, dan caregiver
BPSD terjadi pada kira-kira pada 90% pasien
demensia yg dirawat di rumah
BPSD terjadi pada berbagai fase penyakit
Terutama terjadi pada saat perburukan gejala
demensia
Terjadi selama periode tertentu dari gangguan
demensia
Penanganan
Dahulukan intervensi nonfarmakologis, msialkan
sundowning, Ketika matahri tenggelam pasien teriak2,
makannya dibuat ruangnnya terang
Apabila tidak berhasil, intervensi obat ditujukan pada
gejala-gejala psikiatrik yg menonjol misalnya
antipsikosis, antidepresi atau antiansietas
Intervensi Farmakologis
Mulai dengan monoterapi, 1 obat saja
Mulai dg 1/3 – ½ Dosis dewasa
Dititrasi pelan-pelan
Intervensi nonfarmakologis jangan dihentikan
Farmakoterapi
Farmakoterapi
Gangguan Mood pada Lansia
Kesedihan/Duka Cita “Normal”
Memenuhi sebagian atau semua kriteria depresi
kecuali keinginan bunuh diri, psikosis, harga diri atau
fungsi yg sangat menurun dan retardasi psikomotor
Tahap Kesedihan/Duka Cita “Normal”(Glick
et all, 1974)
Mgg I stlh kematian orang yg dicintai : terpaku, shock,
tidak percaya, merasa hampa, disertai dg kecemasan,
sulit tidur, keluhan somatik
Tahun I stlh kematian : tahap penyesuaian
Setelah tahun pertama : fase recovery
Depresi pada Lansia
Kurang terdiagnosis & terobati
Prevalensi + 15% di atas usia 65 tahun
Gejala tidak khas
Dianggap sebagai gejala penuaan yg umum/normal
Etiologi
Biologis : berkurangnya sel-sel saraf dan
neurotransmiter, risiko genetik, penyakit fisik
Psikologis: kurangnya harga diri, kepribadian yg kaku
Sosial : kesepian, kematian pasangan, kemiskinan,
penyakit fisik, dll
Beberapa Obat Yang Dapat Menyebabkan Depresi
Digoksin
L-Dopa
Steroid
Beta-Bloker
Anti-hipertensi lainnya
Pemakaian Benzodiazepin kronis
Fenobarbital
Pemakaian neuroleptik kronis
Gejala Depresi (ICD-X)
Gejala Umum
• Mood/afek depresi
• Anhedonia
• Kehilangan energi
Gejala Lainnya
• Kurang harga diri
• Kurang konsentrasi
• Rasa bersalah/berdosa
• Pesimis tentang masa depan
• Menyakiti diri sendiri/ide bunuh diri
• Gangguan tidur
• Gangguan makan
Klasifikasi Depresi menurut ICD 10
Episode Depresi : ringan, sedang, berat
Depresi Berulang
Gangguan Afektif Bipolar
Gangguan Mood/Afektif menetap (Distimia)
Gangguan Mood lainnya
Episode depresi berat dg gambaran
melankholik
Mood/afek depresi
Hipokhondriasis
Perasaan rendah diri
Perasaan tidak berguna
Kecenderungan menyakiti diri sendiri dg ide paranoid
dan bunuh diri
DEPRESI AGITATIF
Peningkatan aktivitas
Mondar-mandir
Meremas-remas tangan
Perlu perhatian terus-menerus
Menyulitkan keluarga/pasangan hidup
DEPRESI TERSELUBUNG
ISTILAH LAMA, TETAP MASIH BISA DITERAPKAN
BAGI KELOMPOK KHUSUS DEPRESI PADA LANSIA
PERLU PENCARIAN GEJALA DAN TANDA DEPRESI
LAINNYA
PSUEDODEMENSIA
SERING DIGUNAKAN UNTUK PASIEN DEPRESI YANG
MENUNJUKKAN ADANYA PENURUNAN DAYA INGAT
YG BERMAKNA
DG TERAPI DEPRESI YG EFEKTIF AKAN
MENGHILANGKAN GGN KOGNITIFNYA
BISA MEMBAWA KE PROGNOSIS YG KURANG BAIK
DALAM JANGKA PANJANG DG RISIKO TINGGI UNTUK
TERJADINYA DEMENSIA YANG IREVERSIBEL
Bunuh Diri pd Lansia
Berhubungan dg depresi
Lansia lebih rentan dibanding orang yg lebih muda
Laki-laki > wanita
Berkabung, kesepian, & isolasi sosial
Pemakaian alkohol meningkatkan risiko bunuh diri
TERAPI DEPRESI
PADA LANSIA
HARUS MEMPERTIMBANGKAN KERENTANAN
PSIKOLOGIS LANSIA YANG SENSITIF THD EFEK
SAMPING PSIKOTROPIK
HIPOTENSI POSTURAL YG SERING DI JUMPAI
DAPAT MEMPUNYAI AKIBAT SERIUS DAN FATAL
DIPERBURUK OLEH EFEK SEDATIF ANTIDEPRESAN
DENGAN KECENDERUNGAN BESAR UNTUK JATUH
TERAPI DEPRESI PADA LANSIA
MEMPERHATIKAN KEMUNGKIAN ADANYA
RIWAYAT PENYAKIT KARDIOVASKULAR PADA
LANSIA
MULAI DG DOSIS RENDAH (1/3 - ½ DOSIS
DEWASA) & DINAIKKAN PERLAHAN
TERAPI PILIHAN PERTAMA ADALAH SSRI
(SELECTIVE SEROTONIN RE-UPTAKE INHIBITOR),
MISALNYA FLUOKSETIN
Gangguan Cemas pada Lansia
Sering tampil dengan keluhan fisik shg kurang
terdiagnosis & terobati
Yang timbul adalah Gangguan cemas menyeluruh,
gangguan Panik, fobia, OCD, gangguan terkait stres,
gangguan somatoform
Kondisi medis umum yg dapat menimbulkan
gejala kecemasan
Obat-obatan yg menimbulkan gejala kecemasan
Penanganan
Intervensi non farmakologis (psikoterapi)
didahulukan
Intervensi farmakologis : treatment of choice adalah
golongan benzodiazepin
Perlu dipertimbangkan efek akumulasi obat dalam
tubuh
Psikosis(Skizofrenia) Onset Lambat
Gejala psikotik(skizofrenia) yang baru muncul setelah
usia 40 tahun
Sedangkan yg baru muncul setelah usia 60 tahun
disebut dg psikosis(skizofrenia) onset sangat lambat
Diagnosis Banding
Gangguan mood dg gejala psikosis
Demensia dg gejala psikosis
Pengobatan
Psikofarmaka : risperidon(lini pertama. Antispikotik
yg atypical), olanzapin, quetiapin, aripiprazole(lini
kedua)
Nonpsikofarmaka : psychosocial-behavioral therapy
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai