Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR KASUS

“Asuhan Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis


Pada Ny.R dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Intensive Care Unit
RSUD Pandan Arang Boyolali”

Disusun Guna Memenuhi Penugasan Pada Stase Gawat Darurat dan Kritis

Dosen Pembimbing : Siti Fadlilah.,S.Kep.,Ns.,MSN

Disusun Oleh Kelompok 19 :


1. Ganjar Hadi Sulistiyo (21160018)
2. Mita Fadila (21160064)
3. Devi Grahasia Sianturi (21160078)

Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Program Profesi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan keadaan yang muncul karena adanya gangguan peredaran

darah di otak yang mengakibatkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga

menyebabkan seseorang menderita kelumpuhan bahkan kematian (Purwanto, 2016)

Stroke dapat menyebabkan lumpuh sebagian tubuh, kehilangan keseimbangan,

kehilangan pengelihatan, kehilangan pendengaran, tidak mampu untuk memahami kata-

kata hingga kesulitan bicara (Yulianto, 2011). Kecelakaan serebrovaskuler atau stroke

merupakan penyebab kematian nomor dua serta penyebab utama nomor tiga dari

kelumpuhan fisik di dunia (Johson dkk, 2016).

Prevalensi penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit ginjal kronis, diabetes

mellitus, hipertensi dan stroke berdasarkan hasil Riskesda, 2018 meningkat dibandingkan

tahun 2013. Secara nasional prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan

diagnosis dokter pada penduduk umur > 15 tahun sebesar 10,9% atau diperkirakan

sebanyak 2.120.362 orang. Provinsi Kalimantan Timur (14.7%) dan DI Yogyakarta

(4,6%) merupakan prevalensi tertinggi stroke di Indonesia, sedangkan di Jawa Tengah

(12,0%). Berdasarkan usia terbanyak yang terjadi pada pasien stroke ialah usia 55-64

tahun sebanyak 33,3% (Riskesdas, 2018).

Stroke sebagai salah satu penyakit tidak menular yang kerap terjadi sekarang.

Serangan stroke dapat muncul secara mendadak, cepat, dan progresif yang terjadi karena

gangguan diperedaran darah otak non traumatik. Gangguan pada syaraf yang terjadi dapat

menimbulkan beberapa gejala seperti : terjadinya kelumpuhan pada anggota gerak dan
wajah, bicara tidak jelas dan tidak lancar, gangguan penglihatan, perubahan kesadaran,

dan lain sebagainya yang mempunyai tingkat morbiditas cukup tinggi sehingga dapat

menyebabkan terjadinya kecacatan pada seseorang. Kondisi tersebut biasa menyebabkan

pasien mengalami ketergantungan diri terutama pada orang terdekat (keluarga), oleh

karena itu pasien perlu membutuhkan bantuan perawatan diri (self care) secara terus

menerus dan bertahap agar tidak memperburuk kondisi pasien (Siregar & Anggeria,

2019).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan melakukan asuhan keperawatan pada klien Stroke

Non Hemoragik.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami teori stoke non hemoragik.

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian

c. Mahasiswa mampu melakukan analisa data

d. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan yang tepat

e. Mahasiswa mampu melakukan rencana keperawatan

f. Mahasiswa mampu melakukan implementasi dan evaluasi keperawatan


BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Definisi

Stroke non hemoragik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan

aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti (Nurarif Huda, 2016). Tidak

terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya

dapat timbul edema sekunder (Wijaya & Putri 2014).

Stroke non hemoragik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak

yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah

dan oksigen di jaringan otak. Stroke nonhemoragik dapat disebabkan oleh trombosis dan

emboli, sekitar 80-85% menderita penyakit stroke non-hemoragik dan 20% persen

sisanya adalah stroke hemoragik yang dapat disebabkan oleh pendarahan intraserebrum

hipertensi dan perdarahan subarachnoid (Wilson & Price, 2016)

Stroke adalah terhentinya aliran darah ke otak yang terjadi secara tibatiba.

Terhentinya aliran darah ini dapat terjadi karena sumbatan atau pecahnya pembuluh

darah di otak. Berbeda dengan bagian lain ditubuh, otak sangat tergantung dengan aliran

dari luar otak. Otak tidak mampu menghasilkan energy untuk kepentingan kerja otak.

Karena itu terhentinya aliran darah ke otak menyebabkan terhentinya suplai oksigen

dengan energy ke otak (Risdianto, 2018).

2. Consep Map
Komplikasi :
Stroke non hemoragik Etiologi : 1. Bekuan darah (Trombosis)
adalah penyakit yang 1. Penimbunan lemak/kolestrol 2. Dekubitus (bagian tubuh yang sering mengalami memar :
disebabkan oleh adanya yang meningkat dalam tubuh pinggul, pantat, sendi kaki, dan tumit)
sumbatan pada aliran di otak. 2. Lemak yang sudah menjadi 3. Pneumonia
nekrotik dan berdegenerasi 4. Atrofi dan kekakuan sendi
Faktor risiko 5. Depresi dan kecemasan
1. Umur
p
2. Jenis kelamin Tanda dan gejala :
3. Ras Arteriosklerosi Penyempitan pembuluh darah (oklusi vaskuler) 1. Gangguan motorik
4. Faktor genetik (kelemahan otot, hemiparese)
2. Gangguan sensorik
Thrombus/emboli Aliran darah terhambat 3. Gangguan visual
di cerebal 4. Gangguan keseimbangan
5. Nyeri kepala (migran,
Proses metabolisme Eritrosit bergumpal, endotel rusak vertigo)
Stroke non hemoragik dalam otak terganggu 6. Muntah dan muntah
7. Disatria (kesulitan berbicara)
Cairan plasma hilang 8. Perubahan mendadak status
Penurunan suplai mental (apatis, somnolen,
darah dan O2 ke otak delirium, suppor, koma).
Edema cerebral

SDKI : Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif


Peningkatan TIK
(D.0017)
SLKI : Perfusi Serebral (L.02014)
SIKI : Manajemen Peningkatan Tekanan
Intrakranial (I.09325)

SDKI : Nyeri Akut (D.0077)


Arteri carotis interna Arteri vertebra basilaris Arteri cerebi media SLKI : Tingkat Nyeri (L.08066)
SIKI : Manajemen Nyeri (I.08238)

Disfungsi N. II (optikus)

Kerusakan N.I Kerusakan N.VII


(fasialis), N.IX Disfungsi N.XI
Penurunan aliran darh ke retina (olfaktorius), N.II (aksesorius)
(optikus), N.IV (glosofaringeus)
(troklearis), N.XII
Penurunan kemampuan retina dalam (hipoglosus) Kontrol otot Penurunan fungsi
menangkap cahaya facial/oral motorik dan
menjadi lemah muskuloskeletal
Kebutaan Perubahan ketajaman Ketidakmampuan Kelemahan pada 1/
sensori, penghidung, bicara 4 anggota gerak
penglihatan dan
SDKI : Risiko Jatuh (D.0143) pengecap Kerusakan
SLKI : Tingkat Jatuh (L.14138) Hemiparase/plegi
artikular, tidak
SIKI : Pencegahan Jatuh (I.14540) kanan dan kiri
dapat berbicara
Ketidakmampuan
(disatria)
menghidu, melihat,
Pemeriksaan Penunjang : mengecap
1. Angiografi serebral SDKI : Gangguan Komunikasi
2. Ultrasonography Doppler Verbal (D.0119)
3. CT Scan SDKI : Gangguan
SLKI : Komunikasi Verbal
4. MRI Persepsi Sensori
(L.13118)
5. Pemeriksaan foto thorax SLKI : persepsi sensori
SIKI : Promosi Komunikasi
6. Pemeriksaan laboratorium SIKI : Minimalisasi
Defisit Bicara (I.13490)
Rangsangan
Penatalaksanaan Medis dan
Perawat: Penurunan fungsi N.X
1. Pertahankan fungsi vital seperti : (vagus), N.IX SDKI : Gangguan Mobilitas Fisik Tirah baring
jalan nafas, pernafasan, (glosofaringeus) (D.0054)
oksigenisasi dan sirkulasi. SLKI : Mobilitas Fisik (L.05042)
2. Mengurangi edema cerebral
SIKI : Dukungan Mobilisasi
dengan diuretik Proses menelan tidak
3. Mengatur posisi klien dan (I.05173)
efektif
melakukan latihan gerak pasif
4. Pemberian antikoagulan, anti Luka dekubitus
platelet dan hemorrhagea Refluks, disfagia,
5. Mengatasi tekanan intracranial anoreksia
dengan pemberian manitol SDKI : Gangguan Integritas
6. Memenuhi kebutuhan nutrisi Kulit/Jaringan (D.0129)
7. Melakukan pembedahan jika SDKI : Defisit Nutrisi (D.0019) SLKI : Integritas Kulit dan Jaringan
diperlukan untuk memperbaiki SLKI : Status Nutrisi (L.0303) (L.14125)
aliran darah. SIKI : Manajemen Nutrisi SIKI : Perawat Luka (I.4)
(I.03119)

Sumber : (Nurarif & Kusuma, 2016; PPNI, 2018; PPNI, 2019; Pudiastuti, 2011; Wijaya & Putri, 2014; Muttaqin, 2011)
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Huda. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus (Jilid 2). Jogjakarta:
Medication Publishing.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Rencana Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tujuan Keperawatan, Edisi
1.
Jakarta: DPP PPNI.
Pudiastuti, R. D. (2011). Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wijaya A., Putri Y., 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Keperawatan Dewasa. Yogyakarta;
Nuha
Medika.
Muttaqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Wilson & Price. (2016). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit :Egc; 1995.1119-
22. Dalam jurnal (Shafi’I, Sukiandra & Mukhyarjon, 2016). (4th ed.). Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai