Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENGKAJIAN UNTUK DESIMINASI AWAL

PROFESI NERS STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RSD IDAMAN BANJARBARU

1. Profil/Gambaran Umum Rumah PAKit


Ruang Nuri merupakan salah satu ruangan di RSD Idaman Banjarbaru yang merupakan
ruang keperawatan bedah. Ruang Nuri ini digunakan mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin sebagai tempat pembelajaran praktik manajemen keperawatan.
1.1 Sejarah Singkat
Rumah PAKit Daerah Kota Banjarbaru berdiri pada tahun 1965 adalah sebuah Usaha
Kesehatan Ibu dan Anak (UKIDA) milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan,
pembentukannya bertujuan agar para ibu dan anak terhindar dari berbagai penyakit
menular yang mewabah, kemudian pada tahun 1965 ditingkatkan menjadi Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) Pada tahun 1971 dengan respon masyarakat yang
sangat tinggi dikembangkan lagi dan ditetapkan menjadi sebuah Rumah PAKit
Umum type “D”oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan jumlah tempat
tidur 40 buah. Kemudian RSD banjarbaru berdasarkan
Kepmenkes.104/menkes/SK/I/1995, tanggal, 30 Januari 1995 tentang peningkatan kelas
RSD Banjarbaru ditingkatkan statusnya menjadi Rumah PAKit type “C“ dengan
kapasitas 75 tempat tidur. Selanjutnya dengan semangat otonomi daerah khususnya
adanya kewenangan Wajib bagi kabupaten/kota maka pada tanggal, 14 Agustus 2003
dilakukan serah terima pengelolaan kewenangann RSD Kota Banjarbaru beserta
Pembiayaan, Personil, Peralatan/asset dan Dokumen dari Gubernur Kalimantan Selatan
(Bapak H.Muhammad Syahril Darham) kepada Walikota Banjarbaru (Bapak H. Rudy
Resnawan). Dengan demikian Pemerintah kota Banjarbaru adalah pemilik dan
penanggung jawab pengelolaan RSD Kota Banjarbaru, dengan berpedoman PP Nomor
41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah saat ini RSD Banjarbaru dibentuk
dengan Peraturan Daerah kota Banjarbaru nomor 12 tahun 2008 tentang pembentukan
organisasi lembaga tekhnis daerah dan Satuan Pamong Praja Kota Banjarbaru dan
peraturan Walikota Banjarbaru nomor 48 ttahun 2008 tentang tugas pokok dan fungsi
RSD kota Banjarbaru serta Peraturan Walikota Banjarbaru nomor 43 tahun 2009 tentang
uraian tugas RSD kota Banjarbaru.

Di dalam era pelayanan Rumah PAKit yang penuh persaingan, menuntut setiap rumah
PAKit bisa memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat serta terjangkau
dan profesional sehingga tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dibidang
kesehatan dapat terpenuhi.

1
RSD Banjarbaru sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kota
Banjarbaru yang melaksanakan tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan secara
paripurna dan dengan fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan kepada
masyarakat secara profesional dapat terjangkau dan sebaik mungkin.

Saat ini RSD Banjarbaru dihadapkan kepada tantangan yang berat yaitu usaha
peningkatan mutu, pemenuhan tuntutan masyarakat adanya kompetisi yang semakin
ketat atar rumah PAKit pemerintah ataupun rumah PAKit swasta melaksanakan fungsi
social serta beban ekonomi masyarakat yang semakin berat karena sekmen yang
dilayani harus sampai kepada masyarakat ekonomi bawah sedangkan sisi lain
dihadapkan pada suatu keadaan keterbatasan terutama birokrasi dalam pengelolaan
keuangan.

Dengan diberlakukan PP no.23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Badan


Layanan Umum dan Permendagri 61 tahun 2007 tentang pedoman tekhnis pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah maka rumah PAKit dapat mengubah pola
pengelolaan keuangannya. Penerapan peraturan ini memberikan kesempatan kepada
rumah PAKit untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan pola
pengelolaan keuangan fleksible dengan menonjolkan produktifitas, efesiensi dan
efektifitas.

1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi dan Tujuan


1.2.1.1 Visi Rumah PAKit
“Rumah PAKit Unggul Dalam Pelayanan Dan Berkarakter“
1.2.1.2 Misi Rumah PAKit
a. Mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia di seluruh unit
pelayanan Rumah PAKit dalam hal pengembangan skill,
knowlegde dan attitude (keterampilan dan perilaku yang baik) di semua
lini pelayanan.
b. Mengembangkan bangunan Rumah PAKit yang menarik.
c. Menyediakan peralatan medis yang canggih dan mutakhir sesuai Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi Kedokteran.
d. Mengembangkan perangkat manajemen yang inovatif dan responsif yang
mampu menjawab tantangan Rumah PAKit di masa yang akan datang.
e. Memberikan pelayanan yang berkualitas standar dan dikemas dengan
sikap yang santun.
f. Berperan aktif dalam menurunkan kematian ibu dan bayi di Rumah PAKit
sebagai daya dukung dalam penurunan kematian ibu dan bayi di kota

2
Banjarbaru dan sebagai penyelenggara dalam upaya penurunan penyakit
menular TB Paru (DOTs).
1.2.1.3 Moto Rumah PAKit
“Kesehatan dan Keselamatan Anda Prioritas Kami”

1.3 Tujuan Rumah PAKit


1.3.1.1 Tujuan Umum
Terwujudnya pelayanan keperawatan/ kebidanan yang memberikan kepuasan
pasien dan meningkatkan kesejahteraan perawat/ bidan.
1.3.1.2 Tujuan Khusus
a. Tersedianya pelayanan yang berkualitas untuk mempersingkat hari
perawatan
b. Meratanya kemampuan perawat dan kesempatan meningkatkan pendidikan
dan keterampilan Setiap perawat mampu melaksanakan tugasnya dan
ditempatkan sesuai kemampuan/ keahliannya
c. Terciptanya lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan mendukung
kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
d. Tersedianya lahan praktik bagi mahasiswa keperawatan/ kebidanan.

1.4 Kedudukan, Tugas dan Fungsi


Rumah PAKit Umum Daerah Kota Banjarbaru berdiri pada tahun 1965 adalah sebuah
Usaha Kesehatan Ibu dan Anak (UKIDA) milik Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan, pembentukannya bertujuan agar para ibu dan anak terhindar dari berbagai
penyakit menular yang mewabah, kemudian pada tahun 1965 ditingkatkan menjadi
Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) Pada tahun 1971 dengan respon masyarakat
yang sangat tinggi dikembangkan lagi dan ditetapkan menjadi sebuah Rumah PAKit
Umum type “D”oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan dengan jumlah tempat
tidur 40 buah.

Kemudian RSD banjarbaru berdasarkan Kepmenkes.104/menkes/SK/I/1995, tanggal, 30


Januari 1995 tentang peningkatan kelas RSUD Banjarbaru ditingkatkan statusnya
menjadi Rumah PAKit type “ C “ dengan kapasitas 75 tempat tidur.

Selanjutnya dengan semangat otonomi daerah khususnya adanya kewenangan Wajib


bagi kabupaten/kota maka pada tanggal, 14 Agustus 2003 dilakukan serah terima
pengelolaan kewenangann RSD Kota Banjarbaru beserta Pembiayaan, Personil,
Peralatan/asset dan Dokumen dari Gubernur Kalimantan Selatan (Bapak H.Muhammad
Syahril Darham) kepada Walikota Banjarbaru (Bapak H. Rudy Resnawan). Dengan
demikian Pemerintah kota Banjarbaru adalah pemilik dan penanggng jawab pengelolaan

3
RSD Kota Banjarbaru, dengan berpedoman PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang
organisasi perangkat daerah saat ini RSD Banjarbaru dibentuk dengan Peraturan Daerah
kota Banjarbaru nomor 12 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi lembaga tekhnis
daerah dan Satuan Pamong Praja Kota Banjarbaru dan peraturan Walikota Banjarbaru
nomor 48 ttahun 2008 tentang tugas pokok dan fungsi RSD kota Banjarbaru serta
Peraturan Walikota Banjarbaru nomor 43 tahun 2009 tentang uraian tugas RSD kota
Banjarbaru.

Di dalam era pelayanan Rumah PAKit yang penuh persaingan, menuntut setiap rumah
PAKit bisa memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat serta terjangkau
dan profesional sehingga tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dibidang
kesehatan dapat terpenuhi.

RSD Banjarbaru sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kota
Banjarbaru yang melaksanakan tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan secara
paripurna dan dengan fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan kepada
masyarakat secara profesional dapat terjangkau dan sebaik mungkin.

Saat ini RSD Banjarbaru dihadapkan kepada tantangan yang berat yaitu usaha
peningkatan mutu, pemenuhan tuntutan masyarakat adanya kompetisi yang semakin
ketat atar rumah PAKit pemerintah ataupun rumah PAKit swasta melaksanakan fungsi
social serta beban ekonomi masyarakat yang semakin berat karena sekmen yang
dilayani harus sampi kepada masyarakat ekonomi bawah sedangkan sisi lain dihadapkan
pada suatu keadaan keterbatasan terutama birokrasi dalam pengelolaan keuangan.
Dengan diberlakukan PP no.23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum dan Permendagri 61 tahun 2007 tentang pedoman tehnis pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah maka rumah PAKit dapat mengubah pola
pengelolaan keuangannya. Penerapan peraturan ini memberikan kesempatan kepada
rumah PAKit untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan pola
pengelolaan keuangan fleksible dengan menonjolkan produktifitas,efesiensi, dan
efektifitas maka Rumah PAKit Umum Daerah Idaman Banjarbaru menyelenggarakan
pelayanan dengan :
1.4.1 Menyediakan fasilitas terdepan yang terjangkau bagi masyarakat menengah
kebawah. Renovasi yang ditargetkan dapat menampung pelayanan VIP dan
diharapkan akan sedikit mengeser segmen pasar yang tidak hanya berkutat
dikelas menengah kebawah, tetapi juga menengah keatas.
1.4.1.1 Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien melalui keramahan
pelayanan, kecepatan/kelancaran serta kebersihan sarana dan prasarana di

4
lingkungan Rumah PAKit Umum Daerah. Rumah PAKit Umum Daerah Idaman
Banjarbaru, sebagai Rumah PAKit Umum Daerah kelas C, juga
menyelenggarakan praktek belajar lapangan bagi Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Umum maupun Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Akademi
Keperawatan, Akademi Kebidanan Negeri maupun Swasta.
Sedangkan fungsi Rumah PAKit Umum Daerah sesuai pada Peraturan Daerah
Nomor : 035 Tahun 2009 adalah :
1.4.1.1 Pelayanan medis.
1.4.1.2 Pelayanan penunjang medis.
1.4.1.3 Pelayanan Asuhan Keperawatan.
1.4.1.4 Pelayanan Rujukan.
1.4.1.5 Pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan
1.4.1.6 Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
1.4.1.7 Pengelolaan urusan Ketatausahaan

1.5 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan


Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di instalasi yang dikenakan tarif
dikelompokkan ke dalam pelayanan :
1.5.1 Poli Klinik Lantai 1
1.5.2 Poli Klinik Lantai 2
1.5.3 Poli Klinik Lantai 3
1.5.4 Instalasi Rawat Jalan
1.5.5 Instalasi Gawat Darurat
1.5.6 Instalasi Rawat Inap
1.5.7 Instalasi Intensif
1.5.8 Instalasi Bedah Sentral
1.5.9 Poli Eksekutif
1.5.10 Hemodialisa
1.5.11 Radiologi
1.5.12 Laboratorium
1.5.13 Instalasi farmasi

2. Input
2.1 Data Umum Ruangan
2.1.1 Lokasi dan denah ruangan
Ruangan Nuri nerupakan salah satu ruangan perawatan bangsal bedah Umum

5
2.1.2 Sifat kekaryaan ruangan
2.1.2.1 Fokus Telah
Ruangan Nuri adalah ruang perawatan bedah umum

2.1.2.2 Lingkup Gerapan


Ruang Nuri sendiri meliputi : ruangan perawatan kelas I, kelas II dan
kelas III
2.1.2.3 Basis Intervensi
Dalam penerapan babsis intervensi, ruang Nuri mempunyai standar
operasional prosedur (SOP) dan standar asuhan keperawatan (PAK)
untuk proses tindakan keperawatan.
2.1.2.4 Model Manajemen Keperawatan
Model asuhan keperawatan di ruang nuri adalah Metode SP2KP, yaitu
suatu metode pemberian asuhan keperawatan ptofesional yang
merupakan pengembangan dari MPKP (model praktik keperawatan
professional) dimana SP2KP ini terjadi kerjasama professional antar
perawat primer(PP) dan perawat associet (PA) serta tenaga kesehatan
lainnya.

Ruang Nuri menggunakan metode tim terdiri dari tiga tim dan setiap tim
dipimpin oleh ketua tim yang membawahi 5-6 orang perawat pelaksana.
Semakin majunya informasi dan pengetahuan masyarajat juga
menyebabkan masyarakat semakin kritis dan semakin tingginya tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal
sesuai kondisi pasien, Hal ini perlu di sikapi dengan upaya peningkatan
mutu pelayanan secara terus menerus, termasuk peningkatan sarana dan
prasarana, peralatan serta dukungan SDM yang berkualitas.
2.1.3 Letak ruang
Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru terletak dengan uraian sebagai berikut :
Ruang Nuri adalah ruang perawatan bedah rawat inap pasien yang terletak
dilantai 2 gedung RSD Idaman Banjarbaru yang terdiri dari empat lantai.
2.1.4 Kapasitas unit ruang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 7-9 Mei 2019 didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur ruang Nuri lantai 2 adalah dengan rincian sebagai berikut :
Ruang Isolasi : 2 tempat tidur
Kelas I : 6 tempat tidur
Kelas II : 3 tempat tidur (Laki-laki) dan 3
………………………………..tempat tidur (perempuan)

6
Kelas III : 5 tempat tidur (Laki-laki) dan 5
………………………………..tempat tidur (perempuan)
Nekrotik : 5 tempat tidur
Total jumlah tempat tidur : 29 tempat tidur

3. Manusia (Man)
3.1 Tenaga

NAMA PEGAWAI/ NAMA PENDIDIKAN STATUS


No
PANGKAT/GOL JABATAN TERAKHIR KEPEG.
Perawat
1 Muhammad Abrar Ns PNS
Ahli Madya
2 Ratna Nurlia B - NS PNS
Pelaksana
3 Cahyo Wibowo AMK PTT
Perawat
Pelaksana
4 Sri Susanti AMK PTT
Perawat

5 Gusti Ahmad Ridwan Perawat AMK TKS

6 Mela NMS Perawat AMK TKS

7 Toha Alhafiqi Perawat AMK BLUD

Perawat
8 Yunita PermitasarI AMK PNS
Mahir
Perawat
9 Maulidah AMK BLUD
Terampil
Dinda wahyudawati Perawat
10 AMK BLUD
Terampil
Perawat
11 Fajar Mustaqim NS BLUD
Ahli
Heni Nuraini Perawat
12. NS PNS
Muda
Fitriani Perawat
13. NS PNS
Pertama
Lestia puji Uswati Perawat
14. S.KEP PTT
Pelaksana
M. Ridha Rahmani
15. Perawat AMK BLUD
Dwi Febri Wardani
16. Perawat AMK BLUD
M. Fitri Nor
17. Perawat AMK BLUD
M. Iqbal
18. Perawat AMK BLUD
Sri Wahyuni Perawat
19. Ahli NS PNS
Pertama
Siti Maryam Perawat
20. NS PNS
Pertama
Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Kota Banjarbaru

7
3.1.1 Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan
Jenis dan Tingkat Pendidikan
PNS TKK
No Jenis Tenaga PNS TKK Jlh
(%) (%)
1 Medis 6 1 7 30% 5%
2 Keperawatan
a. Perawat
6 1 6 30% 5%
b. Profesional (Ners)
c. Perawat Profesional (S.Kep) 0 1 1 - 5%

d. Perawat Mahir (DIII-SKM) 0 0 0 - -

e. Perawat Mahir (DIII) 2 11 13 10% 55%

f. Perawat Kesehatan (SPK-SKM) 0 0 0 - -

g. Perawat Kesehatan (SPK) 0 0 0 - -

h. Bidan 0 0 0 - -

i. Perawat Gigi 0 0 0 - -

3 Non Keperawatan 0 3 3 - 15%


4 Non Medis 0 3 3 - 15%
Total 10 20 26 70 100
Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019
Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan ruang Nuri lantai 2 yang paling
banyak adalah Perawat Mahir (DIII) dengan jumlah 13 orang, dengan
pegawai PNS 2 orang dengan persentase 10 % dan TKK 11 orang dengan
persentase 55 %.

3.1.2 Berdasarkan jenjang karir


Jenjang Karir
No Jenis Tenaga Jumlah %
1 Perawat Klinis I 11 55
2 Perawat Klinis II 4 20
3 Perawat Klinis III 5 25
Total 20 100
Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

Berdasarkan data jenjang karir Pada ruang Nuri lantai 2 Perawat Klinis II
paling banyak dari pada Perawat Klinis I yaitu 11 orang dengan persentase
55%.

3.1.4 Berdasarkan pelatihan yang diikuti


No Jenis Pelatihan Jumlah
1. Pelatihan BTCLS 12
2. Pelatihan Kredensial 1

8
3. Pelatihan Assesor 1
4. Pelatihan Kompetensi 1
5. Pelatihan PPI Dasar 1
6. Pelatihan ICU Dasar 1
7. Pelatihan Presptorship 3
9. Pelatihan CI 2
10. Pelatihan Luka Modern 5
11. ACLS 1
12. EKG 1
13. Ketoasidosis 1
14. PPGD 1
15. Diklat MTBT 1
16. Pengelolaan TBC 1
17. Pengelolaan kusta 1
18. MBT 1
19. CWCCA 3
20 Pelatihan Case Manager 2
21 Pelatihan Triage 1
Total 38
Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

Berdasarkan data pelatihan yang diikuti Pada ruang nuri lantai 2 yang paling
tinggi adalah pelatihan BTCLS sebanyak 12 orang.

3.2 Pasien
3.2.1 Jumlah Pasien Masuk dan Keluar Tiga Bulan Terakhir
Keluar
No. Bulan Masuk
APS Hidup Meninggal

1. Februari 107 0 112 0

2. Maret 124 0 124 0

3. April 81 5 81 0

Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

Berdasarkan data Jumlah Pasien Masuk dan Keluar Tiga Bulan Terakhir yaitu
bulan Februari - April yang paling banyak pada bulan Maret yaitu masuk 124
orang.

9
3.2.2 Daftar 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Nuri 2019
No Nama Penyakit Jumlah
1 Fraktur 28
2 Hill 27
3 Abses 18
4 Tumor 15
5 Diabetic Foot 14
6 CKR 14
7 Apendisitis 13
8 Impaksi 11
9 Hemoroid 7
10 Ileus Obstruktif 6

Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

Berdasarkan data bulan februari sampai dengan april didapatkan daftar 10 Penyakit
Terbanyak di Ruang Nuri adalah Fraktur sebanyak 28 orang.
Hasil analisis dari man adalah berdasarkan dari data pengkajian dan hasil dari
data didapatkan kurangnya ke ikut sertaan dalam ruang nuri dalam pelatihan
perawatan luka yang dimana bisa diaplikasikan ke pasien.

4. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2-Material)


4.1 Peralatan di Ruangan Nuri RSD Idaman Banjarbaru
4.1.1 Alat-alat kesehatan yang tersedia di ruang Nuri Rumah PAKit Idaman
Banjarbaru
Jumlah Keadaan Barang
Jenis Barang/
No Barang Kurang RuPAK Ket
Nama Barang Baik
Register Baik Berat

1 Ambubag 3 3
2 Bak instrument besar 6 6
3 Bak instrument kecil 4 4
5 Kom besar 3 3
6 Kom kecil 2 2
7 Gunting angkat jahitan 3 3
8 Gunting Jaringan besar 4 4
9 Gunting jaringan kecil 3 3
10 Gunting jaringan bengkok 7 7
11 Gunting perban / kasa 3 3
12 Klem anatomis 2 1 1
13 Klem cirugis 2 2
14 Klem bengkok (kecil) 2 2
15 Meja dressing 1 1

10
16 Meja troly 2 2
17 Nebulizer 2 2
18 Pinset Anatomis 7 7
19 Pinset cirugis 8 8
20 Stetoscop 4 3 1
21 Suction 3 3
24 Tensimeter digital 1 1
25 Tensimeter lapangan 1 1
26 Termometer 3 2 1
27 Tromol besar 1 1
28 Tromol kecil 2 2
32 Pispot 10 10
34 Bengkok 9 9
35 Glukometer 1 1
36 Oksimetri 2 2
37 Mesin Steril 1 1
38 Tabung O2 Besar 4 4
39 Lampu Tindakan 1 1
40 BHD 1 1
41 Keranjang Obat 9 9
42 Korentang 2 1 1
43 Timbangan 2 2
44 Tabung O2 Kecil 4 4
45 EKG 2 2
46 Tromol Sedaang 2 2
47 Infus Pump 2 2
48 Siring Pump 1 1
49 Regulator O2 9 9
50 Urinal 9 9
51 Berangker 3 3
52 Bad+ Kasur 29 29
53 Seprai 60 60
54 Lemari Kayu 1 1
55 Sofa Kayu 4 4
56 Kursi Lipat 7 7
57 Kursi Besi 4 4
58 Alat Emergensi 1 1
59 1 1
Lemari Obat Emergensi

4.1.2 Bahan habis pakai di ruang Nuri yang persidaan menyesuaikan kebutuhan
ruangan antara lain:

No Jenis Barang/ Nama Barang

11
1. Handsrub
2. Handwash
3. Kasa gulung
4. Cairan alcohol
5. Kapas alcohol
6. Plester (kuning)
7. Hipapix
8. Spuit dan needle
9. Handscoon
10. Masker
11. Cairan antiseptic
12. Infus set
13. Masker O2
13 Underpad
14 Surflu
15 Stick

4.2 Alat-alat rumah tangga


4.2.1 Daftar alat non kesehatan di Ruang Nuri Rumah PAKit Idaman Banjarbaru
Jumlah Keadaan Barang
Jenis Barang/
No Barang Kurang RuPAK Ket
Nama Barang Baik
Register Baik Berat

1 Lampu baca rontgen 1


2 Kursi roda 3
3 Kipas Angin 3
4 Mesin Steril 1 1
5 Televisi 2 2
6 Komputer 2 2
7 Printer 3 3
8 Meja Kumputer 2 2
9 Kulkas 3 3
10 Jam Dinding 3 3
11 Kipas Angin 14 14
12 Dispenser 2 1 1
13 Loker Besi 1 1
Tempat Sampah
14 3 3
Medis
Pengukuran Suhu
15 3 2 1
Kulkas
16 Rak Sepatu 1 1
17 Lemari Linen 1 1

12
Berdasarkan data daftar barang kesehatan maupun barang non kesehatan di
Ruang Nuri di atas menunjukan bahwa material atau fasilitas yang berada di
ruangan Nuri cukup lengkap dengan kebutuhan ruangan
4.3 Denah Ruang
Ruang Nuri merupakan ruangan bedah yang bertempat di lantai dua, Ruang Nuri
memiliki beberapa ruangan diantaranya 8 ruang rawat inap, 1 ruang kepala ruangan, 2
nurse station,1 Kamar Perawat, 1 administrasi, dan 10 toilet untuk karyawan maupun
pasien.

Jalur Masuk / Keluar Ruang Nuri

Nurse
Station Nurs station

Ruang Kepala
Ruangan Admin

R. Tindakan MANAJEMEN
STATION

R. Isolasi R. Gud
Linen ang
Kelas I R
ABC U
A
NURSE
N STATION Cuci alat
Kelas I G
DEF
N
U Pentri
R
Kelas II I
Laki-Laki
Kelas II
Perempuan

Kelas III
Laki-Laki Kelas III
Perempuan

EXIT Ruang
rawat luka
nekrotik

Hasil dari pengkajian yang dilakukan di Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru dari segi
material (M2) tidak terdapat masalah dan sudah sesuai standart.

5. Pembiayaan (Money)
Sumber pembiayaan ruangan berasal dari dana rumah PAKit, sumbangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan badan layanan Umum Daerah (BLUD).

13
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pengadaan alat diruangan dilakukan dengan proses
mengajukan anggaran dan barang dengan cara mengamprah di akhir tahun dan minta apa
yang dibutuhkan dengan cara memberikan surat telaah yang ditujukan kepada direktur
rumah PAKit, dengan mendapatkan disposisi dari kepala seksi sarana keperawatan, kepala
bidang keperawatan, wakil direktur pelayanan medik, kepala bagian keuangan, dan pejabat
keuangan. Misalnya untuk penyedian alat kesehatan, kepala ruangan meminta disposisi
kepada bagian penunjang medik dan untuk kebutuhan alat rumah tangga surat disposisi
diberikan kepada bagian umum dan logistik dan perlengkapan yang akhirnya disetujui oleh
direktur untuk pengadaan alat tersebut dan untuk alat baru perlu waktu dan jika alat yang
berkelanjutan seperti kertas EKG akan tersedia langsung.
5.1 Besaran Tarif Layanan Badan Layanan Umum daerah Pada Rumah PAKit
Daerah Idaman Kota Banjarbaru
5.1.1 Tarif Fasilitas Perawatan
N Jasa Jasa
Uraian Tarif
o Sarana Pelayanan
1 Ruang Rawat Inap Kelas 40.000 35.000 55.000
(III)
2 Ruang Rawat Inap Kelas 75.000 60.000 135.000
(II)
3 Ruang Rawat Inap Kelas 250.000 60.000 265.000
(I)
4 Ruang Rawat Inap 150.000 60.000 210.000
Isolasi
5 Ruang Perawatan Pasca 115.000 60.000 175.000
Operasi
Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

5.1.2 Tarif Pelayanan Medis


No Jenis Pemeriksaan / Jasa Jasa Tarif
Tindakan Sarana Pelayanan
1 Debridement Luka 30.000 55.000 85.000
2 Angkat Drain Thorax 10.000 15.000 25.000
3 Angkat Jahitan > 10 sampul 16.000 24.000 40.000
dst
4 Angkat Jahitan 1 s/d 5 sampul 6.000 9.000 15.000

5 Angkat Jahitan 6 s/d 10 sampul 10.000 15.000 25.000

6 Ganti balut Sederhana 20.000 30.000 50.000


7 Huknah / Glyseril / Hari 20.000 30.000 50.000
8 Transfusi 6.000 9.000 15.000
9 Injeksi Intra Cutan, Subcutan, 2.600 3.900 6.500
IntraMuskular, Intravena
10 Insisi abses (Loop) 40.000 60.000 100.000
11 Irigasi / Spooling Catheter 20.000 30.000 50.000
12 Lavement/ Sterilisasi Usus 40.000 60.000 100.000
13 Lepas Drain 8.000 12.000 20.000
14 Lepas Kateter Urin 8.000 12.000 20.000
15 Lepas tampon Haemorhoid 10.000 15.000 25.000
16 Lepas WSD 35.000 52.500 87.500

14
17 Luka Khusus – Gangren Luas 60.000 90.000 150.000
18 Luka Khusus – Steven Johnson 87.000 130.500 217.500
19 Memasang / Melepas Tampon 27.000 40.500 67.500
20 Memasukkan obat IV / IM / 3.000 4.500 7.500
SC / SUPP
21 Nekrotomi Debridemen Besar 60.000 90.000 150.000
22 Nekrotomi Debridemen Kecil 20.000 30.000 50.000
23 Nekrotomi Debridemen 40.000 60.000 100.000
Sedang
24 Pasang dan Lepas NGT/OGT 14.000 21.000 35.000
26 Pasang dan Lepas NGT/OGT 28.000 42.000 70.000
dengan penyulit
27 Pasang Drain 28.000 42.000 70.000
28 Pasang Fowley Cattheter 20.000 30.000 50.000
29 Pasang Kateter (Retensi Urine) 28.000 42.000 70.000
30 Pasang Ransel Verband 40.000 60.000 100.000
31 Pasang Spalk LA 59.000 88.500 147.500
32 Perawatan Luka Bakar < 20 % 55.000 82.500 137.500
33 Perawatan Luka Bakar > 30 % 170.000 255.000 425.000
34 Perawatan Luka Bakar 21 - 30 88.000 132.000 220.000
%
35 Perawatan Luka Bakar 28.000 42.000 70.000
diameter > 15 cm
36 Perawatan Luka Bakar 14.000 21.000 35.000
diameter < 5 cm
37 Perawatan Luka Operasi 20.000 30.000 50.000
38 Perawatan Luka Sedang 20.000 30.000 50.000
diameter 5 – 15 cm
39 Perawatan Luka Tracheostomy 17.000 25.5000 42.500
40 Skin Test 8.000 12.000 20.000
41 Transfusi Darah / Paket 8.000 12.000 20.000
Dewasa
42 Amputasi Sederhana 225.000 150.000 375.000
Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Kota Banjarbaru

5.1.3 Pembiayaan pasien Bulan Maret, April dan Mei 2019

No Jenis pembiayaan Jumlah


1 BPJS 157
2 Jasa Raharja 3
3 SKTM 18
4 Swasta 31
5 Umum 1
Total 210
Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Kota Banjarbaru

6. Metode pemberian asuhan (Methode)


Ruang Nuri (Perawatan Bedah) RSD Idaman Banjarbaru menerapkan Model asuhan
keperawatan SP2KP.

SP2KP adalah Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Professional yang merupakan


pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Professional) dimana dalam
SP2KP ini terjadi kerjasama professional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet
(PA) serta tenaga kesehatan lainnya.

15
Salah satu upaya dalam peningkatan indikator mutu pelayanan keperawatan adalah melalui
SP2KP. SP2KP merupakan kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan di setiap unit ruang
rawat di rumah PAKit. Komponennya terdiri dari : perawat, profil pasien, sistem pemberian
asuhan keperawatan, kepemimpinan, nilai-nilai professional, fasilitas, sarana prasarana
(logistik) serta dokumentasi asuhan keperawatan.

Hasil observasi pada tanggal 7 Mei 2019, didapatkan bahwa model asuhan keperawatan
SP2KP yang diterapkan pada Ruang Nuri (Perawatan Bedah) dengan metode tim dan
adanya supervisor dalam metode ini. Terjalin kerjasama yang baik antara Katim dan Perawat
Pelaksana. Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan bahwa sebagian besar perawat di
ruang nuri sudah memahami peran dan tugasnya masing-masing baik itu sebagai ketua tim
atau perawat pelaksana. Kepala ruangan mengatakan bahwa model asuhan keperawatan
SP2KP yang digunakan ini adalah mix atau campuran dari metode primer dan tim.

Di ruang Nuri biasanya diadakan rotasi perawat yang dilaksanakan setiap 2 bulan sekali .
Selain itu kepala runagan juga mengatakan ada beberapa kesulitan dalam penerapan model
asuhan keperawatan ini, salah satunya seperti di ruangan Nuri dulunya lebih ke metode
fungsional, ini menyebabkan perawat harus beradaptasi terlebih dahulu. Ruang Nuri
memiliki 1 orang kepala ruangan, 1 orang supervisor, 3 orang ketua tim yang memiliki 4-5
anggota perawat associate (PA) untuk masing-masing ketua tim.
6.1 Timbang Terima (Operan)
Timbang terima (Operan) adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang
pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari. Timbang terima harus
dilaksanakan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan
pasien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah
keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan pasien
saat itu. Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses
komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien saat itu, sebagai
wujud profesional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada pasien. Timbang
terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas,
kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien untuk validasi data dan
memantau kondisi pasien secara langsung. Ada klarifikasi, tanya jawab dan validasi
terhadap semua yang dioverkan pada saat timbang terima disamping bed pasien.

Pelaksanaan timbang terima di Ruang Nuri dilakukan secara rutin pada 2 kali shift dinas
dan dipimpin oleh kepala ruangan atau supervisor, timbang terima dilakukan di nurse
station yang kemudian dilanjutkan di samping bed pasien dan semua yang dioverkan

16
pada saat timbang terima dievaluasi kembali, pendokumentasian pada timbang terima di
ruang Nuri selalu dilakukan secara rutin pada buku rekam medik atau status pasien.

ALUR TIMBANG TERIMA (OVERAN)


PASIEN

DIAGNOSA MEDIS, DIAGNOSIS KEPERAWATAN


MASALAH, KOLABORASI (Didukung Data)

TINDAKAN

TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN/KEADAAN PASIEN

MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MASALAH BARU

Gambar Alur Timbang Terima Operan

6.2 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim
keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi, farmasi dan melibatkan pasien secara
langsung sebagai fokus kegiatan.

Ronde keperawatan diruang Nuri dipimpin orang kepala ruangan, kadang-kadang


dilakukan tapi tidak terstruktur dan tidak terdokumentasi, misalnya hanya dilakukan
pada saat ketika ada pasien yang berada diruangan dengan masalah yang besar yang
memang perlu didiskusikan. Pelaksanaan ronde keperawatan tidak pernah terjadwal
secara pasti, misalnya waktu, tempat, dan orang – orang yang harus menghadiri nya.

17
Tahap Pra................................ Perawat Pelaksana

Penetapan
pasien

Persiapan pasien :
- Informed consent
- Hasil pengkajian/validasi data

- Pengkajian masalah
Tahap pelaksanaan……. - Diagnosa keperawatan
Penyajian masalah - Data pendukung
Di Nurse Station - Intervensi yang sudah
dilakukan
- Hambatan yang
ditemukan
- Perkembangan pasien

Tahap pelaksanaan............. Validasi data

Di kamar pasien
Diskusi Perawat
Pelaksana, Katim,
KARU, dan Tenaga
Kesehatan lainnya

Lanjutan diskusi di Kesimpulan dan


Pasca Ronde...................... Nurse Station rekomendasi solusi
masalah

Gambar Alur Ronde Keperawatan

7. Mutu /Pemasaran (Marketing)


7.1 Sasaran Keselamatan Pasien
7.1.1 SKP 1 (Ketepatan Identifikasi Pasien)
Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien. Ada 2
cara identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang
disesuaikan dengan tanda Pengenal resmi. Pengecualian prosedur identifikasi
dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar
operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien.
7.1.2 SKP 2 (Komunikasi Efektif)
Rumah PAKit menggunakan tehnik SBAR (Situation – Background –
Assessment – Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan. Situation : Kondisi

18
terkini yang terjadi pada pasien.Background : Informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini. Assessment : Hasil pengkajian
kondisi pasien terkini Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat ini. Rumah PAKit konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali
dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan. Pelaporan
kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan
yang bertugas.
7.1.3 SKP 3 (Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai)
Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl > 0,9% .NORUM
(Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike).
Pengelolaan High Alertmedication: Penyimpanan dilokasi khusus dengan
akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah
bertuliskan “High Alert” NaCl > 0,9% dan KCl tidak boleh disimpan diruang
perawatan.
Berdasrkan hasil pengkajian di ruangan tanggal 7-9 didaptkan hasil bahwa
didalam tempat obat/kamar obat tidak terdapat daftra obat high alert dan hanya
sebaian jenis obat yang di katogorikan obat high alert tidak terpasang stiker
tetapi sudah di tempatkan di tempat yang berbdea.
7.1.4 SKP 4 (Kepastian tepat-- lokasi, tepat-- prosedur, tepat—pasien operasi)
Proses time out ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan
pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelumpasien dianestesi di holding
area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien
operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room).
Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan
diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat.
7.1.5 SKP 5 (Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan)
Semua petugas dirumah PAKit termasuk dokter melakukan 6 LANGKAH
kebersihan tangan pada 5 momen yang telah ditentukan, yakni:
7.1.5.1 Sebelum kontak dengan pasien
7.1.5.2 Sesudah kontak dengan pasien
7.1.5.3 Sebelum tindakan asepsis
7.1.5.4 Sesudah terkena cairan tubuh pasien
7.1.5.5 Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
a. HANDWASH – dengan air mengalir waktunya : 40 – 60 detik
b. HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 – 30 detik

19
Adapun angka kejadian flebitis selama 3 bulan terakhir di Ruang Nuri
tidak ada kejadian Flebitis, di ruang nuri setiap 3 hari penggantian infus
untuk pencegahan terjadinya flwbiris
7.1.6 SKP 6 (Pengurangan Risiko Jatuh)
Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan
metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSD Idaman
Banjarbaru Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring
HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE.
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar
pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat
memasang stiker berwarna KUNING di temple di dinding/di bet pasien/digelang
pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud penempelan striker
tersebut tersebut. SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh.
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian
risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
Dari hasil wawancara dan dari data terdahulu tidak terdapt kejadian jatuh di
rumah PAKit.

8. Proses
8.1 Fungsi Perencanaan (Planning)
8.1.1 Visi, Misi & Tujuan Ruangan Perawatan
8.1.1.1 Visi Ruangan Perawatan
Profesional dan unggul dalam perawatan bedah
8.1.1.2 Misi
a. Menjamin dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
yang handal dalam perawatan bedah sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi denagn tetap megedepankan sikap teruputik
b. Menciftakan konrdinasi dan komunikasi yang efektip dengan
semua pelayanan yang terlibat didalam melaksanakan asuhan
secara konfrehensip
c. Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat dengan
mengutamakan kekompakan dan budaya berfikir positif
d. Berperan, berkontribusi dan mepasilitasi penelitian keperawatan
bedah yang berkelanjutan
8.1.1.3 Motto
“cermat dalam berfikir tanggap dalam pelayanan”

20
8.1.2 Fungsi Ruang perawatan
8.1.2.1 Visi misi tujuan ruangan
Ketika dilakukan wawancara pada kepala ruang terkait visi dan misi
pada ruangan nuri masih mengacu pada misi dan visi rumah PAKit
RSD Idaman Banjarbaru. Visi dan Misi sudah ada dipajang diruangan.
Sebagian perawat sudah mengetahui dan menguasai terkait visi dan misi
ruangan.
8.1.2.2 SOP dan PAK
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan kepala ruangan
mengenai SPO di ruang Nuri sudah mengikuti SPO yang dibuat oleh
RSD. Idaman Banjarbaru Perawat selalu berusaha agar selalu
melakukan setiap tindakan yang dilakukan ke pasien berdasarkan SPO
yang sudah ditetapkan oleh Rumah PAKit agar meningkatkan
pelayanan dan kepuasan pasien.
8.1.2.3 Standar Kinerja
Wawancara: apa saja kebijakan yang berlaku di ruangan ini, tata tertib
dan standar pelayanan minimal yang disepakati
Observasi: Kebjikan, tata tertib tertulis, standar pelayanan minimal
yang disepakati
Kuisioner: persepsi perawat pelaksana tentang Kebjikan, tata tertib
tertulis, standar pelayanan minimal yang disepakati

21
8.2 Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
8.2.1 Struktur Organisasi

DIREKTUR

dr. Hj. Endah Labati Silapurna, MH.Kes

KABID KEPERAWATAN KEPALA RAWAT INAP

M. Hadarani, S.Kep.NS, M.PH

KASI ASUHAN KASI DIKLAT & PENYULUHAN


KEPERAWATAN

H. M. Fakhruddin Noor, SKM, Sarjani, SKM, M.M.Kes


MKM

KEPALA RUANGAN
Muhammad Abrar, S.Kep., Ns
SUPERVAISOR
Heni Nuraini, S.Kep., Ns

TENAGA KEPERAWATAN

KATIM I KATIM II KATIM III


Fitrianie, S.Kep., Ns Siti Mariam, S.Kep., Ns Sri Wahyuni, S.Kep., Ns

PERAWAT ASOSIATE PERAWAT ASOSIATE PERAWAT ASOSIATE


1. Cahyo Wibowo 1. M. ridha rahmani 1. Dinda Wahyudia wati
2. Sri Susanti 2. Dwi Febri wardhani 2. Mayla NMS
3. Ratna Norlia B 3. M. Fitri noor 3. Maulidah
4. Lestian Puji Uswati 4. M. Iqbal 4. Toha alhafiki
5. Yunita Permata Sari 5. Gt. Ahmad riduan 5. Fajar muttaqim

Keterangan :
: Komando
: Kordinasi

22
8.2.2 Pembagian tugas
8.2.1.1 Uraian Tugas Kepala Ruang Pelayanan Rawat Inap
a) Menunjuk ketua tim yang bertugas di ruangan
b) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
c) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf
d) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan
e) Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan
f) Mengatur dan mengendalikan situasi ruangan
g) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
h) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
i) Menginformasikan hal-hal baru yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
j) Memberikan motivasi kepada staf dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
k) Melakukan supervisi langsung di ruangan melalui pengamatan
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
l) Melakukan supervisi tidak langsung dengan cara mengecek,
membaca, dan memeriksa rencana keperawatan yang dibuat selama
proses keperawatan dilaksanakan
m) Memberikan saran dan membantu memecahkan masalah yang terjadi
di ruangan
n) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugasnya
o) Melibatkan bawahan apabila ada kegiatan yang menyangkut ruangan
p) Memberikan teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan
q) Mengevaluasi kerja ketua tim dan anggota tim dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di ruangan
r) Menetapkan upaya tindak lanjut di ruangan
s) Memberikan umpan balik kepada ketua tim dan anggota tim
t) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian kegitaan di ruangan
8.2.1.2 Uraian tugas supervaisor
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksanan
keperawatan.
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada
staf dan pelaksanan keperawatan.
d. Mampu memahami proses kelompok (dinamika kelompok).

23
e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksana keperawatan.
f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan
lebih baik.
8.2.1.3 Uraian Tugas Ketua Tim
a. Membuat perencanaan tugas dan kewenangan yang didelegasikan
oleh kepala ruanga
b. Menyelengarakan konfrensi antar anggota tim
c. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
d. Menyusun rencana asuhan keperawatan
e. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota
tim
f. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
g. Membuat perencanaan tugas dan kewenangan yang didelegasikan
oleh kepala ruangan
h. Menyelengarakan konfrensi antar anggota tim
i. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
j. Menyusun rencana asuhan keperawatan
k. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota
tim
l. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
m. Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada
anggota tim
n. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian asuhan keperawatan
o. Mengawasi/melihat pelaksanaan asuhan keperawatan yang dibuat
oleh anggota tim serta menerima/mendengar laporan secara lisan dari
anggota tim tentang tugas yang dilakukan
p. Memperbaiki, mengatasi kelemahan/kendala yang dihadapi anggota
tim
q. Mengevaluasi kinerja anggota tim
8.2.1.4 Uraian Tugas Perawat asociate/pelaksana Di Ruang Rawat
a. Mengadakan serah terima tugas bersama kepala ruangan dan ketua
tim
b. Menerima pembagian tugas dari ketua tim
c. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
d. Menerima pasien baru
e. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

24
f. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim
g. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain
h. Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim yang lain
i. Melaksanakan asuhan keperawatan

8.2.1.5 Pengaturan Pengorganisasian pasien

POLIKLINIK IGD Ruang Perawatan


Lain

TPPO

Ruang Perawatan
Inap

Pulang Sembuh
Pulang Paksa
Pindah Ruangan
Meninggal

Administrasi

:
8.3 Fungsi Pengaturan Staf (Staffing)
8.3.1 Orientasi Staf perawat yang baru
Tata cara mempersiapkan perawat baru yang berhubungan dengan lingkungan
kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan,
petugas, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang bagi pegawai baru. Dengan
tujuan sebagai berikut :
8.3.1.1 Mendapatkan informasi dan pandangan mengenai visi, misi, tujuan
organisasi dirumah PAKit
8.3.1.2 Memahami jenis-jenis pelayanan yang ada dan unit-unit dalam
organisasi rumah PAKit
8.3.1.3 Mengetahui lingkungan rumah PAKit untuk memudahkan adaptasi
sebelum memulai pekerjaan dalam waktu yang singkat.
8.3.1.4 Memahami pentingnya menjalin hubungan profesional antara perawat
dan tim kesehatan lainnya.
8.3.1.5 Meningklatkan kemampuan kinerja klinis perawat dalam memberikan
asuhan atau pelayanan prima

Kebijakannya sebelum bertugas dirumah PAKit, perawat baru perlu


menjalani orientasi selama 6 minggu sebagai persiapan melaksanakan tugas.

25
Dirumah PAKit Idaman khususnya diruang Nuri setiap perawat baru
diorientasi selama kurang lebih 3 bulan. Selama 3 bulan itu, 2 minggu roling
/ruangan yang ada di RS Idaman Banjarbaru. Selama diorentasi diruangan ada
lembar penilaian khususnya yang menyangkut etik dan skill. Hasil dari nilai
tersebut dijadikan acuan dasar kridensial dan penempatan tiap ruangan.

8.3.2 Pengaturan jadwal dinas


Di Ruangan Nuri latai 2, pengaturan jadwal dinas dilakukan oleh Kepala
Ruangan dengan menempatkan KATIM pada shift pagi dan perawat
pelaksana paling banyak yang dinas pada shift pagi. Pembagian perawat yang
berdinas setiap harinya seimbang antara shift pagi, siang, dan malam, selalu
ada perawat penanggung jawab disetiap shift. Apabila shift pagi, maka
perawat penanggung jawab adalah KATIM, dan untuk shift siang dan malam
yang bertanggung jawab adalah perawat yang berdinas dan diserahi tanggung
jawab oleh KATIM.

8.3.3 Perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan


8.3.3.1 Sistem Penghitungan Tenaga
Berdasarkan data observasi yang didapat di ruang Nuri pada 7-8 Mai
2019 jumlah pasien sebanyak 2 orang.
Tingkat Ketergantungan Pasien
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.
Menurut Douglas (1984) Loverige dan Cummings (1996)
diklasifikasikan derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori yaitu:
a. Perawat Minimal : 1-2/24jam
- Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan
- Mampu naik turun tempat tidur
- Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
- Mampu makan dan minum sendiri
- Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan
- Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
- Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
- Status psikologis stabil
- Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
- Operasi ringan

26
b. Perawat Intermediet/partial : 3-4/24jam
- Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun tempat tidur
- Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan
- Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
- Membutuhkan bantuan untuk makan/disuap
- Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
- Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
- Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat
tidur/kamar mandi)
- Post operasi minor 24 jam
- Melewati fase akut dari post operasi mayor
- Fase awal dari penyembuhan
- Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
- Gangguan emosional ringan

c. Perawat Total : 5-6/24jam


- Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat
tidur ke kereta dorong atau kursi roda
- Membutuhkan latihan pasif
- Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena
(infus) atau NG tube (sonde)
- Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
- Membutuhkan bantuan bantuan untuk berpakaian dan
berdandan
- Dimandikan perawat
- Dalam keadaan inkontinensia
- 24 jam post operasi mayor
- Pasien tidak sadar
- Keadaan pasien tidak stabil observasi TTV setiap kurang dari
jam
- Perawatan lukan bakar
- Perawatan kolostomi
- Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
- Menggunakan WSD
- Irigasi kandung secara terus menerus
- Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
- Fraktur atau pasca operasi tulang belakang/leher
- Gangguan emosional berat.

27
Nilai standar perawat per shift berdasarkan klasifikasi pasien

Klasifikasi Pasien Pagi Sore Malam

Total care 0,36 0,30 0,2

Partial care 0,27 0,15 0,07

Minimal care 0,17 0,14 0,10

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 7-9 mai 2019 diperoleh


data jumlah kebutuhan perawat sebagai berikut:
Jumlah
Klasifikasi Pasien Pagi Sore Malam Jumlah
pasien
1x0,27= 1x0.15 1x0.07 0.52
Partial care 1
0,27 =0.15 = 0.07
1x0,17 1x0,14 1x0,10 0,38
Minimal care 1
= 0,17 = 0,14 = 0,10
0.90
Jumlah 2
(1)
Berdasarkan data klasifikasi jumlah perawatan pasien adalah
seimbang.

Tingkat ketergantungan parsial dan minimal 2 pasien : Kebutuhan jam


perawatan
Parsial :
 Jam perawatan langsung
Partial care 1 orang x 3 jam = 3 jam 180 menit
Minimal 1 jam x 1 orang = 1 jam= 60 menit
 Jam perawatan tidak langsung
Partial care minimal care 2 orang x 1 jam = 2 jam = 120 menit
 Jam Penyuluhan
Minimal= 15 menit x 2 orang = 30 menit
Jadi, total jam perawatan yang dibutuhkan dalam satu hari untuk 2
orang pasien adalah 390 menit atau 6.5 jam.
 Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perhari
adalah 6,5 jam : 2 pasien = 3.25 jam = 3 jam
 Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI
dengan mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah
hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan
jumlah kerja perhari selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha
menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:

28
Tenaga Perawat
(𝐀 × 𝟓𝟐 𝐦𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮) × 𝟕 𝐇𝐚𝐫𝐢 (𝐓𝐓 × 𝐁𝐎𝐑)
= +
𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐞𝐟𝐞𝐤𝐭𝐢𝐟 × 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐣𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮

125%

Keterangan :
 A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
 52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
 TT = Tempat Tidur
 BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah
tempat tidur yang digunakan selama periode tertentu (satu
semester/tahun)
 Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 – (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti
tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
 Total jam kerja perminggu = 40 jam
 Komponen 125% yaitu tingkat penyesuaian terhadap
produktivitas

[ (3x 52 x 7 x 29]+ 125%


TP =
41 (mg) x 40 (jam)

31.668+ 125%
=
1640

= 19,3 = 19 orang

Jadi, jumlah seluruh tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 19 orang,


untuk tenaga keperawatan di Ruang Nuri ada 20 orang jadi di ruang Nuri
kelebihan tenaga kerja keperawatan sebanyak 1 orang.

29
9.1 Fungsi Pengarahan (Actuating)
9.1.1 Timbang terima (Hand Over)
Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting
tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat tentang keadaan pasien saat itu, tindakan
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang
mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan pasien saat itu.
Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan
proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien
saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab
perawat kepada pasien. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang
terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift
dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien untuk
validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.
Berdasarkan observasi tanggal 7-9 Mei 2019 didapatkan operan dilakukan 3
kali dalam sehari, yaitu pada pergantian shift malam ke pagi, untuk pagi ke
sore, sore ke malam hanya dilakukan diruangan saja. Timbang terima sudah
dijalankan secara maksimal. Timbang terima dilakukan dan diikuti oleh
semua perawat yang telah dinas di nurse station. Setelah timbang terima di
ruangan, semua perawat keliling untuk melihat keadaan pasien. Timbang
terima di ruang Nuri menekankan pada intervensi yang sudah dilakukan dan
intervensi yang akan diberikan atau tindakan kolaboratif yang belum atau
sudah dilaksanakan, dan keluhan pasien saat perawat ruangan keliling.

9.1.2 Preconferen
Pre conferent adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shif tersebut yang dipimpin oleh ketua
tim atau penanggung jawab tim.
Berdasarkan observasi pre conference dilakukan setiap pergantian shif, semua
perawat di ruangan mengikuti semua. Saat wawancara perawat diruangan
mengatakan isi dari pre conference adalah rencana tindak lanjut. Waktu
pergantian shift malam ke pagi sekitar pukul 08.00 wita, pagi ke sore sekitar
14.00 wita, sore ke malam sekitar 21.45 wita.

30
9.1.3 Postconferen
Post conferent adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan kepada shif berikut. Isi post
conferment adalah hasil keperawatan dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut).
Berdasarkan observasi post conference dilakukan setiap pergantian shif,
semua perawat di ruangan mengikuti namun di beberapa pergantian shif ada
perawat yang tidak mengikuti. Saat wawancara perawat diruangan
mengatakan isi dari post conference adalah hasil tindak lanjut. Waktu
pergantian shift malam ke pagi sekitar pukul 08.00 wita, pagi ke sore sekitar
14.00 wita, sore ke malam sekitar 21.45 wita.

9.1.4 Motivasi
Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan
kepuasan. Aktifitas ini melibatkan fisik dan mental, bekerja itu merupakan
proses fisik dan mental manusia dalam mencapai tujuannya. Sementara itu
pengertian motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk
membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara prilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2000: 94 dalam Nursalam, 2015).
Kepala ruangan memotivasi katim dan perawat pelaksana saat timbang terima
pergantian dinas malam ke pagi sekitar pukul 08.00 wita dan kadang-kadang
saat pergantian dinas pagi ke sore.

9.1.5 Pendelegasian
Pendelegasian yang baik bergantung pada keseimbangan antara tiga
komponen utama, yaitu: tanggung jawab, kemampuan dan wewenang.
Tanggung jawab (Responsibility) adalah suatu rasa tanggung jawab terhadap
penerimaan suatu tugas. Kemampuan (accountability) adalah kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas yang didelegasikan. Wewenang
(authority) adalah pemberian hak dan kekuasaan kepada delegasi untuk
mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpahkan (Nursalam,
2015).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan 7-8 Mei 2019,
pendelegasian sudah berjalan dengan baik dengan mementingkan tanggung
jawab, kemampuan dan wewenang. Saat observasi pendelegasian dari kepala
ruangan ke katim dan katim ke perawat pelaksana serta mahasiswa yng
berdinas berjalan baik sesuai dengan tiga komponen.

31
9.1.6 Supervisi
Supervisi merupakan pengawasan partisipatif dalam bentuk komunikasi yang
bertujuan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan. Untuk
memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai standar.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan 7-8 Mei 2019, supervisi
sudah dilakukan oleh kepala ruangan. Saat wawancara tugas supervisi
dilakukan katim.

9.1.7 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan
tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien
secara langsung sebagai fokus kegiatan. Ronde keperawatan sudah
dilaksanakan secara optimal oleh ruangan.

9.1.8 Discharge Planning


Disharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan
rentang keperawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh
pasien dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik
terarah, sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk
keperawatan di rumah.

Dari hasil wawancara dan observasi yang kami lakukan selama 3 hari di ruang
Nuri di dapatkan hasil bahwa sudah dilakukan discharge planing dengan
penggunaan komunikasi baik terarah yaitu dilakukan dengan empat tahapan
dari awal pasien pulang hingga pasien pulang , dan apa yang disampaikan
dapat dimengerti juga berguna bagi pasien untuk perawatan di rumah dan
leaflet diberikan ke pasien untuk bacaan dirumah.

9.1.9 Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru tidak dilaksanakan oleh kepala ruangan tetapi
dilaksanakan oleh perawat pelaksana yang berdinas sesuai shif diruangan.
Yang menjelaskan orientasi ruangan, perawatan medis, dan dll adalah
perawat pelaksana.

32
Hasil observasi selama 3 hari diruang nuri di dapatkan saat penerimaan
pasien baru dilakukan pengkajian awal dan pengkajian nyeri pada pasien,
setelah dilakukan pengkajian awal maka perawat ruangan melakukan edukasi
pada keluarga pasien.

10.1 Fungsi Pengendalian (Controlling)


10.1.1 Indikator Mutu
Berdasarkan wanwancara diruangan perawat rutin dilakukan diruangan
bersama ketua tim dan perawat pelaksana. Perhitungan BOR, ALOS, TOI
dilakukan tiap triwulan pada setiap tahun dan untuk infeksi nasokomial
dilakukan oleh tim PPI di rumah PAKit. Namun setiap ruang memiliki
perawat yang diberikan pelatihan PPI guna melakukan pencegahan infeksi
nasokomial di tiap ruangan rumah PAKit.
10.1.2 Audit Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan
didapatkan bahwa untuk audit dokumentasi asuhan keperawatan di ruangan
Nuri sudah ada pengauditan dokumentasi asuhan keperawatan, tetapi audit
dokumentasi langsung dilakukan oleh Kabid Keperawatan Rumah PAKit,
yaitu dengan cara melihat kelengkapan dari dokumentasi di ruangan yang
sudah diisi saat melakukan asuhan keperawatan
10.1.3 Survei Kepuasan pasien
Berdasarkan hasil survei yang diberikan kepada pasien pada tanggal 7-9 Mei
2019, mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja perawat. Didapatkan hasil
kuesioner tentang Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Perawat yang
dibagikan kepada 2 responden secara umum menyatakan bahwa pelayanan
perawat di Ruang Nuri adalah puas yaitu sebanyak (100 %).

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 10 (100%) 0(0%)
2 Apakah perawat melarang anda/pengunjung merokok di ruangan 10 (100%) 0 (0%)
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda 10 (100%) 0(0%)
4 Apakah perwat pernah menanyakan pantangan dalam hal makanan kepada anda 10 (100%) 0(0%)
5 Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan berapa jumlah makanan dan 10 (100%) 0(0%)
makanan yang anda habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan sendiri apakah perawat 10 (100%) 0(0%)
membantu menyuapi
7 Pada saat and/keluarga anda dipasang infuse, apakah perawat selalu memeriksa 10 (100%) 0(0%)
cairan infuse/tetesannya dan area sekita pemasangan jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalammi kesulitan buang air besar apakah 10 (100%) 0(0%)
perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup dan
banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluaga anda buang air besar/buang air kecil, 10 (100%) 0(0%)
apakah perawat memasang sampiran/selimut, menutup pintu/jendela.
Mempersilahkan pengunjung keluar ruangan

33
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda selalu dijaga kebersihannya dengan 10(100%) 0(0%)
disapu/dipel setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak licin, tidak berbau dan 10(100%) 0(0%)
cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi dalam keadaan istirahat total 10(100%) 0(0%)
apakah dimandikan oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat jika tidak mampu memgosok 10(100%) 0(0%)
gigi, membersihkan mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti setiap kotor 10(100%) 0(0%)
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari kurang bergerak, atau 10(100%) 0(0%)
berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah PAKit, apakah perawat 10(100%) 0(0%)
memberikan penjelasan tetang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah PAKit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat memanggil nama 10(100%) 0(0%)
dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat mengawasi 10(100%) 0(0%)
keadaan anda secara teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat memberi bantuan 10(100%) 0(0%)
bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 10(100%) 0(0%)
21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat yang bertanggung jawab 10(100%) 0(0%)
setiap kali pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu member penjelasan sebelum melakukan tindakan 10(100%) 0(0%)
perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan memperhatikan setiap 10(100%) 0(0%)
keluhan anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu 10(100%) 0(0%)
menyiapkan/meminumkan obat
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan penjelasan tentang 10(100%) 0(0%)
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah andakeluarga anda
diperbolehkan pulang

11. Output
11.1 Penerapan terhadap penerapan PAK dan SOP yang ada
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dirumah PAKit Idaman Banjarbaru
dan Ruang Nuri, didapatkan hasil bahwa Standar Operasional Prosedur yang ada
dirumah PAKit Idaman Banjarbaru berjumlah 405 SOP, dan 174 SOP yang ada
diruangan Nuri.

11.1.1 Standar operasional Prosedur (SOP)


No. SPO Yang Ada Diruangan
1. SPO Pelayanan TB DOTS
2. SPO Triage Instalasi Gawat Darurat
3. SPO Terkait Rujukan HIV
4. SPO Pelayanan Pasien Dengan Restrain
5. SPO Surveilens
6. SPO Hand Hygiene
7. SPO APD (Alat Pelindung Diri)
8. SPO PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
9. SPO KLB (Kejadian Luar Biasa)
10. SPO Suntik

34
11. SPO Antiseptik
12. SPO Paska Pajanan
13. SPO Antibiotik
14. SPO MRSA (Meticillin Resistant Staphylococcus Aureus)
15. SPO Diklat
16. SPO Sanitasi
17. SPO Pemeliharaan
18. SPO Spilkit
19. SPO Kamar Isolasi
20. SPO CSSD
21. SPO Gizi
22. SPO Mengukur Suhu Tubuh Per Axila
23. SPO Menghitung Denyut Nadi
24. SPO Menghitung Pernafasan
25. SPO Tekanan Darah
26. SPO Memandikan Pasien Di Tempat Tidur
27. SPO Menjaga Kebersihan Rongga Mulut, Gigi Pada Pasien Tidak Sadar
28. SPO Perawatan Gigi Palsu
29. SPO Perawatan Mulut Pasien Sadar
30. SPO Merawat Kateter Internus
31. SPO Melepas Kateter Internus
32. SPO Pengambilan Urine Untuk Pemeriksaan
33. SPO Membantu Pasien Buang Air Besar Di Tempat Tidur
34. SPO Memasang Kanul Rektal
35. SPO Mengeluarkan Feses Secara Manual
36. SPO Huknah/Clensing Enema/Lavament
37. SPO Pemberian Spuit Glycerin/Retention Enema
38. SPO Pengambilan Bahan Pemeriksaan Feses
39. SPO Pemeriksaan Fisik
40. SPO Mengajarkan Latihan Nafas Dalam
41. SPO Mencukur
42. SPO Memasang Gurita
43. SPO Mengganti Balutan
44. SPO Merawat Luka Dengan Drain
45. SPO Mengangkat Jahitan
46. SPO Merawat Dekubitus
47. SPO Memasang Restrain
48. SPO Mencuci Tangan
49. SPO Menyikat Tangan
50. SPO Pemakaian Alat Pelindung Mata
51. SPO Pemakaian Skort
52. SPO Pemakaian Masker
53. SPO Pemakaian Sarung Tangan Steril
54. SPO Membuka Bungkusan Steril

35
55. SPO Prosedur Membantu Pasien Bergeser Ke Sisi Atas Tempat Tidur
56. SPO Memberikan Posisi Semi Fowler’s
57. SPO Memberikan Posisi Supine
58. SPO Memberikan Posisi Lateral (Side Lying)
59. SPO Logrolling Pasien
60. SPO Posisi Prone (Tengkurap)
61. SPO Sim’s (Semi Prone)
62. SPO Memberikan Posisi Dorsal Recumbent
63. SPO Memberikan Posisi Trendelenberg
64. SPO Memberikan Posisi Anti Trendelenberg
65. SPO Membantu Pasien Untuk Duduk Di Tempat Tidur
66. SPO Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi/Kursi Roda
67. SPO Memindahkan Pasien Ke Kereta Dorong
68. SPO Membantu Pasien Ambulasi
69. SPO Melatih ROM (Range Of Motion) Atau RPS (Rentang Pergerakan
Sendi)
70. SPO Membantu Pasien Untuk Mengatasi Nyeri
71. SPO Memberi Kompres Es
72. SPO Memberi Kompres Hangat
73. SPO Asuhan Keperawatan Pasien Yang Berhubungan Dengan Aspek
Budaya Dan Spiritual
74. SPO Prosedur Pemberian Obat Oral
75. SPO Pemberian Obat Bukal Dan Sublingual
76. SPO Prosedur Pemberian Obat Topical
77. SPO Prosedur Pemberian Obat Mata
78. SPO Prosedur Pemberian Tetes Telingan
79. SPO Pemberian Tetes Hidung
80. SPO Prosedur Pemberian Obat Inhalasi
81. SPO Memasukkan Supositoria Atau Cream Vagina
82. SPO Prosedur Pemberian Obat Melalui Rektal
83. SPO Menghisap Obat Dari Ampul
84. SPO Menghisap Obat Dari Vial
85. SPO Memberikan Obat Intra Cutan
86. SPO Memberi Suntikan Subcutan (S.C)
87. SPO Memberikan Suntikan Intra Muskular
88. SPO Menambahkan Obat Ke Dalam Botol Infus
89. SPO Memasukkan Obat Intravena Secara Bolus Pada Infus
90. SPO Fungsi Vena Untuk Pengambilan Darah
91. SPO Prosedur Pemasangan Infus
92. SPO Menghitung Tetesan Infus Dan Memonitor Infus
93. SPO Mengganti Balutan Infus
94. SPO Prosedur Melepas Infus
95. SPO Prosedur Pemasangan Kateter Pria
96. SPO Prosedur Pemasangan Kateter Wanita

36
97. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Biopsi Pleura/Paru
98. SPO Melakukan PPD Test
99. SPO Melakukan Fisioterapi Pada Postural Drainage
100. SPO Melakukan Penghisapan Lendir Melalui Mulut, Hidung Dan
Tracheostomy
101. SPO Perawatan Pasien Pasca Tracheostomy
102. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Terapi Nebulizer
103. SPO Merawat Pasien Dengan Water Seal Drainage (WSD)
104. SPO Memasang Pipa Lambung (Naso Gatric Tube = NGT)
105. SPO Melakukan Bilas Lambung (Lavage)
106. SPO Merawat Luka Gastrostomi
107. SPO Memberi Makanan Cair Melalui Gastrostomi
108. SPO Merawat Colostomy
109. SPO Melakukan Lavamentcolostomy (Irigasi Colostomy)
110. SPO Persiapan Dan Perawatan Pasien Untuk Pemeriksaan Colonoscopy
111. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Gastroscopy
112. SPO Persiapan Dan Perawatan Pasien Pada Pemeriksaan OMD Foto
113. SPO Persiapan Dan Perawatan Pasien Pada Pemeriksaan Colon Foto
114. SPO Persiapan Dan Perawatan Pasien Pada Pemeriksaan Laparascopy
115. SPO Persiapan Dan Perawatan Pasien Pada Pemeriksaan Cholecystografy
116. SPO Persiapan Dan Perawatan Pasien Punksi Asites (Paracentesis)
117. SPO Memberi Rendaman Duduk
118. SPO Meyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Laboratorium Tes Fungsi
Lever
119. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan EKG
120. SPO Mengambil Darah Untuk Pemeriksaan Preparat Malaria
121. SPO Memberikan Tranfusi Darah
122. SPO Menyiapkan Dan Melakukan Asisten Terhadap Pasien Dengan BMP
123. SPO Melakukan Test Rumple Leed
124. SPO Persiapan Dan Perawatan Pasien Dengan Lumbal Punksi
125. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan CT Scan
126. SPO Merawat Pasien Sebelum Dan Sesudah Pemeriksaan EEG
127. SPO Perawatan Pasien Dengan Gips
128. SPO Perawatan Pasien Dengan Traksi
129. SPO Membantu Pasien Menggunakan Tongkat/Kruk Dan Penyangga
Tubuh
130. SPO Membantu Pasien Menggunakan Walker
131. SPO Menyiapkan Pasien Dan Bahan Untuk Pemeriksaan GDS
132. SPO Menyiapkan Pasien Dan Bahan Untuk Pemeriksaan NPP
133. SPO Melakukan Pemeriksaan Gula Darah Dengan Glucometer
134. SPO Melakukan Injeksi Insulin (Insulin Pen)
135. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan USG Ginjal
136. SPO Melakukan Irigasi Kandung Kemih Pada Pasien Post Operasi BPH
137. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Usg Kandung Kemih

37
138. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Bno-IVP
139. SPO Penerimaan Pasien Baru
140. SPO Alur Pasien Pulang
141. SPO Pasien Dipindah Ke Ruang Lain Karena Alih Rawat
142. SPO Pasien Rawat Inap dari Poliklinik
143. SPO Pasien Dipindah Keruang Lain Karena Perubahan Kelas
144. SPO Pelaksanaan Discharge Planning
145. SPO Timbang Terima Pasien
146. SPO Asesmen Medik Rawat Inap
147. SPO Asesmen Keperawatan Rawat Inap
148. SPO Asesmen Keperawatan Anak Rawat Inap
149. SPO Asesmen Keperawatan Neonatus
150. SPO Asesmen Dan Manajemen Nyeri
151. SPO Asesmen Ulang
152. SPO Penejelasan Dan Persetujuan Umum Dalam Pelayanan Kesehatan
153. SPO Penyampaian Hak Dan Kewajiban Pasien Dan Keluarga
154. SPO Menjaga Privasi Pasien
155. SPO Permintaan Pendapat Lain (Second Opinion)
156. SPO Pemasangan Gelang Identitas Pasien Rawat Inap
157. SPO Identifikasi Pasien Rawat Inap Dalam Pemberian Obat
158. SPO Identifikasi Pasien Sebelum Memberikan Penatalaksanaan
159. SPO Pencegahan Resiko Pasien Jatuh
160. SPO Komunikasi Efektif Via Telepon
161. SPO Komunikasi Efektif Serah Terima Shift Jaga
162. SPO Edukasi
163. SPO Merujuk Pasien
164. SPO Penanganan Pasien Bila Tidak Tersedia Tempat Tidur
165. SPO Pendaftaran Pasien Rawat Inap
166. SPO Serah Terima Pasien
167. SPO Transportasi Pasien Pra Dan Pasca Operasi
168. SPO Serah Terima Pasien Pra Dan Pasca Operasi
169. SPO Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
170. SPO Identifikasi Pasien Resiko Tinggi
171. SPO Pelayanan Pasien Dengan Restrain
172. SPO Pelayanan Pasien Dengan Penyakit Menular
173. SPO Kode Biru (Code Blue)
174. SPO Do Not Rescucitation (DNR)
Jumlah 174 SOP

11.1.2 Panduan Asuhan Keperawatan Di Ruang Nuri


a. Asuhan Keperawatan pada pasien Close Fraktur
b. Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur Batang Femur
c. Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur Clavicula

38
d. Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur Colles
e. Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur Long Bone
f. Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur Monteggia
g. Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur Terbuka
h. Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur Tibia
i. Asuhan Keperawatan pada pasien Total Knee Replacement
j. Asuhan Keperawatan pada pasien Carpal Tunel Syndrom (CTS)
k. Asuhan Keperawatan pada pasien Epilepsi
l. Asuhan Keperawatan pada pasien Low Back Pain (LBP)
m. Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke Hemoragik (SH)
n. Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke Non Hemoragik (SNH)
o. Asuhan Keperawatan pada pasien Vertigo
p. Asuhan Keperawatan pada pasien Cidera Ligamentum Krucsiatum
Anterior (ACL)

Dari 10 daftar penyakit terbanyak di ruang Nuri lantai 2 yang menonjol adalah
fraktur, sedangkan 9 diantaranya apendisitis, hill, tumor, abses, ileus obstruktif,
impaksi, diabetic foot, hemoroid dan CKR tidak memiliki Panduan Asuhan
Keperawatan

Hasil evaluasi penerapan PAK


No. Item Penilaian Persentasi
1 Pengkajian 100
2 Dignosa keperawatan 70%
3 Intervensi keperawatan 70%
4 Implementasi 70%
5 Evaluasi 70%
Rata-rata 70%
Total 76%
Indikator pelayanan Efisiensi Ruangan
Jumlah Jumlah Pasien

No. Tanggal Tempat Hari Keluar


Tidur Perawatan (Hidup+Mati)
1 Februari 29 237 112
2 Maret 29 335 124
3. April 29 333 81
Total 29 905 317

BOR = Jumlah Hari Perawatan x 100%

39
Jumlah Tempat Tidur x Jumlah Hari Dalam 1 Periode
= 905 x 100%
29 x 89
= 35,0%

ALOS = Jumlah Lama Dirawat


Jumlah Pasien Keluar
= 905 = 3 atau 3 hari
317

BTO = Jumlah Pasien Keluar


Jumlah Tempat Tidur
= 317 = 11 atau 11 kali
29

TOI = ((Jumlah Tempat Tidur x periode) - Hari perawatan)


Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
= (29 x 89 ) - 905
317
= 5,2 atau 5 hari

GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya x 1000 permil


Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
= 0 x 1000 permil = 31.700permil
317

40
41
12. Identifikasi Masalah
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
1. Jumlah tenaga perawat ners 6 1. Masih banyaknya perawat D3 1. Bisa melanjutkan ke jenjang (S1 dan 1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
orang, sarjana keperawatan sebanyak 14 perawat (70%) Profesi Ners) untuk menambah wawasan yang lebih professional, makin tingginya kesadaran
S1 dan diploma III dari 20 perawat, dikarenakan dan ilmu masyarakat akan pentingnya kesehatan, kebijakan
keperawatan 14 orang. kendalanya biaya dan pemerintah tentang kesehatan dan adanya peningkatan
bukannya dari PNS standar masyarakat yang harus dipenuhi.

2. Ruangan memiliki 16 PAK 2. PAK yang dimiliki tidak 2. Dapat meningkatkan mutu pelayan dan 2. Asuhan keperawatan tidak sesuai dengan PAK, dan
lengkap mempercepat penyembuhan pasien. memperlama hari rawat.

3. Sudah ada struktur organisasi 3. Belum dicetaknya struktur 3. Adanya struktur organisasi yang jelas 3. Tidak jelasnya pembagian peran dalam ruangan
yang dibuat organisasi, hanya dalam terlihat
bentuk file

4. Sumber pembiayaan ruangan 4. Jika meminta alat-alat baru 4. Adanya dana APBD dan untuk 4. Terlambatnya pemasukan alat baru karena terkendala
berasal dari dana rumah akan memerlukan waktu lama meningkatkan pelayanan rumah PAKit waktu.
PAKit, sumbangan Anggaran dan untuk waktunya tidak bisa Dukungan dana BLUD untuk
Pendapatan dan Belanja diperkirakan peningkatan SDM dan fasilitas rumah
Daerah (APBD) dan badan PAKit.
layanan Umum Daerah
(BLUD). 5. Masih adanya 8 dari 20 5. Adanya kesempatan untuk meningkatkan 5. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
5. Adanya perawat yang perawat yang tidak mengikuti kemampuan kerja melalui pelatihan dan yang lebih professional, makin tingginya kesadaran
mengikuti pelatihan sebanyak pelatihan BTCLS. meningkatkan pendidikan masyarakat akan pentingnya kesehatan, kebijakan
12 perawat sudah pemerintah tentang kesehatan dan adanya peningkatan
mendapatkan pelatihan standar masyarakat yang harus dipenuhi.
BTCLS.
6. Semua perawat mengetahui 6. – 6. – 6. Kondisi pasien tersampaikan secara menyeluruh
prinsip-prinsip tentang teknik karena berhadapan langsung dengan pasien.
penyampaian timbang terima
dihadapan pasien.

7. Tidak ada poster daftar nama 7. Perawat menjadi kurang 7. Membangun kembali kesadaran dengan 7. Resiko terjadi kesalahan pemberian obat dikarenakan

38
untuk obat High Alert (ada waspada dalam pemberian menempelkan label High Alert pada obat nama obat yang mirip yang merugikan masalah
label High Alert yang sudah obat High alert dan menempelkan poster di ruangan kesehatan pasien.
tertempel pada obat) ataupun di dekat penyimpanan obat.

13. Analisa Masalah

No Data Masalah Faktor Penyebab Skor


1 PAK tidak lengkap, tidak sesuai dengan jenis 10 Kesalahan dalam penentuan asuhan Kurangnya perhatian oleh tenaga kesehatan dan 2500
kasus penyakit tertinggi keperawatan dan tidak memenuhi standar rumah PAKit
yang sudah ditetapkan rumah PAKit.
2 Sudah ada struktur organisasi yang dibuat. Struktur organisasi hanya berbentuk file, Kurang optimal upaya pembuatan struktur 1200
belum di cetak. organisasi
3 Tidak ada poster daftar nama untuk obat High Alert Tidak ada perhatian dari pihak rumah PAKit Kurangnya upaya pencegahan untuk masalah 2000
(ada label High Alert yang sudah tertempel pada untuk menempelkan poster, dan kurangnya pentingnya daftar obat high alert
obat) inisiatif dari pihak perawat untuk melaporkan.

No Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas


1 PAK tidak lengkap, 5 5 5 5 4 2500 1
tidak sesuai dengan
jenis 10 kasus penyakit
tertinggi
2 Sudah ada struktur 5 4 3 5 4 1200 3
organisasi yang dibuat.
3 Tidak ada poster daftar 5 5 4 5 4 2000 2
nama untuk obat High
Alert (ada label High
Alert yang sudah
tertempel pada obat)

39
14. Analisis Fish Bone
14.1 Masalah Belum optimal pemasangan penanda/poster obat High Alert

MONEY (M4) - Terdapat 4 pasien beriskso jatuh sedang tidak


MARKETING (M5) terpasang pin dan tidak terdapat papan penanda.
Dana supervisi tidak ada - Terdapat 3 pasien beriskso jatuh sedang
diatur dalam APBD dan terpasang pin, tetapi tidak terdapat papan
BLUD penanda.
- terpasang pin dan tidak terdapat papan penanda.
- Terdapat 1 pasien berisiko jatuh tinggi tidak
Tidak ada poster daftar nama terpasang penanda dan tidak terpasang pin
untuk obat High Alert (ada label - Ada kejadia jatuh 1 pasien pada bulan januari
PAK yang dimiliki
Tidak ada dana khusus High Alert yang sudah tertempel
ruangan tidak lengkap
untuk supervisi pada obat)

Belum optimal
METODE (M3) pemasangan
penanda/poster obat
High Alert
Lulusan Ners 6 orang, S1 1
orang dan D3 Berjumlah 14
Keterbatasan ketersedian orang. SDM sudah cukup
penanda risiko jatuh namun pelaksanaan terhadap
pasien resiko kesalahan
pemberian obat belum optimal
Kurang kesadaran tenaga
kesehtan terkait resiko
kesalahan pemberian obat
Tidak dipasangnya poster Kepala ruangan sekaligus
obat High Alert memegang peran
supervisi

MATERIAL (M2) MAN (M1)

40
12.2 Masalah Belum optimal belum lengkapnya PAK terhadap 10 masalah kesehatan terbanyak di ruang nuri

MONEY (M4) MARKETING (M5)


Dana supervisi tidak ada
diatur dalam APBD dan
BLUD

Tidak dibuatnya PAK diruangan


Tidak ada dana khusus
yang mencakup 10 penyakit
untuk supervisi
terbanyak yang ada diruangan

Belum terpenuhinya
METODE (M3) pembuatan PAK (PAK
tidak lengkap)
Lulusan Ners 6 orang, S1 1
orang dan D3 Berjumlah 14
Keterbatasan ketersedian orang. SDM sudah cukup
penanda risiko jatuh namun pelaksanaan untuk
PAK yang ada diruangan membuat atau melengkapi PAK
belum optimal
tidak lengkap, tidak
mencakup 10 penyakit
terbanyak yang ada Kurang optimal
diruanagan perencanaan untuk Kepala ruangan sekaligus
membuat PAK yang memegang peran
kurang supervisi

MATERIAL (M2) MAN (M1)

41
12.3 Masalah Belum optimal dimana tidak adanya struktur organisasi dalam ruangan nuri

MONEY (M4) - Terdapat 4 pasien beriskso jatuh sedang tidak


MARKETING (M5) terpasang pin dan tidak terdapat papan penanda.
Dana supervisi tidak ada - Terdapat 3 pasien beriskso jatuh sedang
diatur dalam APBD dan terpasang pin, tetapi tidak terdapat papan
BLUD penanda.
Belum dicetaknya struktur - terpasang pin dan tidak terdapat papan penanda.
organisasi tetapi struktur - Terdapat 1 pasien berisiko jatuh tinggi tidak
organisasi namun sudah dibuat terpasang penanda dan tidak terpasang pin
dalam bentuk file - Ada kejadia jatuh 1 pasien pada bulan januari
Tidak ada dana khusus
untuk supervisi

Kurang optimal upaya


METODE (M3) pembuatan struktur
organisasi
Lulusan Ners 6 orang, S1 1
Keterbatasan ketersedian orang dan D3 Berjumlah 14
penanda risiko jatuh orang. SDM sudah cukup
pembuatan struktur namun belum adanya
organisasi karena pemasangan struktur organisasi
tidak jelasnya
pembagian peran
dalam ruangan karena
struktur organisasi Sudah ada struktur Kepala ruangan sekaligus
yang belum tercetak
organisasi yang dibuat memegang peran
supervisi

MATERIAL (M2) MAN (M1)

42
15. POA

Strategi Penyelesaian Masalah


Dengan adanya berbagai macam masalah yang muncul dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka kelompok membuat perencanaan untuk pemecahan masalah
sesuai dengan prioritas masalah sebagai berikut :
Tabel. Planning Of Action (POA)
INDIKATOR BIAYA PENANGGUNG
No MASALAH TUJUAN KEGIATAN WAKTU
KEBERHASILAN JAWAB
1. Kurang optimal Untuk mencegah 1. Melakukan sosialisasi tentang pembuatan Dilakukannya 1 Kamis, 15 April 1. ATK ± Ilham Wahyudi
pembuatan PAK (PAK kesalahan dalam PAK yang kurang : Kepala Bidang pembuatan PAK yang 2019 (10.00) 100.000,
tidak lengkap) pembuatan asuhan keperawatan, Ketua Komite Keperawatan. kurang oleh kerjasama 2. Jum’At 16 April - Anggota :
keperawatan dengan nilai 2. Membuat draf PAK untuk ruang Nuri antara pihak rumah 2019 (10.00) 2. Percetak Rudianor
capaian 100 % PAKit dan mahasiswa an ± Ratna Windari
stase manajemen dan 60.000,- Endah Sepiana
dapat Wati
diimplementasikan Muhammad Aulia
diruangan Azwar

2. Kurang optimal upaya Untuk mencegah resiko 1. Melakukan sosialisasi tentang jenis obat Dilakukannya 1. Kamis, 15 April 1. Bingkai Puspita Wulandari
penanggulangan resiko kesalahan pemberian obat High Alert : Apoteker pembuatan poster obat 2019 (10.00) ±
kesalahan dalam dengan nilai capaian 2. Membuat poster obat High Alert High Alert oleh 2. Jum’At 16 April 45.000,- Anggota :
pemberian obat High 100% mahasiswa stase 2019 (10.00) 2. Poster ± Mariatul Kiftiyah
Alert manajemen. dan dapat 30..000,- Rudianor
diimplementasikan 3. Tranfort Ratna Windari
diruangan asi ±
15.000,-

43
3 Kurang optimal upaya Adanya struktur pembuatan struktur organisasi akan dilakukan Dilakukannya Senin, 20 Mei 2019 1. Spanduk Rizqa Hadiyati
pembuatan struktur organisasi agar yang oleh mahasiswa/i UMB stase manajemen. pembuatan 10.00 besar 1,5
organisasi struktur peran jelas cm x 1 Anggota :
terlihat cm ± Endah
80.000,- Sevianawati
2. Bingkai Muhammad Aulia
sesui Azwar
ukuran Jabal Rahmah
±
100.000,
-

44
Hasil evaluasi penerapan PAK (instrumen ABC)
a. Instrumen A
No. Item Penilaian Persentasi
1 Pengkajian 100
2 Dignosa keperawatan 70%
3 Intervensi keperawatan 100
4 Implementasi 100
5 Evaluasi 100
Rata-rata 100
94%
Berdasarkan data pengumpulan data Instrumen A hasil
rata-ratanya adalah

b. Instrumen B
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 10 (100%) 0(0%)
2 Apakah perawat melarang anda/pengunjung merokok di 10 (100%) 0 (0%)
ruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan 10 (100%) 0(0%)
anda
4 Apakah perwat pernah menanyakan pantangan dalam hal 10 (100%) 0(0%)
makanan kepada anda
5 Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan berapa 10 (100%) 0(0%)
jumlah makanan dan makanan yang anda habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan sendiri 10 (100%) 0(0%)
apakah perawat membantu menyuapi
7 Pada saat and/keluarga anda dipasang infuse, apakah perawat 10 (100%) 0(0%)
selalu memeriksa cairan infuse/tetesannya dan area sekita
pemasangan jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalammi kesulitan buang air 10 (100%) 0(0%)
besar apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan,
sayuran, minum yang cukup dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluaga anda buang air 10 (100%) 0(0%)
besar/buang air kecil, apakah perawat memasang
sampiran/selimut, menutup pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda selalu dijaga 10(100%) 0(0%)
kebersihannya dengan disapu/dipel setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak licin, tidak 10(100%) 0(0%)
berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi dalam 10(100%) 0(0%)
keadaan istirahat total apakah dimandikan oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat jika tidak 10(100%) 0(0%)
mampu memgosok gigi, membersihkan mulut atau mengganti

45
pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti setiap kotor 10(100%) 0(0%)
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari kurang 10(100%) 0(0%)
bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah PAKit, apakah 10(100%) 0(0%)
perawat memberikan penjelasan tetang fasilitas yang tersedia
dan cara penggunaanya. Peraturan/tat tertib yang berlaku di
rumah PAKit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat 10(100%) 0(0%)
memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat 10(100%) 0(0%)
mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi sore
maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat 10(100%) 0(0%)
memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 10(100%) 0(0%)
21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat yang 10(100%) 0(0%)
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu member penjelasan sebelum 10(100%) 0(0%)
melakukan tindakan perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 10(100%) 0(0%)
memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu 10(100%) 0(0%)
menyiapkan/meminumkan obat
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan 10(100%) 0(0%)
penjelasan tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan
lanjutan setelah andakeluarga anda diperbolehkan pulang

c. Instrumen C
SP: Sangat Puas P:Puas CP: Cukup Puas TP:Tidak Puas STP:
Sangat Tidak Puas

No Pertanyaan SP P CP TP STP
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan 0 ( %) 30 50( 20 0 (%)
(%) %) (%)
yang saudara lakukan
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 5(%) 65(%) 30( 0(%) 0(%)
%)
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pendidikan 10(%) 75 15( 0(%) 0(%)
(%) %)
saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi 20(%) 80(%) 0(%) 0(%) 0(%)
atau kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 15(%) 65(%) 15( 5(%) 0(%)
%)
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 90(%) 10(%) 0(%) 0(%) 0(%)
mandi, kantin, parker
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan 80(%) 20(%) 0(%) 0(%) 0(%)
ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan

46
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau keselamatan 15(%) 65(%) 15( 15( 0(%)
%) %)
kerja
9 Perhatian institusi rumah PAKit terhadap saudara 50(%) 20(%) 30( 0(%) 0(%)
%)

10 Hubungan antara karyawan dalam kelompok kerja 100( 0(%) 0(%) 0(%) 0(%)
%)

11 Kemampuan dalam bekerja sama antar karyawan 80(%) 20(%) 0(%) 0(%) 0(%)

12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 100( 0(%) 0(%) 0(%) 0(%)
%)

13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang 80(%) 20(%) 0(%) 0(%) 0(%)
pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja 90(%) 10(%) 0(%) 0(%) 0(%)
dengan penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervise/pengawas dalam membuat 60(%) 30(%) 10( 0(%) 0(%)
%)
keputusan
16 Perlakuan atasan selama bekerja di sini 65(%) 35(%) 0(%) 0(%) 0(%)

17 Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri 50(%) 30(%) 20( 0(%) 0(%)
%)
dalam menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja 65(%) 35(%) 0(%) 0(%) 0(%)
melalui pelatihan atau pendidikan tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih tinggi 70(%) 20(%) 5(%) 0(%) 0(%)

20 Kesempatan membuat suatu prestasi dan 90(%) 5(%) 5(%) 0(%) 0(%)
mendapatkan kenaikan pangkat

Instrumen C Kepatuhan Sesuai SOP


No Judul SOP Perawat 1
1 SPO Suntik 100 %
2 SPO Mencuci Tangan 100 %
3 SPO Prosedur Pemberian Obat 100 %
Mata
4 SPO Hand Hygiene 100 %
5 SPO APD (Alat Pelindung Diri) 100 %
Persentasi

47

Anda mungkin juga menyukai