Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG

1.

Gangguan fungsi sel beta pankreas pada penderita diabetes dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Diabetes
tipe 1 menyebabkan jumlah insulin yang tidak mencukupi dalam tubuh karena kerusakan sel beta
pankreas, sedangkan diabetes tipe 2 terjadi karena resistensi insulin atau karena kualitas insulin yang
buruk. . Walaupun terdapat insulin dan reseptor, namun karena adanya kelainan pada sel itu sendiri,
yaitu gula yang masuk ke dalam sel tidak terbuka, sehingga glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke
dalam sel untuk diubah menjadi energi sehingga membuat kadar gula darah tidak stabil (Ginting, 2014)

2.

Kadar glukosa darah yang tidak stabil pada penderita diabetes tipe 2 dengan hiperglikemia dapat terjadi
karena resistensi insulin. Hal ini mungkin karena ketidakpatuhan pasien terhadap diet, dan
ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan menyebabkan resistensi insulin yang menyebabkan kadar
gula darah tidak stabil dan meningkat (Ginting, 2014)

3.

Beberapa faktor dapat mempengaruhi tingkat ketidakstabilan gula darah pada penderita diabetes,
antara lain kurang gerak, obesitas, pola makan yang buruk, dan gaya hidup yang tidak sehat (Imekla,
2019). Menurut Susanti & Bustari (2018) bahwa ada hubungan antara diet dan stabilitas glikemik pada
pasien diabetes, berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa diet memegang peranan
penting dalam kontrol glikemik pada pasien diabetes, Berdasarkan penelitian Setyowati & Qayumi
(2018) Faktor-faktor yang terkait dengan kontrol gula darah pada penderita diabetes meliputi: Berlatih
mengontrol asupan karbohidrat dengan mengikuti diet rendah karbohidrat, hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan gula darah yang signifikan dan kadar gula darah yang terkontrol
pada penderita diabetes Patuh dan konsisten dengan diet rendah karbohidrat. Sedangkan berdasarkan
penelitian yang dilakukan Nurayati & Adriani (2017) menunjukkan hubungan antara aktivitas fisik
dengan perubahan gula darah pada pasien diabetes, pada pasien diabetes yang tidak aktif seringkali
memiliki gula darah yang tinggi dan tidak terkontrol pada pasien diabetes. gula tetap berpartisipasi
dalam aktivitas fisik seperti berolahraga.

4.

Penderita diabetes memiliki gula darah yang tidak stabil, yang jika tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi. Jika kondisi terus berlanjut dan semakin parah, akan terjadi perubahan serius
pada komposisi kimiawi darah akibat kekurangan insulin. Perubahan tersebut disertai dengan dehidrasi,
gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur, gangguan neurologis seperti kesemutan, gangguan
penyakit ginjal yang menyebabkan komplikasi ginjal, dan kemungkinan ketoasidosis diabetik.
menyebabkan kematian.

5.
Berdasarkan hal tersebut, untuk mencegah klien berkembang atau berkembang menjadi diabetes
dengan kadar gula darah tidak stabil yang berujung pada kematian berupa tindakan dan informasi
pencegahan diabetes, pengobatan dan edukasi pasien dengan gula darah tidak stabil. Dalam
pengelolaan hiperglikemia dengan: pendidikan diet, pendidikan kesehatan, pendidikan kebugaran
jasmani, pendidikan proses penyakit, identifikasi risiko, konseling gizi, pemberian obat, modifikasi
perilaku, keterampilan sosial, keterlibatan keluarga.

Konsep Ketidakstabilan glukosa

 Definisi

Ketidakstabilan kadar glukosa darah merupakan risiko variasi yang terjadi ketika kadar glukosa darah
berada di luar kisaran normal. variasi yung terjadi ketika gula darah turun atau naik dari normal, yaitu
hipoglikemia atau hiperglikemia (Adi, 2019). Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa
darah rendah, kisaran normalnya kurang dari 50-60 mg/dl, sedangkan hiperglikemia adalah suatu
keadaan dimana kadar glukosa darah saat pemeriksaan kadar gula darah puasa memiliki nilai plasma ≥
126mg/ dl, nilai tes glukosa plasma 220 mg/dl. 2 jam setelah Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) dengan
berat glukosa 75 gram dan saat pengetesan gula darah 220 mg/dl ( petersman, 2019)

 Etiologi

Beberapa faktor dapat menyebabkan kadar gula darah tidak stabil, antara lain adanya resistensi insulin
pada jaringan adiposa, otot, dan hati, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan sekresi
insulin di pankreas (Petersman, 2019). Peningkatan gula darah (hiperglikemia) dapat terjadi pada banyak
situasi awal yang berbeda. Diabetes adalah gangguan paling umum yang terkait dengan gula darah
tinggi. Dalam kasus hipoglikemia, konsumsi alkohol berlebihan, puasa dan puasa berkepanjangan,
insufisiensi adrenal, dan gangguan makan, sedangkan penurunan gula darah setelah makan akibat
peningkatan produksi insulin dapat disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat olahan.
atau operasi bypass lambung (Imelda, 2019)

 Patofisiologi

Ketidakstabilan kadar glukosa darah pada diabetes terjadi karena sekresi insulin. Resistensi insulin
terjadi karena otot tidak dapat menyerap glukosa. Awalnya, resistensi insulin dikompensasi oleh
peningkatan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Seiring perkembangan penyakit, produksi insulin
berangsur-angsur menurun dan gula darah naik. Hiperglikemia awal terjadi selama periode postprandial
ketika otot tidak dapat menyerap glukosa secara optimal. Pada tahap selanjutnya, ketika produksi
insulin berkurang, maka terjadi kelebihan produksi glukosa oleh hati dan menyebabkan hiperglikemia
saat perut kosong. Hiperglikemia terjadi menjadi lebih buruk. Gangguan sekresi insulin terjadi dan
dikenal sebagai keracunan gula. Selain otot, resistensi insulin juga terjadi pada jaringan adiposa sehingga
merangsang lipolisis dan meningkatkan pemecahan ambilan glukosa oleh sel otot serta menghambat
sekresi insulin oleh sel beta. pankreas. Fenomena ini disebut lipotoksisitas.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah pembentukan glukosa dalam darah, jumlah insulin
yang dikeluarkan harus ditingkatkan. Pada pasien dengan gangguan toleransi glukosa, hal ini terjadi
akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada keadaan normal atau
sedikit meningkat, kemudian kadar glukosa akan meningkat. Selain hiperglikemia, hipoglikemia terjadi
pada penderita diabetes akibat overdosis sediaan insulin oral. Asupan makanan terlalu rendah atau
karena aktivitas fisik yang intens. Hipoglikemia dapat terjadi kapan saja, siang atau malam hari. Kejadian
ini dapat ditemukan sebelum makan, terutama jika waktu makan tertunda atau pasien lupa untuk
ngemil. Misalnya, hipoglikemia siang hari terjadi ketika insulin reguler disuntikkan di pagi hari,
sedangkan insulin NPH atau Lente aktif disuntikkan di pagi hari. Hipoglikemia tengah malam dapat
terjadi karena efek puncak insulin NPH atau Lente disuntikkan pada malam hari, terutama jika pasien
tidak memiliki makanan ringan sebelum tidur

Faktor lain berperan dalam menimbulkan gejala. Hipoglikemia adalah penurunan respons hormonal
(adrenergik) terhadap hipoglikemia. Kondisi ini terjadi pada beberapa pasien diabetes yang telah
menderita diabetes selama bertahun-tahun. Penurunan respons adrenergik dikaitkan dengan salah satu
komplikasi kronis diabetes, neuropati otonom. Saat gula darah turun, kelebihan adrenalin tidak terjadi
secara normal. Pasien tidak memiliki gejala adrenergik seperti berkeringat dan merasa lemah.
Hipoglikemia ini hanya dapat terjadi setelah disfungsi sistem saraf pusat sedang atau berat (Brunner &
sudaart, 2015)

 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hiperglikemia dimulai dengan diet, olahraga, pendidikan jasmani, konseling, dan terapi
insulin atau obat minum. Diet dilakukan untuk mencegah peningkatan glukosa dalam tubuh. Manfaat
olahraga adalah mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin. Penyuluhan
membantu masyarakat lebih memahami penyakit untuk mencegah komplikasi. Agen hipoglikemik oral
dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi. Dalam situasi darurat dengan dekompensasi metabolik
yang parah, misalnya: ketoasidosis, stres berat, penurunan berat badan yang cepat atau keton asam
urat, harus segera dirujuk ke fasilitas medis sekunder atau tersier (Perkeni, 2015)

Pasien dengan hipoglikemia harus segera diobati. Uji gula darah Anda terlebih dahulu untuk memastikan
klien benar-benar hipoglikemik. Jika gula darah klien rendah dan klien terjaga maka klien dapat
melakukan hal ini yaitu dengan meminum larutan gula pasir sebanyak 10 sampai 30 gram. Untuk pasien
yang tidak sadar, diberikan dosis dekstrosa 15-25 gram. Ketika hipoglikemia terjadi pada klien pada
terapi insulin. Jika menggunakan dekstrosa, Anda juga dapat menggunakan glukagon 1 mg dengan
injeksi intramuskular. Penggunaan glukagon diberikan jika dekstrosa sulit diberikan secara intravena.
Jika terjadi hipoglikemia, koma pasien yang terjadi pada pasien yang menerima infus dekstrosa dalam
jumlah besar harus dilanjutkan dengan infus 10 xtrose selama kurang lebih 3 hari. Jika tidak, klien dapat
mengalami koma lagi. Pantau gula darah setiap 3-6 jam dan pertahankan sampai batas tertentu adalah
bio-shell 90-180 a yang disetujui untuk digunakan pada ulkus diabetik (Aulia, 2022)

Konsep Askep

 Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan langkah awal dalam proses keperawatan. Pengkajian dilakukan
dengan kegiatan pengumpulan data yang akurat dari pasien (Hidayat, 2021). Pengumpulan data
dilakukan untuk mengetahui status kesehatan pasien dan mengidentifikasi risiko gangguan kesehatan,
baik aktual maupun potensial. Evaluasi juga merupakan kumpulan informasi subyektif dan obyektif
pasien untuk dijadikan dasar perencanaan perawatan (Siregar)

 Keluhan utam

Keluhan utama adalah keluhan atau gejala pada saat evaluasi awal yang mendorong pasien untuk
mencari pengobatan (Hidayat, 2021). Pasien hipoglikemia yang mengalami gula darah tidak stabil akan
mengeluhkan timbulnya gangguan kesadaran karena suplai glukosa ke otak tidak maksimal (Mansyur,
2018). Selain itu, pasien sering mengalami tanda dan gejala seperti mengantuk, pusing, gangguan
koordinasi, jantung berdebar, rasa lapar, tremor, penurunan kesadaran, perilaku aneh, sulit berbicara,
berkeringat. busuk.

A. Airway

Periksa jalan napas dengan tujuan mempertahankan jalan napas dengan memeriksa serviks jika dicurigai
adanya fraktur leher atau pangkal tengkorak. Ukur laju pernapasan pasien dan dengarkan pernapasan
tambahan. Penilaian sumbatan jalan napas akibat penurunan kesadaran/koma akibat gangguan
transportasi oksigen ke otak (Harmono, 2016).

B. Breathing

Tingkat Pernafasan Periksa tingkat pernapasan untuk tujuan kontrol pernapasan untuk menyediakan
oksigen yang cukup. Jika pasien merasa sesak napas, segera berikan terapi oksigen yang sesuai.
Gambaran klinis penting yang perlu diperhatikan pada pasien dengan hipoglikemia adalah dispnea
(takipnea, takipnea) dan asidosis metabolik (Mansyur, 2018).

C. Circulation

Peredaran Darah Kaji kesemutan pada ekstremitas, keringat dingin, hipotermia, nadi lemah, penurunan
tekanan darah. Penderita dengan gula darah tidak stabil akibat hipoglikemia akan mengalami perubahan
hemodinamik akibat peningkatan denyut jantung dan tekanan darah sistolik perifer. Konsekuensi dari
perubahan hemodinamik tersebut adalah peningkatan beban kerja jantung yang dapat menyebabkan
serangan iskemik dan gangguan perfusi miokard. Perubahan fungsi Faktor lain yang menyebabkan
hipoglikemia adalah aktivasi sistem saraf otonom yang ditandai dengan keringat berlebih, tremor dan
gemetar, penurunan suhu tubuh, takikardia, fibrilasi jantung, dan bahkan henti jantung mendadak.
kematian.

 Riwayat Psikososial

Episode hipoglikemia pada penderita diabetes juga dapat menyebabkan gangguan psikososial berupa
ketakutan yang berlebihan terhadap hipoglikemia, rasa bersalah yang meningkat, irasionalitas,
kecemasan yang tinggi, perasaan sedih dan akhirnya isolasi dari kehidupan sosial (Mansyur, 2018).
Bab 3

 Rancangan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai