Anda di halaman 1dari 17

PERDARAHAN FITRIA HARI

WIBAWATI
POST PARTUM NIM : 011624653004
DEFINISI
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi segera
setelah persalinan melebihi 500 cc yang dibagi menjadi bentuk
perdarahan primer dan perdarahan postpartum sekunder
Perdarahan post partum Perdarahan post partum
primer : Perdarahan sekunder : Perdarahan
berlangsung dalam 24 jam postpartum setelah 24 jam
dengan pertama jumlah pertama dengan jumlah
500 cc atau lebih. Ex : 500 cc atau lebih. Ex :
atonia uteri, Retensio tertinggalnya sebagian
plasenta, robekan jalan plasenta, infeksi tempat
lahir implantasi plasenta
DIAGNOSIS PERDARAHAN
POSPARTUM
Terjadi perdarahan segera setelah bayi lahir

Jumlah sekitar 500 cc

Keluar pada umumnya mendadak,tanpa disadari

Dapat diikuti dengan menurunnya kesadaran

Dapat diikuti dengan perubahan sistem kardiovaskuler


PENYEBAB
PERDARAHAN
POSTPARTUM
Retensio Inversio
Atonia uteri
Plasenta Uteri

Laserasi
Hematoma Robekan
Traktus
Perineum jalan lahir
Genetalia
FAKTOR PREDISPOSISI
PERDARAHAN POSTPARTUM
Dugaan Sebelum Hamil Kemungkinan HPP setelah hamil
 Riwayat perdarahan postpartum berulang  Ibu hamil dengan anemia
 Grandemultipara  Grandemultipara
 Terdapat mioma uteri  Regangan uterus yang berlebihan :
 Penyakit darah :  Hidramnion
 Idiopatik trombositopenia purpura  Hamil ganda atau makrosemia
 Gangguan pembekuan darah  Perdarahan pada kehamilan tua
 Leukemia  Plasenta previa
 Solusio plasenta
 Gangguan jalan persalinan
 Prolong labor
 Neglected labor
 Persalinan operatif
 Akibat anestesia
 Persalinan per vaginam dengan tindakan transabdominal
 Kesalahan tatalaksana kala III
 Gangguan pembekuan darah akut
 Emboli air ketuban
 Infeksi : khorioamnionitis
ATONIA UTERI
PENANGANAN ATONIA
UTERI
RETENSIO PLASENTA
TERAPI RETENSIO
PLASENTA
Kalau plasenta dalam ½ jam setelah anak lahir, belum memperlihatkan
gejala-gejala perlepasan, maka dilakuakan pelepasan plasenta manuil.
Teknik pelepasan plasenta secara manual : alat kemaluan luar pasien di
desinfeksi begitu pula tangan dan lengan bawah penolong. Setelah
memakai sarung tangan, labia dibeberkan dan tangan kanan masuk secara
obstetri ke dalam vahina. Tangan luar menahan fundus uteri. Tangan dalam
menyusur tali pusat yang sedapat-dapatnya diregangkan oleh asisten.
Setelah tangan dalam sampai ke plasenta, maka tangan pergi ke pinggir
plasenta dan sedapat-dapatnya mencari pinggir yang sudah terlepas.
Kemudian dengan sisi tangan sebelah kelingking, plasenta dilepaskan
ialah antara bagian plasenta yang sudah terlepas dan dinding rahim dengan
gerakan yang sejajar dengan dinding rahim. Setelah plasenta terlepas
seluruhnya, plasenta dipegang dan dengan perlahan-lahan ditarik ke luar.
INVERSIO UTERI
TERAPI INVERSIO UTERI
 Reposisi dengan narcose sesudah shock teratasi (secara Johnson).
Kalau plasenta belum lepak, sebaiknya plasenta jangan dilepaskan
dulu sebelum uterus di reposisi karena dapat menimbulkan perdarhan
banyak.
 Setelah reposisi berhasil diberi pitocin drip dan dapat jjuga
dilakukan tamponnade rahim supaya tidak terjadi lagi inversio.
 Kalau reposisi manuil tidak berhasil dilakukan reposisi operatif.
LASERASI TRAKTUS
GENETALIA
L. Perineum

• Laserasi terbatas yg mengenai


L. Vagina sepertiga tengah atau atas vagina

Cedera • Peregangan berlebihan jalan lahir


Levator Ani
Cedera Pada
serviks
PENANGANAN LASERASI
TRAKTUS GENETALIA
Apabila laserasi terbatas pada serviks, atau bahkan apabila agak meluas kedalam
forniks vagina, penjahtan serviks setelah dipajankan di vulva biasanya akan
memberi hasil memuaskan. Visualisasi paling jelas diperoleh apabila asisten
melakukan tekanan kuat pada uterus ke arah bawah sementara operator menarik
porsio dengan forseps ovum atau spons. Karena perdarahan biasanya datang dari
sudut atas luka, jahitan pertama dipasang tepat di atas sudut dan diarahkan ke
operator. Laserasi vagina yang menyertai dapat ditampon dengan kassa untuk
menghambat perdarahan sementara dilakukan perbaikan laserasi serviks. Dapat
digunakan jahitan interrupted atau jelujur dengan benang yang dapat diserap.
HEMATOMA PERINEUM
Hematoma masa nifas diklasifikasikan sebagai hematom vulva, vulvovagina,
paravagina, atau retroperitoneal.
Pada stadium awal, hematom membentuk pembengkakan bulat yang menonjol ke
dalam bagian atas saluran vagina dan mungkin hampir menutupi lumennya.
Terapi : hematoma vulva yang kecil dan teridentifikasi setelah pasien keluar dari
kaber dapat dibiarkan, namun apabila nyerinya parah, atau apabila hematom terus
membesar insisi segera. Insisi dilakukan di titik ditersi maksimum disertai
evakuasi darah dan bekuan serta ligasi titik-titik perdarahan.
RUPTURE UTERI

Rupture uteri dapat terjadi akibat cedera atau anomali


yang sudah ada sebelumnya, atau dapat berkaitan
dengan trauma, atau menjadi penyulit persalinan pada
uterus yang sebelumnya tidak memiliki parut.

Faktor predisposisi rupture uteri yang sering dijumpai


adalah riwayat manipulasi atau operasi traumatik,
misalnya kuretase, perforasi atau miomektomi.
PENANGANAN
PERDARAHAN
SEKUNDER
Persiapan terapi perdarahan postpartum sekunder :
Infus dan transfusi darah
Tergantung dari sumber perdarahannya
Perdarahan berasal dari perlukaan yang terbuka : dijahit kembali, evaluasi
kemungkinan terjadi hematoma
Perdarahan berasal dari bekas implantasi plasenta : lakukan anatesi dengan
demikian kuretase dapat dilakukan dengan aman dan bersih, jaringan yang
didapatkan harus dilakukan pemeriksaan untuk memperoleh kepastian
Perawatan terapi sekunder perdarhan postpartum :
a) Rehidrasi diteruskan sampai tercapai keadaan optimal
b) Berikan antibiotika
c) Berikan pengobatan suportif : gizi yang baik, vitamin dan praparat Fe
d) Terapi lanjut tergantung dari : hasil patologi anatominya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai