Anda di halaman 1dari 25

A.

LATAR BELAKANG

Pemerintah yang baik yaitu pemerintahan yang berorientasi


kepada kepentingan negara dan masyarakat yang
mengembangkan dan mererapkan nilai - nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. ASN
merupakan salah satu piranti utama dalam mewujudkan cita-cita
bangsa yang tertuang pada alinea 2 dan 4 pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 yaitu Negara yang merdeka, berdaulat adil
dan makmur, melalui cara memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia. Untuk dapat mewujudkan tujuan nya maka ASN
harus melaksanakan fungsinya sebagai pelayan publik, pemersatu
bangsa dan pelaksana kebijakan publik di berbagasi aspek
kehidupan.
Dalam rangka membentuk ASN profesional yang
berkarakter, yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap
perilaku bela negara, nilai – nilai dasar PNS, dan pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta menguasai
bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sehingga pelayan masyarakat maka
perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar Calon
PNS, sesuai dengan tujuan dan sasaran Peraturan Lembaga
Administrasi Negara (LAN) Nomor 25 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan III.
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang
dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pelayanan
kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua
kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia
dan tingkat sosial yang menyadari pentingnya kesehatan akan

1
datang memeriksakan kesehatannya di tempat penyelenggara
medis, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter, perawat,
bidan dan petugas medis lainnya.
Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon,
merupakan rumah sakit tipe B dan telah ditetapkan sebagai rumah
sakit rujukan regional, serta sebagai rumah sakit pendidikan utama.
Rumah sakit ini memiliki pelayanan dan fasilitas kesehatan
terlengkap di kota cirebon. Seiring dengan adanya pandemi Covid-
19 yang menyebar di seluruh belahan dunia, pada bulan Maret
2020 rumah sakit ini menerima rujukan dan merawat pasien Covid-
19 untuk regional Cirebon. Namun dalam perjalanannya di tahun ini
juga, kunjungan pasien IGD di rumah sakit Gunung Jati semakin
menurun. Mulai dari bulan Januari 2020 sebanyak 3754 kunjungan,
di pertengahan tahun yaitu bulan Juni sebanyak 1778 kunjungan
dan akhir tahun bulan Desember sebanyak 1533 kunjungan,
bahkan jumlah terendah terdapat pada bulan Oktober yaitu
sebanyak 1305 kunjungan. Hal ini tentu dipengaruhi dari berbagai
faktor, mulai dari sistem/kebijakan, SDM, sarana dan fasilitas,
faktor masyarakat, dan faktor mutu pelayanan di IGD.
Adanya isu tersebut perlu digali lebih lanjut agar dapat
ditemukan solusi sehingga rumah sakit Gunung Jati dapat tetap
mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang profesional dan
bermutu terutama di wilayah cirebon, sehingga tentunya membantu
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
terutama di bidang kesehatan.

2
B. TUJUAN, MANFAAT DAN RUANG LINGKUP

1. Tujuan
Penulis mampu mengiternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA
(Akuntablitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan di IGD
RSUD Gunung Jati sehingga bisa memberi kontribusi visi, misi,
dan nilai di RSUD Gunung Jati.

2. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar ASN adalah
sebagai berikut :
a. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
b. Bagi instansi
Membantu Optimalisasi pelayanan kesehatan di IGD RSUD
Gunung Jati.
c. Bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pelayanan kesehatan
dan fasilitasdi IGD RSUD Gunung Jati..
d. Bagi Pemerintah
Membantu walikota dalam penyelenggaraan pemerintah kota di
bidang teknis kesehatan dengan metode atau cara penyembuhan
maupun pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

3. Ruang Lingkup
Kegiatan ini terdiri dari menyusun rancangan aktualisasi,
mempersentasikan rancangan aktualisasi, melaksanakan aktualisasi,

3
menyusun laporan aktualisasi dan mempersentasikan laporan kegiatan
aktualisasi yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) serta
peran dan kedudukan PNS di dalam NKRI.
Pelaksanaan aktualisasi (habituasi) ini dilaksanakan pada saat off
kampus selama 30 hari di mulai dari tangga 20 Mei sampai 9 Juni
2021. Kegiatan aktualisasi dilakukan di IGD RSUD Gunung Jati
Cirebon.

4
C. PROFIL INSTANSI
Sejarah Rumah Sakit
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota
Cirebon, awalnya diajukan oleh Dewan Kota pada tahun 1919 dan
kemudian pada tanggal 14 Maret 1920 dilaksanakan peletakan batu
pertama pembangunan gedung rumah sakit yang terletak di Jalan
Kesambi. Rumah sakit selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal
31 Agustus 1921 oleh De Burgermeester Van Cheribon "J. H Johan",
sehingga tanggal 31 Agustus 1921 ditetapkan sebagai hari lahir RSUD
Gunung Jati Kota Cirebon. Pembangunan rumah sakit pada waktu itu
dinilai sangat mewah dan mahal, biayanya adalah f.544.00,- (lima
ratus empat puluh empat gulden) yang diperoleh dari Gemeente Van
Cheribon ditambah dana dari pabrik gula sewilayah Cirebon serta dana
para dermawan. Rumah sakit mulai berfungsi pada tanggal 1
September 1921 sebagai Gemeemtelijk Ziekenhuis dengan nama
"Oranje Ziekenhuis", dibawah pimpinan dr. E. Gottlieb sebagai kepala
rumah sakit yang pertama.
Rumah Sakit "ORANJE" pada saat itu mempunyai kapasitas 133
tempat tidur yang terdiri dari ruang direktur, ruang tata usaha, ruang
portir, ruang apotek, ruang poliklinik, ruang laboratorium, ruang kamar
bedah, ruang dapur, ruang cucian, ruang generator listrik, kamar
mayat, ruang zuster-huis, ruang hooftzuster-huis, asrama putri,
ruangan rawat dengan kapasitas 133 tempat tidur yang terbagi
menjadi 7 tempat tidur kelas 1, 16 tempat tidur kelas 2, 24 tempat tidur
kelas 3, 56 tempat tidur kelas 4, 16 tempat tidur untuk penyakit
setengah menular dan 16 tempat tidur untuk penyakit menular. Data
mengenai perkembangan selanjutnya antara tahun 1922-1929 didapat
dari buku peringatan 50 Tahun Kota Besar Tjirbon, yang
mengutarakan perkembangan jumlah hari perawatan dari 4 macam
kelas perawatan dari tahun 1922 sampai 1929. Perkembangan

5
selanjutnya antara tahun 1930 sampai dengan 1940 tidak banyak
diketahui.
Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon Sebagai


Rumah Sakit Rujukan Terdepan Di Jawa Barat Tahun 2023 .

Misi

1. Meningkatkan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien;


2. Meningkatkan pemenuhan Sarana Prasarana dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas;
3. Meningkatkan Mutu Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon
sebagai Rumah Sakit Pendidikan.

Moto

1. CERIA = Cepat, Ramah dan Ilmiah


2. Melayani Dengan Hati

Nilai

1. Jujur
Merupakan kekuatan moral seluruh pegawai RSUD Gunung Jati
Kota Cirebon sebagai individu yang unggul berkualitas dalam
melaksanakan tugasnya melayani masyarakat dan memajukan
RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
2. Profesional
Berkinerja dengan berbasis kompetensi dan dengan penuh rasa
tanggung jawab, sesuai dengan sistem dan panduan yang berlaku.
3. Berani
Berani melangkah, berani mengambil keputusan, berani beresiko
dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan ketentuan dan
aturan yang berlaku.

6
Perkembangan RSUD Gunung Jati
1921 31 Agustus 1921, awal berdirinya RSUD Gunung Jati
1979 20 Februari 1979, menjadi RS tipe C
1987 21 Januari 1987, menjadi RS tipe B
1999 21 April 1999, peresmian RSUD tipe B pendidikan oleh
Gubernur Jawa Barat
2011 2 Agustus 2011, akreditasi 16 pelayanan
2013 10 Juni 2013, ditetapkan menjadi rumah sakit
pendidikan utama oleh Menteri Kesehtana
2014 Ditetapkan menjadi rumah sakit rujukan regional Jawa
Barat bagian Timur
2015 Meraih akreditasi Paripurna versi 2012
2016 8-9 Desember 2016, survei verifikasi akreditasi
2017 5-6 dan 13 Desember 2017, survei verifikasi akreditasi
dan akreditasi terfokus
2019 29 Juli 2019, meraih akreditasi Paripurna SNARS Edisi I
Tabel 1. Perkembangan RSUD Gunung Jati

Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi RSUD Gunung Jati


Adapun kedudukan dari RSUD Gunung Jati Kota Cirebon adalah
sebagai berikut: kedudukan Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati
Kota Cirebon kelas B Pendidikan merupakan unsur pendukung otonomi
daerah di bidang kesehatan, dipimpin oleh seorang Direktur, berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah.Selain kedudukan, Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai
Tugas Pokok yaitu, organisas dan Tata Kerja RSUD Gunung Jati
membantu walikota dalam penyelenggaraan pemerintah kota di bidang
teknis kesehatan dengan metode atau cara penyembuhan maupun
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu melalui kegiatan
promotof, preventif, kuratif, dan rehabilitative serta melasnakan upaya
rujukan dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan sesuai dengan
fungsi sebagai Rumah Sakit yang digunakan temat pendidikan
Fungsi dari RSUD Gunung Jati Kota Cirebon adalah sebagai berikut:

7
1. Pelaskanaan pelayanan medis.
2. Pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis.
3. Pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4. Pelaksanaan pelayanan rujukan.
5. Pelaksanaan pelayanan pedidikan dan pelatihan.
6. Pelaksanaan pelayanan penelitian dan pengembangan.
7. Pelaksanaan pelayanan pelayanan administrasi umum dan
keuangan.

Struktur Organisasi
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Deawan Pengurus BLUD
yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas yaitu organ BLUD yang
bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD yaitu
Komite profesi. Komite profesi yaitu kelompok tenaga profesi yang
keanggotaanya dipilih dari anggota. Staff profesi yang bersangkutan
antara lain:
1. Komite Medik yaitu kelomppok tenaga professional yang
mempunyai tugas membantu Direktur dalam menyusun
pelayanan medic dan pelayanan lain dan membantu
melaksanakan pembinaan etika profesi anggota Staf Medik
Fungsional (SMF) Mengembangkan program pelayanan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
2. Komite Keperawatan adalah kelompok profesi dan bidan yang
anggotnya terdiri dari para perawat dan bidan, mempunyai tugas
membantu Direktur dalam menyusun standar keperawatan dan
pembinaaan etika profesi keperawatan.
3. Staf Medik yang selanjutnya disebut SMF adalah kemompok
dokter yang bekerja pada Instalasi dalam jabatan fungsional,
mempunyai tugas melaksanakan diagnosis, pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan,

8
penelitian dan pengembangan serta dalam melaksanakan
tugasnya Staf Medik Fungsional dikelompokkan sesuai dengan
Keahliannya.
4. Staf Keperawatan Fungsional yang selanjutnya disebut SKF
adalah kelompok perawat yang bekerja pada instalasi dala
jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan asuhan
keperawatan dari mulai pengkajian, merumuskna diagnose
keperawatan, intervensi, implementasi sampai evaluasi,
pencegahan akibat penyakit, peingkatan dan pemulihan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan serta dalam melaksanakan
tugasnya staff keperawatan fungsional dikelompokkan sesuai
dengan keahlianya.
5. Staf Paramedis non Keperawatan Fungsional adalah petugas
fungsional yang bertugas di instalasi non keperawatan.
6. Tenaga non medis adalah tenaga yang bertugas di Instalasi
yang berkaitan langsung dnengan pelayanan terhadap pasien,
yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Instalasi.
7. Satuan pengawas Intern yang selanjutnya disebut SPI adalah
kelompok fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan
terhadap pengelolaan sumber daya RSUD yang ditetapkan
Direktur.
8. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang yang mendapat
legalitas dari Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu.

Jenis Pelayanan

1. IGD, rwat jalan, rawat inap


2. Ruang HCU, ICU, ICCU, NICU dan PICU
3. Pelayanan paru-paru terpadu (TB MDR, HIV, PTRM)

9
4. Pelayanan rawat inap psikiatri
5. Pusat pelayanan maternal dan perinatal
6. Pelayanan radiodiagnbostik (CT Scan, MRI)
7. Klinik khusus ODC (One Day Care) dan hemodialisa
8. Pendidikan dan penelitian
9. Bedah umum, bedah otopedi, bedah saraf, bedah plasti, bedah
anak, bedah digestif, bedah urologi, bedah mulut, dan bedah mata
10. Pusat pelayanan terpadu
11. Cath Lab
12. Klinik HOT (hematologi, onkologi dan talasemia)
13. Pelayanan geriatri
14. Klinik sakura
15. Rawat inap teratai

Data kunjungan pasien IGD RSUD Gunung Jati tahun 2020

12

10

Column2
6
Column1
Kunjungan pasien
4

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Grafik 1. Kunjungan Pasien di IGD RSUD Gunung Jati Tahun 2020

Pada awal tahun 2020 yaitu bulan Januari didapatkan jumlah kunjungan
pasien sebanyak 3754 kunjungan, kemudian penurunan mulai terjadi di
bulan April dengan jumlah kunjungan menjadi 1748, jumlah kunjungan
terendah terdapat pada bulan Oktober yaitu sebanyak 1305 kunjungan.

10
Pada akhir tahun di bulan Desember didapatkan jumlah kunjungan
sebanyak 1533 kunjungan.

D. IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN


ALTERNATIF SOLUSI

11
Rancangan aktualisasi ini di susun berdasarkan identifikasi dari
beberapa isu yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di IGD
RSUD Gunung Jati. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi
ini bersumber dari tiga aspek: (1) Whole of Goverment, (2) Pelayanan
Publik, (3) Manajemen ASN. Sumber isu yang diangkat berasal dari
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kerja Pegawai (SKP),
penugasan oleh atasan dan inisiatif saya sendiri yang sudah disetujui
oleh atasan.

Sebelumnya saya akan menjelaskan jabatan saya guna


menyusun rancangan aktulisasi. Jabatan saya adalah Dokter Umum
Ahli Pertama di RSUD Gunung Jati. Adapun uraian tugas/pekerjaan
pada jabatan Dokter Umum Ahli Pertama:

1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat


pertama
2. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter
umum
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter
umum
4. Melakukan tindakan darurat medik/petolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) tingkat sederhana
5. Melakukan kunjungan visit pada pasien rawat inap
6. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhanan
7. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
8. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
9. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
10. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
11. Melakukan pelayanan keluarga berencana
12. Melakukan pelayanan imunisasi
13. Melakukan pelayanan gizi
14. Pengumpulkan data dalam rangka pengamatan
epidemiologi penyakit

12
15. Melakukan penyuluhan medik
16. Membuat catatan medik rawat jalan
17. Membuat catatan medik rawat inap
18. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
19. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
20. Menguji kesehatan individu
21. Menjadi tim penguji kesehatan
22. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
23. Menjadi saksi ahli
24. Melakukan tugas jaga panggilan/on call
25. Melakukan tugas jaga di temppat/rumah sakit
26. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehtan
tingkat sederhana

Isu adalah situasi problematik di IGD RSUD Gunung Jati


khususnya di pelayanan kesehatan yang memerlukan solusi
berdasarkan nilai-nilai dasar PNS. Penetapan isu disaring melalui
nilai- nilai peran dan kedudukan PNS dalam NKRI, serta melalui
proses kualitas scanning dengan USG (Urgency, Seriousness,
Growth).
Adapun isu-isu yang ditemukan di IGD RSUD Gunung Jati
berdasarkan konsultasi dengan mentor antara lain:
1. Menurunnya kunjungan pasien di IGD RSUD Gunung Jati
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan
kesehatan di RSUD Gunung Jati
3. Pasien menunggu terlalu lama di IGD RSUD Gunung Jati
Langkah selanjutnya adalah penulis mengkonsultasikannya
isu yang telah terindenfikasi kepada mentor dan coach untuk
kemudian di analisis sehingga terpilihlah sebuah isu utama/Core
Issue/Isu yang diangkat.

Isu yang Diangkat

Dari identifikasi yang dikemukaan di atas, maka penulis akan

13
menentukan isu yang akan diangkat, penulis menggunakan teknik
USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah
satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik
scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut
semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Urgency, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan
melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau
tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah
masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit
untuk dicegah.
Penentuan kualitas kriteria isu dengan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dilakukan dengan pembobotan 1 sampai 5
untuk setiap kriterianya, adapun keterangan dari setiap bobot, yaitu
pada Tabel 1 :

Tabel 2

Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

14
Tabel 3

Perumusan Isu dan Penetapan Isu

No. Prioritas masalah USG Total Ranking


U S G
1. Menurunnya kunjungan 3 3 3 9 III
pasien di IGD RSUD
Gunung Jati
2. Kurangnya pengetahuan 3 4 3 10 II
masyarakat mengenai
pelayanan kesehatan di
RSD Gunung Jati
3. Pasien menunggu terlalu 4 4 3 11 I
lama di IGD RSUD Gunung
Jati

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan alat analisis USG


(Urgency, Seriousness, Growth) di atas dapat dilihat bagaimana
kualitas isu yang ada. Isu yang mendapatkan prioritas tertinggi adalah
isu final/isu (core issue) yang perlu diangkat yaitu: “Belum optimalnya
pelayanan kesehatan di IGD RSUD Gunung Jati” dan menjadi isu
yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya.
Jika isu tersebut tidak bisa segera dipecahkan maka akan
mengakibatkan/berdampak pada hal-hal sebagai berikut:
1. Apabila belum optimalnya pelayanan kesehatan di IGD RSUD
Gunung Jati, maka akan terjadi penumpukan pasien di IGD,
sehingga kunjungan pasien berikutnya tidak dapat terlayani di
IGD
2. RSUD Gunung Jati merupakan rujukan regional sehingga
akan menurunkan minat masyarakat dalam melakukan
kunjungan pemeriksaan di rumah sakit
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan alur pelayanan

15
kesehatan di IGD RSUD Gunung Jati
Berdasarkan isu yang diangkat dari isu yang diangkat, maka
gagasan pemecahan isu yang di usulkan adalah “Optimalisasi
Pelayanan Kesehatan di IGD RSUD Gunung Jati”.

16
E. RANCANGAN AKTUALISASI
RANCANGAN AKTUALISASI
Unit kerja : IGD RSUD Gunung Jati
Identifikasi isu : 1. Menurunnya Kunjungan Pasien di IGD RSUD Gunung Jati
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan di RSD Gunung
Jati
3. Pasien menunggu terlalu lama di IGD RSUD Gunung Jati
Isu yang diangkat : Pasien menunggu terlalu lama di IGD RSUD Gunung Jati
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi Pelayanan Kesehatan di RSUD Gunung Jati

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Substansi Terhadap Visi- Nilai
Mata Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 Melakukan diskusi  Diskusi Mentor dan Akuntabilitas Visi: Profesional
dengan mentor dan kegiatan dan kepala ruangan meningkatkan
kepala ruangan IGD meminta IGD mutu
pesetujuan memberikan ijin pelayanan dan
dengan mentor kegiatan keselamatan
dan kepala pasien
ruangan IGD

18
2 Melakukan  Melakukan  Mengetahui Akuntabilitas Misi: Jujur
emergency respon anamnesis keluhan Nasionalisme meningkatkan Profesional
tim kurang dari 5 singkat pasien Etika publik mutu Berani
menit  Melakukan  Mengetahui Komitmen pelayanan dan
pemeriksaan keadaan mutu keselamatan
fisik singkat umum pasien pasien
 Identifikasi  Menentukan Moto: cepat
penyakit pasien triase pasien dan ilmiah
3 Sosialisasi alur  Menjelaskan  Pasien/wali Akuntabilitas Misi: Jujur
pasien masuk IGD kategori mengetahui Nasionalisme meningkatkan Profesional
kepada pasien/wali penyakit pasien kategori Etika publik mutu Berani
kepada penyakit Komitmen pelayanan dan
pasie/wali pasien mutu keselamatan
 Menejelaskan  Pasien/wali Anti korupsi pasien
alur masuk mengetahui Moto: ramah,
sesuai kategori alur masuk cepat, ilmiah
pasien IGD dan
 Menanyakan  Pasien/wali menangani
kesedian menentukan

19
pasien/wali setuju atau dengan hati
mengikuti alur tidak setuju
IGD dengan alur
masuk IGD
yang berlaku
4 Melakukan screening  Melakukan  Mementuka Akuntabilitas Misi: Jujur
pasien IGD sesuai anamnesa dan n kategori Nasionalisme meningkatkan Profesional
SOP IGD RSUD pemeriksaan pasien (non Etika publik mutu Berani
Gunung Jati fisik lebih lanjut covid-19/sus Komitmen pelayanan dan
 Melakukan pek covid- mutu keselamatan
tatalaksana 19/terkonfir Anti korupsi pasien
emergency masi covid- Moto: ramah,
yang rasional 19) cepat, ilmiah
dan  Kegatan dan
pemeriksaan pasien menangani
penunjang teratasi dengan hati
yang sesuai  Hasil
 Melakukan pemeriksaan
konsultasi penunjnag

20
dengan yang sesuai
konsulen membantu
(dokter menegakan
spesialis diagnosis
penanggungja  Menentukan
wab) tatalaksana
lebih lanjut
 Menentukan
derajat
klinins
pasien
 Menenukan
kebutuhan
ruangan
pasien
5 Melakukan edukasi  Edukasi dan  Pasien dan Akuntabilitas Misi: Jujur
serta konseling yang konseling wali Nasionalisme meningkatkan Profesional
optimal kepada tentang mengetahui Etika publik mutu Berani
pasien dan keluarga tentang Komitmen pelayanan dan

21
penyakit pasien penyakit mutu keselamatan
 Menjelaskan pasien Anti korupsi pasien
protokol 5M dan secara Moto: ramah,
meminta agar menyeluruh cepat, ilmiah
selalu  Pasien dan dan
menerapkan keluarga menangani
dimanapun mematuhi dengan hati
pasien dan protokol 5M
keluarga pasien
berada

6 Melakukan evaluasi  Eavaluasi  Data berapa Akuntabilitas Misi: Jujur


kegiatan dengan banyak Etika publik meningkatkan Profesional
kuisioner/google pasien/wali Komitmen mutu
form memahami mutu pelayanan dan
edukasi yang Anti korupsi keselamatan
telah pasien
diberikan Moto: ramah,
oleh dokter cepat, ilmiah

22
dan
menangani
dengan hati

23
v
E
5
,b
o
c
O
m
jp
r
M
"
J
g
U
S
R
D
G
h
K
ly
P
Iu
s
a
k
if
t
n
e
d
F. FRAMEWORK RANCANGAN AKTUALISASi

G. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI

24
No. Kegiatan Pelaksanaan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
20-21 mei 22-23 mei 24 mei-30 31 mei- 6 7 juni-9
mei juni juni
1 Melakukan diskusi dengan mentor dan
kepala ruangan IGD RSUD Gunung Jati

2 Sosialisasi alur pasien masuk IGD kepada


pasien dan pendamping pasien
3 Melakukan emergency respon tim kurang
dari 5 menit
4 Melakukan screening pasien IGD sesuai
SOP IGD RSD Gunung Jati
5 Melakukan edukasi dan konseling secara
optimal kepada pasien dan keluarga pasien
6 Evaluasi dengan kuisioner

25
26

Anda mungkin juga menyukai